Beranda / Romansa / Dicerai Suami Jahat, Diratukan Konglomerat / Bab 4 Orang Lain tidak Boleh Tahu

Share

Bab 4 Orang Lain tidak Boleh Tahu

Penulis: Tusya Ryma
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-26 21:32:18

Di sore hari, kondisi Danisha sudah membaik, demamnya pun sudah turun dan kepalanya tidak pusing. Ia tidak diinfus lagi karena kondisinya benar-benar sudah baik. Hanya memar di tubuh dan sedikit bengkak di tangan, itu tidak masalah. Danisha masih bisa beraktifitas seperti biasa.

"Nona! Ini pakaian untuk Anda! Mandi dan pakailah! Pak Lucas menunggu Anda di bawah!" ucap kepala pelayan yang bernama Lunie.

Tadi, setelah tuannya pulang kerja, Lunie menceritakan kondisi dan keadaan Danisha pada pria single yang sudah berusia tiga puluh lima tahun—namun belum menikah. Tuannya yang sangat kaya itu langsung memberikan pakaian yang dibawanya dari luar, lalu meminta Lunie untuk memberikannya pada Danisha dan memanggil wanita yang terpaut usia 9 tahun lebih muda darinya itu untuk turun ke bawah. Tapi bukan untuk menemui sang pemilik rumah, melainkan Lucas—asisten pribadinya—mewakilinya untuk berbicara dengan Danisha.

"Oh, ya! Terima kasih!" balas Danish sambil mengambil pakaian itu dari tangan Lunie, lalu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Setelah selesai, ia segera memakai pakaian bagus dari merek terkenal yang sudah lengkap dengan pakaian dalam, lalu turun ke bawah sesuai arahan dari kepala pelayan.

Di ruang keluarga yang nampak luas dengan lampu minimalis besar yang tergantung di atas meja, juga sofa sudut yang besar berwarna krem, duduk seorang pria yang sudah berusia 40 tahu. Dia mewakili tuannya berbicara pada Danisha. Di tangannya ada ponsel lipat besar yang sedang dipegangnya dan dia mengirim pesan pada seseorang.

"Pak!" panggil Lunie pada Lucas.

Lucas yang sedari tadi duduk di sofa pun segera menoleh. Ia melihat Lunie dan Danisha silih berganti. Lalu menyuruhnya untuk ke depan.

"Silahkan duduk!"

"Ini Pak Lucas, asisten pribadi Tuan Muda Wihaldy! Silahkan, Nona!" Lunie memperkenalkannya pada Danisha.

Setelah itu dia membantu Danisha duduk di depan Lucas, lalu kembali ke belakang setelah selesai.

Di ruangan yang dingin, yang hanya ada mereka berdua, Danisha tersenyum, lalu menunduk sambil memainkan jari jemarinya di atas paha.

Ia berkata dengan pelan, "Terima kasih, Pak! Semalam Anda sudah menolong saya! Selain itu, Anda pun mengobati saya sampai saya sembuh. Kebaikan Anda dan orang-orang yang ada di rumah ini, selamanya saya tidak akan melupakannya. Suatu hari nanti, jika Anda membutuhkan bantuan, saya akan siap membantu semaksimal mungkin!"

Danisha mengatakannya dengan tulus.

"Em! Syukurlah kalau Anda sudah sehat! Semalam yang menolong Anda bukan saya, tapi Tuan. Sekarang dia sedang pergi ke luar, ada pertemuan dengan klien. Saya mewakili beliau ingin berbicara langsung dengan Anda. Semalam Tuan menolong Anda di jalan. Tapi yang menabrak Anda bukan Tuan. Dia hanya—"

"Ah, tidak Pak! Sepertinya kalian salah paham. "Saya bukan korban tabrak lari. Melainkan ...." Danisha tersenyum kecil.

Tidak ingin mereka salah paham, tapi juga sangat menyakitkan jika harus diceritakan kepada orang lain.

"Karena tuan Anda yang menolong saya, saya pun tidak ingin kalian salah paham, jadi, saya akan berkata terus terang. Sebenarnya ... tadi malam itu saya habis dipukuli orang. Tapi itu tidak masalah. Sekarang saya sudah baik-baik saja. Saya sangat berterimakasih karena tuan anda sudah menolong saya!" jelas Danisha masih dengan menunduk.

