Share

Bab 5 Janda di Malam Pertama

Author: Tusya Ryma
last update Last Updated: 2024-11-02 14:10:09

Jam 6 sore, langit sudah mulai gelap. Bian datang ke rumah itu dan memarkirkan mobilnya di halaman yang sangat indah dan luas. Dari pintu utama yang tinggi dan besar, Danisha berjalan ditemani kepala pelayan menghampiri Bian. Ketika mereka bertatap muka, Bian terdiam, melihat di kening dan tangan Danisha ada plester besar yang menutupi luka-lukanya. Pakaian dan sepatu yang dipakai Danisha pun nampak mahal, padahal semalam istirnya kabur tanpa mengganti pakaian.

"Dari mana saja kau, semalaman tidak pulang? Bahkan kau merusak semua tanaman yang ada di belakang rumah!"

Bukannya disambut dengan baik oleh orang yang menjemputnya, Danisha malah dipelototi. Kepala pelayan yang mengantarnya pun sampai terheran-heran dengan sikap kasar Bian.

"Terima kasih, Bu! Saya tidak akan melupakan semua kebaikan kalian!"

Danisha tidak langsung menjawab pertanyaan Bian. Ia malah berpamitan pada kepala pelayan, lalu berterima kasih lagi untuk kesekian kalinya sebelum dirinya benar-benar pergi.

"Iya, iya! Sama-sama! Pergilah. Jangan lupa obatnya dihabiskan agar luka Anda segera sembuh." Kepala pelayan tersenyum sambil menepuk pundak Danisha.

"Iya, Bu! Kalau begitu, saya permisi!" pamit Danisha sambil membungkuk hormat.

Setelah itu, Danisha berbalik badan, lalu masuk ke dalam mobil tanpa mempedulikan pria yang masih berdiri di samping mobil.

Setelah itu, mereka pergi.

Dari salah satu balkon yang ada di rumah mewah tersebut, seorang pria berdiri sambil melipat kedua tangannya di depan. Dia terdiam, menatap tajam pada mobil hitam yang keluar dari gerbang rumahnya.

Padahal tadi sore, sang pemilik rumah tidak benar-benar pergi seperti apa yang dikatakan oleh asisten pribadinya. Dia hanya bersembunyi di salah satu ruangan, karena tidak ingin bertatap muka dengan wanita yang sudah bersuami.

Tapi sekarang ... dia melihat sesuatu yang janggal. Pengantin baru itu nampak aneh, ada sesuatu yang disembunyikan.

***

Di perjalanan, Danisha meminta untuk diturunkan di jalan.

"Berhenti di depan! Aku bisa pulang sendiri!" pinta Danisha pada pria yang mengemudi di sampingnya.

Bian yang memang sudah sedari tadi menahan kekesalannya, sekarang semakin kesal lagi karena wanita di sampingnya terus meminta untuk diturunkan. Padahal dirinya lah yang menjemputnya pulang.

"Danish! Tidak bisakah kau berpikir normal?" tanyanya dengan mengeratkan gigi.

"Setelah apa yang kau lakukan, kau masih saja bersikap seolah dirimu tidak bersalah!" tambahnya lagi yang membuat Danisha terdiam sambil mengerutkan kening.

"Bersalah? Kesalahan apa memangnya yang telah kuperbuat?" tanya Danisha yang hatinya sudah mulai membeku.

Karena rasa sakit yang dia terima semalam dari suami yang menyebabkan dirinya terluka hingga demam tinggi, Danisha bertekad untuk membuang semua rasa cintanya yang telah tumbuh lebih dari tiga tahun untuk pria itu. Danisha akan melupakan semua kenangan indah bersama pria itu dan membuka lembaran baru dengan statusnya yang sekarang.

'Janda di malam pertama!'

"Apa?" Bian mendengus kesal. "Kesalahan apa, katamu?"

"Dasar wanita murahan!" makinya dengan tangan yang sudah terangkat ke atas di samping Danisha. Satu tangan masih memegang roda kemudinya.

Namun, detik berikutnya Bian menghempaskan tangannya dan menahan sedikit amarahnya.

"Setelah kau tidur dengan pria lain saat bersamaku, bukannya introspeksi diri, kau malah kabur dari rumah dan berlari ke pelukan pria lain. Mungkin saja tadi malam kau tidur bersama. Haha! Kau mengadu padanya telah dianiaya olehku, kan? Dasar wanita ular! Ke sana mah, ke sini mau."

