Bagi Sienna Adelaide, Sean Ezra Kanaka adalah sahabatnya, yang merupakan pria seksi yang tidur dengan banyak wanita. Selama sepuluh tahun ini, ia tidak pernah menganggap Sean sebagai pria seutuhnya. Akan tetapi, semuanya perlahan berubah ketika ia menyetujui sebuah hal konyol. Sienna setuju untuk belajar cara berciuman dengan Sean, seorang pria yang handal mempermainkan wanita. Awalnya, Sienna hanya ingin belajar menjadi seorang yang handal dalam berciuman. Akan tetapi, hal itu justru membuat mereka semakin terikat dalam sebuah lingkaran gairah. Sienna mulai menyukai Sean yang ternyata selama ini sudah mencintainya. Namun, tentu saja cerita cinta mereka tidak akan semulus itu. Ada berbagai hal yang menghalangi mereka. Berbagai hal yang akan membuat mereka menyadari perasaan masing-masing, bahwa perasaan ini tidak hanya sekadar gairah sesaat saja. Ada banyak pula pengorbanan yang harus mereka lewati untuk bisa bersama-sama saling mencintai, dengan seutuhnya.
더 보기"Seseorang sudah mengantarkan paket obat dan vitamin yang kamu minta kemarin, Sienna," kata Ariana ketika Sienna menerima panggilan wanita itu. Suara Ariana terdengar sangat khawatir. Walaupun kini COVID 19 sudah lebih bisa ditangani, namun Ariana sangat mengkhawatirkan dua orang sakit yang ada sangat jauh di pondok perkebunan. Ia pun tidak bisa melakukan apa-apa karena Sienna selalu mengatakan kalau wanita itu akan menjaga Sean. Benar. Sienna adalah seorang dokter yang juga pernah berjuang di garis depan ketika COVID 19 masih menjadi wabah menakutkan di negara ini, dan bahkan di seluruh dunia. Benar, Sienna adalah seorang dokter yang berpengalaman dan bisa menjaga Sean. Namun, Siapa yang akan menjaga Sienna? Gadis itu juga sakit dan akan menjadi parah jika tidak diobati. Sienna pasti akan selalu mementingkan Sean dan akan selalu menjaganya. Dan siapa yang akan menjaga Sienna? Tentu saja Sean tidak akan banyak membantu karena Ariana tahu betapa menyebalkannya Sean ketika d
Seolah tubuh mereka memahami diri masing-masing, kini giliran Sean yang menjaganya. Tepat setelah ia meminta Sean untuk memasak sesuatu, dirinya jatuh tertidur. Tubuhnya tidak bisa lagi menahan kantuk karena semalaman dirinya terjaga untuk memastikan demam Sean membaik. Sementara itu, Sean yang sudah selesai menyiapkan sarapan untuk mereka pun kini sedang duduk di lantai kayu yang beralaskan tatami. Awalnya, ia ingin membangunkan Sienna, namun dirinya justru hanya duduk dan menatap wajah Sienna yang terlihat pucat. Kulit Sienna bersih dan sangat pucat, bahkan ketika wanita itu tidak sedang sakit. Ia juga mendapati semburat kemerahan pada pipi Sienna, menandakan kalah tubuhnya sedang sangat panas. Mata Sean turun ke lengan Sienna yang begitu kurus. Ia mengetahui semua yang terjadi di dalam hidup Sienna dan karena itu, Sienna menyebutnya sahabat. Namun, belakangan ini dirinya—bagian di dalam hatinya—tidak lagi bisa menerima gelar itu. Dirinya tidak ingin hanya sekedar menjadi sahab
Sean.. Sean.. Tuhan Yesus! Sean! bangun! Sean membuka matanya ketika dirinya merasakan sebuah tamparan keras pada pipi kanannya. seketika, rasa panas menjalar di pipi itu dan beberapa detik kemudian, ia sadar kalau Sienna—yang sedang berjongkok di tepi ranjang menghadap ke arahnya—terlihat sangat kesal. Sienna pasti menamparnya karena dirinya tidak kunjung terjaga. mengingat apa yang sudah ia katakan pagi tadi, Sean tersenyum. "Kenapa kamu senyum?" tanya Sienna. "karena apa yang sudah ku akui tadi pagi." "apa yang kamu akui? pagi? Sekarang masih jam empat pagi. kamu mengakui apa?" tanya Sienna yang begitu bingung dengan apa yang diucapkan oleh Sean. Sedari tadi, di pondok ini, hanya dirinya yang terjaga. Lebih tepatnya, dirinya tidak bisa tidur nyenyak karena Sean yang terus saja bergumam dalam tidurnya. Tentu saja ini bukan masalah karena ia melakukan hal ketika berjaga di rumah sakit. Ia akan memantau kondisi pasien, terutama pasien yang baru saja menjalani ope
Terjadi hujan yang sangat lebat pada pagi itu. Sienna yang lebih awal terjaga memutuskan untuk membuat dua cangkit teh. Untuk dirinya dan juga sean. Pasiennya. Pada dini hari, ia tidak bisa melanjutkan tidurnya karena tiga hal. Pertama, karena bunyi gemuruh yang saling bersahutan, kedua karena bunyi engsel pintu yang berderik di kejauhan karena tertiup angkin kencang, dan ketiga adalah karena Sean terus menerus bergumam dalam tidurnya Sekarang Sean memang adalah pasiennya, karena demam pria itu tak kunjung turun sampai sekarang. Sienna meletakkan dua cangkir teh itu ke atas meja makan karena mendengar suara ponselnya. Ariana yang meneleponnya. “Sienna? Apa kamu dan Sean baik-baik saja di sana?” tanya Ariana yang terdengar sangat khawatir. “Kami semua sudah melakukan tes dan tidak ada yang tertular.”Sienna menghela napas lega karena tidak ada yang tertular lagi. “Kami baik-baik saja, Ariana. Cuma Sean yagn sekarang sedang sangat demam.”“Cucuku akan sangat merepotkan ketika dia de
Sekarang sudah pukul dua pagi dan Sean sama sekali tidak bisa tidur. Ia sudah memutuskan untuk merawat Sienna, maka ia akan menjadi pria yang siap siaga sekarang. Sienna sekarang tidur. Di dalam pelukannya, setelah dirinya memenangkan perdebatannya dengan wanita ini. “Aku tidak akan pernah tidur di dalam pelukan seorang pria yang memeluk sangat banyak wanita, Sean,” kata wanita itu tadi, dengan sangat keras kepala dan menghempaskan pintu kamar di depan wajah Sean. Walaupun Sienna melarangnya untuk masuk ke dalam kamar wanita itu, namun Sean tetap berjaga di depan pintu. Benar saja, tiga puluh menit kemudian, Sienna batuk dan Sean langsung masuk untuk memberikan bantuan. Ia memberikan Sienna air hangat yang ia pikir bisa membantu meredakan batuk wanita itu. Sean lupa bagaimana sekarang mereka bisa saling memeluk seperti ini. Namun yang pasti ia sangat bahagia. “Kamu tidak tahu kalau aku tidak pernah memeluk wanita lain seperti ini, Sienna,” gumam Sean sambil tersenyum lebar. “Ka
Sienna kembali terjaga dan ia tidak tahu kalau dirinya sudah kembali terlelap. Ketika ia membuka matanya, ia mendapati seberkas cahaya dari pintu kamarnya. Seana pasti sudah menghidupkan semua lampu karena hari sudah benar-benar malam sekarang. Perlahan, ia duduk dan entah apakah karena ia tidak minum untuk beberapa waktu, ia merasa tenggorokannya sangat kering dan sedikit perih. “Uhuk-uhuk..” ia terbatuk. Satu detik kemudian, Sean masuk. Pria itu masuk seolah dirinya memang sudah menunggu Sienna di depan pintu kamar wanita itu. “Kamu baik-baik saja?” tanya Sean dengan segelas air di tangannya. Dengan sangat sigap, ia memberikan air itu untuk Sienna minum. “Awas,” kata Sienna setelah ia meminum air dan masih merasa tidak ada perubahan pada tenggorokannya. Ia berjalan menuju ke tasnya, dan mengambil alat tes swab dari dalam sana. Ketika dirinya sedang memeriksakan diri, Sean hanya berdiri di tepi ranjang dan menatap apa yang sedang dilakukan oleh Sienna. “Apakah kamu berpikir k
Satu minggu kemudian, Sienna dan Ariana menuju ke rumah perkebunan yang akan menjadi tempat tinggal mereka selama seminggu. Richard, Jacqueline dan Blaire sudah tiba di rumah perkebunan, sementara Sean masih berada di Singapura dan akan sampai beberapa jam lagi. “Ah. aku sangat merindukan tempat ini,” kata Ariana ketika mereka memasuki jalanan berbatu yang mengarahkan mereka pada sebuah gerbang yang sangat besar. “Rumahmu dihitung dari gerbang ini, Ariana?” tanya Sienna. “Ya. dan kebun-kebun yang ada di sini adalah milikku. Tempat ini adalah tempatku menghabiskan waktu sebelum aku memutuskan untuk tinggal di berbagai negara sepuluh tahun yang lalu. Aku tidak menyangka kalau tempat ini masih terasa sama, walaupun sudah berjarak sepuluh tahun.”Sienna tersenyum karena dirinya melihat senyuman tulus di wajah Ariana. Ia juga seolah melihat wajah Ariana pada sepuluh tahun yang lalu. Setelah mobil mereka terus memasuki area kebun sekitar selama lima menit, akhirnya mereka mulai melihat
Selama tiga hari berikutnya, Ariana benar-benar menepati janjinya untuk tidak membiarkan Sean masuk ke rumahnya. Ia mengizinkan siapapun untuk masuk dan menemui Sienna, kecuali Sean. Cucunya sendiri. Selama tiga hari pula, Sienna pulang ke rumah Ariana hanya untuk mengganti pakaiannya dan setelah itu ia kembali ke rumah sakit. Namun hari ini, ia mendapatkan cuti dan cuti itu ia gunakan untuk mengisi tenaganya lagi. “Selamat malam, Sienna,” kata Ariana sambil tersenyum. Sienna awalnya ingin melewatkan makan malam, namun ia mendapatkan pesan dari salah satu pelayan bahwa Ariana ingin makan malam bersamanya. Ia merasa sangat nyaman berada di sini, karena Ariana sangat tulus kepadanya. “Hari ini kamu sangat produktif dariku, Ariana. Selamat malam,” Sienna balik menyapa Ariana setelah ia duduk di kursi yang berhadapan dengan wanita itu. Walaupun seharian ini Sienna hanya menghabiskan waktu di dalam kamarnya, namun ia tahu kalau Ariana hari ini sangat sibuk dengan museum baru yang akan
Sienna dan Ariana tiba di rumah Ariana yang sangat besar. Sienna tidak pernah datang ke rumah ini, karena selama sepuluh tahun terakhir, Ariana tidak pernah menempati rumah ini. Akan tetapi, meskipun pemilik rumah ini baru saja kembali, Sienna merasa rumah ini tetap hangat. “Rumah kamu sangat indah, Ariana,” kata Sienna yang merasa sangat takjub. Rumah ayahnya mungkin hanya setengah dari luas keseluruhan rumah ini. Di setiap matanya memandang, ia akan selalu tersenyum karena Ariana meletakkan banyak vas bunga mawar dengan berbagai warna di setiap sudut ruangan. “Aku sangat menyukai mawar. Walaupun pria yang memberikanku mawar pertama adalah pria yang sangat kubenci untuk seumur hidupku,” kata Ariana yang tahu apa yang sedang dipikirkan oleh Sienna. “Aku akan berusaha untuk tidak membuat kamu mengingat hal yang tidak ingin kamu ingat,” jawab Sienna. Lalu, sesaat kemudian ia memikirkan sesuatu. “Walaupun rumah kamu sangat indah, tapi aku merasa kalau ini bukan tempatku, Ariana.”“Mak
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
댓글