Home / Romansa / Terjebak Permainan Mr. Sean / 5| Sean Ingin Mencium Leher Sienna

Share

5| Sean Ingin Mencium Leher Sienna

Author: Vaanella
last update Last Updated: 2022-11-04 12:42:25

Sienna berjalan dengan cepat memasuki pintu utama keluarga Kanaka ini. Rumah ini sangat besar dengan gaya victoria yang berdiri di atas lahan yang sangat luas. Meskipun tidak banyak penghuninya, namun Sienna selalu merasa kalau rumah ini sangat hangat. Ia selalu merasa nyaman jika sedang berada di antara keluarga Sean.

Dengan cepat, kakinya yang sudah sangat hapal dengan ruangan yang ada di rumah ini pun melangkah ke arah ruang makan. Ketika ia tiba di ruang makan, ia melihat Sean yang sedang menggendong Blaire.

Ia tersenyum dan berjalan lebih cepat. “Sean?”

Sean yang sedang berusaha untuk menidurkan Blaire pun menoleh dan tersenyum lega. “Maaf aku harus merepotkan kamu.”

Sienna meletakkan tasnya ke atas meja makan dan segera mencuci tangan dengan bersih. Setelah itu, ia mengelap tangannya sampai kering dan berjalan ke arah mereka. “Hi, Bie.”

Bayi berusia satu tahun itu menoleh ke arah Sienna dan mengulas senyuman.

Sienna mengulurkan tangannya. “Mau aku gendong?”

Blaire menunjukkan reaksi kalau ia ingin digendong oleh Sienna. Sienna segera menggendong Blaire dengan sangat hati-hati. Ia sangat menyukai anak kecil dan selalu merasa nyaman setiap kali menggendongnya.

“Aku tidak tahu bagaimana harus menidurkannya,” kata Sean lagi.

“Badannya masih agak anget. Kamu sudah kasih obat?” tanya Sienna. “Tapi dia enggak rewel. Pinter..”

“Susternya sudah kasih obat. Tapi masalahnya, susternya aku suruh pulang,” jawab Sean. “Anaknya kecelakaan.”

Sienna mengelus punggung Blaire dengan lembut dan mendengarkan ucapan Sean dengan baik. “Oh.. jadi kamu cari suster sementara?”

“Mama aku tidak pernah percaya dengan orang baru untuk menjaga Blaire, Sienna.. Kamu tahu kalau semua orang sangat ingin memiliki Blaire.”

Benar, pikir Sienna.

Richard dan juga Jacqueline sering mendapatkan sorotan media karena kesuksesan perusahaan mereka dan kisah cinta mereka yang selalu saja menarik untuk dibahas. Ketika Jacqueline hamil dan melahirkan seorang bayi di usia yang tidak lagi muda, hal itu tentu saja mendapatkan sambutan yang baik.

Blaire menjadi bayi perempuan yang sangat beruntung karena terlahir di orang tua yang sangat harmonis, juga memiliki seorang kakak yang sangat digilai oleh hampir semua wanita. Namun, hal itu justru membuat banyak orang ingin bertemu dengan bayi ini.

“Aku tidak bisa menjaganya setiap waktu, tapi Papa dan Mama aku harus menetap di Spanyol selama seminggu,” kata Sean.

“Aku akan jaga dia. Mama kamu percaya sama aku, kan? Besok aku akan coba bicara dengan residen lain buat gantiin aku. Aku ada libur tiga hari dan kayaknya bisa deh aku minta mereka buat gantiin shift aku selama empat hari,” kata Sienna.

Walaupun setelah itu ia harus menanggung shift tanpa libur untuk mengganti waktu teman-temannya, ia akan melakukan hal itu. Ia juga tidak ingin membiarkan Blaire diasuh oleh orang asing yang mungkin bisa membahayakan bayi kecil ini.

“Sienna..”

“Aku akan tinggal di sini dan jagain Blaire. Ya, Bie?” kata Sienna sambil menatap Blaire yang matanya masih terlihat tidak mengantuk.

Sean tersenyum dan tanpa ia sadari, ia merasa sangat nyaman dengan apa yang sekarang ia lihat.

***

Sudah pukul sebelas malam dan Blaire terlihat sedikit gelisah. Dia pasti mulai mengantuk namun merasa tidak nyaman karena demamnya. Sienna meminta Sean untuk menyiapkan ASI yang ada di pendingin dan dengan sangat sabar, Sienna memberikan instruksi supaya Sean bisa menyiapkan ASI itu dengan benar.

