Terjebak Permainan Mr. Sean

Terjebak Permainan Mr. Sean

last update최신 업데이트 : 2025-04-15
에:  Vaanella연재 중
언어: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 평가. 1 리뷰
31챕터
3.4K조회수
읽기
서재에 추가

공유:  

보고서
개요
목록
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.

줄거리

Bagi Sienna Adelaide, Sean Ezra Kanaka adalah sahabatnya, yang merupakan pria seksi yang tidur dengan banyak wanita. Selama sepuluh tahun ini, ia tidak pernah menganggap Sean sebagai pria seutuhnya. Akan tetapi, semuanya perlahan berubah ketika ia menyetujui sebuah hal konyol. Sienna setuju untuk belajar cara berciuman dengan Sean, seorang pria yang handal mempermainkan wanita. Awalnya, Sienna hanya ingin belajar menjadi seorang yang handal dalam berciuman. Akan tetapi, hal itu justru membuat mereka semakin terikat dalam sebuah lingkaran gairah. Sienna mulai menyukai Sean yang ternyata selama ini sudah mencintainya. Namun, tentu saja cerita cinta mereka tidak akan semulus itu. Ada berbagai hal yang menghalangi mereka. Berbagai hal yang akan membuat mereka menyadari perasaan masing-masing, bahwa perasaan ini tidak hanya sekadar gairah sesaat saja. Ada banyak pula pengorbanan yang harus mereka lewati untuk bisa bersama-sama saling mencintai, dengan seutuhnya.

더 보기

1화

1 | Sienna Adelaide

“Sean,” panggil Sienna ketika ia melepaskan sepatu karetnya dan mengganti dengan flat shoes yang ia bawa.

Ia baru saja menyelesaikan pekerjaannya sebagai seorang residen tahun ke dua di Mont-Sien Medical Center, rumah sakit swasta terbaik dan terbesar yang ada di Jakarta. Rumah sakit ini kini menjadi pilihan bagi para pasien Indonesia yang selama ini berobat ke luar negeri, seperti Malaysia dan Singapura.

"Sean, aku baru selesai kerja," kata Sienna lagi.

Oleh karena itu, menjadi residen di rumah sakit ini adalah impian banyak orang, karena jika sudah menjadi residen di sini, maka besar kemungkinan akan langsung bekerja di sini.

“Hm?” jawab Sean di ujung sana.

Sienna mengerutkan keningnya karena mendengar suara Sean yang cukup aneh di telinganya. Tidak–bukan cukup aneh–ia sudah sangat terbiasa mendengar suara Sean yang seperti ini. Ia hanya tidak menyangka kalau Sean akan melakukannya di sore hari seperti ini.

“Kamu lagi sama cewek?” tanya Sienna lagi. Sean tidak perlu menjawab karena Sienna mendengar suara desahan seorang wanita. “Oh.. kamu lagi main?”

Lalu, ia mendengar Sean yang terdengar kesal. “Ya. Kamu sangat mengganggu.”

“Aku mau ke apartemen kamu,” kata Sienna yang tidak terima dengan ucapan Sean. “Aku enggak mengganggu. Buktinya aku telepon dulu sebelum dateng.”

“Rumah aku sedang berantakan, Sienna.”

Sienna mengambil tasnya dan berjalan keluar dari ruang piket yang selama tiga hari berturut-turut sudah menjadi tempatnya tidur untuk beberapa jam. Profesinya sebagai seorang residen terkadang membuatnya tidak bisa beristirahat.

“Kamu punya waktu untuk membersihkannya dulu,” jawab Sienna yang tidak mau tahu alasan apapun.

Setelah itu, ia mematikan sambungan telepon karena ia sudah keluar dari lift dan sudah tiba di lobi. Ternyata cuaca sore ini cukup mendung. Sangat jarang ia melihat awan Jakarta sangat gelap seperti ini.

“Dokter Sienna?” panggil seorang perawat.

Sienna menoleh dan tersenyum ke arah dua orang perawat yang bernama Viola dan Anisa. Ia sangat mengenali dua perawat ini karena mereka sering bekerjasama.

“Ya, sus?” tanya Sienna.

