Dendam Membara Istri Kedua

Dendam Membara Istri Kedua

last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-28
Oleh:   Virgo Chameleon  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
7.5
2 Peringkat. 2 Ulasan-ulasan
13Bab
3.3KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Berawal dari keinginannya untuk meminjam uang, Sarah Daniawati tak pernah mengira dirinya akan dijadikan istri kedua dari Bagas Kuncoro. Kemandulan istri pertama Bagas dan keinginan ibunda pria itu untuk segera menimang cucu memaksanya untuk menikah dengan sahabat masa kecilnya itu. Pernikahan Sarah yang dipenuhi kesedihan berubah ketika dirinya berhasil mengandung anak Bagas. Namun, kebahagiaan itu berlalu cepat ketika Sarah keguguran akibat konfrontasinya dengan istri pertama. Wanita itu dihina dan dicaci, bahkan dituduh menjadi dalang dari kecelakaannya sendiri demi menyingkirkan sang istri pertama. Bagaimana Sarah membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah? Apakah Sarah akan membalaskan dendamnya kepada istri pertama Bagas atas kematian anak dalam kandungannya? Atau mungkinkah di kehidupan ini ... Sarah selamanya akan hidup dalam neraka?

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Pratinjau Gratis

Awal dari Segalanya

“Minggu depan, kalian semua saya undang ke acara pernikahan putra saya, Bagas Kuncoro, dengan perempuan cantik yang berada di sebelah saya ini, Sarah Daniawati.” Suara perempuan paruh baya itu terdengar lembut, sekaligus tegas. Pengumuman itu sekejap mengejutkan semua orang yang hadir dalam pesta. Namun, semua itu berlangsung sesaat karena riuh renyah suara tepuk tanganlah yang kemudian bergemuruh dalam ruangan. 'Apa-apaan ini?' Di tempatnya, Sarah, wanita yang disebutkan dalam pengumuman itu, tidak dapat menyembunyikan rasa terkejut dari wajahnya. 'Menikah?' Keringat dingin mulai membasahi gaun malam yang ia kenakan. 'Dengan Bagas?!' Kalau saja ia tidak ingat bahwa ada puluhan pasang mata yang sedang menatapnya dengan intens, mungkin dia sudah limbung saat itu juga. Selagi lengan perempuan paruh baya itu melingkar di pinggangnya, seakan merantai Sarah agar tidak kabur, berbagai komentar pun mulai dilontarkan para tamu yang hadir. "Selamat, Bu Retno! Kok bisa mendadak sih pengumu...

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

default avatar
Virgo Chameleon
Halo! Selamat datang di cerita pertamaku. Semoga kalian menyukai cerita ini, ya. Silahkan tinggalkan komentar, kritik ataupun saran, ya. Terima kasih :)
2022-11-27 14:06:12
2
user avatar
Anastasia Setyo Lestari
kapan d lanjut lagi, lama banget
2022-12-05 21:49:15
0
13 Bab
Awal dari Segalanya
“Minggu depan, kalian semua saya undang ke acara pernikahan putra saya, Bagas Kuncoro, dengan perempuan cantik yang berada di sebelah saya ini, Sarah Daniawati.” Suara perempuan paruh baya itu terdengar lembut, sekaligus tegas. Pengumuman itu sekejap mengejutkan semua orang yang hadir dalam pesta. Namun, semua itu berlangsung sesaat karena riuh renyah suara tepuk tanganlah yang kemudian bergemuruh dalam ruangan. 'Apa-apaan ini?' Di tempatnya, Sarah, wanita yang disebutkan dalam pengumuman itu, tidak dapat menyembunyikan rasa terkejut dari wajahnya. 'Menikah?' Keringat dingin mulai membasahi gaun malam yang ia kenakan. 'Dengan Bagas?!' Kalau saja ia tidak ingat bahwa ada puluhan pasang mata yang sedang menatapnya dengan intens, mungkin dia sudah limbung saat itu juga. Selagi lengan perempuan paruh baya itu melingkar di pinggangnya, seakan merantai Sarah agar tidak kabur, berbagai komentar pun mulai dilontarkan para tamu yang hadir. "Selamat, Bu Retno! Kok bisa mendadak sih pengumu
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-12
Baca selengkapnya
Sumpah, Gas!
“Ah!!” Suara tubrukan keras bergema di ruang tangga darurat. Sosok Sarah yang malang meringis ketika Bagas dengan kasar melempar tubuhnya hingga menabrak tembok dengan keras. "Jelasin ini!" seru Bagas seraya menunjukkan layar ponselnya ke arah Sarah. Sebuah rekaman video berputar, memperlihatkan sosok Sarah yang memasuki area kediaman Kuncoro beberapa jam sebelum pesta dimulai. "Jangan kamu pura-pura baik, Sarah. Sedari awal, semua ini ulah kamu, 'kan?! Kamu yang bertemu dengan Ibu dan menanamkan ide gila ini!” Sarah menggelengkan kepalanya keras-keras. “Bukan, Gas. Sumpah, bukan aku yang mengusulkan semua ini!” Bagas tersenyum meremehkan. “Belajar lagi sana, kamu benar-benar bukan pembohong yang ulung," tutur pria tersebut. "Kalau gitu, coba jelasin alasan kamu ketemu Ibu?!" Sarah terdiam sejenak, bingung harus memulai dari mana. Namun, karena tidak bisa berpikir jernih, dia pun hanya menjawab, "Aku memang bertemu ibumu, tapi satu-satunya tujuanku adalah untuk meminjam uang,
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-12
Baca selengkapnya
Gerbang Neraka
“Saya terima nikah dan kawinnya Sarah Daniawati Binti Gilang Adhyaksa, dengan mas kawin tersebut, tunai!” Sarah dapat mendengar semua orang mengucap syukur atas Ijab Kabul yang baru saja dilakukan oleh Bagas. Dia dapat melihat bagaimana sang ayah mengelap wajah yang sudah banjir dengan air mata, terlihat terharu dengan pernikahan putrinya. Meskipun begitu, Sarah yakin bahwa ayahnya diam-diam merasa terluka, apalagi setelah mengetahui bahwa putri satu-satunya menjadi istri kedua dari seorang pria yang telah menikah. “Selamat ya, Gas…” Meskipun pesta berlangsung dengan sangat mewah dan meriah. Tetapi, Sarah justru merasa tidak nyaman. Apalagi saat semua tamu undangan terlihat asing di matanya. “Gila… Gila… Bagas emang MVP banget deh. Udah dapet Rayya yang cantiknya kayak Dian Sastro, sekarang cewek cantik lainnya yang kayak Putri Marino ini diembat juga. Buset… Pantes aja gue jomblo terus…” Sarah hanya bisa tersenyum tipis, sedangkan Bagas justru tertawa keras-keras. Walau di
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-12
Baca selengkapnya
Mual yang Tak Tertahankan
“Sarah! Dimana kamu?!” Sarah yang masih sibuk membersihkan kolam ikan, mau tidak mau menoleh ke arah pintu utama. Di sana dia mendapati istri pertama Bagas--Rayya--yang sedang berjalan cepat ke arahnya. “Ada apa, Mbak?” Rayya melemparkan beberapa baju ke arah Sarah. Karena tidak sigap menangkap lemparan tiba-tiba, semua baju itu jatuh ke dalam kolam ikan yang belum selesai dibersihkan. “Kamu benar-benar tidak becus! Semua baju Bagas kelunturan! Kok bisa kamu mencampur kemeja-kemeja putihnya dengan baju batik milik ibu? Dasar tolol!” Sarah menaruh semua alat-alat yang sedang digunakan, lalu mulai memunguti baju-baju yang masuk ke dalam kolam ikan itu. Agar tidak memicu amarah wanita itu lagi, dia pun segera pergi dari hadapan Rayya untuk melaksanakan tugasnya. “Heh! Kurang ajar! Ke sini kamu! Saya belum selesai bicara!” Sarah menghentikan langkah kakinya, dan menoleh ke arah Rayya yang terlihat begitu marah. “Ada apa lagi, Mbak?” Rayya terlihat ingin menampar Sarah, tapi
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-12
Baca selengkapnya
Dua Garis Biru
“Selamat ya, bu, pak… Hasil pemeriksaannya positif, hari ini genap 4 minggu. Sebentar lagi kalian akan menjadi orangtua…” Sarah menelan saliva-nya perlahan, tiba-tiba saja kerongkongannya terasa kering. Sang ibu mertua tidak berhenti berucap syukur, dan juga terus-menerus memeluknya dengan sayang. Sementara Bagas tidak berkomentar apapun. “Tolong berikan perawatan yang terbaik untuk menantu dan cucu saya ya, dok.” Sang dokter hanya tersenyum tipis sebelum menjawabnya dengan tegas, “Tentu saja, bu.” Sarah takjub dengan betapa mudahnya seorang manusia berubah perilaku. Meskipun ibu mertuanya tidak pernah berbuat kasar padanya, tapi dia juga bukanlah seseorang yang melimpahkan kasih sayang pada Sarah. Oleh karena itu, saat ibu mertuanya tiba-tiba menghujaninya dengan perhatian berlebih, itu membuatnya kewalahan. “Sarah, ibu sudah buatkan makanan. Kata dokter, ini bagus untuk ibu hamil.” “Sarah, kamu mau susu yang ini, atau yang ini?” “Sarah, kamu nggak boleh kecapean. Semua
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-12
Baca selengkapnya
Benarkah?
“Sarah! Ya Allah!” Sang ibu mertua panik saat mendapati dua menantu perempuannya terkapar di lantai, dan tak sadarkan diri. Darah segar menggenangi lantai, membuat kepanikannya semakin menjadi. “Cepat panggilkan ambulans! Cepat sana! Ya Allah, cucuku!” Ambulans tiba, kedua istri Bagas yang pingsan berhasil dibawa ke rumah sakit tepat waktu. Bagas datang terburu-buru dari kantornya. Kepanikan jelas menghiasi wajahnya. “Kok bisa begini, bu? Apa yang terjadi?” Perempuan paruh baya itu hanya mampu menggelengkan kepalanya. Dia terlihat khawatir sekali. “Ibu nggak tau. Saat ibu tiba, mereka berdua sudah tergeletak di lantai. Ya Allah... Cucuku...” Bagas berjalan mondar-mandir, terlihat sangat gelisah. Tampaknya dia tidak sanggup membayangkan jika salah satu dari istrinya terluka. “Tapi ibu yakin, bukan Sarah yang salah. Ini semua pasti salahnya Rayya.” “Bu, kita nggak bisa berasumsi seperti itu. Kita kan nggak tau apa yang terjadi sebenarnya.” Ekspresi perempuan paruh baya
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-12
Baca selengkapnya
Perempuan yang Pintar Bersandiwara
"A-apa maksud ibu?" Rayya yang masih sesenggukan menatap sang ibu mertua dengan gugup. Tidak mungkin wanita tua itu menembus sandiwaranya, bukan? Dia sudah mengorbankan dirinya sendiri sampai mengalami luka-luka seperti ini! Di sisi lain, Retno mengalihkan pandangan dan menghampiri pintu. Alih-alih menyusul putranya, dia justru berjalan dan menutup rapat pintu tersebut, seolah-olah tidak ingin siapa pun mendengar apa yang akan dikatakannya kepada sang menantu. "Mungkin sebaiknya kamu mengajar kelas akting, Rayya." Retno berjalan ke sudut ruangan, dia menuangkan air putih ke dalam gelas. "Akting kamu benar-benar hebat, sampai putra saya begitu percaya." Dia tersenyum ke arah sang menantu. Rayya terlihat gelagapan, tapi berusaha menyembunyikan kegugupannya. "Aku benar-benar nggak mengerti maksud ibu." Retno berjalan menuju ranjang yang dihuni oleh Rayya, lalu duduk di atasnya. "Bagas sudah tidak ada di sini. Hanya ada kita berdua. Jangan berpura-pura lagi." Rayya tetap menggele