"Bian! Jaga bicaramu!" Kali ini Danisha sudah habis kesabaran.

Tadi malam, dirinya masih syok karena tiba-tiba dimarahi dan ditendang oleh Bian sampai babak belur. Tapi sekarang, pikirannya sudah lebih tenang. Danisha sudah bisa membela diri atas tuduhan keji yang telah pria itu tuduhkan kepadanya.

"Pertama, kau terus menuduhku, aku tidur dengan pria lain seperti yang ada di foto itu! Kau pun memakiku, mendorongku, menendangku seperti kau menendang seekor anjing ...."

Saat mengucapkan kalimat ini, Danisha tidak bisa menahan air mata untuk tidak menetes keluar.

Kalau diucapkan kembali, rasanya sangat sakit dan hatinya begitu hancur. Perbuatan Bian padanya benar-benar sudah keterlaluan.

"Yang kedua," Danisha segera menyeka air matanya di wajah cantiknya. Lalu melanjutkan ucapannya, "kau menuduhku, aku pergi ke pelukan pria lain."

"Pria lain yang kau tuduh itu adalah orang yang menolongku, Bian!"

Saat mengingat orang baik yang semalam menolongnya, moodnya menjadi baik. Bahkan sudut bibirnya sedikit terangkat, memperlihatkan senyumnya yang manis.

Namun detik berikutnya, ekspresinya berubah menjadi dingin. "Coba kau pikir, semalam kau menyiksaku tanpa apapun. Jangankan uang untukku naik taksi, atau membayar sewa hotel, ponsel untuk menghubungi orang lain pun, aku tidak ada!"

"Tanpa uang, bagaimana aku bisa pergi ke rumah pria lain?"

"Tanpa Ponsel, bagaimana aku bisa menghubungi pria lain? Coba kau pikir, Bian!!"

Danisha terus mengatakan apa yang ada di kepalanya. Berharap, pria itu bisa mengerti dengan situasinya.

Namun, bukannya mengerti Bian malah marah. Ia memaki sambil meninju dashboard yang ada di depannya sampai tangannya sedikit terluka.

"Sudahlah! Jangan banyak bicara lagi! Semakin kau berbicara, aku semakin muak kepadamu!"

"Besok aku akan mengurus surat perceraian kita. Tunggulah!" ucap Bian dengan tegas.

"Ah, iya! Barangmu ada di bagasi. Ambilah kalau tidak ingin kubuang!" tambahnya lagi masih dengan nada yang tidak enak.

Setelah itu, Bian membanting setirnya ke samping, menginjak rem dengan kasar sampai kepala Danisha hampir terbentur ke depan.

"Aishhh! Kau!" Danisha mendengus heran.

Pria di depannya ini benar-benar sudah gila.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Dicerai Suami Jahat, Diratukan Konglomerat   Bab 6 Saya Bukan Suami Anda

    Pria di depannya ini benar-benar sudah gila. Tadi, Bian menjemput Danisha di rumah orang lain layaknya suami yang baik. Tapi sekarang, dia menurunkannya seperti akan menurunkan seekor domba dari mobilnya, sangat kasar dan arogan. Tanpa membuang waktunya lagi, Danisha pun segera membuka sabuk pengamannya, keluar dari mobil, lalu membuka bagasi belakang sesuai arahan dari Bian. Melihat ada koper hitam yang memang miliknya, Danisha langsung mengangkatnya, lalu menurunkannya ke tanah. Setelah itu, Bian benar-benar pergi. Dia mengunjak gasnya dengan kuat seperti akan menerbangkan mobil dua baris itu ke langit. Melihat mobil dan orangnya sudah pergi, Danisha pun terdiam. Ia membeku di pinggir jalan yang gelap dengan tinju yang terkepal erat di dalam pakaian. Ia pun tidak menyadari, orang yang menolongnya semalam mengikutinya dari belakang. Dan sekarang dia sedang memperhatikannya dari jarak yang tidak terlalu jauh. "Ah, sudahlah! Lebih baik seperti ini. Dia pergi aku pun pergi

    Last Updated : 2024-11-03
  • Dicerai Suami Jahat, Diratukan Konglomerat   Bab 7 Dasar Bodoh