Jika tidak dijelaskan, mereka akan mengira kalau dirinya merupakan korban tabrak lagi. Danisha tidak ingin tuan itu merasa terancam, dan Danisha pun tidak ingin pria itu dituduh sebagai orang yang menabraknya semalam.

"Hah? Di–dianiaya?" Lucas pun terkejut.

Pikirnya semalam tuannya menolong wanita yang tertabrak mobil, tapi ternyata wanita itu korban penganiayaan.

Lucas pun menyarankan, "Sebaiknya Anda lapor polisi. Biar orang itu hukuman!"

"Hehe! Tidak apa-apa! Saya bisa menyelesaikannya sendiri!" Danisha masih tersenyum. Namun kali ini air matanya tidak bisa berhenti untuk menetes.

Dengan cepat ia menyekanya dengan pakaian agar orang yang ada di depannya tidak salah paham.

"O, baiklah!" Lucas pun jadi serba salah.

"Berapa nomor telepon suami Anda? Saya akan segera menghubunginya, meminta dia untuk menjemput Anda di sini," ucap Lucas sambil membuka kembali ponselnya. Bersiap menghubungi suami wanita yang ada di depannya.

"Berapa nomornya?" tanya Lucas lagi karena Danisha tidak menjawab.

Wanita itu hanya terdiam sambil melamun.

"Nona?"

"Oh, ya!" Danisha segera tersadar. Ia pun menjawab, "83820xxxxxx. I-itu nomor mantan, eh, nomor suami saya!"

Akhirnya Danisha mengatakannya. Ia tidak ingin menyulitkan orang yang telah menyelamatkan nyawanya.

Kalau sampai orang lain tahu, Danisha yang sudah menikah pergi ke rumah pria lain dan menginap, mungkin pria ini akan disalahkan oleh semua orang. Untuk mencegah hal itu terjadi, lebih baik kalau sekarang Danisha menghubungi Bian, membiarkan suami jahatnya itu untuk menjemputnya di rumah orang kaya itu.

Benar saja, Lucas langsung menghubungi nomor tersebut. Ia bilang, dirinya menolong Danisha yang habis dianiaya orang semalam. Lucas pun meminta maaf karena baru menghubunginya sekarang setelah keadaan Danisha membaik. Setelah itu, ia menyuruh Bian untuk menjemput istrinya di rumah.

"Oke!"

Klik!

Sambung telepon pun ditutup.

"Satu jaman lagi suami Anda akan datang menjemput. Bersiaplah!" ucap Lucas setelah menutup teleponnya.

Danisha yang ada di depannya hanya tersenyum sambil mengangguk. Hatinya sungguh berat, membayangkan jika 1 jam lagi dia akan bertemu dengan suami jahat yang semalam menyiksanya. Ingin berkata tidak pun, itu tidak bisa. Permasalahan rumah tangganya, orang lain tidak boleh tahu. Apalagi ini orang asing yang belum pernah bertemu sebelumnya. Mereka tidak boleh tahu apa yang terjadi pada pernikahannya.

Bab terkait

  • Dicerai Suami Jahat, Diratukan Konglomerat   Bab 5 Janda di Malam Pertama

    Jam 6 sore, langit sudah mulai gelap. Bian datang ke rumah itu dan memarkirkan mobilnya di halaman yang sangat indah dan luas. Dari pintu utama yang tinggi dan besar, Danisha berjalan ditemani kepala pelayan menghampiri Bian. Ketika mereka bertatap muka, Bian terdiam, melihat di kening dan tangan Danisha ada plester besar yang menutupi luka-lukanya. Pakaian dan sepatu yang dipakai Danisha pun nampak mahal, padahal semalam istirnya kabur tanpa mengganti pakaian. "Dari mana saja kau, semalaman tidak pulang? Bahkan kau merusak semua tanaman yang ada di belakang rumah!" Bukannya disambut dengan baik oleh orang yang menjemputnya, Danisha malah dipelototi. Kepala pelayan yang mengantarnya pun sampai terheran-heran dengan sikap kasar Bian. "Terima kasih, Bu! Saya tidak akan melupakan semua kebaikan kalian!" Danisha tidak langsung menjawab pertanyaan Bian. Ia malah berpamitan pada kepala pelayan, lalu berterima kasih lagi untuk kesekian kalinya sebelum dirinya benar-benar pergi. "Iya

