CERMIN GERBANG CINTA

CERMIN GERBANG CINTA

By:  yenmon73  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
3 ratings
84Chapters
3.6Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

“Eko, sepertinya aku sudah malas ikut permainan ini,” tolak Harry. “Aku selalu menang.” “Har, ini lain. Aku jamin kali ini aku dan Taruf yang menang. Kamu harus membayar kami dobel, hehehe. Ayolah, cepat datang. Kami sudah ada di sini.” Harry menutup teleponnya dan memikirkan penawaran Eko lagi. Dia, Eko dan Taruf bertaruh. Kalau wanita itu bisa merayu Harry, maka mereka yang menang. Tapi kalau tidak bisa, Harry yang menang. Eko dan Taruf, anak dari konglomerat yang bingung mau apakan uang mereka. Jadi dengan bersenang-senang dengan wanita adalah kesukaan mereka. Sedangkan Harry harus berjuang dari nol untuk mencapai kesuksesannya yang sekarang. Uang taruhan dalam permainan ini sangat besar, bahkan Harry bisa menjadikan modal usahanya. Harry yakin seratus persen, dia tidak akan pernah kalah, karena pada sadarnya dia sangat membenci wanita. Bahkan jijik pada wanita yang selalu memakai pakaian minim. Tapi hari ini, saat dia bertemu dengan wanita yang menjadi taruhannya, dia tertegun. Sangat cantik dan tidak seperti wanita lainnya yang selalu Eko bawa. Namanya Momo. Dan tatapan mata yang sangat indah menimbulkan keinginan Harry untuk mencium wanita itu.

View More

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Titin Widyawati
semangat Kak, nulisny! nanti aku baca pakai poin yang kupunya! mampir balik ya kak.
2021-09-11 12:48:39
0
default avatar
yenmon73
Halo readers, makasih sudah vote. semoga ceritanya sesuai selera. salam semangat semangka ......
2021-09-05 22:49:46
0
user avatar
White Lotus
halo, para pembaca setia jangan lupa mampir di cerita horor petualangan Cermin Dari Nenek seru lohhh thanks you author jangan lupa mampir ya ......
2021-09-04 17:32:44
2
84 Chapters

Bab 1 Mimpi Buruk

“Harry, kita harus sembunyi di mana?” jerit wanita itu pelan dengan sangat panik. Napas Harry dan wanita sudah tidak beraturan. Ketakutan dan kelelahan berlari membuat mereka bertambah tegang.Sekarang mereka berada di lorong yang terpasang cermin kiri dan kanan. Sangat banyak sehingga mereka bisa melihat pantulan diri mereka yang berantakan.“Heii, ayo cari di sebelah sini!! Seharusnya mereka masih di sekitar rumah ini!! Cari!! Jangan pernah lepaskan mereka!!” Terdengar teriakan orang-orang dari ujung lorong.Mendengar teriakan itu, Harry menarik tangan wanita itu untuk kembali berlari menjauhi orang-orang itu. Napas mereka yang terengah-engah terdengar memenuhi lorong itu.Harry berusaha menahan napasnya agar suara napasnya yang tersengal-sengal tidak kedengaran, tapi terasa sesak di dada. Karena jantungnya berdetak dengan kencang.“Harry!!” Tiba-tiba wanita itu menjerit panik dan ketakutan. Ada kengerian
Read more

Bab 2 Tergoda

BUM!!"Kak Jeff!!" teriak Gina saat mendengar suara keras itu.        Gina memandang Harry dengan nanar. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Harry langsung menarik tangan Gina dan berlari ke tempat parkir.“Terus berteriak, Gina. Panggil Kak Jeff terus,” perintah Harry. Hatinya merasa cemas.Walau demikian, saat berkendara, dia usahakan tetap fokus pada jalanan.“Pak, bagaimana ini? Kak Jeff tidak balas-balas. Padahal teleponnya masih aktif,” nangis Gina panik.“Panggil terus dengan kencang!! Siapa tahu dia bisa mendengarmu!” saran Harry yang juga mulai ikutan panik.Dari kejauhan mereka melihat kekacauan di daerah kantor polisi. Sebelum Harry menghentikan mobilnya, Gina sudah lompat keluar dan berlari masuk ke dalam kantor polisi.“Pak John!” Gina melihat kepala tim Jeff.“Oh, Ibu Gina. Saya baru saja mau menelepon Ibu. Pak Jeff su
Read more

Bab 3 Siapa Yang Untung Atau Rugi?

