Demi menghindari pengejaran orang suruhan ibu tirinya yang kejam, Nayra tanpa sengaja bersembunyi di bagasi mobil mewah milik Devran. Hanya saja, ia malah disangka pasangan mesum oleh warga sekitar, sehingga terpaksa menikah! Lantas, bagaimana nasib Nayra? Terlebih pemilik mobil mewah itu ternyata "pewaris yang sedang diasingkan" karena gagal moveon....
View MoreSambil lalu, Devran akan memikirkannya lagi.Saat ini dia harus mencari cara bagaimana membujuk Nayra agar membiarkannya kembali ke Jakarta sementara waktu.Terlalu lama meninggalkan kantornya dengan deadline proyek dan bisnis yang sudah menumpuk, membuat Devran tidak tenang juga.Dia bukan pria yang tak punya rasa tanggung jawab. Jadi meski sudah mulai mengurusnya dari jauh, tetap saja ada beberapa hal yang tak mungkin bisa dikerjakannya secara virtual.“Nanti aku bisa kok datang kalau kau memang butuh aku datang. Sekarang ada beberapa kegiatan yang tak bisa aku skip tanpa kehadiranku, Nay.” Devran memberikan pengertian.“Iya deh, Mas. Tapi tidak dekat ini kan berangkatnya?” Nayra mengiyakan tapi masih mencoba menunda keberangkatannya.“Minggu depan bagaiamana?” lagi tawar Nayra.“Katakan kenapa harus minggu depan?” tanya Devran. Ditanya seperti itu Nayra hanya tersenyum.“Kenapa malah senyum-seyum?” Devran jadi penasaran.Nayra mendekatkan bibirnya ke telinga Devran dan berbisik.
“Sudah selesai mengobrolnya?”Devran mencoba berbesar hati menunggu mereka mengobrol namun keduanya tampak tak bosan terus bercanda dan mengobrol.Sisi hatinya masih ada kesal karena Ananda pasti merasa beruntung dengan kenyataan tentang mereka.Terselip sebuah kemungkinan yang coba diingkari Devran, bagaimana jika Ananda memang berjodoh dengan Nayra?Ah. jangan dulu! batinnya belum siap. “Aku masih ada urusan, Nay. Ayo pulang!” Devran mengajak Nayra pergi.“Kalau kau repot tidak apa kok, nanti aku akan antar Nayra pulang. Lagian aku juga mau ketemu Om Alana.” Dengan bersemangat Ananda menyahuti Devran.“Ah, jangan. Nanti nenek memarahiku. Kenapa malah meninggalkan Nayra dan tak mengantarnya pulang dulu.” Meski tak tampak raut kesal, namun Devran menunjukan tidak rela kalau Nayra masih bersama Ananda.“Baik, aku akan pulang bersama Mas Devran. Lagi pula, dokter Ananda bilang sudah memindah penelitiannya ke rumah sakit ini. Jadi kita masih bisa ketemu kapan-kapan.” Nayra menengahi
“Kau dengar apa kata dokter tadi, kan? Jangan tambeng. Ini masih trimester awal.” Devran mencoba memberi pengertian pada Nayra setelah selesai memeriksakan kandungannya.Lega rasanya tidak ada sesuatu yang menghawatirkan. Hanya saja Nayra memang masih harus banyak beristirahat dan tidak terlalu boleh melakukan kegiatan fisik terlebih dahulu.“Iya, Mas.” Nayra faham akan hal itu.Walau mengatakan demikian, terkadang keinginan untuk berhubungan badan dengan suaminya terasa sangat menggebu dan menyiksanya. Membuat Nayra ngereog ingin dikeloni suaminya itu. Dia pernah bertanya pada dokter, katanya itu normal karena pengaruh hormon kehamilannya.“Bilangnya iya, tapi kok sedih?” Devran melihat raut wajah Nayra yang tak ikhlas itu.Tiba-tiba Nayra menangis.“Eh, kenapa malah nangis, Nay?” Devran langsung mendekatkan duduknya dan merangku Nayra.“Seolah aku ini wanita gatel yang selalu pengen ditiduri. Padahal aku juga tahu ini masih belum boleh,” ujar Nayra sesenggukan.“Iya, aku paham,