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-02
  • Dicerai Suami Jahat, Diratukan Konglomerat   Bab 6 Saya Bukan Suami Anda

    Pria di depannya ini benar-benar sudah gila. Tadi, Bian menjemput Danisha di rumah orang lain layaknya suami yang baik. Tapi sekarang, dia menurunkannya seperti akan menurunkan seekor domba dari mobilnya, sangat kasar dan arogan. Tanpa membuang waktunya lagi, Danisha pun segera membuka sabuk pengamannya, keluar dari mobil, lalu membuka bagasi belakang sesuai arahan dari Bian. Melihat ada koper hitam yang memang miliknya, Danisha langsung mengangkatnya, lalu menurunkannya ke tanah. Setelah itu, Bian benar-benar pergi. Dia mengunjak gasnya dengan kuat seperti akan menerbangkan mobil dua baris itu ke langit. Melihat mobil dan orangnya sudah pergi, Danisha pun terdiam. Ia membeku di pinggir jalan yang gelap dengan tinju yang terkepal erat di dalam pakaian. Ia pun tidak menyadari, orang yang menolongnya semalam mengikutinya dari belakang. Dan sekarang dia sedang memperhatikannya dari jarak yang tidak terlalu jauh. "Ah, sudahlah! Lebih baik seperti ini. Dia pergi aku pun pergi

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-03
  • Dicerai Suami Jahat, Diratukan Konglomerat   Bab 7 Dasar Bodoh

    "Hah?" Wihaldy mengerutkan kening. Wanita disampingnya bertanya, apa dia akan menculiknya? "Nona! Saya bukan penculik! Kalau diculik pun, Anda sudah saya ikat di belakang!" "Lalu ... kenapa kau membawaku dari bar? Di sana masih ada temanku, loh! Bukankah kita tidak saling mengenal?" tanya Danisha dengan mulut yang dikerucutkan ke depan. Matanya setengah menyipit, menatap pria di sampingnya sambil mencondongkan tubuhnya ke arah pengemudi. Sedikit lagi mereka akan bersentuhan. Orang mabuk memang sangat bodoh. Sudah tahu mereka tidak saling mengenal, tapi Danisha terus saja mendekatinya. "Nona!" panggil Wihaldy sambil menoleh ke samping. Seketika ia beradu pandang dengan mata indah nan cantik dengan wajah imut Danisha dari jarak yang sangat dekat. Detik berikutnya, Wihaldy segera menarik pandangannya kembali. Dengan pelan berkata, "Tadi ada mantan suami Anda di bar!" "Hah, mantan suami? Siapa? Bian maksdumu?" tanya Danisha dengan malas. Ia pun menarik tubuhnya kembali, duduk di k

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11
  • Dicerai Suami Jahat, Diratukan Konglomerat   Bab 8 Kau Mabuk, tapi Malah Menciumnya

    Di pinggir jalan yang sepi, hawa panas memenuhi seisi mobil dengan uap yang menutupi kaca. Danisha yang sudah tak berdaya di bawah tubuh seorang pria pun tiba-tiba menghentikan ciuman pria itu. "Sekarang kita ada di jalan! Aku tidak ingin seseorang melihat kita!" Danisha masih trauma. Ia tidak ingin seseorang memotret dirinya, lalu fotonya disebar luaskan seperti yang Bian terima kemarin. "Apa kita pindah saja?" tanya Wihaldy yang di hatinya sangat enggan untuk berhenti. Permainan sudah sejauh ini, dan di bawah perutnya sudah sangat sesak, kalau tiba-tiba berhenti rasanya tidak enak. Tidak ada cara lain, permainan sudah sangat panas, pakaian bagian atas pun sudah sama-sama dilepas, mereka harus pindah tempat untuk melanjutkan, atau menyudahinya sekarang juga sebelum orang lain memergoki. "Enh" Danisha mengangguk dengan napas yang terengah. Padahal awalnya Danisha hanya ingin berterima kasih karena pria itu sangat baik padanya. Tapi respon dari Wihaldy di luar dugaan. Pria

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-14
  • Dicerai Suami Jahat, Diratukan Konglomerat   Bab 9 Gosip Perceraian