Momo berlari keluar dari tempat karaoke itu. Dia tidak pernah semalu ini. Perlahan larinya semakin memelan. Akhirnya dia berhenti di sebuah halte bus dan merenung.Momo ingat saat pertama kali datang ke kota ini. Hidupnya sangat kacau. Tidak dapat pekerjaan tetap. Gaji kurang. Dompet hampir kosong.Di saat keterpurukannya, Momo bertemu dengan Lita. Lita berteman akrab dengan Sinta, anak seorang konglomerat yang pendiam tapi gila. Perlu sekali-sekali dicuci otaknya.Sinta yang punya uang banyak, memulai membuat permainan ini hingga pada akhirnya terbentuklah beberapa kelompok. Salah satunya, kelompok Eko, Taruf dan Harry. Harry adalah pemain, Eko dan Taruf yang mengeluarkan uang sebagai modal awal. Begitu pun kelompok Sinta, dia dan Lita yang mengeluarkan modal awal dan Momo sebagai pemain.Jika kelompok mereka menang, pemain akan mendapat penghasilan yang tidak sedikit. Kerena taruhan ini memakai modal yang banyak.Momo telah mendapat cukup uang un
Read more

Bab 4 Diterima Kerja

Dengan kebingungan, Gina masuk ke ruangannya Harry Dia melihat Harry sedang tafakur memikirkan sesuatu. Tapi Harry mengangkat wajahnya dan memandang Gina.“Bagaimana menurutmu? Apa dia bisa bekerja seperti dirimu?” tanya Harry.Mendengar kata ‘seperti dirimu’ membuat Gina melambung tinggi.“Kalau menurutku, dia bisa dan mau belajar. Tapi tentu saja, dia harus bekerja keras. Kalau dia tidak kuat tahan banting, yah otomatis dia akan resign.”“Apa ada kemungkinan itu?” tanya Harry.“Kalau melihat sifatnya, 80% dia akan bertahan. Tapi kita tidak bisa menutup kemungkinan 20% itu.”Harry kembali tafakur. ‘Apa dia mau ambil resiko? Tapi wanita itu tidak bisa hilang begitu saja dari kepalaku. Apalagi tadi mendengar hasil wawancaranya dengan Gina, dia terdengar sangat pintar dan jujur,’ batin Harry.“Bagaimana kalau beri dia masa percobaan 1 bulan? Sebulan k
Read more

Bab 5 Tugas Lagi?

Momo yang melihat Harry sudah selesai menelepon, menatap Harry. Saat mata mereka bertemu, Momo hampir saja jatuh, karena terperanjat.“Kau!!” teriak Momo.“Kenapa dengan saya?” tanya Harry dengan dingin. “Apa kita berteman akrab? Sehingga kamu memanggil Bosmu dengan ‘kau’?”Kata-kata Harry seakan-akan menampar wajah Momo. Dengan malu, dia menundukkan kepalanya.“Kamu sudah diajar apa yang harus dilakukan sama Gina, kan?” tanya Harry. Tapi Momo yang kebingungan dan kaget, diam. Pikirannya masih belum fokus pada pekerjaannya. Terlalu banyak pertanyaan yang berseliweran di kepalanya.“Apa begitu tingkahmu pada Pimpinanmu?!” bentak Harry dengan keras. “Apa saya harus menyesal telah menerimamu bekerja di sini?!”Bentakan Harry berhasil mendaratkan Momo kembali ke kantor itu. Dengan terperangah mendengar suara Harry, mengingatkan dia pekerjaannya sebagai sekretaris
Read more

Bab 6 Salah Tebak

“Duduk dan makan bagianmu! Karena sesudah itu, kita pergi berbelanja. Kamu bantu pilih barang.”“Heh?” Untuk kedua kalinya Momo kaget dan bingung. “Tapi, Pak, kenapa saya?”“Kamu sekretarisku … ah maaf, karena kamu asisten sekretarisku. Jadi semua yang kuperintahkan harus kamu turuti. Atau aku salah menerimamu sebagai asisten sekretaris?” kata Harry dengan nada seolah-olah Harry memang telah salah menerimanya.Momo kaget mendengar perkataan Harry. ‘Aduh, Tuhan, jangan sampai aku dipecat di hari pertama aku bekerja,’ tangis Momo dalam hati.“Ti … ttidak, Pak. Saya akan membereskan meja kerja terlebih dahulu. Permisi, Pak.” Momo langsung menuju ke pintu.“Kamu harus makan sebelum keluar belanja!” perintah Harry.Momo menghentikan tangannya di gagang pintu dan membalikkan badannya dengan kaku. “Saya akan memakannya setelah membereska
Read more

Bab 7 Pertemuan Yang Tak Terduga

“Ehem, dia bukan anakku, tapi kemenakanku!” ucap Harry dingin dan meninggalkan Momo yang kembali merasa bersalah. Salah tebak. Momo hanya bisa menepuk jidatnya. “Ma … mmaaf, Pak.” Momo berusaha menjajarkan langkah kaki Harry. “Kalau Bapak mau mencari puzzle, aku tahu tempat jual puzzle yang bagus.”Momo berusaha mengalihkan pikiran Harry dengan kejadian tadi. Dan berhasil, Harry menghentikan langkahnya dan memandang Momo.“Di mana?”Senyum Momo mengembang. “Ikut dengan saya, Pak. Tapi bukan di sini. Toko itu ada di ruko samping pusat perbelanjaan.”Momo berjalan duluan menunjukkan jalan ke toko itu. Dia pernah bekerja di toko itu. Tapi dia terpaksa keluar karena suami pemilik toko itu tidak menyukainya. Dia dianggap merayu putra mahkota mereka.Momo merasa tidak enak hati karena pemilik toko selalu minta maaf setelah dia dimarahi habis-habisan oleh suaminya. Pemilik tok
Read more

Bab 8 Ken dan Clark

“Mana?” Clark mengangkat wajahnya dan menatap ke pintu ruang makan. Semua mata juga memandang ke pintu.Momo yang dari tadi berdiri di depan pintu ruang makan, tersentak kaget. Tanpa sadar, dia melangkah mundur. Cepat-cepat Momo mendekap mulutnya agar jeritannya tidak kedengaran. Dia jatuh terduduk sambil menatap Clark dengan perasaan bercampur aduk. Matanya berkaca-kaca.“Harry, siapa dia? Kenapa begitu tingkahnya saat melihat Clark?” bentak Mamanya Harry, Anisa dengan panik. Suara Anisa yang paling keras dibandingkan suara yang lain yang juga protes dengan reaksi Momo saat melihat Clark.Clark yang divonis autis sama dokter kadang-kadang dianggap sebuah beban bagi orang tua Clark. Harry pernah mendengar Kakak dan Kakak iparnya bertengkar karena masalah Clark yang autis. Dan karena autis, Clark terlihat aneh.Harry melirik kakak iparnya, Agna, yang menunduk dengan wajah memerah. Harry hanya berdiri bingung tidak harus buat apa. Di
Read more

Bab 9 Lupa Karena Panik

"Sekarang katakan padaku di mana Ken?" desak Momo."Ken sudah tidak ada bersama kita.”“Apa? Apa maksudmu?”“Seperti yang kamu lihat. Ken tidak ada di sini. Kamu pikir apa sehingga kaget begitu,” kata Harry menjitak kepala Momo sambil melangkah pergi. Harry tersenyum geli tapi hatinya sangat sedih.Momo melongo memandang dan tersentak saat kepalanya dijitak. ‘Aduh, sakit! Ternyata aku dikerjain sama Bos. Berengsek!’ batin Momo kesal.Momo ikut bergabung kembali dengan Clark yang serius memasang puzzle. Tidak ada yang bisa mengganggunya kalau sedang serius. Bahkan saat Momo duduk dekat Clark, dia cuek saja.Akhirnya Momo pamit pulang, karena entah sampai kapan Clark mau bicara lagi. Saat Momo menjawil pundak untuk pamit, Clark tetap cuek.“Saya permisi dulu, Pak, Bu.”“Terima kasih, Monita. Boleh saya ikut Clark memanggilmu Momo?” tanya Agna.&ldqu
Read more

Bab 10 Bersama Di Malam Hari Pertama

“Kamu tidak apa-apa?” tanya Harry panik, lupa dengan ponsel Momo yang masih terhubung dengan Lita. “Momo!! Apa yang terjadi?! Siapa itu laki-laki itu?? Dia bikin apa kamu?!” teriak Lita panik.Harry memandang ponsel Momo dengan netra yang sangat besar. ‘Aduh, aku lupa, dia masih berbicara di telepon!!” seru Harry dalam hati dengan gugup.“Aduh, sori, Lit. Tadi aku tidak sengaja menabrak office boy. Aku kira semua sudah pulang, jadi langsung saja keluar tanpa memperhatikan,” kata Momo tanpa menyaring perkataannya.Netra Harry semakin lebar dan tajam. ‘Aku dibilang office boy? Enak aja ini anak! Berani macam-macam ya karena kamu kenal Clark. Awas besok di kantor,’ gerutu Harry dalam hati.“Ooo, kirain Bosmu lagi bikin kamu apa, hehehe.”“Lita, jangan sembarang ngomong. Nanti Bosku marah,” pekik Momo sambil melirik ke Harry. Tapi Harry su
Read more
DMCA.com Protection Status