Share

6| Sean Membingungkan

Penulis: Vaanella
last update Terakhir Diperbarui: 2022-11-04 12:45:03

Sienna menghabiskan makanannya dengan cepat karena ternyata, ia merasa sangat lapar. Sean yang melihat hal itu hanya menatap dengan heran. Ia sudah berteman dengan Sienna selama sepuluh tahun, dan wanita ini selalu makan dengan sangat banyak. Namun, tubuh Sienna tetap sangat ramping.

Entah kemana larinya semua makanan-makanan itu.

“Aku udah hubungin beberapa temen aku dan mereka setuju. Sisanya akan aku tanya besok,” kata Sienna setelah ia meminum air putih.

“Aku temani kalau begitu.”

Kening Sienna berkerut. “Kamu enggak ke kantor?”

“Besok hari Sabtu, Sienna,” jawab Sean.

“Oh…” Ia lupa kalau besok adalah hari sabtu.

Sienna menyentuh bibir gelasnya dengan jari, sementara Sean masih merasa marah setiap kali memikirkan tentang bahu Sienna yang memar.

Oleh karena rasa marahnya itu, akhirnya Sean berkata, “Siapa yang membuat bahu kamu seperti itu?”

“Aku sendiri. Aku kepeleset..”

“Sienna..”

“Beneran,” jawab Sienna sambil berdecak.

Sienna tidak ingin mengatakan yang sejujurnya, namun dari wajah Sean yang sangat keras kepala, ia tahu kalau Sean tidak akan berhenti sampai pria itu mendapatkan jawaban yang ia inginkan.

“Theodore yang melakukannya?” tanya Sean lagi.

Mendengar nama itu, Sienna terdiam. Di antara semua kakaknya, Theodore adalah yang paling kejam dan yang paling sering melukainya. Ia berusaha untuk menguasai raut wajahnya. Namun, Sean sudah mengetahui jawaban yang bisa pria itu lihat dari wajah Sienna.

“Aku akan memberikan mereka pelajaran, Sienna,” kata Sean kesal.

“Aku enggak apa-apa,” jawab Sienna sambil memajukan bibirnya.

Sean diam, tanda kalau pria itu sedang sangat marah sekarang.

Sienna memilih untuk mengambil piring dan mencucinya. Ia juga merasa kesal karena sejak dulu, Sean akan selalu berusaha untuk menjaganya. Ia kesal karena semakin dewasa, ia memiliki beberapa hal yang tidak ingin dibantu oleh Sean.

“Sienna,” panggil Sean lagi.

“Kenapa sih?” tanya Sienna sambil berbalik. Ia baru saja akan meninggalkan Sean untuk melihat Blaire di kamar.

“Kamu tahu betapa kesalnya aku ketika tahu kalau kamu mendapatkan lebam itu?” tanya Sean.

Sienna mengerutkan keningnya tidak mengerti. “Kenapa kamu harus kesel? Kamu bukan orang istimewa di hati aku. Kita cuma sahabatan. Kenapa kamu harus semarah itu?”

“...” Sean diam.

Benar. Mengapa ia harus sangat marah setiap kali Sienna terluka? Sean tidak tahu jawabannya.

“Jangan bikin aku bingung dong. Hidup aku sendiri pun udah membuat aku bingung,” kata Sienna lagi.

Kemudian, Sienna berbalik dan meninggalkan Sean.

***

Sean baru saja akan memasuki kamarnya ketika tiba-tiba saja, ia mendapatkan sebuah panggilan telepon dari sekretarisnya. Sekarang sudah hampir pukul dua belas malam dan ia tidak pernah membiasakan karyawannya untuk membahas masalah pekerjaan di luar jam kantor.

“Ada apa?” tanya Sean ketika ia menerima panggilan telepon itu.

Elijah yang merupakan sekretaris dari Sean menjawab, “Maaf saya mengganggu, Pak. Tapi ini adalah masalah yang harus segera Anda dengar.”

“Saya mendengarkan,” jawab Sean dan ia berjalan menjauhi kamar karena takut Sienna dan Blaire terganggu dengan pembicaraannya.

“Kapal pengangkut barang mentah milik perusahaan kita sudah tiba di tempat tujuan. Namun, ketika awak kapal memeriksa barang, mereka menemukan hal aneh. Ada beberapa kotak yang tidak mereka ketahui. Setelah melihat isinya, ternyata itu adalah narkotika, seberat lima kilogram. Kita sudah mengamankan kotak itu dan belum menghubungi pihak berwajib, Pak.”

Sean mengerutkan keningnya. “Apa ada orang yang menghubungi terkait barang itu?”

“Ya, Pak. Seseorang bernama Arthur yang berasal dari Italia, tempat kapal kita mengangkut barang. Ia menghubungi dan mengatakan kalau barang mereka tidak sengaja termasuk ke dalam kapal kita,” jawab Elijah.

“Lalu?” tanya Sean.

“Mereka ingin mengambilnya lagi dan memberikan imbalan. Sebagai gantinya, mereka meminta kita untuk melupakan kecerobohan mereka,” jawab Elijah.

Sean duduk di sebuah kursi yang ada di ruang tamu. Sekarang beberapa lampu sudah dimatikan dan hanya menyisakan cahaya remang dari lampu dinding. Sean berpikir untuk beberapa saat. Bisa saja ia memberikan semua barang itu kepada polisi. Namun sepertinya itu bukanlah hal yang tepat.

“Amankan saja barang itu, Elijah. Jangan sampai rahasia ini bocor,” kata Sean pada akhirnya.

“Apakah Anda akan menemui Arthur dan memberikannya, Pak?” tanya Elijah dengan nada terkejut yang tidak bisa ia sembunyikan.

Di ujung sana, Elijah merasa kalau matanya akan terkeluar karena jawaban Sean sama sekali tidak sesuai dengan pikirannya. Awalnya, ia beranggapan kalau Sean pasti akan memberikan barang itu kepada kepolisian. Namun, bosnya ini justru memilih sebaliknya.

“Ya,” jawab Sean.

“Pak.. tapi hal ini akan menghancurkan perusahaan Anda jika ada yang mengetahuinya,” kata Elijah.

“Jangan sampai orang lain tahu kalau begitu,” jawab Sean.

Kemudian, Sean memutuskan sambungan telepon itu.

***

Esok paginya, Sienna pergi ke rumah sakit untuk bicara secara langsung dengan teman-teman residennya. Seperti janji Sean, pria itu mengantarnya bersama dengan Blaire yang duduk di car seat bayi di kursi belakang.

“Aku turun dulu, ya,” kata Sienna dan ia keluar dengan plastik makanan yang mereka beli di jalan tadi.

Sienna keluar dan berlari kecil menuju ke dalam rumah sakit. Ia langsung menuju ke ruang piket untuk residen bedah umum.

Ia sudah mengabari teman-temannya untuk tidak membeli sarapan karena ia sudah membelikan mereka semua.

“Hi,” kata Sienna sambil masuk. Beberapa orang rekan residen tahun kedua bedah umum tersenyum ke arahnya. Sienna bergegas masuk dan meletakkan makanan yang tadi ia beli. “Maaf banget ya harus ngerepotin kalian..”

“Banyak banget lo beliin kita,” kata Vera, orang yang paling dekat dengan Sienna di rumah sakit ini. “Insentif kita gak banyak, mending lo tabungin aja.”

Sienna tersenyum. “Gue justru pengen beliin yang lebih banyak. Tapi karena kita gak punya uang, jadi cuma bisa beliin ini deh. Gue makasih banget karena kalian sudah setuju bantuin gue.”

Semua orang di ruangan ini tertawa. Lalu, residen lainnya bertanya, “Lo enggak sakit dan harus istirahat atau sebagainya kan?”

Sienna baru saja akan menjawab. Namun, rekannya yang lain yang baru saja memasuki ruang piket berkata, “Dia enggak mungkin sakit. Gue lihat tadi dia turun dari mobil yang disetir oleh Sean.”

“Wha….” kata mereka.

“Yes. Sean Ezra Tanaka.”

Wajah para residen perempuan terlihat takjub. Meskipun mereka sudah sering melihat Sean mengantar dan menjemput Sienna, namun mereka selalu saja takjub setiap kali berpikir kalau Sean menyetir mobil untuk Sienna.

Kemudian, rentetan pertanyaan mulai menyerang Sienna.

“Apa tangannya bener-bener berotot?”

“Apa dia lebih seksi dari yang sering kita lihat di TV dan majalah?”

“Dia pasti lebih ganteng.”

“Lo enggak pernah kepincut sama si prince of bastard?”

Sienna menghela napasnya dan menjawab, “Dia biasa aja kok.”

Kemudian, Vera menatap Sienna dan bertanya, “kalau gitu.. Dia enggak pernah suka sama lo?”

Sienna tertawa mendengar pertanyaan Vera. “Kita enggak kayak gitu. Beda dari yang kalian pikirin deh pokoknya–oh–sorry gue harus pergi. Bie nungguin.”

Setelah itu, Sienna langsung bergegas pergi, meninggalkan teman-temannya yang kebingungan.

“Bie yang Sienna maksud itu Bie adiknya Sean, atau ‘Bie’ itu panggilan dia buat Sean?” tanya Vera bingung. “Tapi.. apa bener mereka enggak ada apa-apa? Gue awalnya mikir kalau enggak ada persahabatan di antara cowok sama cewek.”

“Bener banget. Gue gak percaya lawan jenis bisa pacaran,” kata Setyo.

“Tapi kayaknya itu adalah pengecualian buat mereka berdua,” timpal Tiara.

Bersambung

Bab terkait

  • Terjebak Permainan Mr. Sean   7| Sienna Selalu Menghancurkan Pakaian Sean

    Di kota Barcelona, Richard dan juga Jacqueline sedang duduk di kursi yang menghadap ke jendela yang menyuguhkan pemandangan kota Barcelona dari ketinggian lantai tiga puluh apartemen ini. Sejak tiba di kota ini beberapa jam yang lalu, Richard langsung disibukkan dengan beberapa pertemuan dan Jacqueline menemani suaminya dengan sangat sabar.Mereka baru bisa beristirahat di apartemen yang beberapa tahun lalu dibeli oleh Richard. “Kamu capek?” tanya Jacqueline sambil menyentuh lengan suaminya. Richard tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Meskipun lelah, ia selalu merasa lebih baik setiap kali bersama dengan istrinya. “Kamu sudah menelepon Sean untuk menanyakan keadaan Bie?” “Ya,” jawab Jacqueline. Kali ini, raut wajah Jacqueline yang awalnya serius berubah menjadi lebih antusias dan penuh senyuman kegembiraan. Melihat raut kegembiraan itu, Richard mengubah posisi duduknya menjadi berhadapan dengan Jacqueline. “Kamu bahagia karena Bie tidak menangis?” tanya Richard, berusaha

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-04
  • Terjebak Permainan Mr. Sean   8| Sandiwara

    Dua hari kemudian, Sean sudah kembali bekerja dan sedang sangat sibuk. Hari Senin adalah hari dimana ia tidak memiliki pertemuan dengan siapapun. Karena, hari Senin ia akan memeriksa semua berkas yang harus ia tandatangani. Juga menyelesaikan permasalahan yang harus segera ia tangani. Meskipun ia tidak memiliki jadwal rapat, namun hari Senin adalah hari yang sama sibuk dengan hari lainnya bagi Sean. Akan tetapi, hari ini terasa lebih ringan baginya. Karena, Sienna berjanji akan memasakkannya makanan untuk makan malam nanti. Ia tidak sabar untuk segera pulang meskipun ia baru tiba tidak lebih dari dua jam yang lalu. Ia juga tidak sabar untuk melihat Blaire. Benar. Aku tidak sabar untuk bertemu dengan Bie. Bukan karena makanan Sienna, pikir Sean. “Pak,” panggil Elijah ketika pria itu memasuki ruang kerja Sean. “Maaf mengganggu. Tapi ada seseorang yang ingin bertemu dengan Anda.” “Minta mereka menunggu sampai besok,” jawab Sean tanpa menatap ke arah Elijah. "Aku yakin kamu ta

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-04
  • Terjebak Permainan Mr. Sean   9| Bersedih

    Bintang Film Indonesia adalah sebuah acara tahunan yang digelar oleh sebuah stasiun televisi swasta tanah air yang bekerjasama dengan asosiasi film Indonesia untuk acara ini. Oleh karena itu, acara ini merupakan anugerah untuk para penggiat film di Indonesia. Mulai dari aktor dan aktris, penulis, tim produksi, produser, sutradara dan lainnya. Acara ini adalah target bagi semua penggiat film untuk membuktikan hasil karya mereka. Acara ini tidak hanya dinantikan oleh para penggiat film, tapi juga oleh para masyarakat yang ingin melihat aktor dan aktris kesayangan mereka mendapatkan piala penghargaan. "Kita bener-bener pasangan yang serasi, Sean," kata Ivanka sambil tersenyum. Sean membalas senyuman itu dan kembali fokus pada jalan raya. Mereka akan memasuki daerah tempat acara akan digelar, dan barisan panjang mobil yang mengantarkan para tamu mulai memanjang. Malam ini, mereka mengenakan pakaian dengan warna senada. Sean mengenakan tuksedo berwarna biru navy, sementara Ivanka

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-04
  • Terjebak Permainan Mr. Sean   10| Pemandangan Yang Menenangkan

    Sean tiba di rumah keluarganya pada pukul satu dini hari. Ketika ia memasuki pintu rumah, ia segera melepaskan tuksedo dan dasi kupu-kupu yang terasa mencekiknya selama ia mengenakannya. Sean melangkah ke arah ruangan tamu yang lampunya masih menyala dan terdiam ketika ia melihat siapa yang ada di sana. Di salah satu sofa itu, ia melihat Sienna yang sedang bersandar dan sepertinya sudah terlelap. Wanita itu memeluk Blaire yang terlihat sangat nyaman menengkurap di dada Sienna. Sekali lagi, ia merasa hangat pada hatinya ketika melihat pemandangan itu, padahal sebelumnya ia merasa sangat lelah. Sekarang, ia tidak ingin melakukan apapun dan hanya ingin menatap apa yang sekarang sedang ia lihat dengan lebih lama. “Non Bie nya tadi rewel gak bisa tidur, Den,” kata seseorang di belakang Sean. Sean berbalik dan mendapati Mary yang sudah berada di belakangnya. “Bie demam lagi?” “Enggak panas badannya. Tapi kata Non Sienna, dedeknya mau tumbuh gigi lagi, makanya rewel. Terus Non Sienn

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-04
  • Terjebak Permainan Mr. Sean   11| Pelajaran Berciuman

    Dua hari kemudian, Sienna sedang bersiap karena malam ini ia akan menghadiri pesta ulang tahun ayahnya, meskipun ia datang hanya sebagai karyawan dari rumah sakit. Ia tidak peduli sebagai apa dirinya datang, karena yang paling penting adalah ia bisa melihat ayahnya. Malam ini, Sean menemaninya karena Sean memang selalu mendapatkan undangan acara apapun dari keluarganya. Beruntungnya lagi, malam ini Blaire terlihat tidak rewel dan bisa ditinggal sebentar dengan Mary. “Kamu sudah siap?” tanya Sean setelah ia mengetuk pintu kamar yang Sienna gunakan untuk berganti pakaian. “Iya. kita bisa pergi sekarang,” jawab Sienna. Malam ini, ia mengenakan sebuah gaun pesta keluaran Burberry yang terlihat sangat sempurna di tubuhnya. Tidak ada aksesoris lain yang ia kenakan selain sebuah kalung berlian yang sangat jarang ia pakai karena itu adalah pemberian dari mendiang ibunya. Sean yang seperti biasa mengenakan setelan tuksedo hitam pun mengajak Sienna untuk keluar. “Kamu tahu kan kalau m

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-04
  • Terjebak Permainan Mr. Sean   12| Mandi Air Dingin

    Ivanka sudah kembali ke Kyoto dan sedang beristirahat di kamarnya. Ia baru saja melihat foto Sean yang menghadiri pesta ulang tahun Anthony Wangsadharma. Meskipun acara itu diadakan sangat tertutup, namun beberapa temannya mengirimkan foto Sean yang selalu saja terlihat tampan. "Dia sangat tampan," kata Ivanka sambil menatap Vani. "Dia datang dengan Sienna," kata Vani. "aku gak mau mengatakannya. Tapi mereka kelihatan semakin dekat." Benar. Ivanka tahu hal itu. Namun, ia yakin kalau Sean tidak akan berpaling darinya. Mereka sudah berjanji untuk tidak meninggalkan satu sama lain. "Lo enggak bisa terus bertahan di antara cinta semu ini, Ivanka. Semua orang tahu—dan gue yakin kalau lo juga tahu—kalau Sean mencintai siapa," kata Vani lagi. Vani lebih dulu bersahabat dengan Ivanka jauh sebelum ia menjadi manajer wanita ini. Maka, ia tidak akan berpikir dua kali untuk mengatakan apa yang ia rasa benar. "Gue akan bertahan," jawab Ivanka."Ivanka," kata Vani. Ivanka berdiri dan berjala

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-16
  • Terjebak Permainan Mr. Sean   13| Kecelakaan

    Tiga hari berikutnya, Sienna sudah kembali bekerja karena waktu satu Minggu untuk menjaga Blaire sudah berakhir. Jacqueline dan Richard Kanaka sudah kembali ke Jakarta, sementara Sean justru meninggalkan kota Jakarta dua hari yang lalu. Setelah pembicaraannya dan Sean di ruang kerja pada malam itu, Sienna terjaga pada esok paginya dan mendapat pesan kalau Sean harus pergi ke Singapura karena urusan pekerjaannya. Sean sama sekali tidak menghubunginya selama dua hari, membuatnya sangat kesal karena mereka harus segera memulai pelajaran berciuman itu. "Selamat pagi," kata Sienn ketika ia memasuki sebuah kamar rawat di rumah sakit ini. Ia tidak bisa lagi bersantai karena harus membayar semua hutangnya selama satu minggu. "Selamat pagi, Dokter," kata seorang wanita yang sedang menunggui seorang pasien. "Saya cuma mau jenguk. Soalnya nanti malam Yulia akan menjalani proses operasi," kata Sienna dengan suara rendah karena Yulia si pasien ternyata sedang terlelap. Yulia adalah seorang p

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-18
  • Terjebak Permainan Mr. Sean   14| Grandma

    Pada pukul dua pagi, Sienna akhirnya memiliki waktu untuk menjenguk Sean di ruang rawat pria itu. Bangsal VVIP adalah tempat Sean dirawat. Tentu saja harus di VVIP, karena Sean adalah cucu dari salah satu pemegang saham terbesar di rumah sakit ini. Seharusnya Sienna bisa menjenguk Sean sebelum ia melakukan operasi. Namun, setibanya ia di IGD, ia langsung dipanggil karena ambulan baru saja tiba, yang membawa pasien korban kecelakaan. Akhirnya, selama hampir dua jam ia harus menangani pasien gawat darurat itu. Walaupun baru bisa menemui Sean sekarang, namun ia merasa lega karena dari rekam medis milik Sean yang sudah ia baca, tidak ada hal serius. "Sean?" panggil Sienna ketika ia memasuki ruang rawat pria itu. "Oh.. kamu sudah tidur.." Tentu saja Sean sudah tidur. Sekarang sudah pukul dua pagi. Akan tetapi, perlahan mata pria itu membuka. "Hi," kata Sean dengan suara mengantuk. "Kayaknya aku punya kecenderungan untuk membangunkan pasien," gumam Sienna sambil tersenyum. "Aku meman

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-19

Bab terbaru

  • Terjebak Permainan Mr. Sean   28| Perasaan Yang Berbalas

    Terjadi hujan yang sangat lebat pada pagi itu. Sienna yang lebih awal terjaga memutuskan untuk membuat dua cangkit teh. Untuk dirinya dan juga sean. Pasiennya. Pada dini hari, ia tidak bisa melanjutkan tidurnya karena tiga hal. Pertama, karena bunyi gemuruh yang saling bersahutan, kedua karena bunyi engsel pintu yang berderik di kejauhan karena tertiup angkin kencang, dan ketiga adalah karena Sean terus menerus bergumam dalam tidurnya Sekarang Sean memang adalah pasiennya, karena demam pria itu tak kunjung turun sampai sekarang. Sienna meletakkan dua cangkir teh itu ke atas meja makan karena mendengar suara ponselnya. Ariana yang meneleponnya. “Sienna? Apa kamu dan Sean baik-baik saja di sana?” tanya Ariana yang terdengar sangat khawatir. “Kami semua sudah melakukan tes dan tidak ada yang tertular.”Sienna menghela napas lega karena tidak ada yang tertular lagi. “Kami baik-baik saja, Ariana. Cuma Sean yagn sekarang sedang sangat demam.”“Cucuku akan sangat merepotkan ketika dia de

  • Terjebak Permainan Mr. Sean   27| Keras Kepala

    Sekarang sudah pukul dua pagi dan Sean sama sekali tidak bisa tidur. Ia sudah memutuskan untuk merawat Sienna, maka ia akan menjadi pria yang siap siaga sekarang. Sienna sekarang tidur. Di dalam pelukannya, setelah dirinya memenangkan perdebatannya dengan wanita ini. “Aku tidak akan pernah tidur di dalam pelukan seorang pria yang memeluk sangat banyak wanita, Sean,” kata wanita itu tadi, dengan sangat keras kepala dan menghempaskan pintu kamar di depan wajah Sean. Walaupun Sienna melarangnya untuk masuk ke dalam kamar wanita itu, namun Sean tetap berjaga di depan pintu. Benar saja, tiga puluh menit kemudian, Sienna batuk dan Sean langsung masuk untuk memberikan bantuan. Ia memberikan Sienna air hangat yang ia pikir bisa membantu meredakan batuk wanita itu. Sean lupa bagaimana sekarang mereka bisa saling memeluk seperti ini. Namun yang pasti ia sangat bahagia. “Kamu tidak tahu kalau aku tidak pernah memeluk wanita lain seperti ini, Sienna,” gumam Sean sambil tersenyum lebar. “Ka

  • Terjebak Permainan Mr. Sean   26| Terjangkit COVID-19

    Sienna kembali terjaga dan ia tidak tahu kalau dirinya sudah kembali terlelap. Ketika ia membuka matanya, ia mendapati seberkas cahaya dari pintu kamarnya. Seana pasti sudah menghidupkan semua lampu karena hari sudah benar-benar malam sekarang. Perlahan, ia duduk dan entah apakah karena ia tidak minum untuk beberapa waktu, ia merasa tenggorokannya sangat kering dan sedikit perih. “Uhuk-uhuk..” ia terbatuk. Satu detik kemudian, Sean masuk. Pria itu masuk seolah dirinya memang sudah menunggu Sienna di depan pintu kamar wanita itu. “Kamu baik-baik saja?” tanya Sean dengan segelas air di tangannya. Dengan sangat sigap, ia memberikan air itu untuk Sienna minum. “Awas,” kata Sienna setelah ia meminum air dan masih merasa tidak ada perubahan pada tenggorokannya. Ia berjalan menuju ke tasnya, dan mengambil alat tes swab dari dalam sana. Ketika dirinya sedang memeriksakan diri, Sean hanya berdiri di tepi ranjang dan menatap apa yang sedang dilakukan oleh Sienna. “Apakah kamu berpikir k

  • Terjebak Permainan Mr. Sean   25| Bermalam Di Pondok Yang Sama

    Satu minggu kemudian, Sienna dan Ariana menuju ke rumah perkebunan yang akan menjadi tempat tinggal mereka selama seminggu. Richard, Jacqueline dan Blaire sudah tiba di rumah perkebunan, sementara Sean masih berada di Singapura dan akan sampai beberapa jam lagi. “Ah. aku sangat merindukan tempat ini,” kata Ariana ketika mereka memasuki jalanan berbatu yang mengarahkan mereka pada sebuah gerbang yang sangat besar. “Rumahmu dihitung dari gerbang ini, Ariana?” tanya Sienna. “Ya. dan kebun-kebun yang ada di sini adalah milikku. Tempat ini adalah tempatku menghabiskan waktu sebelum aku memutuskan untuk tinggal di berbagai negara sepuluh tahun yang lalu. Aku tidak menyangka kalau tempat ini masih terasa sama, walaupun sudah berjarak sepuluh tahun.”Sienna tersenyum karena dirinya melihat senyuman tulus di wajah Ariana. Ia juga seolah melihat wajah Ariana pada sepuluh tahun yang lalu. Setelah mobil mereka terus memasuki area kebun sekitar selama lima menit, akhirnya mereka mulai melihat

  • Terjebak Permainan Mr. Sean   24| Belum Begitu Menyadari Perasaan

    Selama tiga hari berikutnya, Ariana benar-benar menepati janjinya untuk tidak membiarkan Sean masuk ke rumahnya. Ia mengizinkan siapapun untuk masuk dan menemui Sienna, kecuali Sean. Cucunya sendiri. Selama tiga hari pula, Sienna pulang ke rumah Ariana hanya untuk mengganti pakaiannya dan setelah itu ia kembali ke rumah sakit. Namun hari ini, ia mendapatkan cuti dan cuti itu ia gunakan untuk mengisi tenaganya lagi. “Selamat malam, Sienna,” kata Ariana sambil tersenyum. Sienna awalnya ingin melewatkan makan malam, namun ia mendapatkan pesan dari salah satu pelayan bahwa Ariana ingin makan malam bersamanya. Ia merasa sangat nyaman berada di sini, karena Ariana sangat tulus kepadanya. “Hari ini kamu sangat produktif dariku, Ariana. Selamat malam,” Sienna balik menyapa Ariana setelah ia duduk di kursi yang berhadapan dengan wanita itu. Walaupun seharian ini Sienna hanya menghabiskan waktu di dalam kamarnya, namun ia tahu kalau Ariana hari ini sangat sibuk dengan museum baru yang akan

  • Terjebak Permainan Mr. Sean   23| Semakin Rumit

    Sienna dan Ariana tiba di rumah Ariana yang sangat besar. Sienna tidak pernah datang ke rumah ini, karena selama sepuluh tahun terakhir, Ariana tidak pernah menempati rumah ini. Akan tetapi, meskipun pemilik rumah ini baru saja kembali, Sienna merasa rumah ini tetap hangat. “Rumah kamu sangat indah, Ariana,” kata Sienna yang merasa sangat takjub. Rumah ayahnya mungkin hanya setengah dari luas keseluruhan rumah ini. Di setiap matanya memandang, ia akan selalu tersenyum karena Ariana meletakkan banyak vas bunga mawar dengan berbagai warna di setiap sudut ruangan. “Aku sangat menyukai mawar. Walaupun pria yang memberikanku mawar pertama adalah pria yang sangat kubenci untuk seumur hidupku,” kata Ariana yang tahu apa yang sedang dipikirkan oleh Sienna. “Aku akan berusaha untuk tidak membuat kamu mengingat hal yang tidak ingin kamu ingat,” jawab Sienna. Lalu, sesaat kemudian ia memikirkan sesuatu. “Walaupun rumah kamu sangat indah, tapi aku merasa kalau ini bukan tempatku, Ariana.”“Mak

  • Terjebak Permainan Mr. Sean   22| Tak Sesuai Harapan

    Sean sama sekali tidak melepaskan genggaman tangannya pada tangan Sienna ketika ia mengajak Sienna untuk keluar dari ruang kerja Theodore yang ada di rumah sakit Mount-Sien ini. Ia juga tidak berhenti tersenyum karena Sienna yang bersikap cukup manis dengan hanya diam dan mengikuti langkahnya. Wanita itu tidak melepaskan genggaman tangan mereka, walaupun sekarang mereka tengah berada di lobi rumah sakit yang cukup ramai. \Seperti biasa, ketika mereka tiba di mobil, Sean membukakan pintu untuk wanita itu, kemudian ia masuk ke pintu kemudi. “Kamu tidak perlu takut. Aku akan meminta banyak orang untuk menjaga kamu,” kata Sean setelah ia menyadari kalau Sienna hanya diaSementara Sienna sekarang hanya memandangi rumah sakit dan berkata, “Rumah sakit ini..”“Kamu tidak perlu khawatir. Rumah sakit akan baik-baik saja walaupun semua orang tahu siapa kamu sekarang, sienna,” kata Sean lagi dengan sanga yakin. Sienna memalingkan wajahnya untuk menatap wajah Sean yang terlihat sangat bersema

  • Terjebak Permainan Mr. Sean   21| Janji

    Empat tahun yang lalu..Sean menemui seorang wanita yang sama sekali tidak ia kenali. Ia datang ke sini karena wanita itu mengiriminya pesan yang berisikan kalau ia mengetahui rahasia keluarga Wangsadharma, keluarga Sienna. Awalnya, ia menganggap ini hanyalah pesan iseng, namun kemudian ia berpikir kalau tidak mungkin orang iseng mengirimkan pesan seperti ini kepada dirinya. "halo," kata wanita yang terlihat sangat cantik namun biasa saja di mata Sean. Bagi Sean, wanita yang paling menarik adalah Sienna. "Aku harus ke Singapura tiga jam lagi. Aku berharap kamu bisa mengatakan apa yang kamu ketahui dengan cepat," kata Sean sambil menatap jam tangannya. "Sayang sekali karena kayaknya, pembicaraan kita akan berlangsung lama." Sean hanya diam dan menatap wanita itu dengan dingin. "Mungkin kamu tidak begitu mengenali aku, padahal aku berusaha di dalam pekerjaanku sebagai seorang aktis supaya bisa kamu kenali.." "...""Aku Ivanka, wanita yang sangat sering menjadikan kamu sebagai f

  • Terjebak Permainan Mr. Sean   20 | Ciuman Pertama

    Sienna menahan napasnya ketika ia merasa kalau Sean mengangkat tubuhnya dan membawanya memasuki bagian dalam apartemen pria itu. Ia tahu kalau dirinya sedang berhadapan dengan singa yang sedang lapar. Ia bisa melihat dari tatapan mata Sean yang tidak akan memberikan pengampunan untuknya. Ia juga tahu kalau apa yang mereka lakukan mungkin akan sangat berbahaya, namun ia menginginkannya. Entah sejak kapan, ia menginginkan Sean. lebih dari sebuah pelajaran berciuman yang pernah mereka sepakati. Sean mendudukkannya di kitchen island yang beruntungnya tidak berisi apapun.“Pelajaran dari mana yang kamu inginkan?” tanya Sean. Sean menatap wajah Sienna, dan ia harus mengingatkan dirinya, beratus kali, kalau ia harus menguasai diri. Ia tidak boleh langsung menerkam tubuh Sienna yang sangat ingin ia nikmati ini. Akan tetapi, sepertinya Sienna berencana untuk menggodanya. Wanita itu berkata, “Aku menginginkan ciuman yang panas. Ciuman yang kamu inginkan. Bukan ciuman yang hanya ingin kamu b

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status