    "Hah?" Wihaldy mengerutkan kening. Wanita disampingnya bertanya, apa dia akan menculiknya? "Nona! Saya bukan penculik! Kalau diculik pun, Anda sudah saya ikat di belakang!" "Lalu ... kenapa kau membawaku dari bar? Di sana masih ada temanku, loh! Bukankah kita tidak saling mengenal?" tanya Danisha dengan mulut yang dikerucutkan ke depan. Matanya setengah menyipit, menatap pria di sampingnya sambil mencondongkan tubuhnya ke arah pengemudi. Sedikit lagi mereka akan bersentuhan. Orang mabuk memang sangat bodoh. Sudah tahu mereka tidak saling mengenal, tapi Danisha terus saja mendekatinya. "Nona!" panggil Wihaldy sambil menoleh ke samping. Seketika ia beradu pandang dengan mata indah nan cantik dengan wajah imut Danisha dari jarak yang sangat dekat. Detik berikutnya, Wihaldy segera menarik pandangannya kembali. Dengan pelan berkata, "Tadi ada mantan suami Anda di bar!" "Hah, mantan suami? Siapa? Bian maksdumu?" tanya Danisha dengan malas. Ia pun menarik tubuhnya kembali, duduk di k

    Last Updated : 2024-11-11
  • Dicerai Suami Jahat, Diratukan Konglomerat   Bab 8 Kau Mabuk, tapi Malah Menciumnya

    Di pinggir jalan yang sepi, hawa panas memenuhi seisi mobil dengan uap yang menutupi kaca. Danisha yang sudah tak berdaya di bawah tubuh seorang pria pun tiba-tiba menghentikan ciuman pria itu. "Sekarang kita ada di jalan! Aku tidak ingin seseorang melihat kita!" Danisha masih trauma. Ia tidak ingin seseorang memotret dirinya, lalu fotonya disebar luaskan seperti yang Bian terima kemarin. "Apa kita pindah saja?" tanya Wihaldy yang di hatinya sangat enggan untuk berhenti. Permainan sudah sejauh ini, dan di bawah perutnya sudah sangat sesak, kalau tiba-tiba berhenti rasanya tidak enak. Tidak ada cara lain, permainan sudah sangat panas, pakaian bagian atas pun sudah sama-sama dilepas, mereka harus pindah tempat untuk melanjutkan, atau menyudahinya sekarang juga sebelum orang lain memergoki. "Enh" Danisha mengangguk dengan napas yang terengah. Padahal awalnya Danisha hanya ingin berterima kasih karena pria itu sangat baik padanya. Tapi respon dari Wihaldy di luar dugaan. Pria

    Last Updated : 2024-11-14
  • Dicerai Suami Jahat, Diratukan Konglomerat   Bab 9 Gosip Perceraian

    Di jam makan siang, Danisha yang saat ini masih diberi cuti selama satu minggu, duduk bersama Stefia—yang sedang istirahat—di sebuah kafe yang tidak jauh dari kantor tempat kerja mereka. Sebelumnya, Danisha sudah menghubungi Stefia melalui telepon yang ada di kamar, meminta teman baiknya itu untuk datang ke kamar hotel sambil membawa sweater besar, juga tas dan dompetnya yang semalam tertinggal di bar. "Sebenarnya semalam kau pergi dengan siapa? Katanya ke toilet, tapi malah menghilang. Pria yang duduk di depan kita bilang, kau pergi bersama temannya. Semua tagihan kita dibayar oleh orang yang bersamamu. Sha, sebenarnya mereka itu siapa?" tanya Stefia dengan heran. Di depannya, Danisha yang masih mengenakan pakaian yang kemarin, namun sekarang sudah memakai sweater, terdiam sambil mengaduk minumannya menggunakan sedotan. Padahal dirinya ingin melupakan kejadian semalam, tapi teman baiknya ini malah membahasnya. "Serius, Sha! Yang duduk di depan kita itu benar temanmu atau buk

    Last Updated : 2024-11-19
  • Dicerai Suami Jahat, Diratukan Konglomerat   Bab 10 Bersama Teman Priamu

    Di sebuah restoran yang tidak jauh dari tempat kerja Danisha, Bian duduk sendiri sambil menyesap minuman yang baru dipesannya. Danisha yang baru masuk terdiam sejenak, lalu menarik napas, menegakan punggung sebelum berjalan menghampiri meja itu. "Ehem ...." Danisha berdehem sambil berdiri di depan Bian dengan perasaan yang sudah tidak karuan. Sudah 2 bulan mereka tidak bertemu, tapi rasa sakit karena tuduhan dan perbuatan kasar Bian pada Danisha masih terasa. Perasaannya masih sangat hancur dan hatinya rasa teriris. Inginnya ia tidak bertemu dengan Bian seumur hidupnya, inginnya mereka berpura-pura tidak saling mengenal dan tidak saling berbicara. Namun sepertinya itu tidak mungkin. Akan selalu ada alasan yang membuat mereka saling berkomunikasi. "Duduklah!" ucap Bian acuh tak acuh. Danisha pun segera duduk di depannya. Setelah itu Bian memanggil pelayan untuk memesan makanan. Sambil menunggu makanan disajikan, terlebih dulu Bian berbicara. "Kuharap kau tidak lupa dengan

    Last Updated : 2024-11-20
  • Dicerai Suami Jahat, Diratukan Konglomerat   Bab 11 Yang Tahu Hanyalah Aku

    "Apa? Kau me-melihatku di bar Venus?" tanya Bian dengan heran. Kalau Danisha bilang melihat Bian dan Rachel dengan mata dan kepalanya sendiri, itu artinya malam itu Danisha juga ada di bar Venus. "Danish! Apa kau juga pergi ke bar 2 hari setelah kita menikah?" tanya Bian dengan penasaran, namun dengan nada yang terdengar mengintrogasi. Bian menggunakan kata "Menikah" untuk menghakimi Danisha yang pergi ke tempat hiburan setelah mereka bertengkar di malam pertama. Padahal pertengkaran itu membuat hubungan mereka berakhir. Bian sudah mengucapkan kata perpisahan membuat Danisha menjadi janda di malam pertama. Namun di saat seperti ini, Bian malah tidak mau mengakuinya. "Dengan siapa kau pergi ke bar malam itu?" tanya Bian karena Danisha tidak menjawab pertanyaannya. Wanita di depannya malah asyik menyantap hidangan yang sudah tersaji di atas meja dengan ekspresi yang sangat baik. Seolah tidak mendengar apa yang Bian tanyakan. Waktu itu Danisha tahu dari Stefia. Teman baiknya i

    Last Updated : 2024-11-27
  • Dicerai Suami Jahat, Diratukan Konglomerat   Bab 12 Nomor Siapa?

    "Hey, kau!" tunjuk Bian pada Wihaldy. "Nanti sore sepulang kerja, kita bertemu di kafe Fun! Aku tunggu!" ucap Bian sambil menahan amarahnya. Daripada ribut di restoran itu, lebih baik Bian mengajak Wihaldy bertemu dan berbicara empat mata di suatu tempat. Bian akan memperingatkan pria kaya itu untuk tidak mendekati Danisha lagi. "Oke!" jawab Wihaldy sambil melepaskan pelukannya. Setelah itu, Bian keluar dari restoran dengan langkah cepat. "Uhuk, uhuk, uhuk!" Danisha tersedak oleh air liurnya sendiri. Tadi yang memesan semua makanan di meja itu adalah Bian. Namun, sekarang dia pergi, sedangkan semua makanan yang ada di mejanya belum dia dibayar. "Ah, bagaimana ini?" 'Bagaimana aku membayarnya?' Jangankan untuk membayar makanan di restoran yang harganya sangat mahal, untuk biaya hidup sehari-hari pun Danisha sudah kesusahan. "Sha!" Dari arah pintu belakang, tiba-tiba seseorang memanggilnya. Ketika dilihat, ternyata itu adalah Stefia. Danisha pun segera melamba

    Last Updated : 2024-12-06
  • Dicerai Suami Jahat, Diratukan Konglomerat   Bab 13 Mematahkan Tulangmu