Sienna pernah menjadi relawan di sebuah panti asuhan dan mendapatkan banyak sekali ilmu yang ternyata bisa ia gunakan di saat seperti ini.

“Apa sudah cukup hangat?” tanya Sean sambil memberikan botol susu kepada Sienna.

Mereka masih berada di dapur, membuat beberapa pelayan yang masih terjaga menawarkan diri untuk membantu. Namun, Sean menolak penawaran itu.

“Mereka kelihatan cocok jadi orang tua, ya?” tanya seorang pelayan pada pelayan lainnya. Tentu saja ia mengatakan itu dengan sangat perlahan.

Sebenarnya, walaupun Sean meminta mereka semua untuk beristirahat, tidak ada yang berani beristirahat ketika melihat tuan muda mereka sedang kesulitan seperti itu.

“Bener, Mba.. saya bingung kenapa mereka enggak saling jatuh cinta, ya? Padahal Non Sienna cantik sekali. Dan Den Sean juga ganteng..”

Sementara di dapur, Sienna mengganggukan kepalanya ketika memastikan kalau susu itu sudah cukup hangat. “Pegang dulu. Aku mau duduk.”

Dengan patuh, Sean kembali mengambil botol susu dan menarik salah satu kursi yang ada di meja makan agar Sienna bisa duduk.

“Sstt.. Bie pusing, ya?” tanya Sienna sambil memposisikan Blaire di dalam gendongannya.

“Ehek.. ehek..” rengek Blaire.

Bayi itu terlihat mencari kenyamanan di tubuh Sienna, sementara Sienna meminta botol susu dan setelah itu memberikannya kepada Blaire. Blaire meminum susunya dan terlihat mulai tenang, membuat Sienna tersenyum.

Sementara Sean terlihat gusar karena adiknya terlihat menderita. “Apa kita harus membawanya ke dokter?”

“Dia cuma demam, Sean. Besok akan aku periksa. Kalau demamnya masih belum turun, kita bawa ke rumah sakit,” jawab Sienna. Lalu, ia kembali menatap Sean karena pria itu masih mondar-mandir. “Bie kayaknya akan tidur. Kamu jangan buat dia ngeliatin kamu dong.”

Sekali lagi, dengan sangat patuh, Sean pun duduk di kursi lain sambil menatap adiknya yang matanya mulai terlihat sayu. Meskipun sesekali ia merengek, namun semakin lama mata Blaire semakin menutup.

Tingkah laku Sean yang tiba-tiba diam seperti patung tentu saja membuat Sienna ingin tertawa. Namun, ia membiarkan Sean melakukan hal itu karena itu lebih baik daripada Sean yang mondar-mandir.

Untuk beberapa menit kemudian, perhatian mereka tertuju pada Blaire yang sudah benar-benar tertidur sekarang. Mereka berdua takjub melihat bayi kecil yang sekarang hanya tidur dan bernapas ini.

“Kayaknya kita bisa tidurin di kasurnya,” kata Sienna sambil berbisik.

Sean menganggukkan kepalanya. “Bie tidur di kamar aku saja. Kita bisa jagain.”

Setelah itu, mereka berdiri dan Sienna mengikuti langkah Sean ke arah kamar pria itu. Sebenarnya, Sienna tidak canggung untuk memasuki kamar Sean. Ia selalu memasuki kamar pria itu selama sepuluh tahun terakhir.

Sean membuka pintu kamar dengan perlahan, membuat Sienna menatapnya dengan tatapan terima kasih. Biasanya, pria itu akan membuka pintu dengan sangat kasar.

“Sst.. sst..” kata Sienna sambil menepuk dada Blaire dengan pelan. Setelah memastikan kalau Blaire tidak akan terjaga, mereka kembali keluar.

“Kamu mau makan?” tanya Sean ketika mereka sudah kembali ke dapur.

Dengan cepat, Sienna menganggukkan kepalanya. “Aku belum makan.”

“Kamu duduk aja. Aku akan panaskan makanan yang sudah disiapkan pelayan di rumah ini,” kata Sean.

Sienna mengikuti ucapan Sean dan menggelung rambutnya. Setelah itu, ia mencari jepit rambut dari dalam tasnya. Ditatapnya Sean yang sedang menunggu di depan microwave.

“Kamu kelihatan gugup,” kata Sienna bingung.

“Aku takut tidak bisa menjaga Bie,” kata Sean jujur.

