Kisah Anak terakhir Raja, Pangeran Kesebelas dilahirkan dengan kekuatan yang disebut "Aura Mistis". Kekuatan ini awalnya dipandang sebagai Anugerah tetapi kemudian pandangan itu berubah, banyak orang menganggapnya sebagai sebuah kutukan, bencana, maupun kesialan. Ketika Pangeran Kesebelas menginjak usia 17 tahun, kekuatannya akan mulai tampak dan menjadi incaran roh jahat. Khawatir akan keselamatan putranya, Raja memerintahkan Jenderal Kun untuk menugaskan anaknya, Kun Shian, sebagai pengawal pribadi Pangeran. Kun Shian merupakan seseorang yang cerdas, berani dan berjiwa bebas. Namun, di balik kepribadian Kun Shian yang cerdas dan berani, tersimpan sebuah rahasia besar yang belum terungkap. Petualangan Pangeran Kesebelas dan Kun Shian dimulai, diwarnai dengan bahaya, intrik, dan rahasia yang mengubah takdir mereka.
View MorePersiapan pemakaman telah selesai. Semua yang dibutuhkan siap dibawa ke pemakaman bersama mayat tersebut. Namun, sebelum berangkat, Puya menarik Shian menjauh dari kerumunan. Ia telah memperhatikan Shian sejak tadi; ada yang tidak beres dengannya. Matanya tampak kosong, dan wajahnya terlihat pucat.“Kau yakin akan melakukannya?” tanya Puya, memandang Shian dari ujung kaki hingga kepala, khawatir akan kondisinya.Shian mengangguk. “Roh yang terpisah dari jiwa butuh kebebasan dan ketenangan,” ujarnya, menghela napas sambil memandang langit yang dipenuhi bintang.“Kau sebaiknya istirahat. Serahkan saja urusan pemakaman pada aku dan Bei,” ucap Puya, menepuk pundak Shian.“Pemakaman ini bukan sekadar menggali kubur. Kau harus menjalankan ritual dan berjaga hingga pagi. Lihat dirimu, kau tampak sangat buruk!” lanjut Puya dengan nada khawatir.“Saat ini, keputusan terbaik adalah aku yang memimpin pemakaman. Kondisi kalian lebih baik dariku, jadi kalian bisa menjaga Pangeran dan merawat yang
Pangeran yang sedang serius memikirkan strategi dalam permainan caturnya bersama Ahan, terkejut melihat kedatangan Bei yang tampak terburu-buru. “Ada apa?” tanya Pangeran heran melihat Bei yang sedang mengatur napasnya. “Shian…” Bei tampak ragu untuk mengatakan yang sebenarnya, tetapi Pangeran yang melihat wajah Bei menjadi panik dan berpikir telah terjadi sesuatu pada Shian. Pangeran bangkit dari duduknya dan hendak keluar dari ruangannya, tetapi Bei menghentikannya sambil berkata, ”Yang Mulia, sebenarnya Shian merasakan ada Roh Jahat di sekitar Istana Yunqi!”“Sebaiknya anda tetap berada di dalam ruangan ini!” ucap Bei dalam keadaan bersujud di hadapan Pangeran. Sementara itu, Shian mulai mengelilingi kediaman Pangeran, mencari keberadaan roh jahat tersebut. “Apa yang sedang kau lakukan?” tanya Wuga yang entah datang darimana.“Katakan pada semuanya untuk berjaga, sepertinya aku merasakan roh jahat di sekitar istana Yunqi.” pinta Shian sambil melihat sekeliling. “R-roh Ja-jaha
Kabar mengenai Pangeran Kesebelas yang keluar istana melalui gerbang utama terdengar hingga ke kediaman Para Pangeran, terutama Pangeran Keempat dan Kelima. Tentu saja, kabar ini membuat para Pangeran Penasaran karena setahu mereka Pangeran Kesebelas tidak pernah melangkahkan kaki keluar dari istana, kecuali pada kegiatan tertentu seperti, kegiatan berburu yang diadakan oleh Pangeran Ketiga.“Gerak-gerik Nian akhir-akhir ini sangat mencurigakan.” ucap Pangeran Kedelapan setelah mendengar kabar Pangeran Kesebelas berada di luar istana. “Cari tau apa yang Nian lakukan di luar istana!” perintah Pangeran Kelima pada Pengawalnya. “Apa yang nian lakukan di luar istana?” tanya Pangeran Keempat pada Mora, Pengawalnya. Sementara itu, Shian dan Wuga sedang sibuk membuat target untuk memanah, dibantu oleh pengawal lainnya, termasuk cuncu. “Apakah pangeran tidak akan marah jika kita membuat halamannya seperti ini?” tanya cuncu sambil memandang halaman yang penuh papan target buatan Shian dan
Suasana pagi di istana Yunqi tampak tenang, hanya terdengar kicauan burung di dahan pohon yang menyambut hari yang baru. Hamburan cahaya matahari pagi masuk melalui celah dinding dan tepat menyentuh wajah Pangeran Kesebelas yang masih terbaring di tempat tidurnya. Tangannya secara alami melindungi wajahnya dari cahaya matahari yang cukup menyilaukan. Beberapa saat kemudian, ia membuka matanya perlahan, bangkit dan turun dari tempat tidurnya, menuju jendela kamarnya. “Anda sudah bangun?” sapa Ahan yang berada di luar jendela dan baru saja selesai menyiram tanaman. Pangeran Kesebelas hanya menganggukan kepalanya.“Pagi ini pengawal Pangeran Ketiga datang membawa pesan dari Pangeran Ketiga agar anda segera menemuinya.” ucap Ahan menyampaikan pesan yang diterimanya pagi ini. Pangeran Kesebelas menghela napas mengetahui bahwa Pangeran Ketiga ingin menemuinya dan sudah pasti pertemuan ini membahas mengenai masalah area berburu dan menteri kehakiman. Ia menjauh dari jendela kamarnya samb
Pangeran duduk di ruang baca sambil memandang keluar jendela tampak di luar sangat cerah, langit berwarna biru muda dihiasi awan-awan tipis membuat hati tenang ketika melihatnya tetapi tidak untuk Pangeran yang tampak murung. “Haahhhh..”Sesekali terdengar suara helaan napas kasar yang mengekspresikan bagaimana keadaan dan suasana hatinya saat ini. Ada perasaan cemas, gelisah, dan ragu menghampirinya hingga seakan-akan ada tekanan besar di dadanya, yang membuatnya kesulitan bernapas. “Ahan!” teriaknya memanggil salah satu pengawalnya yang berjaga di luar ruang baca. Ahan segera masuk, menghampiri Pangeran yang masih dalam posisi yang sama, menghadap keluar jendela. “Apakah sudah ada kabar dari Xu Sue?” tanyanya tanpa memandang ke arah Ahan. “Sepertinya belum ada, Yang Mulia!” jawab Ahan. “Hahhh..” Pangeran kembali menghela napas dan lebih dalam. Mendengar helaan napas Pangeran yang cukup dalam, membuat Ahan mengerti bahwa saat ini suasana hati Pangeran sedang tidak baik-baik s
Pangeran terbangun dari tidurnya, masih dalam posisi duduk di ruang baca. Pandangannya tertuju pada Bei yang tertidur dengan bersandar pada salah satu tiang di ruang tersebut. Setelah itu, Pangeran mengalihkan pandangannya ke luar jendela, di mana tampak bahwa pagi telah tiba. Cahaya matahari sudah mulai bersinar dan burung-burung pada dahan pohon mulai berkicau. Pangeran perlahan berdiri dari tempat duduknya, merasakan kakinya yang kram dan sendi-sendinya yang cukup sakit akibat tidur dalam posisi duduk. Ia keluar dari ruang baca tanpa membangunkan Bei yang masih terlelap.“Anda sudah bangun?” ucap Ahan yang berdiri di depan pintu. “Umm.” jawab Pangeran sambil mengajak matanya berkeliling, melihat keadaan di sekitar kediamannya. “Di mana Shian?” tanya Pangeran, setengah berbisik. Ahan menjawab pertanyaan Pangeran dengan mengarahkan pandangannya ke atap kediaman. “Diatas sana sepanjang malam?” tanya Pangeran lagi. Ahan mengangguk, mengiyakan pertanyaan Pangeran. “Malam ini, dia k