    Jam 5 sore, di sebuah kafe yang ada di pusat kota, Wihaldy dan Bian duduk di salah satu meja yang ada di lantai dua sambil menikmati pemandangan sore yang sangat indah. Mereka terdiam beberapa saat dengan suasana yang terasa menegang.  "Ah, ya! Seharusnya kau bisa memperlakukan istrimu dengan baik. Memanjakan dia layaknya seorang tuan putri. Kalau sudah begini, apa yang bisa kau lakukan? Kau menerima foto palsu, lalu menceraikan istrimu tanpa mendengarkan penjelasannya. Luka di hatinya pasti sudah sangat dalam. Walau kau melarangku untuk mendekatinya, tapi itu tidak akan membuatmu kembali ke sisinya!" ucap Wihaldy setelah diperingati oleh Bian.  Awalnya Wihaldy hanya ingin menyelamatkan harga diri Danisha yang terus disudutkan oleh Bian tadi di restoran. Tapi Bian malah menuduh Wihaldy sebagai pria kesepian yang memanfaatkan situasi.  "Dari mana kau tahu foto itu palsu, bahkan kau belum pernah melihatnya, kan? Asal kau tahu saja, Danish pura-pura polos untuk mendapatkan simpati d

    Last Updated : 2024-12-06

Latest chapter

  • Dicerai Suami Jahat, Diratukan Konglomerat   Bab 49 Putus

    Di pagi hari, Danisha terbangun karena kepalanya terus berdenyut. Lama kelamaan denyutan itu semakin kencang dan menyiksa.   "Aishhh!" Danisha meringis di bawah selimut, mencengkram rambutnya dan menahan rasa sakit.   Dirasa–rasa, suasana di kamar itu terasa berbeda, wanginya pun terasa asing, dan tekstur selimut dan bahannya sangat lembut dan berbeda dengan selimut miliknya yang ada di kamar.   "Eh ... ini di mana?" Danisha segera tersadar. Ia membuka mata, lalu menatap sekeliling yang nampak gelap gulita karena semua lampu dimatikan dan gorden tebal masih tertutup rapat.   "Apa semalam aku ikut dengan Stefi dan kedua pria itu?" Danisha terlentang di tempat tidur sambil mencengkram selimut di dada.   Ia mengingat–ingat kembali kejadian semalam. Setelah keluar dari tempat hiburan, dirinya dan Stefia masuk ke dalam mobil pria itu, lalu ... lalu Danisha turun di apartemen.   "Heh? Semalam aku masuk ke tempat tinggalku, bukan ke tempat tinggal pria itu ...." Danisha mulai ingat.   

  • Dicerai Suami Jahat, Diratukan Konglomerat   Bab 48 Danish Pergi

    Wihaldy mulai curiga, Danisha tidak bisa menerima telepon, tapi dia masih bisa mengirim pesan. Kalau dia sedang tidur, harusnya dia mengabaikan teleponnya tanpa bisa mengirimnya pesan. ["Sayang! Apa kau sedang berada di luar?"] tanya Wihaldy lagi karena Danisha tidak menjawab. Sedangkan pesannya sudah dibaca. Cekrek! Danisha memfoto meja dengan piring dan gelas, juga dengan botol minuman, roko dan asbak. Lampu warna-warni terlihat di fotonya karena ruangan itu sangat gelap. Setelah itu Danisha mengirim dua foto sekaligus. Satu foto itu dan yang satunya lagi foto dirinya yang sedang memegang gelas anggur. Penampilannya yang glamour pun nampak terlihat dengan gaun seksi yang memperlihatkan leher, bahu polos dan belahan dada yang rendah. Terakhir Danisha mengirim sebuah pesan, ["Nanti kuhubungi lagi!"] ["Sayang, apa kau sudah gila? Apa yang kau lakukan?"] ["Kau di mana?"] ["Cepat beritahu aku!"] ["Apa kau bersama Fay?"] tanya Wihaldy dengan panik. Namun pesannya tidak

  • Dicerai Suami Jahat, Diratukan Konglomerat   Bab 47 Biarkan Saja

    Di dalam apartemen, Danisha sudah merias wajahnya sangat cantik, rambutnya pun dikuncir kuda dengan rapi dan elegan, tubuhnya dibalut gaun seksi sepaha dengan belahan dada yang sangat rendah. Sedangkan teman baiknya sedari awal sudah memakai pakaian seksi dan riasan tebal untuk pergi bekerja di tempat karaoke. Tapi sekarang, mereka bersiap untuk pergi ke sebuah hotel bintang lima yang terletak di pusat Kota A. "Kau serius Sha, mau masuk ke dalam koper ini?" tanya Stefia dengan ragu. Pasalnya, Danisha sudah berdandan sangat cantik dengan gaun seksi yang indah, tapi akhirnya dia malah masuk ke dalam koper yang sangat besar. "Ini hanya sampai kita masuk ke dalam lift, Stef! Aku khawatir Fay akan mengikutiku kalau dia tahu aku keluar dari apartemen." Itulah yang Danisha pikirkan. Entah Fay atau Wihaldy yang sedang memantau CCTV di depan pintu apartemennya dan melihat gerak-geriknya, daripada ketahuan, lebih baik Danisha berjaga-jaga dengan bersembunyi di dalam koper saat keluar dar