    Di jam makan siang, Danisha yang saat ini masih diberi cuti selama satu minggu, duduk bersama Stefia—yang sedang istirahat—di sebuah kafe yang tidak jauh dari kantor tempat kerja mereka. Sebelumnya, Danisha sudah menghubungi Stefia melalui telepon yang ada di kamar, meminta teman baiknya itu untuk datang ke kamar hotel sambil membawa sweater besar, juga tas dan dompetnya yang semalam tertinggal di bar. "Sebenarnya semalam kau pergi dengan siapa? Katanya ke toilet, tapi malah menghilang. Pria yang duduk di depan kita bilang, kau pergi bersama temannya. Semua tagihan kita dibayar oleh orang yang bersamamu. Sha, sebenarnya mereka itu siapa?" tanya Stefia dengan heran. Di depannya, Danisha yang masih mengenakan pakaian yang kemarin, namun sekarang sudah memakai sweater, terdiam sambil mengaduk minumannya menggunakan sedotan. Padahal dirinya ingin melupakan kejadian semalam, tapi teman baiknya ini malah membahasnya. "Serius, Sha! Yang duduk di depan kita itu benar temanmu atau buk

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-19
  • Dicerai Suami Jahat, Diratukan Konglomerat   Bab 10 Bersama Teman Priamu

    Di sebuah restoran yang tidak jauh dari tempat kerja Danisha, Bian duduk sendiri sambil menyesap minuman yang baru dipesannya. Danisha yang baru masuk terdiam sejenak, lalu menarik napas, menegakan punggung sebelum berjalan menghampiri meja itu. "Ehem ...." Danisha berdehem sambil berdiri di depan Bian dengan perasaan yang sudah tidak karuan. Sudah 2 bulan mereka tidak bertemu, tapi rasa sakit karena tuduhan dan perbuatan kasar Bian pada Danisha masih terasa. Perasaannya masih sangat hancur dan hatinya rasa teriris. Inginnya ia tidak bertemu dengan Bian seumur hidupnya, inginnya mereka berpura-pura tidak saling mengenal dan tidak saling berbicara. Namun sepertinya itu tidak mungkin. Akan selalu ada alasan yang membuat mereka saling berkomunikasi. "Duduklah!" ucap Bian acuh tak acuh. Danisha pun segera duduk di depannya. Setelah itu Bian memanggil pelayan untuk memesan makanan. Sambil menunggu makanan disajikan, terlebih dulu Bian berbicara. "Kuharap kau tidak lupa dengan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-20
  • Dicerai Suami Jahat, Diratukan Konglomerat   Bab 11 Yang Tahu Hanyalah Aku

    "Apa? Kau me-melihatku di bar Venus?" tanya Bian dengan heran. Kalau Danisha bilang melihat Bian dan Rachel dengan mata dan kepalanya sendiri, itu artinya malam itu Danisha juga ada di bar Venus. "Danish! Apa kau juga pergi ke bar 2 hari setelah kita menikah?" tanya Bian dengan penasaran, namun dengan nada yang terdengar mengintrogasi. Bian menggunakan kata "Menikah" untuk menghakimi Danisha yang pergi ke tempat hiburan setelah mereka bertengkar di malam pertama. Padahal pertengkaran itu membuat hubungan mereka berakhir. Bian sudah mengucapkan kata perpisahan membuat Danisha menjadi janda di malam pertama. Namun di saat seperti ini, Bian malah tidak mau mengakuinya. "Dengan siapa kau pergi ke bar malam itu?" tanya Bian karena Danisha tidak menjawab pertanyaannya. Wanita di depannya malah asyik menyantap hidangan yang sudah tersaji di atas meja dengan ekspresi yang sangat baik. Seolah tidak mendengar apa yang Bian tanyakan. Waktu itu Danisha tahu dari Stefia. Teman baiknya i

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27
  • Dicerai Suami Jahat, Diratukan Konglomerat   Bab 12 Nomor Siapa?

    "Hey, kau!" tunjuk Bian pada Wihaldy. "Nanti sore sepulang kerja, kita bertemu di kafe Fun! Aku tunggu!" ucap Bian sambil menahan amarahnya. Daripada ribut di restoran itu, lebih baik Bian mengajak Wihaldy bertemu dan berbicara empat mata di suatu tempat. Bian akan memperingatkan pria kaya itu untuk tidak mendekati Danisha lagi. "Oke!" jawab Wihaldy sambil melepaskan pelukannya. Setelah itu, Bian keluar dari restoran dengan langkah cepat. "Uhuk, uhuk, uhuk!" Danisha tersedak oleh air liurnya sendiri. Tadi yang memesan semua makanan di meja itu adalah Bian. Namun, sekarang dia pergi, sedangkan semua makanan yang ada di mejanya belum dia dibayar. "Ah, bagaimana ini?" 'Bagaimana aku membayarnya?' Jangankan untuk membayar makanan di restoran yang harganya sangat mahal, untuk biaya hidup sehari-hari pun Danisha sudah kesusahan. "Sha!" Dari arah pintu belakang, tiba-tiba seseorang memanggilnya. Ketika dilihat, ternyata itu adalah Stefia. Danisha pun segera melamba

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06

Bab terbaru

  • Dicerai Suami Jahat, Diratukan Konglomerat   Bab 33 Pembohong Kecil

    Saat ini Danisha sedang berada di tempat karaoke dengan jadwal "karaoke keluarga" yang beroperasi dari jam 14:00 sampai jam 24:00. Walau ia tidak melakukan apapun dengan pria lain di tempat itu, tapi Danisha tetap ragu dan takut untuk berkata terus terang pada Wihaldy.Akhirnya Danisha menelepon balik.Baru satu detik memanggil, dari seberang telepon langsung terdengar suara. Dia menyapa dan bertanya pada Danisha."Halo! Sayang, kau di mana?""Eh ...." Danisha menjadi gugup. Ia balik bertanya pada Wihaldy. "Maaf tadi kau menelepon, ya?"Terdiam beberapa saat, selanjutnya Wihaldy mengiyakan. "Emh, ya! Sayang masih ada di kantor? Mau aku jemput?""Ah, ti-tidak usah! Aku pulang bareng Stefi," balas Danisha dengan pelan sambil menatap kiri dan kanan.Ia penuh waspada melihat sekitar—di samping pintu ruangannya.Di lorong yang terdapat banyak pintu, hawanya terasa hening dan sepi, perasaan Danisha pun sangat tidak enak. Entah karena dirinya sedang berbohong, atau karena Wihaldy ada di sebe

  • Dicerai Suami Jahat, Diratukan Konglomerat   Bab 32 Tampil Cantik

    Hari berikutnya, tepatnya di hari Senin, Danisha berangkat ke kantor dengan cantik dan ceria. Ia merias sedikit wajahnya, rambut dibiarkan terurai panjang dengan gelombang besar yang dibuat menggunakan alat. Tubuh rampingnya dibalut dengan pakaian yang sangat bagus yang sebelumnya tidak pernah lagi dipakai setelah perpisahannya dengan Bian. Awalnya, hidup Danisha terasa sulit setelah perpisahannya dengan sang suami yang baru menikah beberapa jam. Menjalani hari-hari pun terasa berat dan rasanya ingin menyerah saja. Tapi sekarang, setelah ada orang baru yang masuk ke dalam hidupnya, dirinya kembali bersemangat. Ia sangat bahagia, rasanya ingin selalu tampil cantik dan membuat prianya kagum. "Hai Stef ..." sapa Danisha dengan riangannya. Ia terlihat ceria masuk dan menyapa Stefia yang sudah duduk di mejanya, namun dengan raut yang cemberut. "Ada apa denganmu? Apa kau sakit?" tanya Danisha yang langsung mengubah ekspresinya menjadi serius. Danisha pun mendekat, menghampiri rekan

  • Dicerai Suami Jahat, Diratukan Konglomerat   Bab 31 Malam yang Indah

    "Hehe. ..." Wihaldy malah tersenyum sambil menarik tangan Danisha dari mulutnya. "Ya sudah, kau tidak bilang apapun! Aku saja yang terlalu percaya diri kalau kau sebenarnya sangat peduli terhadapku!" ucap Wihaldy dengan sedikit bercanda, namun dengan suara yang sangat pelan dan menggoda. Ia pun menunduk, menatap Danisha dari jarak yang sangat dekat. "Ah, ti-tidak! Siapa yang ped—" Tidak ingin mendengar pembelaan bohong dari Danisha, Wihaldy segera mengecup bibirnya. "Eh ...." Hal itu membuat Danisha terkejut. Ia langsung menutup mulutnya sendiri dengan tangan, seolah melarang Wihaldy untuk mendekatinya lagi. "Danish, aku ingin berbicara serius denganmu. Selama ini, kau sudah kuanggap sebagai orang terdekatku. Selain kau, tidak ada wanita yang dekat denganku. Tidak ada wanita lain yang kepedulian. Tidak ada juga wanita yang kuistimewakan. Jujur saja, aku menyukaimu. Bukan karena kita pernah tidur bersama, tapi ... jauh sebelum itu pun aku sudah tertarik kepadamu. Maukah kau menj

  • Dicerai Suami Jahat, Diratukan Konglomerat   Bab 30 Akulah yang Bersalah

    Di kamar yang sangat luas dengan dinding kaca dan tirai yang terbuka, menampakan pemandangan kota yang sangat indah, Danisha perlahan masuk ke dalam kamar mengikuti pria di depannya.  "Duduklah! Akan kupesankan minuman hangat untukmu!" ucap Wihaldy sambil berjalan menuju meja kecil yang terdapat saluran telepon di pojok ruangan.  Dia akan memesan sesuatu ke kamarnya sesuai dengan apa yang dibilangnya pada Danisha.  "Enh, ya!" Danisha pun mengangguk.  Ia duduk di sofa panjang, terdiam menikmati pemandangan kota di malam hari yang sangat indah dan memukau dari balik kaca besar di depannya.  Entah mengapa, saat ini dirinya kebingungan. Beban di kepalanya sangat banyak sampai memenuhi semua ruang dan membuatnya lambat untuk berpikir jernih.  Awalnya Danisha berjalan keluar dari rumahnya untuk mencari udara segar dan untuk mendinginkan emosinya. Tapi sekarang, dia malah mengikuti Wihaldy ke kamar hotel.  "Apa yang aku lakukan?" gumamnya sambil membuka ponsel.  Di dalam ponselnya, wa

  • Dicerai Suami Jahat, Diratukan Konglomerat   Bab 29 Siapa yang Bertengkar?

    Waktu sudah menunjukan pukul 11 malam. Di kawasan elit namun tidak terlalu mewah itu Danisha keluar dari rumah dan berjalan menuju gerbang utama perumahan. Awalnya, Danisha mengira bahwa kepulangannya kali ini akan sangat menyenangkan setelah beberapa bulan dirinya tidak pulang. Ia akan menjelaskan semuanya pada ayah, dan ayahnya akan memeluknya sambil berkata bahwa semuanya akan baik-baik saja. Tapi sekarang, yang terjadi malah sebaliknya. Semuanya kacau dan hati Danisha semakin hancur. "Aishhh! Sial!" makinya dengan sangat kesal. Danisha terus berjalan menyusuri trotoar jalan tanpa arah dan tujuan. "Ternyata dalang dari semua ini adalah Rachel! Dia yang membuat foto itu, lalu ... setelah semua orang percaya dia membuka kedua kakinya untuk Bian! Aishhh, sungguh menjijikan!" "Lalu ... Haldy! Dia—" Danisha terdiam. Memikirkan kembali pria baik yang selalu ada di situasi terburuknya itu ternyata bermuka dua, Danisha menjadi kesal. "Pantas saja rasanya sangat aneh! Kemarin

  • Dicerai Suami Jahat, Diratukan Konglomerat   Bab 28 Tidak Mau Berbagi Pasangan

    Seketika suasana menjadi hening. Dari arah depan, terdengar seseorang membuka pintu, lalu orang itu masuk ke dalam dan berdiri di ambang pintu ruang keluarga."Eh, Danish ... Bian, kalian juga ada di sini?" ucap pertama Rachel ketika dia baru sampai di rumah.Ini bukanlah sebuah kebetulan, di mana kedua anak perempuan di rumah itu pulang ke rumah. Rosi lah yang menyuruh putrinya pulang ke rumah ketika tadi siang Bian menga bari kalau Bian akan datang.Sebagai seorang ibu yang sangat mencintai putrinya, tentu Rosi tahu kalau dari dulu Rachel sudah menyukai Bian. Rachel berteman dengan Bian dan selalu mengajak pria itu ke rumah. Hingga pada suatu hari ketika Bian main ke rumah, dia melihat Danisha yang cantik dan polos ada di rumah. Saat itu juga Bian langsung jatuh cinta dan meminta Rachel untuk mengenalkan Danisha padanya. Saat itu, Rosi sangat tahu bagaimana perasaan putrinya yang patah hati karena pria yang dicintainya malah menyukai adik tirinya. Rosi pun ingin membantu, tapi Rache

  • Dicerai Suami Jahat, Diratukan Konglomerat   Bab 27 Wihaldy Membohongi Danisha

    Di ruang keluarga yang hening dan dingin, berkumpul lima orang dewasa yang terdiri Danisha, ayah dan ibunya, juga Bian dan Wihaldy. Mereka duduk dan menjelaskan apa yang terjadi sebelumnya."Okeh, sekarang semuanya sudah jelas, perceraian kemarin itu karena sebuah kesalahan. Bian pun sudah menyesal dan meminta maaf. Kalau mau kembali bersama pun, rasanya itu wajar-wajar saja. Apalagi menikahnya baru satu hari langsung berpisah karena emosi, sekarang dengan keadaan yang baik, semuanya bisa dimulai dari awal lagi. Dan, untuk Haldy, kau bisa melihatnya sendiri kan, Danish dan suaminya akan kembali bersama, kau pun bisa mencari wanita lain untuk dijadikan istri. Kau layak mendapatakan seorang gadis untuk menjadi istrimu!" jelas Doni panjang lebar pada Danisa dan Wihaldy.Doni tidak tahu latar belakang Wihaldy seperti apa. Tidak tahu juga kekerasan apa yang telah putrinya terima di malam pertama setelah menikah sampai dia terluka cukup parah. Yang Doni tahu saat ini ialah, menantunya yang

  • Dicerai Suami Jahat, Diratukan Konglomerat   Bab 26 Sayang, Aku Boleh di Sini, Kan?

    Perjalanan selama dua jam menuju Kota C terasa sangat lama ketika mood sedang tidak baik. Danisha pun sangat gelisah memikirkan apa yang mungkin Bian bicarakan pada ayah dan ibunya di rumah. Mungkin juga Bian bersikap baik agar ayahnya mendukung tindakannya yang ingin menikahi Danisha kembali. "Mantan suamimu ada di rumah, ya?" tanya Wihaldy yang tadi sempat mendengar pembicaraan Danisha dengan ayahnya di restoran. Wihaldy hampir mendengar semuanya, termasuk saat Danisha bilang akan pulang berama seorang pria ke rumah orang tuanya. "Tenanglah! Aku akan membantumu!" Tiba-tiba Wihaldy meraih tangan Danisha, lalu menggenggamnya dengan erat. "Eh ...." Danisha menoleh ke samping, melihat Wihaldy yang juga menatapnya. "Sebentar lagi kita akan sampai! Bersiaplah!" Wihaldy melepaskan genggaman tangannya. Lalu melihat peta yang ada di ponsel Danisha yang diletakkan di atas dashboard mobil. Tidak lama, mobil mewah yang dikendarai oleh Wihaldy pun memasuki sebuah komplek perumahan dan berhe

  • Dicerai Suami Jahat, Diratukan Konglomerat   Bab 25 Sudah Punya Pacar Lagi

    "Ka-kapan itu?" Danisha mulai mengingat-ingat. Lima tahun yang lalu, sebelum mengenal Bian dan sebelum dirinya lulus kuliah, Danisha masih ada di Kota C dan tinggal bersama ayahnya. Ketika sedang libur kuliah, Danisha pergi ke kota A dan menginap di tempat kakaknya yang sudah terlebih dulu tinggal di sana dan bekerja di tempat hiburan. Hingga di Sabtu malam ketika Danisha hendak pergi ke tempat kerja Rachel untuk mengantar barangnya yang tertinggal, Danisha melihat seseorang naik ke atas pembatas jembatan ketika dirinya ada di dalam taksi. Saat itu jalanan sangat macet, seorang pria dengan penampilan yang sangat kacau terlihat memaki dan mengutuk dirinya sendiri sambil menghadap ke arah sungai yang ada di bawah jembatan. Mungkin sebentar lagi pria itu akan loncat ke sungai. Danisha yang melihatnya pun menjadi panik. Ia meminta ijin pada sopir taksi untuk keluar, dan meminta sang sopir untuk tetap menunggunya. Danisha berlari menghampiri pria itu tanpa menghiraukan apapun. Pikirny

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status