“Kamu sudah jadi Kakak yang baik kok,” jawab Sienna.

Setelah itu, ia kembali menghadap ke arah meja makan dan mencari ponsel di dalam tasnya. Ia harus mengabari teman-temannya dan meminta mereka untuk menggantikannya selama empat hari ke depan.

“Sienna,” kata Sean.

“Hm?”

“Bahu kamu memar?” tanya Sean.

Pria itu mendekati Sienna dan melihat bahu Sienna yang lebam, yang tidak tertutupi oleh kemeja itu. Sean yakin kalau lebam seperti ini hanya bisa didapatkan jika Sienna menghantam benda tumpul dengan sangat keras.

Sienna yang menyadari lebam apa yang Sean katakan pun menarik bajunya untuk menutupi lebam itu. “Oh.. Ini.. aku jatuh sendiri..”

“Aku tidak bertanya kenapa kamu bisa lebam. Apa ini perbuatan salah satu Kakak kamu?” tanya Sean yang sudah kembali menarik baju Sienna.

Ia merasa sangat marah sekarang. Semakin lama ia menatap lebam itu, ia merasa semakin kesal dengan siapapun yang sudah membuat Sienna harus mendapatkan lebam seperti ini.

“Aku gak apa-apa kok,” kata Sienna.

“Tunggu di sini,” kata Sean.

Sienna menoleh ke arah Sean yang sekarang sudah berjalan menjauh ke arah kotak P3K yang ada di dapur. Setelah mendapatkan kotak itu, Sean kembali, membuat Sienna tertawa. Ia tahu kalau lebam yang ia miliki akibat dari dorongan Theodore ini terlihat sangat menyeramkan, namun ia yakin kalau bahunya tidak apa-apa.

Sean segera membuka kotak P3K yang ia letakkan di atas meja dan mengambil sebuah salep untuk meredakan sakit dari lebam itu.

“Duduk dengan benar, Sienna,” kata Sean.

Sienna menghela napas dan membiarkan Sean mengoleskan salep di belakangnya. Pria keras kepala itu tidak akan berhenti sampai dia bisa mengoleskan salep di lebamnya. Akan tetapi, ia justru meringis ketika jari Sean menyentuh lebam itu.

Ternyata, lebamnya terasa nyeri.

“Sakit?” tanya Sean.

Sienna hanya menganggukkan kepalanya.

Mengetahui kalau lebam itu terasa sakit, Sean berhati-hati ketika mengoleskannya. Ia menarik baju Sienna lebih ke bawah dan mendapati kalau lebam itu lebih besar dari perkiraannya.

"Saudara-saudara kamu sangat kejam. Lebam ini sangat besar, Sienna," kata Sean kaku. Menahan amarahnya.

"Aku bahkan belum sempet ngeliat bentuknya," jawab Sienna.

"kamu bekerja dengan lebam ini?"

Sienna menganggukkan kepala sambil berusaha untuk menahan ringisannya. "Aku ikut dua transplantasi hati, dua operasi pankreas dan beberapa operasi lainnya dengan lebam ini."

Setelah semua permukaan yang lebam sudah disapu dengan salep, Sean kemudian terdiam melihat bahu putih dan leher jenjang Sienna. Entah mengapa, ia merasa kalau malam ini Sienna terlihat begitu seksi dengan leher jenjang, dengan bahu kiri yang terbuka dan dengan anak rambut yang jatuh di lehernya

Ia tidak pernah merasa dorongan seperti ini kepada wanita lain.

Biasanya, ia tidak akan tertarik dengan wanita sebesar ini, dan tidak akan menyentuhnya kecuali wanita itu memohon kepadanya. Namun, Sienna berbeda. Tanpa melakukan apapun, Sienna membuatnya merasakan sebuah dorongan.

Sienna.. Sienna membuatnya ingin mencium leher itu tanpa paksaan.

Ting!

Suara dentingan dari microwave menyadarkan Sean. cepat-cepat, ia berjalan ke arah microwave untuk mengambil makanan yang sudah hangat itu.

"Makanannya sudah siap," kata Sean yang dengan cepat sudah berada di hadapan microwave.

Sienna tidak akan pernah tahu alasan mengapa Sean tidak bisa membiarkan wanita lain menyentuh tubuhnya, alasan dari dirinya yang tidak ingin memiliki hubungan serius dengan wanita lain.

Wanita itu.. tidak akan pernah tahu alasannya.

Bersambung

Related chapters

  • Terjebak Permainan Mr. Sean   6| Sean Membingungkan

    Sienna menghabiskan makanannya dengan cepat karena ternyata, ia merasa sangat lapar. Sean yang melihat hal itu hanya menatap dengan heran. Ia sudah berteman dengan Sienna selama sepuluh tahun, dan wanita ini selalu makan dengan sangat banyak. Namun, tubuh Sienna tetap sangat ramping. Entah kemana larinya semua makanan-makanan itu. “Aku udah hubungin beberapa temen aku dan mereka setuju. Sisanya akan aku tanya besok,” kata Sienna setelah ia meminum air putih. “Aku temani kalau begitu.” Kening Sienna berkerut. “Kamu enggak ke kantor?” “Besok hari Sabtu, Sienna,” jawab Sean. “Oh…” Ia lupa kalau besok adalah hari sabtu. Sienna menyentuh bibir gelasnya dengan jari, sementara Sean masih merasa marah setiap kali memikirkan tentang bahu Sienna yang memar. Oleh karena rasa marahnya itu, akhirnya Sean berkata, “Siapa yang membuat bahu kamu seperti itu?” “Aku sendiri. Aku kepeleset..” “Sienna..” “Beneran,” jawab Sienna sambil berdecak. Sienna tidak ingin mengatakan yang sejujur

    Last Updated : 2022-11-04
  • Terjebak Permainan Mr. Sean   7| Sienna Selalu Menghancurkan Pakaian Sean

    Di kota Barcelona, Richard dan juga Jacqueline sedang duduk di kursi yang menghadap ke jendela yang menyuguhkan pemandangan kota Barcelona dari ketinggian lantai tiga puluh apartemen ini. Sejak tiba di kota ini beberapa jam yang lalu, Richard langsung disibukkan dengan beberapa pertemuan dan Jacqueline menemani suaminya dengan sangat sabar.Mereka baru bisa beristirahat di apartemen yang beberapa tahun lalu dibeli oleh Richard. “Kamu capek?” tanya Jacqueline sambil menyentuh lengan suaminya. Richard tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Meskipun lelah, ia selalu merasa lebih baik setiap kali bersama dengan istrinya. “Kamu sudah menelepon Sean untuk menanyakan keadaan Bie?” “Ya,” jawab Jacqueline. Kali ini, raut wajah Jacqueline yang awalnya serius berubah menjadi lebih antusias dan penuh senyuman kegembiraan. Melihat raut kegembiraan itu, Richard mengubah posisi duduknya menjadi berhadapan dengan Jacqueline. “Kamu bahagia karena Bie tidak menangis?” tanya Richard, berusaha

    Last Updated : 2022-11-04
  • Terjebak Permainan Mr. Sean   8| Sandiwara

    Dua hari kemudian, Sean sudah kembali bekerja dan sedang sangat sibuk. Hari Senin adalah hari dimana ia tidak memiliki pertemuan dengan siapapun. Karena, hari Senin ia akan memeriksa semua berkas yang harus ia tandatangani. Juga menyelesaikan permasalahan yang harus segera ia tangani. Meskipun ia tidak memiliki jadwal rapat, namun hari Senin adalah hari yang sama sibuk dengan hari lainnya bagi Sean. Akan tetapi, hari ini terasa lebih ringan baginya. Karena, Sienna berjanji akan memasakkannya makanan untuk makan malam nanti. Ia tidak sabar untuk segera pulang meskipun ia baru tiba tidak lebih dari dua jam yang lalu. Ia juga tidak sabar untuk melihat Blaire. Benar. Aku tidak sabar untuk bertemu dengan Bie. Bukan karena makanan Sienna, pikir Sean. “Pak,” panggil Elijah ketika pria itu memasuki ruang kerja Sean. “Maaf mengganggu. Tapi ada seseorang yang ingin bertemu dengan Anda.” “Minta mereka menunggu sampai besok,” jawab Sean tanpa menatap ke arah Elijah. "Aku yakin kamu ta

    Last Updated : 2022-11-04
  • Terjebak Permainan Mr. Sean   9| Bersedih

    Bintang Film Indonesia adalah sebuah acara tahunan yang digelar oleh sebuah stasiun televisi swasta tanah air yang bekerjasama dengan asosiasi film Indonesia untuk acara ini. Oleh karena itu, acara ini merupakan anugerah untuk para penggiat film di Indonesia. Mulai dari aktor dan aktris, penulis, tim produksi, produser, sutradara dan lainnya. Acara ini adalah target bagi semua penggiat film untuk membuktikan hasil karya mereka. Acara ini tidak hanya dinantikan oleh para penggiat film, tapi juga oleh para masyarakat yang ingin melihat aktor dan aktris kesayangan mereka mendapatkan piala penghargaan. "Kita bener-bener pasangan yang serasi, Sean," kata Ivanka sambil tersenyum. Sean membalas senyuman itu dan kembali fokus pada jalan raya. Mereka akan memasuki daerah tempat acara akan digelar, dan barisan panjang mobil yang mengantarkan para tamu mulai memanjang. Malam ini, mereka mengenakan pakaian dengan warna senada. Sean mengenakan tuksedo berwarna biru navy, sementara Ivanka

    Last Updated : 2022-11-04
  • Terjebak Permainan Mr. Sean   10| Pemandangan Yang Menenangkan

    Sean tiba di rumah keluarganya pada pukul satu dini hari. Ketika ia memasuki pintu rumah, ia segera melepaskan tuksedo dan dasi kupu-kupu yang terasa mencekiknya selama ia mengenakannya. Sean melangkah ke arah ruangan tamu yang lampunya masih menyala dan terdiam ketika ia melihat siapa yang ada di sana. Di salah satu sofa itu, ia melihat Sienna yang sedang bersandar dan sepertinya sudah terlelap. Wanita itu memeluk Blaire yang terlihat sangat nyaman menengkurap di dada Sienna. Sekali lagi, ia merasa hangat pada hatinya ketika melihat pemandangan itu, padahal sebelumnya ia merasa sangat lelah. Sekarang, ia tidak ingin melakukan apapun dan hanya ingin menatap apa yang sekarang sedang ia lihat dengan lebih lama. “Non Bie nya tadi rewel gak bisa tidur, Den,” kata seseorang di belakang Sean. Sean berbalik dan mendapati Mary yang sudah berada di belakangnya. “Bie demam lagi?” “Enggak panas badannya. Tapi kata Non Sienna, dedeknya mau tumbuh gigi lagi, makanya rewel. Terus Non Sienn

    Last Updated : 2022-11-04
  • Terjebak Permainan Mr. Sean   11| Pelajaran Berciuman

    Dua hari kemudian, Sienna sedang bersiap karena malam ini ia akan menghadiri pesta ulang tahun ayahnya, meskipun ia datang hanya sebagai karyawan dari rumah sakit. Ia tidak peduli sebagai apa dirinya datang, karena yang paling penting adalah ia bisa melihat ayahnya. Malam ini, Sean menemaninya karena Sean memang selalu mendapatkan undangan acara apapun dari keluarganya. Beruntungnya lagi, malam ini Blaire terlihat tidak rewel dan bisa ditinggal sebentar dengan Mary. “Kamu sudah siap?” tanya Sean setelah ia mengetuk pintu kamar yang Sienna gunakan untuk berganti pakaian. “Iya. kita bisa pergi sekarang,” jawab Sienna. Malam ini, ia mengenakan sebuah gaun pesta keluaran Burberry yang terlihat sangat sempurna di tubuhnya. Tidak ada aksesoris lain yang ia kenakan selain sebuah kalung berlian yang sangat jarang ia pakai karena itu adalah pemberian dari mendiang ibunya. Sean yang seperti biasa mengenakan setelan tuksedo hitam pun mengajak Sienna untuk keluar. “Kamu tahu kan kalau m

    Last Updated : 2022-11-04
  • Terjebak Permainan Mr. Sean   12| Mandi Air Dingin

    Ivanka sudah kembali ke Kyoto dan sedang beristirahat di kamarnya. Ia baru saja melihat foto Sean yang menghadiri pesta ulang tahun Anthony Wangsadharma. Meskipun acara itu diadakan sangat tertutup, namun beberapa temannya mengirimkan foto Sean yang selalu saja terlihat tampan. "Dia sangat tampan," kata Ivanka sambil menatap Vani. "Dia datang dengan Sienna," kata Vani. "aku gak mau mengatakannya. Tapi mereka kelihatan semakin dekat." Benar. Ivanka tahu hal itu. Namun, ia yakin kalau Sean tidak akan berpaling darinya. Mereka sudah berjanji untuk tidak meninggalkan satu sama lain. "Lo enggak bisa terus bertahan di antara cinta semu ini, Ivanka. Semua orang tahu—dan gue yakin kalau lo juga tahu—kalau Sean mencintai siapa," kata Vani lagi. Vani lebih dulu bersahabat dengan Ivanka jauh sebelum ia menjadi manajer wanita ini. Maka, ia tidak akan berpikir dua kali untuk mengatakan apa yang ia rasa benar. "Gue akan bertahan," jawab Ivanka."Ivanka," kata Vani. Ivanka berdiri dan berjala

    Last Updated : 2022-11-16
  • Terjebak Permainan Mr. Sean   13| Kecelakaan

    Tiga hari berikutnya, Sienna sudah kembali bekerja karena waktu satu Minggu untuk menjaga Blaire sudah berakhir. Jacqueline dan Richard Kanaka sudah kembali ke Jakarta, sementara Sean justru meninggalkan kota Jakarta dua hari yang lalu. Setelah pembicaraannya dan Sean di ruang kerja pada malam itu, Sienna terjaga pada esok paginya dan mendapat pesan kalau Sean harus pergi ke Singapura karena urusan pekerjaannya. Sean sama sekali tidak menghubunginya selama dua hari, membuatnya sangat kesal karena mereka harus segera memulai pelajaran berciuman itu. "Selamat pagi," kata Sienn ketika ia memasuki sebuah kamar rawat di rumah sakit ini. Ia tidak bisa lagi bersantai karena harus membayar semua hutangnya selama satu minggu. "Selamat pagi, Dokter," kata seorang wanita yang sedang menunggui seorang pasien. "Saya cuma mau jenguk. Soalnya nanti malam Yulia akan menjalani proses operasi," kata Sienna dengan suara rendah karena Yulia si pasien ternyata sedang terlelap. Yulia adalah seorang p

    Last Updated : 2022-11-18

Latest chapter

  • Terjebak Permainan Mr. Sean   28| Perasaan Yang Berbalas

    Terjadi hujan yang sangat lebat pada pagi itu. Sienna yang lebih awal terjaga memutuskan untuk membuat dua cangkit teh. Untuk dirinya dan juga sean. Pasiennya. Pada dini hari, ia tidak bisa melanjutkan tidurnya karena tiga hal. Pertama, karena bunyi gemuruh yang saling bersahutan, kedua karena bunyi engsel pintu yang berderik di kejauhan karena tertiup angkin kencang, dan ketiga adalah karena Sean terus menerus bergumam dalam tidurnya Sekarang Sean memang adalah pasiennya, karena demam pria itu tak kunjung turun sampai sekarang. Sienna meletakkan dua cangkir teh itu ke atas meja makan karena mendengar suara ponselnya. Ariana yang meneleponnya. “Sienna? Apa kamu dan Sean baik-baik saja di sana?” tanya Ariana yang terdengar sangat khawatir. “Kami semua sudah melakukan tes dan tidak ada yang tertular.”Sienna menghela napas lega karena tidak ada yang tertular lagi. “Kami baik-baik saja, Ariana. Cuma Sean yagn sekarang sedang sangat demam.”“Cucuku akan sangat merepotkan ketika dia de

  • Terjebak Permainan Mr. Sean   27| Keras Kepala

    Sekarang sudah pukul dua pagi dan Sean sama sekali tidak bisa tidur. Ia sudah memutuskan untuk merawat Sienna, maka ia akan menjadi pria yang siap siaga sekarang. Sienna sekarang tidur. Di dalam pelukannya, setelah dirinya memenangkan perdebatannya dengan wanita ini. “Aku tidak akan pernah tidur di dalam pelukan seorang pria yang memeluk sangat banyak wanita, Sean,” kata wanita itu tadi, dengan sangat keras kepala dan menghempaskan pintu kamar di depan wajah Sean. Walaupun Sienna melarangnya untuk masuk ke dalam kamar wanita itu, namun Sean tetap berjaga di depan pintu. Benar saja, tiga puluh menit kemudian, Sienna batuk dan Sean langsung masuk untuk memberikan bantuan. Ia memberikan Sienna air hangat yang ia pikir bisa membantu meredakan batuk wanita itu. Sean lupa bagaimana sekarang mereka bisa saling memeluk seperti ini. Namun yang pasti ia sangat bahagia. “Kamu tidak tahu kalau aku tidak pernah memeluk wanita lain seperti ini, Sienna,” gumam Sean sambil tersenyum lebar. “Ka

  • Terjebak Permainan Mr. Sean   26| Terjangkit COVID-19

    Sienna kembali terjaga dan ia tidak tahu kalau dirinya sudah kembali terlelap. Ketika ia membuka matanya, ia mendapati seberkas cahaya dari pintu kamarnya. Seana pasti sudah menghidupkan semua lampu karena hari sudah benar-benar malam sekarang. Perlahan, ia duduk dan entah apakah karena ia tidak minum untuk beberapa waktu, ia merasa tenggorokannya sangat kering dan sedikit perih. “Uhuk-uhuk..” ia terbatuk. Satu detik kemudian, Sean masuk. Pria itu masuk seolah dirinya memang sudah menunggu Sienna di depan pintu kamar wanita itu. “Kamu baik-baik saja?” tanya Sean dengan segelas air di tangannya. Dengan sangat sigap, ia memberikan air itu untuk Sienna minum. “Awas,” kata Sienna setelah ia meminum air dan masih merasa tidak ada perubahan pada tenggorokannya. Ia berjalan menuju ke tasnya, dan mengambil alat tes swab dari dalam sana. Ketika dirinya sedang memeriksakan diri, Sean hanya berdiri di tepi ranjang dan menatap apa yang sedang dilakukan oleh Sienna. “Apakah kamu berpikir k

  • Terjebak Permainan Mr. Sean   25| Bermalam Di Pondok Yang Sama

    Satu minggu kemudian, Sienna dan Ariana menuju ke rumah perkebunan yang akan menjadi tempat tinggal mereka selama seminggu. Richard, Jacqueline dan Blaire sudah tiba di rumah perkebunan, sementara Sean masih berada di Singapura dan akan sampai beberapa jam lagi. “Ah. aku sangat merindukan tempat ini,” kata Ariana ketika mereka memasuki jalanan berbatu yang mengarahkan mereka pada sebuah gerbang yang sangat besar. “Rumahmu dihitung dari gerbang ini, Ariana?” tanya Sienna. “Ya. dan kebun-kebun yang ada di sini adalah milikku. Tempat ini adalah tempatku menghabiskan waktu sebelum aku memutuskan untuk tinggal di berbagai negara sepuluh tahun yang lalu. Aku tidak menyangka kalau tempat ini masih terasa sama, walaupun sudah berjarak sepuluh tahun.”Sienna tersenyum karena dirinya melihat senyuman tulus di wajah Ariana. Ia juga seolah melihat wajah Ariana pada sepuluh tahun yang lalu. Setelah mobil mereka terus memasuki area kebun sekitar selama lima menit, akhirnya mereka mulai melihat

  • Terjebak Permainan Mr. Sean   24| Belum Begitu Menyadari Perasaan

    Selama tiga hari berikutnya, Ariana benar-benar menepati janjinya untuk tidak membiarkan Sean masuk ke rumahnya. Ia mengizinkan siapapun untuk masuk dan menemui Sienna, kecuali Sean. Cucunya sendiri. Selama tiga hari pula, Sienna pulang ke rumah Ariana hanya untuk mengganti pakaiannya dan setelah itu ia kembali ke rumah sakit. Namun hari ini, ia mendapatkan cuti dan cuti itu ia gunakan untuk mengisi tenaganya lagi. “Selamat malam, Sienna,” kata Ariana sambil tersenyum. Sienna awalnya ingin melewatkan makan malam, namun ia mendapatkan pesan dari salah satu pelayan bahwa Ariana ingin makan malam bersamanya. Ia merasa sangat nyaman berada di sini, karena Ariana sangat tulus kepadanya. “Hari ini kamu sangat produktif dariku, Ariana. Selamat malam,” Sienna balik menyapa Ariana setelah ia duduk di kursi yang berhadapan dengan wanita itu. Walaupun seharian ini Sienna hanya menghabiskan waktu di dalam kamarnya, namun ia tahu kalau Ariana hari ini sangat sibuk dengan museum baru yang akan

  • Terjebak Permainan Mr. Sean   23| Semakin Rumit

    Sienna dan Ariana tiba di rumah Ariana yang sangat besar. Sienna tidak pernah datang ke rumah ini, karena selama sepuluh tahun terakhir, Ariana tidak pernah menempati rumah ini. Akan tetapi, meskipun pemilik rumah ini baru saja kembali, Sienna merasa rumah ini tetap hangat. “Rumah kamu sangat indah, Ariana,” kata Sienna yang merasa sangat takjub. Rumah ayahnya mungkin hanya setengah dari luas keseluruhan rumah ini. Di setiap matanya memandang, ia akan selalu tersenyum karena Ariana meletakkan banyak vas bunga mawar dengan berbagai warna di setiap sudut ruangan. “Aku sangat menyukai mawar. Walaupun pria yang memberikanku mawar pertama adalah pria yang sangat kubenci untuk seumur hidupku,” kata Ariana yang tahu apa yang sedang dipikirkan oleh Sienna. “Aku akan berusaha untuk tidak membuat kamu mengingat hal yang tidak ingin kamu ingat,” jawab Sienna. Lalu, sesaat kemudian ia memikirkan sesuatu. “Walaupun rumah kamu sangat indah, tapi aku merasa kalau ini bukan tempatku, Ariana.”“Mak

  • Terjebak Permainan Mr. Sean   22| Tak Sesuai Harapan

    Sean sama sekali tidak melepaskan genggaman tangannya pada tangan Sienna ketika ia mengajak Sienna untuk keluar dari ruang kerja Theodore yang ada di rumah sakit Mount-Sien ini. Ia juga tidak berhenti tersenyum karena Sienna yang bersikap cukup manis dengan hanya diam dan mengikuti langkahnya. Wanita itu tidak melepaskan genggaman tangan mereka, walaupun sekarang mereka tengah berada di lobi rumah sakit yang cukup ramai. \Seperti biasa, ketika mereka tiba di mobil, Sean membukakan pintu untuk wanita itu, kemudian ia masuk ke pintu kemudi. “Kamu tidak perlu takut. Aku akan meminta banyak orang untuk menjaga kamu,” kata Sean setelah ia menyadari kalau Sienna hanya diaSementara Sienna sekarang hanya memandangi rumah sakit dan berkata, “Rumah sakit ini..”“Kamu tidak perlu khawatir. Rumah sakit akan baik-baik saja walaupun semua orang tahu siapa kamu sekarang, sienna,” kata Sean lagi dengan sanga yakin. Sienna memalingkan wajahnya untuk menatap wajah Sean yang terlihat sangat bersema

  • Terjebak Permainan Mr. Sean   21| Janji

    Empat tahun yang lalu..Sean menemui seorang wanita yang sama sekali tidak ia kenali. Ia datang ke sini karena wanita itu mengiriminya pesan yang berisikan kalau ia mengetahui rahasia keluarga Wangsadharma, keluarga Sienna. Awalnya, ia menganggap ini hanyalah pesan iseng, namun kemudian ia berpikir kalau tidak mungkin orang iseng mengirimkan pesan seperti ini kepada dirinya. "halo," kata wanita yang terlihat sangat cantik namun biasa saja di mata Sean. Bagi Sean, wanita yang paling menarik adalah Sienna. "Aku harus ke Singapura tiga jam lagi. Aku berharap kamu bisa mengatakan apa yang kamu ketahui dengan cepat," kata Sean sambil menatap jam tangannya. "Sayang sekali karena kayaknya, pembicaraan kita akan berlangsung lama." Sean hanya diam dan menatap wanita itu dengan dingin. "Mungkin kamu tidak begitu mengenali aku, padahal aku berusaha di dalam pekerjaanku sebagai seorang aktis supaya bisa kamu kenali.." "...""Aku Ivanka, wanita yang sangat sering menjadikan kamu sebagai f

  • Terjebak Permainan Mr. Sean   20 | Ciuman Pertama

    Sienna menahan napasnya ketika ia merasa kalau Sean mengangkat tubuhnya dan membawanya memasuki bagian dalam apartemen pria itu. Ia tahu kalau dirinya sedang berhadapan dengan singa yang sedang lapar. Ia bisa melihat dari tatapan mata Sean yang tidak akan memberikan pengampunan untuknya. Ia juga tahu kalau apa yang mereka lakukan mungkin akan sangat berbahaya, namun ia menginginkannya. Entah sejak kapan, ia menginginkan Sean. lebih dari sebuah pelajaran berciuman yang pernah mereka sepakati. Sean mendudukkannya di kitchen island yang beruntungnya tidak berisi apapun.“Pelajaran dari mana yang kamu inginkan?” tanya Sean. Sean menatap wajah Sienna, dan ia harus mengingatkan dirinya, beratus kali, kalau ia harus menguasai diri. Ia tidak boleh langsung menerkam tubuh Sienna yang sangat ingin ia nikmati ini. Akan tetapi, sepertinya Sienna berencana untuk menggodanya. Wanita itu berkata, “Aku menginginkan ciuman yang panas. Ciuman yang kamu inginkan. Bukan ciuman yang hanya ingin kamu b

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status