“Nay, jangan tambeng. Kau harus istirahat dulu!” Devran mengelus kepala Nayra penuh sayang untuk meminta perhatiannya agar Nayra menuruti kata-katanya.“Iya deh, aku istirahat.” Nayra menurut.Baru saja Devran senang mendengarnya, Nayra memberikan syarat, “Tapi Mas Devran temani Nayra. Jangan ditinggal-tingal lagi. Aku enggak bisa tidur kalau enggak dipeluk Mas Devran.”Devran menghela. Namun menyembunyikannya di pandangan Nayra agar tidak merasa sedih. “Baiklah, aku akan menemanimu.”Nayra merasa senang. Lalu dia kembali memeluk Devran. Seolah tubuh pria itu ada magnetnya yang terus membuatnya menempel.Bisa jadi hormon kehamilannya juga yang berperan membuat Nayra selalu ingin bersamanya. Orang bilang, ngidam.Ketika Nayra sudah tampak terlelap, Devran perlahan bangun dan merapikan selimut Nayra. menatapinya beberapa saat dan mengelus pipinya. “Mimpi yang indah, Nay!”Devran langsung bangkit dan tak mau ada sesuatu keinginan yang tak terpuji kembali menyerangnya.Walau sudah tahu
Devran membiarkan Nayra berkecipak dengan air mancur tak ubahnya seperti anak kecil yang bermain-main dan kegirangan.Sesekali bibirnya menyunggingkan senyuman setelah tak lagi pernah tersenyum beberapa bulan ini. Diambilnya ponsel untuk mengabadikan momen manis itu di kameranya.Sepertinya yang menjadi sasaran bidikannya mengetahui kalau ada yang diam-diam mengambil fotonya. Nayra justru sengaja berpose agar gambarnya yang diambil tukang foto amatir itu tampak menarik.Saat itu pesan dari Renata terbaca. Menanyakan sedang di mana mereka sampai sesore ini belum kembali ke rumah. Mungkin takut kenapa-kenapa.Devran tak membalas dengan kata-kata, hanya mengirimkan gambar-gambar Nayra yang tampak sehat dan bahagia menikmati taman kota yang indah. “Ayo, Mas. Sini foto bareng!” Nayra memanggil Devran.Tak mendapat sahutan, karena Devran sibuk mengirim balasan pesan pada Renata, Nayra berlari menghampirinya.Membuat Devran yang mengetahui itu terkejut dan berteriak mengingatkan agar N
“Kenapa cemberut?” Renata menghampiri Nayra yang tampak tak bersemangat itu. Nayra terkejut Renata menghampirinya. “Ah, Nenek? Enggak ada apa-apa kok, Nek.”Sejak beberapa hari dia dirawat di rumah sakit, Renata juga Alana ikut menjaganya. Sampai menyewa beberapa kamar demi bisa tetap di rumah sakit.Bagi Nayra yang lupa bahwa mereka sebenarnya keluarganya sendiri, merasa itu sedikit berlebihan. Membuatnya segan jika harus menampakkan raut cemberutnya lantaran Devran yang sering diam-diam meninggalkannya.“Kenapa? Bilang saja sama nenek, Nay.” Renata dengan penuh perhatian mengelus lengan Nayra."Beneran, Nek. Tidak ada apa-apa." Nayra kembali mengulas senyum tak mau Renata sampai cemas. "Dengar, kau melupakan sedikit ingatanmu. jadi kalau ada sesuatu yang menguiskmu, kau harus cerita. siapa tahu itu bagian dari proses ingatanmu mulai membaik." Nayra mengangguk. Dia juga diberitahu oleh dokter harus menyampaikan keluhan yang dirasanya. Farah baru datang dan mengabarkan bahwa hari
“Tuhan masih melindungi cucu Anda, Nyonya. Dia baik-baik saja. Dan ajaibnya, janin di rahimnya pun masih bertahan. Hanya benturan di kepalanya yang akan terus kami observasi lebih lanjut,” ucap dokter itu saat Renata merasa ingin tahu sejelas-jelasnya kondisi cucu perempuannya itu.“Ohhh...” lenguh lega semua orang di sana.Alana memeluk Farah dan Renata.“Alhamdulillah, aku yakin, Tuhan selalu melindungi cucuku yang baik itu...” Renata tak berhenti menangis.“Ayo, Ma. Kita lihat kondisi Nayra...” Farah tak sabar melihat putrinya.Mereka tersenyum dan bergegas melangkah ke ruang perawatan Nayra.Meninggalkan dua pria yang sama-sama berdiri resah dan canggung itu.“Aku ada acara di Glasgow, kebetulan Om Alana menghubungi untuk...” Ananda hendak menyampaikan bagaimana dia ada di tempat ini.Sebenarnya itu bukan urusan Devran, tapi sejak lama dia sudah tidak suka Ananda mendekati Nayra, sehingga dia mencecarnya. “Kau memang sengaja membuat alasan itu agar bisa menemui Nayra, kan?” Dev
“Dengar, ya. Dia ada bukan karena kesalahanku atau kesalahannya. Kalianlah yang membuat hidupku jadi begini. Kalaupun anakku lahir dengan bagaimanapun keadaannya, seharusnya kalian berbesar hati untuk menerimanya!”Jleb!Kata-kata itu sungguh menampar ego semua orang yang ada di sana...Membungkam keegoisan mereka semua hingga tak satupun dari orang-orang itu yang bersuara.Entah, setan apa yang merasukinya hingga seberani ini menunjukan kemurkaannya.Nayra sudah tertekan selama ini oleh keadaan dan kenyataan.Bermalam-malam hanya bisa menangis seorang diri demi memaksakan diri bisa mengikuti apa kata mereka.Tapi sekarang. Jangan harap dia bisa mendengarkan lagi kata-kata mereka.Anggaplah dia stres atau gila. Tidak apa. Mereka harusnya paham mengapa Nayra sampai begini.?“Oke, tenang, Nay. Nanti kita lihat perkembangan janinmu lagi. Mudah-mudahan kemungkinan yang belum pasti kemarin hanya karena keadaanmu yang sedang lemah.” Ananda mecoba menghibur Nayra.“Tidak, aku tidak mau lagi
“Ambillah sedikit libur agar kau tidak stres. Dua bulan ini kau sudah bekerja dengan keras. Aku sangat bangga pada pencapaianmu.”Ludwig menghentikan Devran sejenak setelah mereka meeting bersama.“Baik akan aku pikirkan,” ujar Devran dan langsung bangkit undur diri.Sebenarnya hanya basa-basi saja mengatakan akan memikirkan berlibur. Devran menghindari itu karena kalau tidak menyerang dirinya dengan kesibukan, yang ada di otaknya hanyalah Nayra dan rasa kesal ingin memberontak dari semua kenyataan ini.Sikapnya masih dingin pada Ludwig. Interaksi antara mereka berdua selama ini hanya terjalin secara profesional saja sebagai CEO dan direkturnya.Ludwig hanya menghela namun tidak menyerah mengambil hati anak istrinya itu. “Dev?”Langkah Devran terhenti dan menoleh pada Ludwig. Menunggunya menyampaikan sesuatu.“Mamamu mengajak makan siang. Sekalian ada yang ingin dikenalkan padamu, katanya,” ujar Ludwig.Devran menghela dan tampak tidak tertarik. Selalu begitu sang mama. Menjodoh-
Bugh!Nayra mencoba berdiri setelah tersungkur di lantai. Tak dipedulikan tubuhnya yang sudah lebam sana-sini akibat penyiksaan ibu dan saudari tirinya itu sejak kemarin.Mereka memang murka pada Nayra karena kabur dari pertemuan begitu sadar dirinya dijebak untuk menikahi pria tua mesum yang anaknya saja lebih tua darinya.Sayangnya, Nayra tertangkap oleh keduanya….“Kenapa kalian kejam sekali padaku?” lirih Nayra akhirnya, menahan pedih.Siapapun yang memiliki hati nurani akan kasihan padanya. Namun, ibu tirinya justru tertawa.Bahkan, saudari tirinya tiba-tiba mencengkram kuat dagu Nayra. Menatapnya tepat di kedua matanya. “Kejam? Kami justru berbaik hati padamu. Juragan itu sangat kaya dan bisa memberikanmu hidup penuh kemewahan!”“Benar, Kau seharusnya berterima kasih karena aku memilihkan jodoh yang tepat!” timpal Ibu tirinya dengan ketus, “awas saja jika kau berani kabur seperti sebelumnya.”“Tapi aku masih mau kuliah, Ma!” ujar Nayra di sisa rasa frustasinya.Dia tahu benar ...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments