Chapter: Sambutan di Rumah"Kemana saja kamu?!" Setelah beradu argumentasi dengan Kaisar, Sarah akhirnya diantar kembali ke rumah sang suami. Sepanjang perjalanan, Sarah berusaha menenangkan diri. Dia mencoba untuk mendengarkan kalimat-kalimat dari pria itu yang terus memintanya untuk bisa mengendalikan diri sebaik mungkin. Namun, begitu Sarah masuk ke dalam rumah, teriakan Bagas menyambutnya. Sarah memperhatikan Bagas yang masih duduk di sofa ruang tamu, bersama dengan Rayya--Istri kesayangannya itu. Di kepalanya saat ini hanya berputar setiap kejahatan yang dilakukan Bagas kepadanya, dan kepada keluarganya. Sarah ingin langsung mengkonfrontasi Bagas, tetapi Kaisar benar. Itu sama saja dengan menggali kuburannya sendiri."Ingat ini Sarah. Kalau kamu mau kembali ke rumah itu sekarang, maka bersikaplah seperti tidak ada yang terjadi."Sarah juga teringat bagaimana Kaisar menyiapkan sebuah alibi untuknya. Kalau seandainya Bagas bertanya kemana ia pergi dari rumah sakit. "Aku harus sanggup mengontrol diriku
Last Updated: 2022-11-28
Chapter: Aku Ingin Kembali Ke Sana, KaisarSemalaman penuh, Sarah tidak tidur sama sekali. Dia menghabiskan malamnya dengan membaca setiap lembar yang ditulis oleh sang ayah di dalam buku catatan itu. Dan semakin membacanya, amarah Sarah semakin bergejolak. Pagi ini, Sarah bertekad untuk kembali ke rumah Bagas.Namun rencananya berantakan saat ia melihat Kaisar sudah menunggunya di meja makan. "Mau kemana pagi-pagi begini?" ujar Kaisar--sambil meminum jus jeruk yang baru saja disajikan oleh Mbok Sum.Sarah menurunkan barang-barangnya di lantai. Meskipun enggan, dia tetap berjalan menuju meja makan. "Pulang," ujarnya singkat. Kaisar tidak bereaksi. Dia justru terlihat tenang menyantap sarapannya. Di sampingnya terlihat seorang pria dengan setelan serba hitam, dengan rambut plontos, dan sebuah tab di tangannya, sedang membacakan jadwalnya hari ini. "Jam sepuluh nanti ada pertemuan singkat dengan Pak Nuggie. Asisten Direktur PT. Berlian Nusantara. Setelahnya, jam sebelas akan bertemu Pak Narendra di lapangan golf BSD, terkai
Last Updated: 2022-11-28
Chapter: Bermalam di Kediaman Kaisar"Sebaiknya kamu di sini dulu saja."Setelah adu mulut yang terjadi beberapa jam yang lalu, Sarah menyetujui ajakan Kaisar untuk pergi ke sebuah tempat guna menenangkan dirinya selama beberapa saat. Mereka sampai di sana menjelang tengah malam. "Ini rumah siapa?"Sarah terdiam memandangi interior dari sebuah rumah bergaya klasik eropa, yang didominasi warna putih. Rumah ini sangat besar, megah dan mewah, tapi seperti tidak ada kehidupan di dalamnya."Anggap saja rumah sendiri."Setelah mengatakan itu, Kaisar terlihat memanggil seseorang. Tak lama, seorang perempuan paruh baya berlari dengan tergopoh-gopoh. Wajahnya terlihat panik."Ampun, Den..." Perempuan paruh baya itu langsung menundukkan kepalanya saat berhadapan dengan Kaisar. Tubuhnya gemetaran, kedua tangannya saling mengait. Dia terlihat begitu gelisah. Sarah mengamati interaksi antara keduanya, yang melahirkan tanda tanya. Apakah Kaisar begitu mengerikan?Kaisar yang tidak kunjung mengatakan apapun, membuat perempuan paruh
