WARNING MATURE CONTENT! Demi kabur dari perjodohan yang sang ayah atur dengan Arash pria yang dia benci. Elma rela menjual tubuhnya sendiri kepada seorang pria yang bernama Kai. Karena Elma percaya bahwa pernikahan dengan Arash akan jauh lebih buruk daripada apa yang dia korbankan sekarang. Tanpa di duga kesepakatan yang dia buat dengan Kai berubah menjadi sesuatu yang tidak direncanakan dan malah menyeret mereka bertiga dalam sebuah pusaran konflik berbelit. Kai dan Arash siapakah yang pada akhirnya Elma pilih menjadi pelabuhan terakhirnya?
View MoreAda jeda cukup lama sebelum akhirnya Kai memutuskan untuk membuka suaranya lagi. “I am fine with it.” Elma memandang pria itu agak lama, sudut bibirnya sedikit terangkat. “Aku tidak menyangka bahwa kita memiliki kesamaan, meskipun aku tidak tahu apa alasan dibalik kebekuan hatimu,” gurau Elma.“Apa kau pikir dua orang yang terluka bisa saling mengobati? Aku menginginkanmu Sayangku, tetapi bukan berarti kau bisa terlalu dekat denganku. Seperti yang kau sering katakan, aku tidak punya hati. You can’t fix me,” sahut Kai enteng.“Tapi kau juga perlu tahu bahwa aku tidak butuh cintamu. Aku cuku puas dengan situasi kita sekarang, duduk sebagai seorang teman lalu kita bisa main gila di lain waktu. Aku masih berharap kau mau membantuku lagi hingga aku lepas dari Arash.”“Aku tidak mengerti isi kepalamu, Sayangku. Alih-alih bersama seorang pria yang punya segalanya dan reputasinya cukup baik. Kau malah memilih bersamaku disini. Apa yang membuatmu menolak pria itu?”Elma memutar ingatannya pad
Sepanjang siang, waktu yang ada mereka habiskan bersama anak-anak itu. Hanya perlu waktu singkat saja sampai Elma menjadi pusat atensi, dan semua anak langsung suka dan lengket padanya. Hal itu tidak mengherankan, sebab Kai pun adalah korban dari daya tarik memikat yang wanita itu punya.Kai memandang penuh apresiasi kepada Elma, menyadari bahwa kecanggungan yang sempat ada padanya telah menguap kini dia bisa dengan sangat natural dan santai bersama mereka.Kini Elma sudah seperti seorang volunteer yang mengajari anak-anak itu bernyanyi, bertepuk tangan, dan berbagi canda tawa bersama mereka. Kai suka melihat sisi lain dari wanita itu saat ini. Apalagi saat dia tersenyum sumringah menanggapi apa saja yang anak-anak lontarkan kepadanya. Elma tidak terlihat seperti Elma Enderson sang nona besar angkuh. Dia yang sekarang seperti dapat dia jangkau.“Paman, kau sangat beruntung punya pacar yang cantik, baik hati, dan tegas seperti dia. Lihat, hanya perlu waktu sebentar bagi dia untuk mencu
Kai lantas berdiri dari kursinya, mengambil rokok dan pematik untuk kemudian meninggalkan Elma. Dia menuju ke balkon, bersandar pada dinding sambil menatap keluar. Pria itu menyalakan rokok dan menghisap benda beracun itu dalam-dalam. Kai sebetulnya bukan seorang perokok ulung, tetapi disaat-saat tertentu dia membutuhkan nikotin yang pekat untuk menenangkannya.Kai sebenarnya enggan mengaku bahwa wanita yang menemuinya pagi ini sudah menggerakan sesuatu jauh di dalam dirinya. Ya, Kai akan mengakui bahwa dia sejujurnya memiliki sebuah hasrat terpendam padanya. Dia menginginkan Elma lebih dari sekadar menjadi pemenuh kebutuhan fisik dan seksualitas. Namun berkat hal tersebut, disaat yang bersamaan dia menjadi sangat takut untuk lebih dekat dengan Elma. Perkataan orang yang bernama Angga malam itu cukup mengganggunya dan Kai juga tidak mau merasakan pengalaman yang serupa dengan lelaki berdarah panas itu. Karena bila Elma mengecewakannya, dia merasa bahwa dia tidak akan sanggup untuk men
Elma berbaring di ranjang meski pagi telah datang. Wanita itu masih cukup lelah untuk menghadapi hari baru setelah apa yang terjadi semalam. Kedua matanya berkedip, mencoba beradaptasi dengan cahaya pagi yang masuk dari jendela. Erangan keluar dari celah bibirnya yang terbuka sebelum akhirnya memijat pelipisnya sendiri. Dia terlalu banyak minum alkohol, dan itu membuatnya sakit kepala. Bukan tanpa alasan dia minum-minum, toh terlalu banyak kejadian yang bagai mimpi buruk dan membuat Elma ingin keluar dari mimpi buruk itu segera. Tapi memang sih, alkohol hanya memperburuk situasi saja.Adu mulut dengan Arash bukan apa-apa buatnya. Justru yang membuat perasaan Elma kacau balau adalah saat Kai meninggalkannya demi menghampiri seorang perempuan. Elma bisa saja bertanya apa hubungan mereka, tetapi dia sadar diri akan situasi dan statusnya yang tidak berhak untuk bertanya dan puncak kesialannya semalam adalah dia bertemu lagi dengan Angga sampai titik pria itu hendak memukulnya.Untungnya,
“Dasar wanita jalang sialan! Kau pikir bisa mempermainkan aku begitu saja semaumu?!”Angga tampak begitu geram, pria itu kemudian melangkah mendekati Elma dengan sorot mata yang dipenuhi dengan kebencian. Kesunyian yang beberapa saat lalu Elma syukuri kini justru membuat wanita itu ketakutan. Pasalnya tidak ada siapa pun disini, dan lokasi ini terpisah dari aula pesta yang hingar bingar. Elma kini terpojok, dia tidak bisa lari kemana pun kecuali dia cukup gila untuk melompat dari lantai tiga.Dengan kasar Angga mencengkram pergelangan tangan Elma, dan secara spontan wanita itu berusaha melepaskan diri dan enggan untuk bertukar kata sama sekali. “Kenapa kau mencampakan aku begitu saja, Elma? Setelah semua hal yang telah kita lewati, apa sebegitu tidak berharganya aku dimatamu?”Elma sangat lelah dengan drama. Gelagat Angga yang seperti inilah yang membuat Elma lelah untuk memperpanjang hubungan diantara mereka. Elma pikir segalanya sudah cukup jelas saat itu, dan dia sama sekali tidak
“Lady Eleanor, saya tidak mengira bahwa kita akan bertemu disini.”Wanita yang kala itu mengenakan gaun berwarna ungu gelap menatap ke arah Kai dengan bingung. Tentu saja karena ini pesta topeng dia tidak bisa dengan jelas mengetahui siapa yang mengajaknya bicara. Namun meski begitu wanita yang disapa Eleanor tersebut memperlihatkan senyuman ramahnya kepada Kai.“Oh, siapakah pemuda tampan yang sedang menyapaku sekarang ini?” tanya wanita itu.“Apakah Anda tidak mengingat saya, Lady? Biar saya bantu kalau begitu. Apa Anda masih ingat dengan sebutan bocah kotor?”Kalimat yang terucap dari bibir Kai kontan membuat beberapa orang disekitar mereka terhenyak dan memaku pandang penuh minat. Eleanor sendiri langsung menutup wajahnya dengan kipas, gelagat tersebut sudah merupakan salah satu bentuk konfirmasi bahwa orang itu telah mengenali Kai. Tentu saja dia akan mengenalnya, sebab bocah kotor adalah panggilan wanita itu kepada dia saat Kai masih bekerja untuknya.“Oh astaga, sungguh mengeju
Elma menatap kedua mata Kai dengan penuh kejutan. Tangannya saat ini sudah berada di dalam genggaman pria itu, sementara tangan Kai yang bebas sudah berada dipunggungnya yang telanjang, membimbing si wanita berambut panjang untuk berdansa mengikuti alunan irama musik yang dimainkan di ruang pesta. Kai tampak begitu terampil mengikuti lantunan irama waltz dan terus terang Elma dibuat kagum atas kepiawaian pria itu dalam menari.“Wow, aku tidak menyangka kalau kau bisa berdansa,” ujar Elma masih belum dapat lepas dari kekagumannya terhadap Kai. Dia cukup terkesima atas kepiawaian Kai dalam menari.“Apa kamu pikir hanya orang kaya saja yang bisa berdansa seperti ini, Gorgeous?”“Ugh … kau selalu saja sarkastik,” keluh Elma.“Aku memang pria yang sinis dan sarkastik, apa kamu tidak menyadarinya sejak awal kita bertemu? ups … hati-hati Manis, jangan sampai kamu menginjak kakiku,” ujar Kai yang menyadari bahwa kakinya hampir saja jadi korban sepatu high heels lancip yang Elma kenakan, perem
“Ugh … aku tidak memikirkan situasi itu, aku rasa Arash tidak punya motif untuk melakukan hal serendah itu. Lagipula pria itu tidak punya perasaan padaku. Maksudku, dia hanya diperintah oleh ayahnya untuk bertunangan denganku. Aku dan dia tidak punya perasaan dalam sisi romansa.”“Aku ragu dia tidak berbuat apa-apa setelah apa yang terjadi malam ini. Kamu sudah memposisikanku menjadi saingannya dan aku yakin pria seperti Arash akan melakukan segala cara untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. Lagipula bila itu menyangkut perasaan mestinya kau tidak bisa mendikte-nya begitu saja.”Elma kini menatap lekat kedua mata pria itu. Mengkonfirmasi dengan serius mencari kejujuran disana pun bila beruntung mungkin Elma dapat menyelami perasaan sebenarnya dari pria ini. “Lantas apa sekarang kau sedang menjelaskan padaku bahwa kau takut, Kai?”“Ini bukan soal aku takut atau tidak, tetapi aku sedang mempertimbangkan apakah aku layak untuk terlibat dalam masalah hanya karena wanita.”Kedua mata Elm
“Begitukah? Entahlah, tapi menurutku cepat atau lambat kau sendiri yang akan merangkak padaku, Elma.”Kata-kata yang keluar dari mulut Arash dipenuhi dengan penekanan dan keyakinan. Elma sedikit merinding dibuatnya. Namun bukan Elma namanya bila dia ketakutan hanya karena sebatas kata-kata.“Oalah… begini ya, Tuan Arash yang terhormat, saya sudah memiliki kekasih. Apakah Anda sudah seputus asa itu hingga mengatakan hal tidak berdasar seperti itu di depan umum?” sahut Elma seraya menggenggam tangan Kai semakin erat. Arash baru saja memberinya sebuah ancaman, itu artinya Elma akan memberikan dia konfrontasi balasan.Arash mengalihkan perhatiannya pada Kai yang tidak angkat bicara sama sekali. Lelaki itu seolah sedang mencoba menilai Kai yang diakui oleh Elma sebagai kekasihnya. “Jadi pria seperti ini yang menarik perhatiamu?” ungkap Arash terang-terangan seolah Kai begitu rendah dimatanya.Buat Arash memang hanya tersisa dua cara untuk membuat Elma setuju dengan pertunangannya. Pertama
“Sampai kapan aku harus duduk disini? membosankan sekali! Arrghh … tulisan-tulisan ini membuatku muak!”“Mohon bersabar, Ms. Elma. Pekerjaan Anda bahkan baru dimulai.” Mya sang sekretaris tiba-tiba menyahut dan masuk ke dalam ruangan dengan setumpuk berkas baru di tangan. Elma langsung pasang muka masam, ketika berkas tersebut sudah berpindah ke meja yang telah selesai setengahnya dan kini upaya penyelesaian itu sepertinya sudah tidak lagi terlihat adanya.“Oh … ya Tuhan, kenapa kau harus membawa berkas sialan itu kemari sekarang?” keluh Elma. Sebetulnya keluhan macam itu lebih pada sisi tenang sang nona besar. Sebelumnya bahkan sang nona besar bisa mengamuk, galak, temperamental pada semua karyawan. Tetapi hari ini tampaknya dia sedikit jauh lebih rileks meski masih sesekali mengeluh ketika sedang bertugas.“Ini dokumen yang harus Anda periksa dan tanda tangani,” jelas Mya cuek, dia sama sekali tidak mengindahkan perkataan Elma sebelumnya.“Ini banyak sekali lho, Mya. Ini sudah mau ja...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments