PETARUNG JALANAN RUNGKAD JAGATGENI

PETARUNG JALANAN RUNGKAD JAGATGENI

last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-18
Oleh:   killertomato  Baru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
9.9
23 Peringkat. 23 Ulasan-ulasan
54Bab
3.0KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Sinopsis

Berani

Kuat

[WARNING 21+ KE ATAS Untuk Kekerasan dan Adegan Dewasa] Gagak Handoko adalah pemuda yatim piatu yang kembali ke kota setelah hidup di desa bersama mendiang Kakeknya. Baru mulai berkuliah kembali setelah bertahun-tahun istirahat, Han ternyata memiliki kemampuan yang tidak terbayangkan - dia adalah keturunan seorang pendekar hebat dan memiliki ilmu kanuragan tinggi. Ini adalah kisah perjalanan Han mencari jati diri dalam berbagai pertarungan jalanan, menjalin hubungan dengan wanita-wanita jelita yang mengitari, dan takdir sebagai seorang penguasa ilmu pilih tanding.

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Pratinjau Gratis

Bab 1 Ada Yang Berubah

Cuaca yang dingin terasa hingga merasuk ke tulang, setiap sendi berasa kaku terkena hawa malam yang membekukan. Beginilah kalau kuliah malam, harus siap dengan jeratan hawa dingin yang menangkup badan. Apalagi di musim penghujan.Han menaikkan ritsleting jaket tebalnya saat melangkah dengan santai menyusuri jalan setapak yang mengitari Fakultas Ekonomi di Universitas Cemara. Pemuda itu melirik ke arah jam tangan. Sudah jam sembilan.“GAGAK HANDOKO!”Hmm?Han berhenti dan menengok ke belakang. Ada yang memanggil? Di belakangnya hanya ada serombongan mahasiswa yang sedang nongkrong di sudut taman yang gelap. Ia tidak mengenal siapa mereka. Sebagai mahasiswa baru, mana kenal dengan orang-orang lama.Mereka yang sedang nongkrong berpenampilan setipe. Pasukan jarang mandi, rambut gondrong anti sisiran, pakaian lusuh awut-awutan, dan sepatu yang berubah menjadi sandal. Sangat khas mahasiswa angkatan tua. Dua orang dari rombongan itu melompat ke depan dan mendekat ke arah Han dengan percaya ...

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

10
96%(22)
9
4%(1)
8
0%(0)
7
0%(0)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
0%(0)
9.9 / 10.0
23 Peringkat · 23 Ulasan-ulasan
Tinggalkan ulasan Anda di APP
user avatar
Rifki Dwi Hermawan
Jalak nya lanjut nggak hu?
2024-12-21 07:08:41
0
user avatar
Jamzer
keren tp updatenya ntah kpan.. harusnya rutin, misal 2hr/3hr sekali gitu..
2024-12-08 18:40:14
0
default avatar
Indra Cahyadi
Karya suhu yang satu ini ndak mengecewakan.two thumbs up
2024-12-02 15:26:46
0
user avatar
Jackal29
Luar biasa
2024-11-27 16:49:04
0
default avatar
ihsan210793
menarik...
2024-11-23 19:08:10
0
user avatar
Jackal29
Mantap nih ceritanya... Pertarungan antara kelompok anak-anak muda dipadukan dengan aksi beladiri mengandalkan tenaga dalam/prana/Ki. Selalu suka dengan cerita-cerita action, apalagi karya dari suhu Killertomato
2024-11-21 00:22:54
0
user avatar
James Tampubolon
mantap suhu.. kalo bs sih update tiap hari ya...
2024-11-20 19:33:14
0
user avatar
Zayn Al faruq
keren banget om suhu
2024-11-20 03:00:28
0
user avatar
Aachim
matur suwun om dab sdh di release disini, lanjut episode jalak nya
2024-11-09 09:39:54
0
user avatar
Laila Labib
jos ceritanya....
2024-11-08 21:12:03
0
user avatar
Samuel Henry
selalu ada niat dan effort untuk baca cerita dab killertomato. bacaan yang mudah dibaca, dipahami, dan dinanti untuk setiap babnya.
2024-11-07 14:36:04
0
user avatar
Khalid Attallahulfajri
jos dab d tunggu yg lain nya
2024-11-07 12:47:37
1
user avatar
Khalid Attallahulfajri
cerita yg pending pindah kesini.
2024-11-05 22:36:12
0
user avatar
jonnyindo31
keren ceritanya...
2024-11-05 18:00:25
0
user avatar
phoenik
keren pindah kesini, mantap
2024-11-01 12:00:33
0
  • 1
  • 2
54 Bab
Bab 1 Ada Yang Berubah
Cuaca yang dingin terasa hingga merasuk ke tulang, setiap sendi berasa kaku terkena hawa malam yang membekukan. Beginilah kalau kuliah malam, harus siap dengan jeratan hawa dingin yang menangkup badan. Apalagi di musim penghujan.Han menaikkan ritsleting jaket tebalnya saat melangkah dengan santai menyusuri jalan setapak yang mengitari Fakultas Ekonomi di Universitas Cemara. Pemuda itu melirik ke arah jam tangan. Sudah jam sembilan.“GAGAK HANDOKO!”Hmm?Han berhenti dan menengok ke belakang. Ada yang memanggil? Di belakangnya hanya ada serombongan mahasiswa yang sedang nongkrong di sudut taman yang gelap. Ia tidak mengenal siapa mereka. Sebagai mahasiswa baru, mana kenal dengan orang-orang lama.Mereka yang sedang nongkrong berpenampilan setipe. Pasukan jarang mandi, rambut gondrong anti sisiran, pakaian lusuh awut-awutan, dan sepatu yang berubah menjadi sandal. Sangat khas mahasiswa angkatan tua. Dua orang dari rombongan itu melompat ke depan dan mendekat ke arah Han dengan percaya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-08
Baca selengkapnya
Bab 2 Ada Yang Menunggu
Han terkesiap.Aduh, sudah berapa lama dia pingsan?Han mengusap kepalanya yang terasa berat. Badannya sakit semua dan sekujur tubuh berasa lebam. Ia sedang terkapar di samping sebuah pohon besar di dekat taman Kampus di bawah langit berbintang. Orang-orang yang menyerangnya tadi sepertinya benar-benar menuntaskan kemarahan mereka padanya.Han tersenyum. Jadi seperti ini ya rasanya jadi mangsa tukang bully? Ia berdiri dengan susah payah dan mengumpulkan barang-barangnya yang berserakan.“Kamu orang yang aneh.”Han menengok ke samping.Ada seorang pria tua kurus yang mengenakan seragam satpam kampus berada tak jauh darinya. Ia duduk di sebuah batu besar di samping lampu taman bulat yang menyala terang.“Bapak ngomong sama saya?”“Mas, Ini jam sebelas malam, kampus sudah sepi, dan cuma ada kita berdua di sini. Kira-kira ngomong sama siapa lagi? Hantu? Ga ada hantu di sini, Mas. Adanya di sana, di toilet deket gedung pertemuan mahasiswa.”Han mencoba tersenyum tapi sesaat kemudian ia mer
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-08
Baca selengkapnya
Bab 3 Ada Yang Bimbang
“Woalaaaah. Mas Handoko ini kenapa to, Mas? Kok sampe besem-besem begini badannya?” Mbak Tita geleng-geleng kepala saat suaminya mengoleskan salep herbal ke badan Han yang biru-biru, “Sampeyan itu jatuh dari sepeda atau jatuh dari pucuk tebing Breksi? Kok bisa-bisanya biru-biru sak awak begini. Sebadan lho ini lebamnya.”“Hahahaha. Biasalah, Bu. Cah lanang. Kalau laki-laki ya begini ini, meski cuma jatuh dari sepeda, tapi harus mbois jatuhnya! Harus keren! Kalau bisa harus sampai terguling-guling kayak eksyen India, jadi lebamnya sebadan. Lak iyo to, Mas Han?” Lek Wasis menimpali sembari mengoles dan memijat.“Adududuuuh.” Han hanya meringis.Suami istri yang menjadi tetangga kost-nya itu memang grapyak, ramah, dan selalu siap menolong kapan saja dibutuhkan. Mereka yang melihat Han pulang menuntun sepedanya dengan badan lebam-lebam langsung memaksa sang pemuda untuk menerima treatment herbal yang sejatinya tidak dia butuhkan.“Untung sepedanya nggak rusak ya, Mas. Jadi masih bisa dike
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-08
Baca selengkapnya
Bab 4 Ada Yang Ramai
Han berjalan menuju sepedanya, di tangannya sudah tersedia satu bungkusan jajanan martabak murah meriah untuk sarapan pagi ini. Ia melangkah sembari menatap ke sekeliling lapangan yang ada di samping SD negeri. Semarak sekali kalau jam istirahat begini, banyak anak-anak SD yang keluar untuk mencari jajanan. Selain martabak yang populer di sini, banyak penjual lain yang menawarkan dagangan mereka.Suasananya ramai dan menyenangkan. Semuanya tenang, nyaman, dan aman sampai kemudian terdengar suara kencang membahana.“MAKANYAAAA BAYAAAAR!!!”Suara teriakan itu datang dari sebuah gerobak yang menjajakan cilok. Seorang bapak pedagang yang kurus merunduk ketakutan ketika tiga orang pemuda yang mengenakan pakaian ala-ala band punk mengerumuni gerobaknya. Caping yang ia kenakan diangkat ke atas untuk menunjukkan wajahnya yang kecut menghadapi ketiga orang pemuda itu. Kulit sang bapak tua yang gelap dan mengkilap makin basah oleh keringat.“Den, gimana saya bisa bayar, Den... hari ini saja bel
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-08
Baca selengkapnya
Bab 5 Ada Yang Terpicu
Panggung jalanan digelar. Han di sisi kiri, melawan tiga pemuda punk di sisi kanan.Dari ketiga pemuda punk, si Gondrong nampaknya yang paling gemas dengan tingkah tengil Han. Ia yang pertama merangsek ke depan. Langkahnya mantap, yakin dan percaya diri. Pemuda punk itu maju sampai ia berdiri tak jauh dari Han dan mengambil ancang-ancang.Si Gondrong meludah saat melihat senyum si cuek yang baginya sangat menghina, Ia emosi karena merasa diremehkan. Ia dan Han saling menatap tanpa melepas pandangan. Tak perlu ada ucap kata karena masing-masing tahu apa yang selanjutnya akan terjadi.Si Gondrong meradang, ia menatap Han dengan sengit. Kunyuk satu ini sepertinya belum pernah berkenalan dengan tendangannya, “Dasar tengik! Munyuk! Malah cengengesan! Tendang pisan bubar dapurmu!”Si Gondrong mengamati pose stance Han. Ia masih berdiri saja di situ, tegap dengan kaki setengah ditekuk dan tubuh turun sedikit. Lengan kanan Han ditarik ke tengah badan, sementara telapak tangannya menghadap ke
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-14
Baca selengkapnya
Bab 6 Ada Yang Kecil
Gagak Handoko menyeringai dan menatap ke depan tanpa menegakkan kepalanya yang menunduk. Senyumannya kali ini terasa mengerikan untuk ketiga lawan karena mereka berasa berhadapan dengan orang gila yang hanya tersenyum saja.Kembali si cuek itu mengatur kuda-kuda yang unik. Ia merunduk sedikit, jarak kaki agak melebar, posisi telapak tangan tegak tepat di depan dada dengan tangan kanan lebih di depan dibandingkan tangan kiri. Sekilas lihat mirip seperti pose yang tidak mengancam.Si Leher Tato mengernyitkan dahi. Sebentar. Kuda-kuda itu sepertinya tidak asing. Dia pernah melihat stance atau kuda-kuda yang mirip seperti yang tengah ditunjukkan oleh si tengil itu. Tapi di mana ya?Si Gondrong dan si Rambut Ungu bersiap untuk maju. tapi si Leher Tato menahan kedua kawannya. Ia menggeleng kepala. Pose si Tengil memang seakan-akan lembek, tapi dia paham betul ancang-ancang seperti itu justru sangat menunjukkan kesiapan. Dia memberikan peringatan kepada kawan-kawannya untuk berhati-hati.“Ma
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-23
Baca selengkapnya
Bab 7 Ada Yang Bertaruh
Tubuh Han terlempar ke belakang atau lebih tepatnya terseret, karena kakinya masih menapak tanah. Tangannya disilangkan di depan wajah bagaikan perisai dan itu membuat rasa senat-senut menjalar karena tangan itu digunakan untuk menahan serangan Kasper si Hantu Kecil bertubuh bongsor yang melontarkan pukulan telak.Han tahu, pukulan yang dilayangkan dari jarak teramat dekat oleh orang yang sangat lihai bertarung tidak akan bisa dielakkan. Karena dia tidak akan sempat menghindar, maka satu-satunya jalan adalah harus bertahan.Han menyeringai, “Lumayan.”Kasper mendengus. Ia agak kesal. “Hebat juga bisa menahan pukulanku. Biasanya orang lain akan langsung pingsan sekali pukul.”“Mungkin aku salah satu yang beruntung,” ujar Han sembarangan.“Mungkin,” Kasper menimpali. Ia mengayunkan tangan. “Tapi aku tidak akan ada keberuntungan yang kedua kalinya. Aku selalu belajar dari kesalahan.”Han langsung menyadari kalau di belakang Kasper muncul serombongan preman punk yang lain. Dua, empat, sep
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-24
Baca selengkapnya
Bab 8 Ada Yang Basah
Han jatuh ke sungai. Pakaian dan celananya pun basah. Meski begitu Ia dapat berdiri dengan tegak kembali karena memang sungai itu tidak terlampau dalam. Ia tersenyum sembari bertolak pinggang menghadap ke atas, ke arah Kasper si Demit Cilik yang berdiri dengan santai di atas sebatang kayu.“Keren juga. Skor kita satu-satu.”Kasper hanya mendengus. Pria bertubuh besar itu tersenyum sinis. “Naiklah.”Tidak perlu diminta dua kali, Han naik melalui sisi kanan sungai untuk berdiri kembali di hadapan Kasper. Skor sekarang sama imbang. Siapapun masih bisa menang.“Majulah. Aku tidak akan bergeming sedikitpun! Kau lihat sa…!”Jbmmmm!Tubuh Kasper kembali melayang ke belakang dan jatuh berdebam berulang-ulang kali. Lagi-lagi dengan cara yang sama. Serangan yang begitu cepatnya sampai-sampai tak terlihat. Wajahnya berulang kali terantuk tanah.Sang preman bertubuh raksasa itu mendengus kesal dan memukul tanah beberapa kali. Kasper menggemeretakkan gigi. Mau tidak mau dia harus mengakui kalau Ha
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-25
Baca selengkapnya
Bab 9 Ada Yang Menjerit
“Di-dia tidak bersalah!”Bapak tua penjual cilok dengan berani memasang badan untuk melindungi Han dari kerubutan orang-orang yang menuduhnya. Mereka tertegun ketika pria tua yang mereka kenal itu tiba-tiba saja menyeruak dan berdiri di antara mereka dan sang pemuda.“Dia telah membantu saya dan teman-teman penjual jajanan lain yang selama ini dipalak oleh para preman. Pemuda ini mengalahkan preman-preman yang biasa keliling di sini dan membuat mereka kabur.”Meski bergetar karena takut menghadapi orang banyak, sang penjaja cilok memutuskan untuk membantu Han.Sang guru SD yang cantik itu masih terengah-engah karena emosi, “Tapi Pak! Mereka ini sebenarnya hanya mau berebut lahan par…”“Saya bisa pastikan kalau saya tidak tergabung dalam kelompok atau ormas apapun yang ingin berebut lahan parkir dari para preman. Saya bertengkar dengan mereka semata-mata karena ingin meminta ganti rugi,” ujar Han.Pemuda itu maju ke depan bapak penjual cilok. Ia tersenyum pada sang pria tua, “Terima ka
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-26
Baca selengkapnya
Bab 10 Ada Yang Kebetulan
Han keluar dari dalam air.Rasty terbelalak dan berteriak kencang. “Haaan!”Sembari membawa sang bocah kecil yang ternyata sudah terdiam tak bergerak. Han berenang ke tepian. Tak butuh waktu lama bagi Han untuk membawa anak itu ke tepian. Sang ibu sudah berteriak-teriak histeris melihat anak itu mulai pucat.Begitu sampai di tepian, Han langsung membaringkan anak itu terlentang di tempat yang kering.“Bagaimana anakku? Bagaimana anakku!?”Han melirik ke arah Rasty. Guru SD itu mendekat ke arah Han.“Piye, Han? Bagaimana?”Han menggeleng, “Tidak respons. Tidak bernapas.”“Bisa CPR?”Han mengangguk.“Aku akan membantu menenangkan sang ibu. Tolong anak itu. Sekarang.”Han segera bergerak. Hal pertama yang harus dilakukan pada korban tenggelam adalah memeriksa napasnya, jika tidak ada respons dan tidak bernapas, maka langkah pertama adalah memastikan leher dan kepala berada dalam posisi yang aman.Untuk menyelamatkan diperlukan CPR. Han harus membuka jalan napas sang bocah. Ia mendongakka
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-28
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status