  • Dicerai Suami Jahat, Diratukan Konglomerat   Bab 46 Kembali Pada Tunangannya

    Jam 8 malam, Stefia datang ke apartemen Danisha sebelum pergi ke tempat kerja. Dia melakukan hal itu atas permintaan Danisha yang sedang resah.   "Aneh bagaimana maksudmu? Haldy hanya memberikan fasilitas terbaik untukmu. Walau hanya mobil dan sopir, tapi itu sudah sangat luar biasa, Sha! Kalau aku sih, sujud syukur, tidak akan mengeluh sepertimu!" ucap Stefia setelah mendengar curhatan kegalauan Danisha tentang pacarnya.   Danisha pun mengerti dengan maksud Stefia. Namun, yang membuatnya galau bukanlah itu, melainkan sikap Wihaldy yang mendadak menjadi aneh dan misterius setelah mereka pulang kerja. Padahal dari siang, Wihaldy meneleponnya seperti biasa. Dia sendiri yang bilang kalau nanti akan menjemput Danisha ke kantornya.   "Bukan itu! Aku mengeluh bukan karena sopirnya, tapi karena ... dia memberiku sopir pribadi secara mendadak. Seolah dia tidak ada waktu untukku lagi!" jelas Danisha dengan pelan.   Walau saat ini mereka mengobrol di dalam kamar, namun Danisha masih khaw

  • Dicerai Suami Jahat, Diratukan Konglomerat   Bab 45 Jadi Aneh

      "Emh, ya sudah, tidak apa-apa! Untungnya kau punya badan yang sehat dan kuat, kau mampu menanggung semua bebanmu dengan mudah! Aku yakin, kedepannya kau akan mendapatkan pria yang baik, yang bertanggung jawab, yang akan membahagiakanmu di sepanjang hidupmu!" hibur Danisha sambil memegang kedua tangan Stefia.   Danisha memang tahu semua hal tentang Stefia. Bagaimana dia hidup dan bagaimana dia berjuang mati-matian untuk keluarga. Selain itu, dia pun selalu dimanfaatkan oleh pacarnya yang tidak bekerja. Untungnya sekarang mereka sudah putus, Stefia tidak perlu lagi mengeluarkan banyak uang untuk pria busuk itu.   "Ya, Sha! Semoga saja aku punya pacar tampan, baik, kaya, dan bisa memanjakan aku seperti pacarmu!"   "Eh, iya! Ngomong-ngomong, Fandy ke mana, ya? Sudah beberapa hari ini dia tidak masuk kerja! Apa dia sakit?" tanya Stefia, mengalihkan pembicaraan.   Danisha pun mendengarnya. Namun ia tidak tahu apa yang terjadi pada rekan kerjanya itu.   "Entahlah! Mungkin dia saki

  • Dicerai Suami Jahat, Diratukan Konglomerat   Bab 44 Lebih dari Cukup

    "Berjanjilah, Sayang!" ucap Wihaldy lagi karena Danisha hanya menoleh ke belakang, mengecup bibirnya lalu tersenyum. Menurut Danisha, tindakannya itu mengartikan bahwa dirinya sudah berjanji, tidak akan meninggalkannya apapun yang terjadi. Namun, Wihaldy tidak mengerti dengan hal itu. Dia kembali meminta, dan akan terus meminta sampai Danisha menjawab "Ya". "Sayang, berjanjilah!" rengek Wihaldy, kali ini dengan manja. Dia memeluk Danisha di dalam kolam air manas, menyandarkan dagunya di pundak ramping wanita itu sambil terus menunggu jawaban. "Hehe! Kenapa merengek seperti itu? Apa kau melakukan kesalahan?" tanya Danisha sambil tersenyum.  Melihat tingkah manjanya yang belum pernah dilihat sebelumya, Danisha malah sangat suka. Tuan Muda Wihaldy yang kaya, gagah, dan tampan, saat ini terlihat seperti anak kecil yang sedang merengek meminta permen. Sangat manis dan menggemaskan. "Tidak! Aku tidak melakukan kesalahan! Aku hanya ... khawatir, kau akan meninggalkan aku di kemudi