Last Updated: 2022-11-27
Chapter: Adu Mulut“Seharusnya ada di sini.” Sarah ingat, sang ayah selalu memasukkan semua dokumen penting, uang tunai, ataupun emas yang dia miliki ke dalam brankas yang tersembunyi di balik lukisan besar di ruangan kerjanya. Sarah juga ingat dengan jelas kunci kombinasi yang pernah diberitahukan oleh sang ayah. Jadi, ia terkejut ketika tidak mendapati apapun di dalam brankas ayahnya. “Apa mungkin ayah memindahkan dokumen-dokumennya?” Sarah menggelengkan kepalanya, dia bertekad untuk tidak menyerah. Dia mulai mencari di setiap sudut ruangan. Lemari besar milik sang ayah, meja kerja, tumpukan dokumen di rak, semuanya tidak luput dicari. Namun, hasilnya nihil. “Dimana ayah menaruhnya?” Sarah berujar dengan nada kebingungan, sebelum ia memutuskan untuk menghampiri Kaisar yang sepertinya masih menunggu di lantai bawah. Namun, langkah kakinya terhenti saat ia melihat buku catatan milik sang ayah yang selalu dibawanya kemanapun–yang terletak di atas meja kerjanya. Dengan rasa penasaran yang tinggi,
Last Updated: 2022-10-25
Chapter: Kaisar NugrohoSarah yang terlalu terkejut, tidak dapat mengeluarkan suara apapun. Tidak dapat dipungkiri, bahwa ada kebingungan yang menghinggapinya. Amarah dan kekecewaan juga bercampur di dalamnya.“Kenapa? Kenapa Bagas melakukan semua itu?"Sarah mendongakkan kepalanya, menatap pria asing itu, secara tidak langsung memintanya untuk menjawab semua pertanyaannya.Saat itulah, Sarah baru menyadari sesuatu. Bahwa entah sejak kapan, pria asing itu sudah memayungi dirinya hingga terhindar dari hujan.Pria asing itu yang tidak mengubah ekspresi di wajahnya sama sekali, kemudian berujar, "Kalau kamu ingin membalas dendam, ikutlah denganku, Sarah…"*** Ada begitu banyak pertanyaan yang berputar di dalam kepalanya. Namun, Sarah justru tidak mengatakan apapun kepada pria asing itu. Dia hanya berdiam diri, menatap laju kendaraan yang membawa mereka. Dari balik kaca mobil, Sarah dapat melihat beberapa bangunan yang tampak tidak asing. Dia menoleh ke arah si pria asing, namun belum sempat bertanya mobil itu
Last Updated: 2022-10-18
Chapter: Kematian yang Tak TerdugaDi atas ranjang kamar inapnya, Sarah terbaring seraya menatap kosong ke depan. Ingatan perihal kejadian beberapa saat lalu mengalir ke dalam benaknya. “Kalau bukan karena ibu, aku pastikan kita akan bercerai." Kalimat terakhir Bagas sebelum dia meninggalkan Sarah sendirian di rumah sakit terus-terusan menggema di dalam kepala wanita itu. Sarah mengusap air mata dari wajahnya, tidak ingin melihat ekspresi kejam Bagas setiap kali pandangannya membuyar. Kenapa tidak ada yang percaya padanya? Bagaimana mungkin mereka dengan mudah menepiskan kenyataan bahwa dirinyalah yang paling kehilangan dalam situasi ini?! Manik Sarah terarah pada perutnya, membayangkan keberadaan yang sebelumnya ada di sana. “Kalau saja Ibu lebih kuat, mungkin kita bisa bertemu ....” Kesedihan, terluka, dan kekecewaan bercampur menjadi satu emosi, yang meledak dalam sebuah tangisan. Tidak kencang, tapi siapa pun yang mendengarnya akan ikut merasakan kesedihan yang teramat sangat. "Kamu bisa menjadi kuat, Sara
Last Updated: 2022-10-12