“Dokter sudah mau pulang, ya?” tanya Viola.

Sienna tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

Lalu, Annisa berkata, “Seneng banget karena melihat dokter Sienna pulang. Kita bahkan lupa kapan terakhir kali ngeliat dokter pakai baju biasa kayak gini.”

Mereka sedikit mengobrol dan pada saat itu, seorang perawat lainnya datang menghampiri mereka.

“Dokter Sienna. Bapak Presdir mau ketemu,” kata perawat itu yang sepertinya sejak tadi memang sudah mencari Sienna.

Ketika mendengar hal itu, Sienna langsung tersenyum dan berpamitan kepada tiga orang perawat yang ada di hadapannya. Ia berbalik dan kembali memasuki lift untuk menuju ke lantai tertinggi dari gedung rumah sakit ini.

Ketiga perawat itu memperhatikan Sienna yang sudah masuk ke lift dengan bingung. “Kalian udah berapa kali dapat pesan dari sekretaris pak presdir untuk cari Dokter Sienna?”

Annisa menjawab, “Aku sudah lebih dari tiga kali.”

Viola menambahkan, “Aku kayaknya udah mau sepuluh kali.”

“Aku gak mau suudzon. Tapi.. apa pak Presdir sama dokter Sienna ada sesuatu?” tanya perawat lainnya.

“Hus udah jangan gitu ah..”

Kemudian, mereka pun bubar untuk mengerjakan tugas masing-masing.

***

Setelah selesai menemui pemilik rumah sakit, kini Sienna sudah berada di luar rumah sakit. Hanya membutuhkan beberapa menit dengan menaiki gojek untuk tiba di apartemen Sean. Namun karena cuaca sangat bagus seperti ini, ia memutuskan untuk berjalan saja. Selama di perjalanan, ia tidak bisa berhenti memandangi langit dan selalu tersenyum. Angin Jakarta yang berpolusi terasa sedikit sejuk karena cuaca mendung ini.

"Langit Jakarta ternyata enggak terlalu menyebalkan sekarang," gumam Sienna yang lagi-lagi tidak menghilangkan senyumannya.

Tidak berapa lama kemudian, ia berbelok ke arah kompleks apartemen Sean. Setelah ia memasuki lift dan menekan angka lantai Sean, ia menatap dirinya di pantulan cermin. Sepertinya ia benar-benar membutuhkan istirahat.

Pintu lift membuka dan ia segera keluar untuk menuju ke pintu apartemen milik Sean. ia bahkan sudah tahu kata sandi apartemen milik sahabatnya ini. Ketika ia memasuki apartemen, ia langsung disambut dengan suara jeritan seorang wanita.

“Tangan kamu sangat—” kata wanita itu yang pinggulnya bergerak mengikuti irama jari-jari Sean.

Sementara Sean terlihat senang karena wanita itu terlihat menikmati permainannya. “Kamu harus mengingat tanganku setiap kali membayangkan diriku.”

Kepala Sean lalu menunduk dan ia memainkan salah satu bagian yang paling menggoda dari tubuh wnita itu, membuat wanita itu kembali bergerak di bawah tubuh Sean. kemudian, Sean menarik tangannya dari tubuh bagian bawah wanita itu dan memberikan jarinya yang tadi memainkan tubuh wanita itu.

“Suck this,” kata Sean dengan nada yang sangat mendominasi.

“Iyuh..” kata Sienna ketika ia mendapati Sean sedang bermain dengan seorang wanita yang sudah tidak mengenakan pakaian apapun lagi. “Kamu bisa bermain di salah satu kamar kamu. Aku jadi enggak nafsu untuk makan di atas meja itu.”

Wanita cantik yang tadinya terlihat menikmati permainan tangan Sean kini terlihat sangat terkejut karena melihat orang lain yang sedang mengganggu kebahagiaannya. Sementara Sienna hanya menatap wajah wanita yang terlihat kesal itu dengan tatapan dingin.

Ia tidak tahu sudah berapa banyak wanita yang dibawa oleh Sean, dan semua wanita itu tidak pernah sama. Ia mengambil kemeja biru milik Sean yang tergeletak di lantai dan memberikannya kepada wanita itu.

