Beranda / Romansa / Terjebak Permainan Mr. Sean / 7| Sienna Selalu Menghancurkan Pakaian Sean

Share

7| Sienna Selalu Menghancurkan Pakaian Sean

Penulis: Vaanella
last update Terakhir Diperbarui: 2022-11-04 12:47:04

Di kota Barcelona, Richard dan juga Jacqueline sedang duduk di kursi yang menghadap ke jendela yang menyuguhkan pemandangan kota Barcelona dari ketinggian lantai tiga puluh apartemen ini. Sejak tiba di kota ini beberapa jam yang lalu, Richard langsung disibukkan dengan beberapa pertemuan dan Jacqueline menemani suaminya dengan sangat sabar.

Mereka baru bisa beristirahat di apartemen yang beberapa tahun lalu dibeli oleh Richard.

“Kamu capek?” tanya Jacqueline sambil menyentuh lengan suaminya.

Richard tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Meskipun lelah, ia selalu merasa lebih baik setiap kali bersama dengan istrinya. “Kamu sudah menelepon Sean untuk menanyakan keadaan Bie?”

“Ya,” jawab Jacqueline.

Kali ini, raut wajah Jacqueline yang awalnya serius berubah menjadi lebih antusias dan penuh senyuman kegembiraan. Melihat raut kegembiraan itu, Richard mengubah posisi duduknya menjadi berhadapan dengan Jacqueline.

“Kamu bahagia karena Bie tidak menangis?” tanya Richard, berusaha untuk mengetahui dari mana asal kegembiraan itu.

“Bie sangat kuat. Tapi, ada hal lain yang harus kamu tahu,” jawab Jacqueline. “Sean mengirimi aku foto. Lihat.”

Kemudian, Jacqueline mengeluarkan ponselnya dan memberikan gambar yang ia maksudkan. Richard menatap layar ponsel yang menampakkan gambar Sienna yang sedang menggendong Blaire. Tidak ada hal aneh dari gambar itu, dan ia tidak tahu apa yang membuat Jacqueline sangat senang.

“Bukankah Sienna sangat cocok dengan Sean?” tanya Jacqueline. “Aku melihat masa depan Sean akan menjadi seperti ini, sayang.”

“Jacqueline,” panggil Richard. “Aku tahu kalau kamu sangat dekat dengan Sienna. Tapi, kita semua tahu kalau Sienna dan Sean tidak akan pernah bersama. Sean sendiri yang mengatakan kalau dia menginginkan Ivanka untuk menjadi istrinya.”

Mendengar itu, Jacqueline menghela napas dan meletakkan ponselnya ke atas meja. “Aku cuma sedikit khawatir. Ivanka mungkin adalah seseorang yang Sean pilih. Tapi.. dia tidak pernah selalu ada untuk Sean.”

“...”

“Sienna dan Ivanka sama-sama sibuk, tapi selama ini hanya Sienna yang selalu ada di sisi anak kita, Richard. Aku mengatakan ini karena sudah hidup dengan kamu selama lebih dari dua puluh lima tahun. Sean memerlukan seorang wanita yang bisa berada di sisinya, sesibuk apapun dia,” kata Jacqueline lagi.

Jacqueline tahu kalau mungkin yang ia lakukan ini sangat berlebihan. Ia memaksa Sienna dan Sean untuk selalu bersama selama satu minggu ke depan. Namun, Ia tidak ingin Sean hanya mencintai wanita yang lebih mencintai pekerjaannya, daripada mencintai Sean.

Sementara Richard sekarang mengerti maksud dari ucapan istrinya. "Aku mengerti maksudmu."

"Aku tidak bisa menahan perasaanku, Richard. Aku harus bertindak sebelum semuanya terlambat."

"Terlambat?" tanya Richard.

"Ya. Walaupun mungkin pada akhirnya, semua ini tidak sesuai dengan keinginanku, setidaknya aku sudah bertindak yang terbaik," balas Jacqueline.

Richard menganggukkan kepalanya. Ia juga tahu kalau pada akhirnya, pria seperti mereka sangat memerlukan seorang wanita yang bisa selalu mencintai dan mendukung mereka.

Seperti dirinya yang tidak pernah bisa berjarak sedikitpun dengan Jacqueline, Sean juga harus memiliki tempat bersandar seperti itu. Sementara Ivanka, wanita itu selalu berkeinginan untuk mengejar cita-citanya, hingga terkadang lupa kalau wanita itu memiliki Sean untuk ia perhatikan.

“Mungkin karena mereka belum menikah,” kata Richard. “Mungkin, mereka ingin hidup dengan jalan mereka masing-masing sebelum akhirnya memutuskan untuk menyamakan jalan mereka, sayang.”

Meskipun enggan mengakuinya, namun Jacqueline merasa kalau ucapan suaminya itu benar. Mungkin, apa yang ia rasakan ini hanyalah keinginan sesaat.

Mungkin, ia memang harus membiarkan Sean memilih pendampingnya sendiri. Karena, ada banyak hal yang tidak bisa Sean pilih sendiri.

“Tapi, selama menunggu jawaban itu, aku akan terus mendekatkan Sienna dan Sean. aku ingin Sean memilih secara adil,” jawab Jacqueline dengan senyumannya.

***

“Itu Sean, kan?”

“Wah.. Gue enggak nyangka kalau sarapan pagi ini ditemenin sama ciptaan tuhan seindah ini..”

Sienna menatap ke sekitar mereka dan mendapati pandangan juga bisik-bisik dari hampir semua pengunjung yang datang di sini. Setelah menyelesaikan pertemuannya dengan rekan residennya, Sienna mengajak Sean untuk makan di sebuah restoran cepat saji karena perutnya sangat lapar sekarang.

Sienna yakin kalau sebelum pergi, dirinya sudah memakan banyak sekali pancake. Namun hanya berselang beberapa jam, perutnya sudah sangat lapar sekarang.

“Kamu tahu? Aku rasa makan di sini bukan hal yang bagus. Aku lupa kalau aku lagi jalan sama The Sexiest Man Alive dua tahun berturut-turut versi majalah People,” kata Sienna.

Sean yang pagi ini mengenakan kaus putih yang dipadukan dengan jaket berwarna hijau daun menatap Sienna, terlihat tidak terganggu dengan keributan yang berhasil ia timbulkan karena berada di sini.

“Tapi siapa cewek itu? Apa dia baby sitter nya Blaire?” tanya seseorang yang bisa didengar oleh mereka. “Tapi dia terlalu cantik gak sih buat jadi baby sitter?”

Sienna tertawa, membuat Blaire yang sedang duduk dan memainkan mainannya menatap Sienna dengan tatapan ingin tahu. Sienna pun berkata, “aku cuma dikira baby sitter di sebelah kamu.”

“Apa aku harus bilang kalau kamu adalah putri dari pemilik Mount-Sien Hospital Center?” tanya Sean.

Sienna membulatkan matanya. “Diem dan makan aja deh, Sean.”

“Cuma kamu yang makan dua ayam goreng di pagi hari setelah makan seratus pancake, Sienna.”

Kening Sienna berkerut. “Sebanyak itu?”

Pagi ini, Sienna tidak memakai riasan apapun. Dengan wajah yang tidak dirias, dengan rambut yang hanya digelung seadanya dan mulut yang penuh dengan ayam goreng, Sienna terlihat sangat cantik.

Ia jadi berpikir, pria manapun yang berhasil mendapatkan hatinya adalah pria yang sangat beruntung di dunia ini. Lalu satu detik kemudian, ia merasa kesal jika berpikir kalau ada pria yang akan mengisi hati sahabatnya ini.

Sepertinya, pria brengsek manapun itu tidak akan bisa mendapatkan hati Sienna dengan mudah. Ia sendiri yang akan memastikan hal itu. Kecuali sudah lulus dari kualifikasinya, tidak akan ada pria yang bisa mendekati Sienna.

“Sean,” panggil Sienna, membuat Sean membuyarkan lamunannya. “Kayaknya.. Aku tahu kenapa beberapa hari terakhir aku rakus banget.”

“Kamu memang selalu rakus, Sienna,” jawab Sean dengan tidak berperasaan.

“Bukan,” jawab Sienna. “Kayaknya aku dapet. Aku merasa ada sesuatu yang keluar.”

Meskipun ia adalah seorang lelaki tulen, namun pengalaman selama sepuluh tahun bersahabat dengan Sienna membuatnya tahu maksud dari ucapan wanita ini. “Apa sudah tembus?”

Perlahan, Sienna menggelengkan kepalanya. Ia tidak tahu.

“Biar aku cek,” kata Sean akan berdiri.

Melihat itu, Sienna memelototkan matanya. “Di tempat rame gini?”

Sienna tidak masalah jika Sean akan memeriksa apakah ada noda merah di kursinya. Namun, tidak boleh di tempat ramai seperti ini. Mereka sudah melewati batas antara pria dan wanita, namun yang mereka lakukan pasti akan terasa aneh di mata orang lain.

“Aku harus cuci tangan dan kita harus pergi. Tapi gimana?” tanya Sienna lagi.

Akhirnya, karena tidak boleh memeriksa kursi Sienna, Sean berdiri dan melepaskan jaket yang ia kenakan. Ternyata, hal yang ia lakukan justru membuat orang-orang yang sedari tadi memperhatikan mereka terkejut.

Beberapa wanita pun tidak bisa menyembunyikan pekikan terkejut mereka.

“God! Dia bener-bener seksi. Lengannya–”

“Gue bisa lihat perutnya yang berotot di balik kaus putih itu.”

Sekali lagi, Sean tidak menghiraukan keributan itu dan menyampirkan jaketnya di pinggang Sienna. “Kamu bisa cuci tangan sekarang.”

“Kamu gak apa-apa kalau Zegna ini kena darah aku?” tanya Sienna.

ia tahu kalau jaket ini adalah edisi terbatas dari merek Ermenegildo Zegna yang harganya sekitar tiga puluh juta rupiah.

Sean sedikit tersenyum dan tidak peduli dengan jaketnya yang akan rusak jika Sienna gunakan untuk menutupi tubuhnya. Lagipula, wanita ini sudah merusak tuksedo Armani miliknya dengan muntahan wanita itu. Sepertinya, Sienna memang memiliki keahlian untuk menghancurkan pakaian mahalnya.

“Tunggu,” kata Sienna pada akhirnya.

Ketika Sienna berdiri untuk mencuci tangannya, Blaire menangis dan mengulurkan tangan ke arah Sienna. Sepertinya, bayi berusia satu tahun itu berpikir kalau Sienna akan meninggalkannya, membuat Sean menggendong adiknya itu.

Setelah tangan Sienna bersih dan ia sudah mengeringkan tangannya, ia berlari dengan cepat dan segera mengambil Blaire dari gendongan Sean.

Kemudian, Sean mengambil tas Sienna dan mereka bertiga keluar dari restoran cepat saji.

“Mereka.. Kok.. hm.. Sean masih pacaran sama Ivanka, kan?” tanya seorang wanita yang sedari tadi diam dan memperhatikan apa yang baru saja terjadi.

“Gue bingung..” kata orang lainnya.

Bersambung

Bab terkait

  • Terjebak Permainan Mr. Sean   8| Sandiwara

    Dua hari kemudian, Sean sudah kembali bekerja dan sedang sangat sibuk. Hari Senin adalah hari dimana ia tidak memiliki pertemuan dengan siapapun. Karena, hari Senin ia akan memeriksa semua berkas yang harus ia tandatangani. Juga menyelesaikan permasalahan yang harus segera ia tangani. Meskipun ia tidak memiliki jadwal rapat, namun hari Senin adalah hari yang sama sibuk dengan hari lainnya bagi Sean. Akan tetapi, hari ini terasa lebih ringan baginya. Karena, Sienna berjanji akan memasakkannya makanan untuk makan malam nanti. Ia tidak sabar untuk segera pulang meskipun ia baru tiba tidak lebih dari dua jam yang lalu. Ia juga tidak sabar untuk melihat Blaire. Benar. Aku tidak sabar untuk bertemu dengan Bie. Bukan karena makanan Sienna, pikir Sean. “Pak,” panggil Elijah ketika pria itu memasuki ruang kerja Sean. “Maaf mengganggu. Tapi ada seseorang yang ingin bertemu dengan Anda.” “Minta mereka menunggu sampai besok,” jawab Sean tanpa menatap ke arah Elijah. "Aku yakin kamu ta