Shian membuka matanya secara perlahan dan mendapati dirinya sudah terbaring di tempat tidur, di kamarnya sendiri. Ia bangkit dari tempat tidurnya, meraih pedang yang berada di atas meja, tepat di samping ranjangnya. Lalu, segera keluar dari kamarnya. Hari sudah gelap dan kediaman Pangeran Kesebelas, Istana Yunqi juga mulai terasa sunyi. Sebenarnya, setiap hari terasa sunyi baik siang maupun malam, tetapi saat malam tiba kediaman Pangeran semakin terasa sunyi hingga suara-suara hewan malam di belakang kediaman Pangeran terdengar sangat jelas. Shian berjalan, mengarah ke ruang baca Pangeran tampak ruangan tersebut masih bercahaya yang menandakan bahwa Pangeran masih berada di ruang baca. Ketika sampai di depan pintu ruang baca Shian merasa ragu untuk masuk ke dalam akhirnya ia hanya berdiri di depan pintu hingga Pangeran keluar bersama Bei. “Shian!” ucap Pangeran yang terkejut melihat Shian berdiri di hadapannya dan menatap ke arahnya. “Kau baik-baik saja?” tanya Pangeran yang gembir
Pagi-pagi buta seseorang datang ke kediaman Pangeran Kesebelas. Orang tersebut adalah kasim kepercayaan raja, yang datang menyampaikan undangan Pangeran untuk ikut dalam pertemuan harian yang diadakan oleh Raja dan para pejabat serta beberapa pangeran yang mengambil bagian dalam pemerintahan, juga putra mahkota. Saat itu Pangeran Kesebelas masih tertidur pulas sehingga orang tersebut menyampaikannya pada Shian yang menyambutnya di depan pintu gerbang istana Yunqi. “Hari ini raja mengundang Pangeran Kesebelas untuk ikut dalam pertemuan harian di aula kerajaan.” ucap sang kasim pada Shian. “Baik.” jawab Shian singkat. Tampak dari raut wajahnya, Shian terkejut mendengar ucapan kasim tersebut. Ada undangan agar pangeran kesebelas datang pada pertemuan harian yang diadakan oleh Raja. Shian menyadari ini bukanlah undangan biasa, sesuatu telah terjadi. Tidak berpikir panjang, ia segera membangunkan Pangeran Kesebelas yang masih tertidur pulas. “Yang Mulia, Anda harus bangun sekarang!” uc
Putra Mahkota telah menerima kabar dari Shian mengenai menteri kehakiman yang mengirim pembunuh bayaran ke Istana. Ia kemudian memerintahkan bawahannya untuk memata-matai kediaman serta mencari informasi mengenai menteri kehakiman. Di waktu yang sama, Pangeran Kesebelas sedang menikmati suasana di kediaman keluarga Kun matanya tertuju pada Shian dan Xu Sue yang sedang duduk ia menghampiri keduanya dengan langkah yang terburu-buru. Tentu saja, kedatangan pangeran akan dirasakan Shian, yang segera mengarahkan pandangannya ke arah datangnya pangeran lalu bergegas berdiri dan menunjukkan rasa hormatnya pada Pangeran. Xu Sue yang berada di samping ikut memandang ke arah pangeran tanpa berdiri dan memberi hormat karena ia belum menyadari yang datang adalah seorang pangeran. “Yang Mulia!” sapa Shian yang berdiri sambil menunjukkan rasa hormatnya pada Pangeran, membuat Xu Sue yang duduk sangat terkejut mengetahui yang baru saja tiba adalah seorang Pangeran, ia segera berdiri sambil menunjukk
Sejak didirikan kerajaan Yun telah mewarisi Aura Mistis yang selalu menjadi ketakutan dan kekhawatiran semua anggota kerajaan. Aura mistis yang menjadi warisan kerajaan Yun mulanya dipercayai sebagai Anugerah dari Dewa dan tak semua anggota keluarga beruntung untuk menerima anugerah ini. Hanya satu di antara mereka yang dipilih untuk membawa aura tersebut dalam dirinya. Semua kepercayaan bahwa Aura mistis tersebut adalah Anugerah berubah Sejak putra pada generasi kelima meninggal secara tragis karena roh jahat yang terus mengikutinya ketika berumur 17 tahun, di mana aura mistis tersebut mulai nampak. Aura mistis ini kemudian menuai pro dan kontra, bagi sebagian orang masih percaya bahwa aura mistis tersebut Anugerah dari dewa dan sebagian lagi menganggapnya sebagai kutukan serta kesialan bagi keluarga kerajaan.Kekhawatiran inipun dirasakan oleh raja saat ini di generasi ke-20. Ketika Anak bungsunya, yaitu pangeran ke-11 atau Pangeran Nian lahir. Pangeran Ke-11 ditakdirkan memiliki au...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments