Menjadi Pembantu Maduku

Menjadi Pembantu Maduku

Oleh:  Fefe  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
3 Peringkat
56Bab
6.9KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Keberangkatan Bayu ke Cina ternyata mengubah semuanya, penghianatan yang Bayu lakukan tehadap Nia ternyata berbuntut panjang hingga membuat nya menyesal. Nia memilih meninggalkan dirinya. Karma yang Bayu dapat ternyata mengubah segalanya, orang yang benar-benar mencintainya pergi, wanita yang sangat ia banggakan sebagai orang ketiga ternyata menyimpan rahasia dan kegilaan selama hidup dengannya.

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Yu Lee
semangat kak ......
2022-07-20 11:33:08
1
user avatar
SachanStory
Semangat kakak , ceritanya menarik .
2022-05-26 09:57:46
1
user avatar
Fudan Akut
bagusssssssss
2022-03-29 12:59:59
1
56 Bab

Bab 1

    Ku dekap Nia dengan hangat ke dalam pelukan ku, setelah malam hangat penuh kasih kami terakhir.Tak ada kata diantara kami, selain meresapi kehangatan yang akan berakhir dalam hitungan beberapa jam kedepan sebelum kami berpisah. Karena besok aku akan terbang ke di Cina menjalankan cabang perusahaan pusat di mana kini aku bekerja, aku dipercayakan penuh untuk mengelola perusahaan cabang tersebut. Karena itu aku harus merantau ke negeri orang. Bagaimanapun ini adalah cita-citaku sedari dulu, mengejar mimpi dan kesuksesan seperti keinginanku. Bangganya, jika semua itu terwujud dan tercapai. Ku pandang wajah cantik istriku, jujur aku tidak tega melakukan ini, tapi aku yakin ini yang terbaik. Karena ini semua untuk masa depan kami. Nia tidak melarang, meski begitu jelas terlihat ia ingin menolak keinginanku. Akan tetapi aku meyakinkan semuanya. "Kamu, akan selalu setia pada
Baca selengkapnya

Bab 2

  (Nia pov)         Seperti janji Mas Bayu, dia selalu menghubungi, aku dan Nana setiap hari. Bahkan setiap jam saat minggu-minggu pertamanya di Cina, Mas Bayu tidak bosan-bosannya menanyakan kabar kami, jujur aku sangat lega meski awalnya hati ini dihantui ketakutan jika semua janji itu bohong, tapi ku memantapkan keyakinanku mengingat kami telah menikah enam tahun. Sudah sepatutnya aku sebagai istri percaya padanya meski kami terhalang jarak. Karena jarak bukan sebuah batasan untuk tidak salah percaya. ("Apa, kabar Papa?")   Nana terlihat sangat gembira, setiap mendapatkan telpon dari Papanya dan aku turut senang karena kabar yang kami dapatkan.  ("Apa, kabar anak Papa yang cantik. Anak Papa belajar apa tadi di sekolah?")  Nana begitu gir
Baca selengkapnya

Bab 3

Nana tetap menunggu telpon dari Mas Bayu seperti yang aku katakan tadi siang, jam-jam berlalu tapi tidak ada panggilan masuk dari Mas Bayu, membuat Nana berkali-kali meremas buku gambar yang ia peluk sedari tadi. "Ini sudah larut sayang, Nana. Tidur, ya."  Nana menatapku dengan mata berkaca-kaca, hatiku benar-benar hancur saat melihat anak semata wayangku seperti ini.  "Kenapa, Papa. Tidak pernah menghubungi kita, Mama? Apa Papa sudah tidak sayang kita lagi? " "Tidak sayang, Papa hanya terlalu sibuk. Mungkin besok, Papa. akan menelpon, Kita tunggu besok,ya." "Momma, selalu mengatakan itu! Kita tunggu besok! Kita tunggu nanti malam! Tapi nyatanya! Papa sampai sekarang belum menghubungi kita!"  Suaraku hilang, untuk sekedar menenangkan Nana aku tidak mampu saat gadis kecilku mulai menunjukkan kekecewaannya. Netraku yang telah
Baca selengkapnya

Bab 4

Setelah di rumah, aku menemani Nana mengerjakan tugas di ruang tengah yang merangkap sebagai ruang tamu, karena rumah sederhana ini hanya memiliki satu lantai dengan tiga kamar, satu ruang tengah dan dapur. Aku membantu Nana mengerjakan PR dari sekolah setelah makan malam, tapi tetap sama tidak ada percakapan apapun diantara kami selain fokus pada pekerjaan rumah tersebut, sampai akhirnya konsentrasi kami teralihkan saat pintu rumah diketuk dari luar.  "Nana, tunggu sebentar,ya. Mama bukakan pintu dulu, sepertinya ada tamu sayang," Nana mengangguk kecil, aku berdiri lalu berjalan menuju pintu dan membukanya.  Aku begitu terkejut saat melihat siapa tamu yang datang, karena dia menatapku begitu nyalang.  "Poppa!"Seru nana dengan cepat ingin menghampiri dan berniat ingin memeluk Mas Bayu. "Tetap di sana! "Bentuknya 
Baca selengkapnya

Bab 5

Aku tidak tahu kami akan dibawa kemana, sementara Nana di sampingku hanya diam sambil menggenggam tangan ini dengan erat, aku tahu kata-kata kasar serta bentakan Mas Bayu pasti sangat membuat Nana taruma. Bagaimanapun aku hanya ingin kami selalu bersama.  "Ingat, Nia! Setelah kau berada di rumahku, kau harus memastikan jangan pernah Nana memanggilku, Papa! Apa lagi bersikap kita saling mengenal di depan, Mona. Istriku! Aku ingin diantara kita seolah-olah tidak saling mengenal, karena status kita di sini hanya sebatas majikan dan pembantu!" Semua penjelasan dan penekanan suara terakhirnya membuatku sadar, jika kami tetap berjarak, sehingga Nana dengan kuat meremas baju yang aku pakai.  "Kau mendengarku kan, Nia!" "Tapi kenapa, Mas!"Protesku memberanikan diri, karena aku pikir hidup kami akan kembali seperti semula.  "Bukankah kau yang memintanya! Kau siap melakukan
Baca selengkapnya

Bab 6

Nia pov       Hari-hari yang aku jalani seperti apa yang Mas Bayu katakan, jika aku harus melayani Mona istrinya.    Selama seminggu aku mulai memahami sifat Mona dan tidak jarang kewalahan menghadapinya, karena sangat mudah marah dan selalu memiliki keinginan yang aneh-aneh. Ternyata apa yang dikatakan bibi Ijah benar malam itu, jika majikannya selalu memiliki mood yang mudah berubah-ubah semasa hamil dan kini aku benar-benar diuji saat harus menuruti keinginan Mona yang selalu di luar batas.    "Aku tidak mau itu!" Tolak Mona sembari mengibaskan tangannya, saat aku masuk ke dalam kamar mereka membawakan satu piring puding yang ia minta beberapa menit yang lalu.    "Tapi ini puding yang nyonya inginkan tadi." Aku mencoba mengingatkan sembari berbuat meletakkan piring di atas meja.   Prak!    Mataku membulat saat
Baca selengkapnya

Bab 7

  Ku baringkan diriku di samping Nana setelah makan malam, karena hari ini kesabaran dan ragaku benar-benar lelah akibat keinginan tidak wajar Mona, seharian ini aku di minta melakukan apapun yang ia inginkan. Tapi tidak ada satupun yang benar hingga aku benar-benar kesal, akan tetap semua itu harus aku tahan demi tujuan awal kami kemari.    "Ma! Mama baik-baik saja kan? " Kekhawatiran Nana mengembangkan senyum ku, karena memang malam ini badanku rasanya remuk.    "Yah, Mama baik nak. "   "Apa karena nyonya Mona?"   Aku tersenyum sembari mengusap sayang pipi Nana.    " Yah …, untung saja ada Bibi Ijah, dia selalu menolong Mama."   "Nenek ijah memang sangat baik, Nenek juga selalu menemani nana di sini. " Ocehan Nana cukup membuat rasa lelah ku berkurang, karena hanya ini hiburan ku selama ini, mengingat Nana untuk sementara waktu a
Baca selengkapnya

Bab 8

              Bagai disambar petir, aku benar-benar tidak menyangka jika mas Bayu memiliki pemikiran kotor terhadapku, karena selama ini aku selalu setia menunggunya.    "M_mas! "Aku tergagap karena semuanya benar-benar di luar ekspektasi ku selama ini.    "Kenapa hah! Aku benar kan, Nia! Jika selama aku di Cina kau pasti bermain gila dengan pria lain!"   Tuduhan yang ia lontarkan benar-benar membuat mentalku lemah, bahkan aku tidak bisa bergerak selain menuruti apa keinginannya.  "Uhh …, a_aku tidak seperti itu. Cukup hentikan mas! Sakit." Rintihku menahan nyeri setiap gerakan kasarnya merenteti tubuh ini. Bahkan ini untuk pertama aku diperlakukan dengan kasar saat dia menuntut haknya. "Dasar jalang! Kau selalu berbohong padaku! Katakan jika kau selalu berselingkuh dibelakangku, Nia!"  
Baca selengkapnya

Bab 9

  "Sudah Mama katakan, sayang! Mama baik-baik saja." Keyakinan sembari menggenggam tangan mungilnya.    "Tapi wajah Mama pucat."   Akhirnya aku tidak bisa mengelak, karena percuma. Nana pasti tahu apa yang aku alami.    "Hanya kelelahan, Nana tahu seperti apa pekerjaan Mama kan?" Ku cubit gemas pipi Nana, karena mata cantiknya tidak putus memandangku.    "Nana sangat khawatir dengan kesehatan, Mama! Apa besok Nana boleh membantu pekerjaan Mama? "   Aku benar-benar terbaru dengan ketulusannya, saat ingin membantu. Seketika setitik beban yang aku rasakan berkurang saat melihat wajah polosnya, karena hanya Nana penyemangat dan kekuatan ku kini setelah semua yang terjadi hingga kami terperangkap di dalam rumah ini. Meski Nana tidak mengetahui apa yang telah aku alami selama di sini.    "Tidak perlu, sayang! Ada Nenek Ijah yang sel
Baca selengkapnya

Bab 10

  Bruukk!      "Ughh! " Aku terpojok di dinding setelah leherku di cengkraman kuat oleh mas Bayu lalu menyudutkanku di tembok, hingga aku tidak bisa bergerak selain merintih kesakitan.   Setelah kejadian di meja makan, mas Bayu menghampiri ku lalu melakukan kekerasan ini padaku.    "Hiks, Pa! jangan sakiti Mama, hiks … lepaskan Mama." Isal Nana ketakutan melihat sikap kasar mas Bayu melakukan kekerasan fisik padaku.   "Brengsek! Katakan kau kenapa hah!" Aku tidak menjawab selain sesekali melirik Nana yang tengah menangis mencoba menolongku.    " Hikss … Papa, kasian Mama. Lepaskan, Pa! Hiks …. "Mas Bayu dengan dengan kasar menepis tangan Nana yang mencoba melepaskan cengkramannya dari leherku, hingga Nana terhempas di atas tempat tidur.    Aku yang tengah tercekik semakin lemas tidak bertenaga, karena pasokan oksi
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status