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-12
Baca selengkapnya
Kematian yang Tak Terduga
Di atas ranjang kamar inapnya, Sarah terbaring seraya menatap kosong ke depan. Ingatan perihal kejadian beberapa saat lalu mengalir ke dalam benaknya. “Kalau bukan karena ibu, aku pastikan kita akan bercerai." Kalimat terakhir Bagas sebelum dia meninggalkan Sarah sendirian di rumah sakit terus-terusan menggema di dalam kepala wanita itu. Sarah mengusap air mata dari wajahnya, tidak ingin melihat ekspresi kejam Bagas setiap kali pandangannya membuyar. Kenapa tidak ada yang percaya padanya? Bagaimana mungkin mereka dengan mudah menepiskan kenyataan bahwa dirinyalah yang paling kehilangan dalam situasi ini?! Manik Sarah terarah pada perutnya, membayangkan keberadaan yang sebelumnya ada di sana. “Kalau saja Ibu lebih kuat, mungkin kita bisa bertemu ....” Kesedihan, terluka, dan kekecewaan bercampur menjadi satu emosi, yang meledak dalam sebuah tangisan. Tidak kencang, tapi siapa pun yang mendengarnya akan ikut merasakan kesedihan yang teramat sangat. "Kamu bisa menjadi kuat, Sara
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-12
Baca selengkapnya
Kaisar Nugroho
Sarah yang terlalu terkejut, tidak dapat mengeluarkan suara apapun. Tidak dapat dipungkiri, bahwa ada kebingungan yang menghinggapinya. Amarah dan kekecewaan juga bercampur di dalamnya.“Kenapa? Kenapa Bagas melakukan semua itu?"Sarah mendongakkan kepalanya, menatap pria asing itu, secara tidak langsung memintanya untuk menjawab semua pertanyaannya.Saat itulah, Sarah baru menyadari sesuatu. Bahwa entah sejak kapan, pria asing itu sudah memayungi dirinya hingga terhindar dari hujan.Pria asing itu yang tidak mengubah ekspresi di wajahnya sama sekali, kemudian berujar, "Kalau kamu ingin membalas dendam, ikutlah denganku, Sarah…"*** Ada begitu banyak pertanyaan yang berputar di dalam kepalanya. Namun, Sarah justru tidak mengatakan apapun kepada pria asing itu. Dia hanya berdiam diri, menatap laju kendaraan yang membawa mereka. Dari balik kaca mobil, Sarah dapat melihat beberapa bangunan yang tampak tidak asing. Dia menoleh ke arah si pria asing, namun belum sempat bertanya mobil itu
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-18
Baca selengkapnya
Adu Mulut
“Seharusnya ada di sini.” Sarah ingat, sang ayah selalu memasukkan semua dokumen penting, uang tunai, ataupun emas yang dia miliki ke dalam brankas yang tersembunyi di balik lukisan besar di ruangan kerjanya. Sarah juga ingat dengan jelas kunci kombinasi yang pernah diberitahukan oleh sang ayah. Jadi, ia terkejut ketika tidak mendapati apapun di dalam brankas ayahnya. “Apa mungkin ayah memindahkan dokumen-dokumennya?” Sarah menggelengkan kepalanya, dia bertekad untuk tidak menyerah. Dia mulai mencari di setiap sudut ruangan. Lemari besar milik sang ayah, meja kerja, tumpukan dokumen di rak, semuanya tidak luput dicari. Namun, hasilnya nihil. “Dimana ayah menaruhnya?” Sarah berujar dengan nada kebingungan, sebelum ia memutuskan untuk menghampiri Kaisar yang sepertinya masih menunggu di lantai bawah. Namun, langkah kakinya terhenti saat ia melihat buku catatan milik sang ayah yang selalu dibawanya kemanapun–yang terletak di atas meja kerjanya. Dengan rasa penasaran yang tinggi,
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-25
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status