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-04
  • Terjebak Permainan Mr. Sean   9| Bersedih

    Bintang Film Indonesia adalah sebuah acara tahunan yang digelar oleh sebuah stasiun televisi swasta tanah air yang bekerjasama dengan asosiasi film Indonesia untuk acara ini. Oleh karena itu, acara ini merupakan anugerah untuk para penggiat film di Indonesia. Mulai dari aktor dan aktris, penulis, tim produksi, produser, sutradara dan lainnya. Acara ini adalah target bagi semua penggiat film untuk membuktikan hasil karya mereka. Acara ini tidak hanya dinantikan oleh para penggiat film, tapi juga oleh para masyarakat yang ingin melihat aktor dan aktris kesayangan mereka mendapatkan piala penghargaan. "Kita bener-bener pasangan yang serasi, Sean," kata Ivanka sambil tersenyum. Sean membalas senyuman itu dan kembali fokus pada jalan raya. Mereka akan memasuki daerah tempat acara akan digelar, dan barisan panjang mobil yang mengantarkan para tamu mulai memanjang. Malam ini, mereka mengenakan pakaian dengan warna senada. Sean mengenakan tuksedo berwarna biru navy, sementara Ivanka

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-04
  • Terjebak Permainan Mr. Sean   10| Pemandangan Yang Menenangkan

    Sean tiba di rumah keluarganya pada pukul satu dini hari. Ketika ia memasuki pintu rumah, ia segera melepaskan tuksedo dan dasi kupu-kupu yang terasa mencekiknya selama ia mengenakannya. Sean melangkah ke arah ruangan tamu yang lampunya masih menyala dan terdiam ketika ia melihat siapa yang ada di sana. Di salah satu sofa itu, ia melihat Sienna yang sedang bersandar dan sepertinya sudah terlelap. Wanita itu memeluk Blaire yang terlihat sangat nyaman menengkurap di dada Sienna. Sekali lagi, ia merasa hangat pada hatinya ketika melihat pemandangan itu, padahal sebelumnya ia merasa sangat lelah. Sekarang, ia tidak ingin melakukan apapun dan hanya ingin menatap apa yang sekarang sedang ia lihat dengan lebih lama. “Non Bie nya tadi rewel gak bisa tidur, Den,” kata seseorang di belakang Sean. Sean berbalik dan mendapati Mary yang sudah berada di belakangnya. “Bie demam lagi?” “Enggak panas badannya. Tapi kata Non Sienna, dedeknya mau tumbuh gigi lagi, makanya rewel. Terus Non Sienn

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-04
  • Terjebak Permainan Mr. Sean   11| Pelajaran Berciuman

    Dua hari kemudian, Sienna sedang bersiap karena malam ini ia akan menghadiri pesta ulang tahun ayahnya, meskipun ia datang hanya sebagai karyawan dari rumah sakit. Ia tidak peduli sebagai apa dirinya datang, karena yang paling penting adalah ia bisa melihat ayahnya. Malam ini, Sean menemaninya karena Sean memang selalu mendapatkan undangan acara apapun dari keluarganya. Beruntungnya lagi, malam ini Blaire terlihat tidak rewel dan bisa ditinggal sebentar dengan Mary. “Kamu sudah siap?” tanya Sean setelah ia mengetuk pintu kamar yang Sienna gunakan untuk berganti pakaian. “Iya. kita bisa pergi sekarang,” jawab Sienna. Malam ini, ia mengenakan sebuah gaun pesta keluaran Burberry yang terlihat sangat sempurna di tubuhnya. Tidak ada aksesoris lain yang ia kenakan selain sebuah kalung berlian yang sangat jarang ia pakai karena itu adalah pemberian dari mendiang ibunya. Sean yang seperti biasa mengenakan setelan tuksedo hitam pun mengajak Sienna untuk keluar. “Kamu tahu kan kalau m

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-04
  • Terjebak Permainan Mr. Sean   12| Mandi Air Dingin

    Ivanka sudah kembali ke Kyoto dan sedang beristirahat di kamarnya. Ia baru saja melihat foto Sean yang menghadiri pesta ulang tahun Anthony Wangsadharma. Meskipun acara itu diadakan sangat tertutup, namun beberapa temannya mengirimkan foto Sean yang selalu saja terlihat tampan. "Dia sangat tampan," kata Ivanka sambil menatap Vani. "Dia datang dengan Sienna," kata Vani. "aku gak mau mengatakannya. Tapi mereka kelihatan semakin dekat." Benar. Ivanka tahu hal itu. Namun, ia yakin kalau Sean tidak akan berpaling darinya. Mereka sudah berjanji untuk tidak meninggalkan satu sama lain. "Lo enggak bisa terus bertahan di antara cinta semu ini, Ivanka. Semua orang tahu—dan gue yakin kalau lo juga tahu—kalau Sean mencintai siapa," kata Vani lagi. Vani lebih dulu bersahabat dengan Ivanka jauh sebelum ia menjadi manajer wanita ini. Maka, ia tidak akan berpikir dua kali untuk mengatakan apa yang ia rasa benar. "Gue akan bertahan," jawab Ivanka."Ivanka," kata Vani. Ivanka berdiri dan berjala

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-16
  • Terjebak Permainan Mr. Sean   13| Kecelakaan

    Tiga hari berikutnya, Sienna sudah kembali bekerja karena waktu satu Minggu untuk menjaga Blaire sudah berakhir. Jacqueline dan Richard Kanaka sudah kembali ke Jakarta, sementara Sean justru meninggalkan kota Jakarta dua hari yang lalu. Setelah pembicaraannya dan Sean di ruang kerja pada malam itu, Sienna terjaga pada esok paginya dan mendapat pesan kalau Sean harus pergi ke Singapura karena urusan pekerjaannya. Sean sama sekali tidak menghubunginya selama dua hari, membuatnya sangat kesal karena mereka harus segera memulai pelajaran berciuman itu. "Selamat pagi," kata Sienn ketika ia memasuki sebuah kamar rawat di rumah sakit ini. Ia tidak bisa lagi bersantai karena harus membayar semua hutangnya selama satu minggu. "Selamat pagi, Dokter," kata seorang wanita yang sedang menunggui seorang pasien. "Saya cuma mau jenguk. Soalnya nanti malam Yulia akan menjalani proses operasi," kata Sienna dengan suara rendah karena Yulia si pasien ternyata sedang terlelap. Yulia adalah seorang p

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-18
  • Terjebak Permainan Mr. Sean   14| Grandma

    Pada pukul dua pagi, Sienna akhirnya memiliki waktu untuk menjenguk Sean di ruang rawat pria itu. Bangsal VVIP adalah tempat Sean dirawat. Tentu saja harus di VVIP, karena Sean adalah cucu dari salah satu pemegang saham terbesar di rumah sakit ini. Seharusnya Sienna bisa menjenguk Sean sebelum ia melakukan operasi. Namun, setibanya ia di IGD, ia langsung dipanggil karena ambulan baru saja tiba, yang membawa pasien korban kecelakaan. Akhirnya, selama hampir dua jam ia harus menangani pasien gawat darurat itu. Walaupun baru bisa menemui Sean sekarang, namun ia merasa lega karena dari rekam medis milik Sean yang sudah ia baca, tidak ada hal serius. "Sean?" panggil Sienna ketika ia memasuki ruang rawat pria itu. "Oh.. kamu sudah tidur.." Tentu saja Sean sudah tidur. Sekarang sudah pukul dua pagi. Akan tetapi, perlahan mata pria itu membuka. "Hi," kata Sean dengan suara mengantuk. "Kayaknya aku punya kecenderungan untuk membangunkan pasien," gumam Sienna sambil tersenyum. "Aku meman

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-19
  • Terjebak Permainan Mr. Sean   15| Secret Agreement

    "Anthony?" Panggil Ariana ketika ia memasuki ruang kerja pemilik rumah sakit ini. "Aku pikir kamu akan segera menemui cucumu," kata Anthony yang berdiri untuk menyambut Ariana. Anthony dan Ariana adalah teman lama. Anthony mengetahui hampir seluruh kisah Ariana, begitu pula Ariana yang mengetahui kisah cinta Anthony yang terlalu kelam untuk diceritakan kembali. "Sudah ada yang menjaga cucuku," jawab Ariana tersenyum. Mereka duduk di sofa yang ada di ruangan ini. Ariana menatap ke sekitarnya, sementara Anthony meminta sekretarisnya untuk membawakan teh. "Apa Sean baik-baik saja? Aku belum sempat menemuinya," kata Anthony. "Dia seperti ayahnya—dan semua pria yang aku kenali. Tetap saja berusaha bekerja sampai titik darah penghabisan." "Darah orang tuanya mengalir deras di tubuhnya. Richard dan—"Ariana memelototi sahabatnya itu karena tahu nama siapa yang akan diucapkan olehnya. Lalu, Ariana memotong dengan mengucapkan, "Aku melihat ketiga putramu di board meeting tadi. Mereka..

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-21

Bab terbaru

  • Terjebak Permainan Mr. Sean   28| Perasaan Yang Berbalas

    Terjadi hujan yang sangat lebat pada pagi itu. Sienna yang lebih awal terjaga memutuskan untuk membuat dua cangkit teh. Untuk dirinya dan juga sean. Pasiennya. Pada dini hari, ia tidak bisa melanjutkan tidurnya karena tiga hal. Pertama, karena bunyi gemuruh yang saling bersahutan, kedua karena bunyi engsel pintu yang berderik di kejauhan karena tertiup angkin kencang, dan ketiga adalah karena Sean terus menerus bergumam dalam tidurnya Sekarang Sean memang adalah pasiennya, karena demam pria itu tak kunjung turun sampai sekarang. Sienna meletakkan dua cangkir teh itu ke atas meja makan karena mendengar suara ponselnya. Ariana yang meneleponnya. “Sienna? Apa kamu dan Sean baik-baik saja di sana?” tanya Ariana yang terdengar sangat khawatir. “Kami semua sudah melakukan tes dan tidak ada yang tertular.”Sienna menghela napas lega karena tidak ada yang tertular lagi. “Kami baik-baik saja, Ariana. Cuma Sean yagn sekarang sedang sangat demam.”“Cucuku akan sangat merepotkan ketika dia de

  • Terjebak Permainan Mr. Sean   27| Keras Kepala

    Sekarang sudah pukul dua pagi dan Sean sama sekali tidak bisa tidur. Ia sudah memutuskan untuk merawat Sienna, maka ia akan menjadi pria yang siap siaga sekarang. Sienna sekarang tidur. Di dalam pelukannya, setelah dirinya memenangkan perdebatannya dengan wanita ini. “Aku tidak akan pernah tidur di dalam pelukan seorang pria yang memeluk sangat banyak wanita, Sean,” kata wanita itu tadi, dengan sangat keras kepala dan menghempaskan pintu kamar di depan wajah Sean. Walaupun Sienna melarangnya untuk masuk ke dalam kamar wanita itu, namun Sean tetap berjaga di depan pintu. Benar saja, tiga puluh menit kemudian, Sienna batuk dan Sean langsung masuk untuk memberikan bantuan. Ia memberikan Sienna air hangat yang ia pikir bisa membantu meredakan batuk wanita itu. Sean lupa bagaimana sekarang mereka bisa saling memeluk seperti ini. Namun yang pasti ia sangat bahagia. “Kamu tidak tahu kalau aku tidak pernah memeluk wanita lain seperti ini, Sienna,” gumam Sean sambil tersenyum lebar. “Ka

  • Terjebak Permainan Mr. Sean   26| Terjangkit COVID-19

    Sienna kembali terjaga dan ia tidak tahu kalau dirinya sudah kembali terlelap. Ketika ia membuka matanya, ia mendapati seberkas cahaya dari pintu kamarnya. Seana pasti sudah menghidupkan semua lampu karena hari sudah benar-benar malam sekarang. Perlahan, ia duduk dan entah apakah karena ia tidak minum untuk beberapa waktu, ia merasa tenggorokannya sangat kering dan sedikit perih. “Uhuk-uhuk..” ia terbatuk. Satu detik kemudian, Sean masuk. Pria itu masuk seolah dirinya memang sudah menunggu Sienna di depan pintu kamar wanita itu. “Kamu baik-baik saja?” tanya Sean dengan segelas air di tangannya. Dengan sangat sigap, ia memberikan air itu untuk Sienna minum. “Awas,” kata Sienna setelah ia meminum air dan masih merasa tidak ada perubahan pada tenggorokannya. Ia berjalan menuju ke tasnya, dan mengambil alat tes swab dari dalam sana. Ketika dirinya sedang memeriksakan diri, Sean hanya berdiri di tepi ranjang dan menatap apa yang sedang dilakukan oleh Sienna. “Apakah kamu berpikir k

  • Terjebak Permainan Mr. Sean   25| Bermalam Di Pondok Yang Sama

    Satu minggu kemudian, Sienna dan Ariana menuju ke rumah perkebunan yang akan menjadi tempat tinggal mereka selama seminggu. Richard, Jacqueline dan Blaire sudah tiba di rumah perkebunan, sementara Sean masih berada di Singapura dan akan sampai beberapa jam lagi. “Ah. aku sangat merindukan tempat ini,” kata Ariana ketika mereka memasuki jalanan berbatu yang mengarahkan mereka pada sebuah gerbang yang sangat besar. “Rumahmu dihitung dari gerbang ini, Ariana?” tanya Sienna. “Ya. dan kebun-kebun yang ada di sini adalah milikku. Tempat ini adalah tempatku menghabiskan waktu sebelum aku memutuskan untuk tinggal di berbagai negara sepuluh tahun yang lalu. Aku tidak menyangka kalau tempat ini masih terasa sama, walaupun sudah berjarak sepuluh tahun.”Sienna tersenyum karena dirinya melihat senyuman tulus di wajah Ariana. Ia juga seolah melihat wajah Ariana pada sepuluh tahun yang lalu. Setelah mobil mereka terus memasuki area kebun sekitar selama lima menit, akhirnya mereka mulai melihat

  • Terjebak Permainan Mr. Sean   24| Belum Begitu Menyadari Perasaan

    Selama tiga hari berikutnya, Ariana benar-benar menepati janjinya untuk tidak membiarkan Sean masuk ke rumahnya. Ia mengizinkan siapapun untuk masuk dan menemui Sienna, kecuali Sean. Cucunya sendiri. Selama tiga hari pula, Sienna pulang ke rumah Ariana hanya untuk mengganti pakaiannya dan setelah itu ia kembali ke rumah sakit. Namun hari ini, ia mendapatkan cuti dan cuti itu ia gunakan untuk mengisi tenaganya lagi. “Selamat malam, Sienna,” kata Ariana sambil tersenyum. Sienna awalnya ingin melewatkan makan malam, namun ia mendapatkan pesan dari salah satu pelayan bahwa Ariana ingin makan malam bersamanya. Ia merasa sangat nyaman berada di sini, karena Ariana sangat tulus kepadanya. “Hari ini kamu sangat produktif dariku, Ariana. Selamat malam,” Sienna balik menyapa Ariana setelah ia duduk di kursi yang berhadapan dengan wanita itu. Walaupun seharian ini Sienna hanya menghabiskan waktu di dalam kamarnya, namun ia tahu kalau Ariana hari ini sangat sibuk dengan museum baru yang akan

  • Terjebak Permainan Mr. Sean   23| Semakin Rumit

    Sienna dan Ariana tiba di rumah Ariana yang sangat besar. Sienna tidak pernah datang ke rumah ini, karena selama sepuluh tahun terakhir, Ariana tidak pernah menempati rumah ini. Akan tetapi, meskipun pemilik rumah ini baru saja kembali, Sienna merasa rumah ini tetap hangat. “Rumah kamu sangat indah, Ariana,” kata Sienna yang merasa sangat takjub. Rumah ayahnya mungkin hanya setengah dari luas keseluruhan rumah ini. Di setiap matanya memandang, ia akan selalu tersenyum karena Ariana meletakkan banyak vas bunga mawar dengan berbagai warna di setiap sudut ruangan. “Aku sangat menyukai mawar. Walaupun pria yang memberikanku mawar pertama adalah pria yang sangat kubenci untuk seumur hidupku,” kata Ariana yang tahu apa yang sedang dipikirkan oleh Sienna. “Aku akan berusaha untuk tidak membuat kamu mengingat hal yang tidak ingin kamu ingat,” jawab Sienna. Lalu, sesaat kemudian ia memikirkan sesuatu. “Walaupun rumah kamu sangat indah, tapi aku merasa kalau ini bukan tempatku, Ariana.”“Mak

  • Terjebak Permainan Mr. Sean   22| Tak Sesuai Harapan

    Sean sama sekali tidak melepaskan genggaman tangannya pada tangan Sienna ketika ia mengajak Sienna untuk keluar dari ruang kerja Theodore yang ada di rumah sakit Mount-Sien ini. Ia juga tidak berhenti tersenyum karena Sienna yang bersikap cukup manis dengan hanya diam dan mengikuti langkahnya. Wanita itu tidak melepaskan genggaman tangan mereka, walaupun sekarang mereka tengah berada di lobi rumah sakit yang cukup ramai. \Seperti biasa, ketika mereka tiba di mobil, Sean membukakan pintu untuk wanita itu, kemudian ia masuk ke pintu kemudi. “Kamu tidak perlu takut. Aku akan meminta banyak orang untuk menjaga kamu,” kata Sean setelah ia menyadari kalau Sienna hanya diaSementara Sienna sekarang hanya memandangi rumah sakit dan berkata, “Rumah sakit ini..”“Kamu tidak perlu khawatir. Rumah sakit akan baik-baik saja walaupun semua orang tahu siapa kamu sekarang, sienna,” kata Sean lagi dengan sanga yakin. Sienna memalingkan wajahnya untuk menatap wajah Sean yang terlihat sangat bersema

  • Terjebak Permainan Mr. Sean   21| Janji

    Empat tahun yang lalu..Sean menemui seorang wanita yang sama sekali tidak ia kenali. Ia datang ke sini karena wanita itu mengiriminya pesan yang berisikan kalau ia mengetahui rahasia keluarga Wangsadharma, keluarga Sienna. Awalnya, ia menganggap ini hanyalah pesan iseng, namun kemudian ia berpikir kalau tidak mungkin orang iseng mengirimkan pesan seperti ini kepada dirinya. "halo," kata wanita yang terlihat sangat cantik namun biasa saja di mata Sean. Bagi Sean, wanita yang paling menarik adalah Sienna. "Aku harus ke Singapura tiga jam lagi. Aku berharap kamu bisa mengatakan apa yang kamu ketahui dengan cepat," kata Sean sambil menatap jam tangannya. "Sayang sekali karena kayaknya, pembicaraan kita akan berlangsung lama." Sean hanya diam dan menatap wanita itu dengan dingin. "Mungkin kamu tidak begitu mengenali aku, padahal aku berusaha di dalam pekerjaanku sebagai seorang aktis supaya bisa kamu kenali.." "...""Aku Ivanka, wanita yang sangat sering menjadikan kamu sebagai f

  • Terjebak Permainan Mr. Sean   20 | Ciuman Pertama

    Sienna menahan napasnya ketika ia merasa kalau Sean mengangkat tubuhnya dan membawanya memasuki bagian dalam apartemen pria itu. Ia tahu kalau dirinya sedang berhadapan dengan singa yang sedang lapar. Ia bisa melihat dari tatapan mata Sean yang tidak akan memberikan pengampunan untuknya. Ia juga tahu kalau apa yang mereka lakukan mungkin akan sangat berbahaya, namun ia menginginkannya. Entah sejak kapan, ia menginginkan Sean. lebih dari sebuah pelajaran berciuman yang pernah mereka sepakati. Sean mendudukkannya di kitchen island yang beruntungnya tidak berisi apapun.“Pelajaran dari mana yang kamu inginkan?” tanya Sean. Sean menatap wajah Sienna, dan ia harus mengingatkan dirinya, beratus kali, kalau ia harus menguasai diri. Ia tidak boleh langsung menerkam tubuh Sienna yang sangat ingin ia nikmati ini. Akan tetapi, sepertinya Sienna berencana untuk menggodanya. Wanita itu berkata, “Aku menginginkan ciuman yang panas. Ciuman yang kamu inginkan. Bukan ciuman yang hanya ingin kamu b

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status