  • Dicerai Suami Jahat, Diratukan Konglomerat   Ban 43 Hadiah Spesial

    Di meja makan yang cukup luas dengan berbagai menu yang sudah tersaji cantik di piring, ditemani satu botol anggur mewah, juga lilin-lilin yang menghiasi, Wihaldy bersama Danisha duduk saling berhadapan. Dinner romantis ini disiapkan oleh Wihaldy khusus untuk kekasih tercintanya. "Sayang, ini pertama kalinya aku mengajakmu makan malam! Walau ini belum terlalu malam, tapi kuharap kau menyukainya!" ucap merdu Wihaldy sambil menegang tangan kanan Danisha. Dia tersenyum penuh dengan rasa cinta. "Ah, ya! Ini sungguh luar biasa. Aku tidak menyangka kau akan menyiapkan ini di sela kesibukanmu yang padat. Aku sangat menyukainya. Terima kasih!" Danisha tersipu saat mengatakan kata terima kasih. Pipinya pun sampai merah karena gugup. Sebelumnya Danisha menikah, suaminya menyiksa dan menceraikannya di malam pernikahan. Dan sekarang, Tuhan membalas rasa sakit dan air mata itu dengan kehadiran Wihaldy dan cinta pria itu yang besar. Danisha benar-benar bersyukur atas hal itu. "Ayo Sayang,

  • Dicerai Suami Jahat, Diratukan Konglomerat   Nan 42 Dinner Romantis

    Di jam istirahat, Danisha yang sudah memaafkan Stefia pergi bersama ke tempat makan yang ada di seberang gedung kantor. Mereka membicarakan banyak hal, termasuk rencana untuk mengambil pekerjaan sampingan setelan pulang kerja.  "Untuk apa uang tambahan, Stef? Gaji dari kantor sudah lebih dari cukup untuk biaya hidupmu. Tidak perlu lagi bekerja di tempat lain!" ucap Danisha sambil menyantap makanannya.  "Aku?" Stefia makan sambil mendengar pertanyaan dari teman baiknya.  "Ada sesuatu yang diinginkan keluargaku di kampung. Aku harus mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya untuk itu!" jelasnya dengan serius.  Stefia menunduk, menyantap makanannya dengan sedikit lesu.  Entah mengapa, setiap kali membicarakan keluarganya, Stefia selalu tidak bersemangat.  "Bagaimana denganmu?" tanya Stefia, mengalihkan pembicaraan.  "Sekarang Bian tinggal di tempatmu. Dia tidak akan pindah sebelum kau membayar semuanya!"  "Sha! Apa kau sanggup membayar semuanya sendiri? Tidak bisakah kau menerima tawar

  • Dicerai Suami Jahat, Diratukan Konglomerat   Bab 41 Di Luar Kendali

    Di pagi hari, Danisha terbangun di bawah selimut hangat dan di atas tempat tidur yang sangat empuk. Ia pun menggeliat, menikmati kualitas tidurnya yang sangat baik setelah tidur di kamar orang lain. "Ah, ya! Ini di rumah Haldy! Aku harus segera pulang," ucap Danisha sambil menyibak selimut, lalu turun dari tempat tidur. Di kamar itu tidak ada orang lain lagi selain Danisha. Kamar besar dengan dekorasi minimalis berwarna krem dan coklat itu nampak sepi karena sang pemilik kamar entah pergi ke mana. Padahal tadi malam Wihaldy masih tidur di samping Danisha, memeluknya dan terus mengecup kepalanya sambil memejamkan mata. Tapi sekarang, pria itu sudah tidak ada. "Taksi, aku harus segera memesan taksi! Kalau tidak, aku bisa terlambat," ucap Danisha dengan panik. Ia menatap kiri dan kanan, mencari sesuatu yang bisa dia gunakan. Di atas nakas samping tempat tidur, terlihat ada jam tangan dan ponsel yang masih menyala. Sepertinya Wihaldy baru keluar dari kamar setelah membuka

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status