Lalu, Sienna menatap Sean yang masih mengenakan celana panjang. Wajah pria itu juga terlihat sangat kesal sekarang.

“Aku harus tidur!” decak Sienna yang terlihat lebih kesal. “Aku enggak tidur dengan benar selama tiga hari. Kalau dihitung, aku cuma tidur empat jam selama tiga hari!”

“Dia siapa, beb?” tanya wanita yang sudah selesai mengenakan kemeja Sean untuk menutupi tubuhnya.

“Pengganggu,” jawab Sean pada wanita itu.

Wanita yang tidak Sienna ketahui namanya itu mengalungkan lengannya ke leher Sean dan mengecupnya singkat. “Kita akan ketemu lagi, kan?”

“Aku akan ke tempat tadi untuk menemui kamu lagi,” jawab Sean yang kembali menyentuh wanita itu hingga membuat wanita itu tertawa geli.

Sienna yang mendengar jawaban itu hanya tersenyum, membuat wanita itu kembali menatapnya. “Dia bahkan enggak memberikan kamu nomornya karena dia enggak akan menemui kamu lagi.”

Setelah itu, Sienna berbalik menuju ke arah kulkas, sementara Sean mengantar wanita itu ke luar. Di dalam kulkas, ia melihat ada kotak yang berisikan pasta. Ia tersenyum dan membawanya ke atas pantry dan segera membukanya. Tentu saja ia tidak akan memakai meja makan yang sudah tidak suci itu lagi. Sekali lagi, ia tersenyum ketika mencium aroma pasta yang sangat ia sukai.

“Aku sudah mengatakan kalau kamu tidak bisa datang,” kata Sean yang ternyata sudah kembali. Ia datang sambil membawa kursi dan meminta Sienna untuk duduk di kursi itu. “Aku tidak menodai kursi ini.”

“Aku perlu tidur dan makan. Aku enggak mau pulang dan ketemu dengan tiga Kakak aku,” jawab Sienna sambil mengaduk pasta-nya.

Sean merebut pasta itu dan berjalan untuk memasukkannya ke dalam microwave. “Kamu adalah seorang dokter tapi memakan makanan dingin.”

“Kamu enggak tahu kalau perut aku bisa menghangatkan makanan apapun,” jawab Sienna kesal. “Itu tadi siapa?”

“Kura-kura,” jawab Sean ringan.

“Memangnya ada manusia yang pakai nama hewan?” tanya Sienna bingung.

Sean hanya menganggukkan kepalanya. “Kamu kelihatan lelah.”

“Aku enggak tidur selama tiga hari,” jawab Sienna. “Aku harus bekerja keras untuk masa depan aku. Bahkan di umur dua lima aku masih harus kayak gini. Sementara kamu sekarang adalah seorang pebisnis muda yang bisa tidur dengan semua wanita yang ada di Jakarta ini.”

Mendengar ucapan itu, Sean tersenyum. “Semua? Termasuk kamu?”

“Kecuali aku. Aku enggak akan pernah tidur dengan seorang bastard seperti kamu,” jawab Sienna. Lalu, microwave berdenting, menandakan kalau pasta miliknya sudah siap untuk dikeluarkan. “Ambilin dong.”

Sean tidak beranjak dan ia hanya menatap Sienna. “Aku adalah seorang pebisnis kaya yang baru saja dinobatkan oleh Time.”

“Tapi bagi aku kamu cuma seorang pria aneh yang tidur dengan semua wanita yang kamu jumpai,” jawab Sienna. “Kecuali aku.”

Sienna sama sekali tidak mengetahui, mengapa Sean selalu mendapatkan wanita untuk ia ajak tidur bersama. Mungkin karena Sean adalah pria yang sangat mapan dan tampan bagi semua orang. Namun sekali lagi, baginya Sean hanyalah teman yang bisa ia suruh-suruh.

“Cuma kamu yang tidak pernah tertarik dengan aku,” kata Sean yang akhirnya mengambilkan pasta miliknya yang sekarang sudah diambil Sienna.

“Ya karena aku adalah satu-satunya cewek waras di antara semua cewek yang ada di Jakarta.”

***

Sienna tidak tahu sejak kapan dirinya tertidur. Ia hanya ingat kalau setelah menghabiskan pasta, ia mandi dengan cepat dan berbaring di sebuah kamar yang sudah ia anggap seperti kamarnya sendiri. Namun, ketika ia membuka matanya, ia tahu kalau matahari sudah meninggi.

Ia sudah akan menghabiskan libur sehari yang ia dapatkan dengan susah payah ini.

Sienna mengubah posisinya menjadi menelentang dan tahu kalau sekarang ia sedang kelaparan. Maka, ia memutuskan untuk keluar dari kamar yang ia rasa adalah tempat paling suci dari semua ruangan yang ada di apartemen milik Sean ini.

"Sienna?" panggil Sean ketika Sienna menerima panggilan telepon dari pria itu.

"Hm?" tanya Sienna. "Aku baru bangun."

Di ujung sana, Sean tahu kalau Sienna baru bangun. tanpa wanita itu beritahu pun, ia tahu. Suara serak wanita itu membuatnya tahu, dan membuat bagian lain dalam dirinya tahu.

"Aku harus ke Singapura. Maaf.."

"Enggak apa-apa. Kamu adalah orang paling sibuk," jawab Sienna.

"Aku sudah bersihkan meja makan—dengan antiseptik—kalau kamu bertanya-tanya," kata Sean lagi.

Mendengar ucapan itu, Sienna tertawa. "Bagus. Kamu memang harus membersihkannya."

Ketika keluar dari kamarnya, Sienna langsung menuju ke dapur dan mendapati makanan di atas pantry. Ada secarik kertas yang bertuliskan 'aku tidak meletakkan makanan ini di atas meja makan.'

"Kamu masakin aku juga?" tanya Sienna senang.

"Ya. Aku tida mau melihat dapur aku berantakan karena kamu memaksa untuk masak."

"Ya udah aku makan dulu. Bye."

Setelah itu, ia mematikan sambungan teleponnya.

Ia tersenyum dan membawa nampan makanan itu ke ruang TV. Ia ingin menikmati sisa siangnya dengan sangat nyaman. Namun, ketika ia menyalakan televisi, ia menatap sebuah saluran televisi yang menyiarkan wawancara bersama dengan seorang pebisnis.

Ia ingin memindahkan ke saluran televisi lain, namun ia terlanjur mendengar sebuah pertanyaan dari si pembawa acara.

“Apakah benar rumor kalau Anda memiliki saudari perempuan yang tidak diketahui publik?” tanya pembawa acara itu.

Pebisnis pria itu tertawa. “Tidak. Kami tidak pernah memiliki adik lain. Ibuku hanya melahirkan tiga anak sebelum dia meninggal.”

Dengan lemas, Sienna mematikan televisi dan menatap makanannya. Sekarang, ia tidak lagi ingin makan. Ia berbaring di sofa dan meringkuk memeluk tubuhnya sendiri. Tidak ada suara apapun di sini. Ia bahkan bisa mendengar suara napasnya sendiri dengan sangat jelas.

Jangan nangis, katanya kepada dirinya sendiri.

Akan tetapi, semakin ia mengatakan hal itu kepada dirinya, air matanya semakin membendung dan mengalir keluar dengan derasnya.

Bersambung

펼치기
다음 화 보기
다운로드

최신 챕터

독자들에게

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

댓글

user avatar
Sakhila Baruna
Walaupun ide cerita biasa, namun penulis bisa menuliskan dengan sangat baik dan dengan caranya sendiri. worth to read...
2022-11-16 16:21:16
6
31 챕터
1 | Sienna Adelaide
“Sean,” panggil Sienna ketika ia melepaskan sepatu karetnya dan mengganti dengan flat shoes yang ia bawa. Ia baru saja menyelesaikan pekerjaannya sebagai seorang residen tahun ke dua di Mont-Sien Medical Center, rumah sakit swasta terbaik dan terbesar yang ada di Jakarta. Rumah sakit ini kini menjadi pilihan bagi para pasien Indonesia yang selama ini berobat ke luar negeri, seperti Malaysia dan Singapura. "Sean, aku baru selesai kerja," kata Sienna lagi. Oleh karena itu, menjadi residen di rumah sakit ini adalah impian banyak orang, karena jika sudah menjadi residen di sini, maka besar kemungkinan akan langsung bekerja di sini. “Hm?” jawab Sean di ujung sana. Sienna mengerutkan keningnya karena mendengar suara Sean yang cukup aneh di telinganya. Tidak–bukan cukup aneh–ia sudah sangat terbiasa mendengar suara Sean yang seperti ini. Ia hanya tidak menyangka kalau Sean akan melakukannya di sore hari seperti ini. “Kamu lagi sama cewek?” tanya Sienna lagi. Sean tidak perlu menjawab k
last update최신 업데이트 : 2022-11-04
더 보기
2| Apakah Sienna Adalah Simpanan Presdir?
“Dokter Sienna?” panggil Viola. Sienna yang baru saja selesai menjadi dokter pendamping untuk operasi transplantasi hati menatap Viola. “Ya, sus?” “Dokter dicari oleh Bapak Dirut di ruangannya,” kata Viola lagi. Sienna menganggukkan kepalanya dan berterima kasih dengan perawat itu. Ia melihat jam pada ponselnya. Masih ada tiga puluh menit sebelum dirinya mengikuti dokter utama untuk melakukan visit kepada para pasien. Seharusnya, ia menggunakan waktu tiga puluh menit itu untuk makan siang, tidur dan menyikat giginya. Namun, ia memutuskan untuk menemui direktur utama rumah sakit ini. Di belakang Sienna, Viola menggelengkan kepalanya dengan cepat. “Enggak. Enggak mungkin. Aku yakin dokter Sienna bukan tipe cewek simpanan..” “Tapi dokter Sienna cantik, badannya bagus dan masih muda,” jawab Annisa dari belakang. Viola dan Annisa saling pandang, kemudian mereka memutuskan untuk tidak membahas hal itu lagi. Sementara itu, Sienna berbelok ke arah lift dan menekan nomor lantai paling t
last update최신 업데이트 : 2022-11-04
더 보기
3| Sean Cemen
Sienna memasuki mobil Sean yang sudah terparkir di depan lobi rumah sakit, dengan banyak bungkusan kertas dengan logo ‘M’ berwarna kuning. Dengan cepat, aroma burger yang sangat terkenal dari merek itu terkuar menggantikan aroma tubuh Sean. Sienna menghadap ke kursi belakang dan meletakkan beberapa bungkusan itu, di sana dan beberapa lagi di pangkuannya. Mobil yang sangat mahal ini mulai berjalan, karena sebenarnya mobil tidak boleh berhenti di depan lobi. “Kamu baik-baik saja?” tanya Sean sambil melirik ke arah Sienna yang hanya diam dan memandangi bungkusan kertas berisi makanan itu. Ia akan membuka lampu mobil karena ingin melihat wajah Sienna, namun wanita itu menahan tangannya. Pada saat itu, Sean tahu kalau Sienna sedang tidak ingin dilihat, bahkan oleh sahabatnya sendiri. “Aku–” kata Sienna membuka mulutnya, namun ia cepat-cepat menutup mulutnya kembali dengan kedua telapak tangan. Setelah mengatur napasnya, ia kembali melanjutkan, “Kamu tahu rasanya ditanyain kayak gitu
last update최신 업데이트 : 2022-11-04
더 보기
4| Rencana
Sejak empat tahun yang lalu, setelah menyelesaikan kuliahnya Sean langsung duduk di kursi presiden direktur, menggantikan ayahnya yang langsung mundur dari posisi itu dan kini menjadi chairman di Pelltun Ippolito Holdings. Pelltun Ippolito Holdings adalah sebuah perusahaan yang menjadi induk dari beberapa anak perusahaan yang bergerak di berbagai sektor. Mulai dari Pelltun Beton, Ippolito Tol, Energi Ippolito dan juga Pelltun Ippolito Land. Pelltun Ippolito Land adalah anak perusahaan yang bergerak di bidang real estat yang didirikan enam tahun yang lalu oleh Sean sendiri. Saat itu, ia masih berkuliah pada tahun pertamanya. Anak perusahaan ini adalah langkah utamanya untuk bisa menduduki posisi seorang presiden direktur dua tahun setelah ia mendirikan Pelltun Ippolito Land. "Pak," panggil sekretarisnya ketika ternyata, Sean hanya melamun sejak tadi. "Anda memerlukan waktu sebelum melanjutkan rapat ini?" Sean menggelengkan kepalanya. "Saya baik-baik saja. kita bisa lanjutkan."Mes
last update최신 업데이트 : 2022-11-04
더 보기
5| Sean Ingin Mencium Leher Sienna
Sienna berjalan dengan cepat memasuki pintu utama keluarga Kanaka ini. Rumah ini sangat besar dengan gaya victoria yang berdiri di atas lahan yang sangat luas. Meskipun tidak banyak penghuninya, namun Sienna selalu merasa kalau rumah ini sangat hangat. Ia selalu merasa nyaman jika sedang berada di antara keluarga Sean. Dengan cepat, kakinya yang sudah sangat hapal dengan ruangan yang ada di rumah ini pun melangkah ke arah ruang makan. Ketika ia tiba di ruang makan, ia melihat Sean yang sedang menggendong Blaire. Ia tersenyum dan berjalan lebih cepat. “Sean?” Sean yang sedang berusaha untuk menidurkan Blaire pun menoleh dan tersenyum lega. “Maaf aku harus merepotkan kamu.” Sienna meletakkan tasnya ke atas meja makan dan segera mencuci tangan dengan bersih. Setelah itu, ia mengelap tangannya sampai kering dan berjalan ke arah mereka. “Hi, Bie.” Bayi berusia satu tahun itu menoleh ke arah Sienna dan mengulas senyuman. Sienna mengulurkan tangannya. “Mau aku gendong?” Blaire menu
last update최신 업데이트 : 2022-11-04
더 보기
6| Sean Membingungkan
Sienna menghabiskan makanannya dengan cepat karena ternyata, ia merasa sangat lapar. Sean yang melihat hal itu hanya menatap dengan heran. Ia sudah berteman dengan Sienna selama sepuluh tahun, dan wanita ini selalu makan dengan sangat banyak. Namun, tubuh Sienna tetap sangat ramping. Entah kemana larinya semua makanan-makanan itu. “Aku udah hubungin beberapa temen aku dan mereka setuju. Sisanya akan aku tanya besok,” kata Sienna setelah ia meminum air putih. “Aku temani kalau begitu.” Kening Sienna berkerut. “Kamu enggak ke kantor?” “Besok hari Sabtu, Sienna,” jawab Sean. “Oh…” Ia lupa kalau besok adalah hari sabtu. Sienna menyentuh bibir gelasnya dengan jari, sementara Sean masih merasa marah setiap kali memikirkan tentang bahu Sienna yang memar. Oleh karena rasa marahnya itu, akhirnya Sean berkata, “Siapa yang membuat bahu kamu seperti itu?” “Aku sendiri. Aku kepeleset..” “Sienna..” “Beneran,” jawab Sienna sambil berdecak. Sienna tidak ingin mengatakan yang sejujur
last update최신 업데이트 : 2022-11-04
더 보기
7| Sienna Selalu Menghancurkan Pakaian Sean
Di kota Barcelona, Richard dan juga Jacqueline sedang duduk di kursi yang menghadap ke jendela yang menyuguhkan pemandangan kota Barcelona dari ketinggian lantai tiga puluh apartemen ini. Sejak tiba di kota ini beberapa jam yang lalu, Richard langsung disibukkan dengan beberapa pertemuan dan Jacqueline menemani suaminya dengan sangat sabar.Mereka baru bisa beristirahat di apartemen yang beberapa tahun lalu dibeli oleh Richard. “Kamu capek?” tanya Jacqueline sambil menyentuh lengan suaminya. Richard tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Meskipun lelah, ia selalu merasa lebih baik setiap kali bersama dengan istrinya. “Kamu sudah menelepon Sean untuk menanyakan keadaan Bie?” “Ya,” jawab Jacqueline. Kali ini, raut wajah Jacqueline yang awalnya serius berubah menjadi lebih antusias dan penuh senyuman kegembiraan. Melihat raut kegembiraan itu, Richard mengubah posisi duduknya menjadi berhadapan dengan Jacqueline. “Kamu bahagia karena Bie tidak menangis?” tanya Richard, berusaha
last update최신 업데이트 : 2022-11-04
더 보기
8| Sandiwara
Dua hari kemudian, Sean sudah kembali bekerja dan sedang sangat sibuk. Hari Senin adalah hari dimana ia tidak memiliki pertemuan dengan siapapun. Karena, hari Senin ia akan memeriksa semua berkas yang harus ia tandatangani. Juga menyelesaikan permasalahan yang harus segera ia tangani. Meskipun ia tidak memiliki jadwal rapat, namun hari Senin adalah hari yang sama sibuk dengan hari lainnya bagi Sean. Akan tetapi, hari ini terasa lebih ringan baginya. Karena, Sienna berjanji akan memasakkannya makanan untuk makan malam nanti. Ia tidak sabar untuk segera pulang meskipun ia baru tiba tidak lebih dari dua jam yang lalu. Ia juga tidak sabar untuk melihat Blaire. Benar. Aku tidak sabar untuk bertemu dengan Bie. Bukan karena makanan Sienna, pikir Sean. “Pak,” panggil Elijah ketika pria itu memasuki ruang kerja Sean. “Maaf mengganggu. Tapi ada seseorang yang ingin bertemu dengan Anda.” “Minta mereka menunggu sampai besok,” jawab Sean tanpa menatap ke arah Elijah. "Aku yakin kamu ta
last update최신 업데이트 : 2022-11-04
더 보기
9| Bersedih
Bintang Film Indonesia adalah sebuah acara tahunan yang digelar oleh sebuah stasiun televisi swasta tanah air yang bekerjasama dengan asosiasi film Indonesia untuk acara ini. Oleh karena itu, acara ini merupakan anugerah untuk para penggiat film di Indonesia. Mulai dari aktor dan aktris, penulis, tim produksi, produser, sutradara dan lainnya. Acara ini adalah target bagi semua penggiat film untuk membuktikan hasil karya mereka. Acara ini tidak hanya dinantikan oleh para penggiat film, tapi juga oleh para masyarakat yang ingin melihat aktor dan aktris kesayangan mereka mendapatkan piala penghargaan. "Kita bener-bener pasangan yang serasi, Sean," kata Ivanka sambil tersenyum. Sean membalas senyuman itu dan kembali fokus pada jalan raya. Mereka akan memasuki daerah tempat acara akan digelar, dan barisan panjang mobil yang mengantarkan para tamu mulai memanjang. Malam ini, mereka mengenakan pakaian dengan warna senada. Sean mengenakan tuksedo berwarna biru navy, sementara Ivanka
last update최신 업데이트 : 2022-11-04
더 보기
10| Pemandangan Yang Menenangkan
Sean tiba di rumah keluarganya pada pukul satu dini hari. Ketika ia memasuki pintu rumah, ia segera melepaskan tuksedo dan dasi kupu-kupu yang terasa mencekiknya selama ia mengenakannya. Sean melangkah ke arah ruangan tamu yang lampunya masih menyala dan terdiam ketika ia melihat siapa yang ada di sana. Di salah satu sofa itu, ia melihat Sienna yang sedang bersandar dan sepertinya sudah terlelap. Wanita itu memeluk Blaire yang terlihat sangat nyaman menengkurap di dada Sienna. Sekali lagi, ia merasa hangat pada hatinya ketika melihat pemandangan itu, padahal sebelumnya ia merasa sangat lelah. Sekarang, ia tidak ingin melakukan apapun dan hanya ingin menatap apa yang sekarang sedang ia lihat dengan lebih lama. “Non Bie nya tadi rewel gak bisa tidur, Den,” kata seseorang di belakang Sean. Sean berbalik dan mendapati Mary yang sudah berada di belakangnya. “Bie demam lagi?” “Enggak panas badannya. Tapi kata Non Sienna, dedeknya mau tumbuh gigi lagi, makanya rewel. Terus Non Sienn
last update최신 업데이트 : 2022-11-04
더 보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status