Share

2. Digerebek

Author: Kafkaika
last update Last Updated: 2025-02-05 23:52:48

“Diam, lu. Orang baru sudah mau bikin cemar lingkungan kita!” bentaknya balik pada Devran

“Sabar, sabar!” Pria yang tampak alim itu melerai ketegangan.

“Ustaz Muh, masa tidak tahu tetangga samping rumahnya berbuat mesum? Jatuh lho kredibilitasnya sebagai ustaz di lingkungan ini!” teriak seorang ibu-ibu pada pria itu.

“Ustaz, saya tidak...” Devran mencoba menyangkal namun tidak tahu harus berkata apa melihat mata-mata yang sudah ingin mengulitinya itu.

Devran langsung menghampiri pria yang tinggal tepat di samping rumahnya itu. Yang setiap hari paling sering ditegur sapanya. Dia berharap bisa membantunya.

“Nak Devran, kok bisa sampai begini?” tanya Ustaz Muh mencoba mencari keterangan.

Namun melihat seorang gadis yang beringsut ketakutan, dia pun jadi ikut terpedaya ucapan warga.

“Lihat wanitanya, Ustaz. Sampai lemes begitu. Pasti sudah diapa-apain sama anak Jakarta ini!” Seorang ibu-ibu kembali melontarkan ujaran.

“Arak saja, ustaz. Kita adili sekalian biar tidak jadi contoh anak-anak di lingkungan kita!”

“Setuju...”

“Kalau tidak mau menikah, bawa saja ke kantor polisi!”

“Ayoo, kita bawa rame-rame!”

Devran begitu tersudut.

Dia tidak tahu bagaimana bisa mengatasi orang-orang yang sudah salah paham padanya itu.

Nasibnya memang selalu apes.

Kenapa kesialan tidak juga pergi dari hidupnya?

Setahun lalu ditinggal kekasihnya menikah, sampai orang di kantor bilang dia belum move on dan tidak laku.

Mamanya juga tidak mau dia pulang kalau masih belum punya calon istri, makanya dia mengungsi ke sini.

Dan sekarang… dia mau dilaporkan ke polisi karena dikira macam-macam sama anak gadis orang?!

“Biarkan saya memediasi, jangan suka menyimpulkan sendiri. Kalian kembalilah ke rumah masing-masing!”

Ustaz Muh pun bersuara–mencoba mengusir para tetangga yang masih bersikukuh menyeret Devran ke kantor polisi itu.

Dan setelah berdebat dengan alot, untungnya, para warga masih mau mendengar ucapan sang ustaz.

Mereka berharap pria itu akan memberikan keputusan yang bijak pada dua orang yang sudah melakukan hal mesum!

***

Di sisi lain, Devran mengusap rambutnya kasar.

Sudah lebih dari sejam dia berdiskusi dengan Pak Ustaz Muh.

Pria itu menanggapi dengan bijak, tapi … tetap saja Pak RT dan Pak RW bersikeras meminta Devran menikahi gadis itu, dengan alasan amanat warga di lingkungannya.

“Nikah saja, Mas. Biar jauh dari fitnah. Bapak-bapak itu resah, ibu-ibu dan anak gadisnya pada naksir sama Mas Devran yang ganteng tapi masih jomblo!” Akhirnya, Ustaz Muh memberi alternatif solusi, sembari menunjuk samar pada Pak RT dan Pak RW yang masih menunggu keputusan tentangnya.

“Tapi–”

“Bagaimana, ustaz? Jadi tidak menikahnya? Kalau tidak, kita siap ini lapor polisi!”

Belum sempat berbicara, Pak RW menyela karena sudah tidak sabar menunggu pembicaraan antara Ustaz dan pemuda yang menurutnya meresahkan itu.

“Oke, izinkan aku bicara dulu sama gadis ini!” Devran mengalah.

Sepertinya, dia harus ikuti dulu apa mau mereka.

Dan mereka pun membiarkan Devran mengajak gadis itu ke ruang lainnya untuk berbicara.

“Siapa namamu?” tanya Devran setengah menahan rasa kesalnya karena sepanjang dia menyangkal tuduhan para warga tadi, gadis ini malah hanya terdiam tak membantunya.

“Nayra, Mas,” tukasnya masih terlihat tegang.

“Kenapa kau hanya bengong saja saat aku mau dimassa?! Kau tidak ingat kalau kau sendiri yang masuk ke mobilku?” Devran berkacak pinggang melototi gadis itu.

Kesal dia sudah sampai begini. Apalagi tiga bapak-bapak di depan sudah ngotot memintanya menikahinya.

Mereka pikir gampang apa perkara menikah?

“Jangan melamun!” Devran membentak Nayra.

Hanya saja, gadis itu justru menangis tersedu sambil menutup wajah dengan kedua telapak tangannya.

Nayra baru teringat bahwa dia memaksa diri untuk melarikan diri karena tidak mau berakhir menjadi istri pria yang lebih tua dari papanya itu.

Pesan dari Pak Parmin membuatnya tidak mau tertangkap anak buah ibu tirinya.

Bahkan, Nayra asal masuk ke dalam bagasi mobil yang terbuka dan tidak tahu lagi apa yang terjadi.

Sekarang dia sadar, bahwa semuanya salah paham. Pria ini juga bukan orang jahat yang ingin memperkosanya.

Seharusnya, Nayra berterima kasih karena pria ini sudah baik membawanya ke rumah dan membiarkannya sekedar beristirahat.

Kalau dia pria kejam, sudah dilemparkan saja dia di jalanan.

Meski merasa bersalah sudah membuat pria yang menolongnya sampai digrebek warga dan mau dilaporkan ke polisi, tapi Nayra jadi bingung.

Dia tidak tahu harus bagaimana?

“Hey, kenapa kau malah menangis?!” Devran jadi panik.

Jangan sampai tangisan Nayra terdengar di luar!

Nanti urusannya akan lebih rumit.

.

.

.

Next~

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   3. Terpaksa Menikah

    “Maaf, Mas. Tapi aku tadi dikejar-kejar orang jahat.” Nayra memelas pada Devran. “Ibu tiriku mau menjodohkanku dengan pria tua. Tapi, aku masih mau kuliah! Tolong aku, Mas.”Devran menghela napas. “Sudah kubilang berhentilah menangis! Mereka malah salah paham padaku nanti!”Gadis ini hanya akan menambah perkara untuknya kalau tidak berhenti menangis.“Aku mau kok jadi pembantu atau apalah itu, Mas. Tapi aku boleh ya tinggal di sini?”“Kau gila! Orang-orang di luar memintamu menikah denganku hanya karena kau berteriak-teriak tadi. Sekarang bagaimana bisa aku membiarkanmu tinggal di sini kalau kita tidak ada hubugan apa-apa?!” Devran kesal. Ucapan Nayra membuatnya kembali terpancing emosi.“Tapi aku tidak punya siapa-siapa lagi, Mas? Aku tidak tahu harus pergi kemana lagi?” isak gadis itu sambil bersimpuh di lantai.Devran tersentak, tapi dia tidak ingin terperdaya.Bisa saja gadis ini penipu atau hanya bermanipulasi saja dengan keadaan.Terlebih, dia belum keluar dari masalah ini.Seda

    Last Updated : 2025-02-05
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   4. Jangan Menggodaku!

    “Sementara, kau pilihlah kaus atau kemejaku di lemari yang pas denganmu,” tukas Devran tak banyak berpikir.“Terima kasih, Mas!” ucap Nayra mengulas senyum padanya.Kebetulan tatapan mereka beradu membuat Devran membeku.Senyum gadis itu manis juga. Batin Devran yang keluar.Menatap daun pintu yang tertutup itu dia menghela napas. Tidak mau banyak memikirkan bagaimana selanjutnya.Lebih baik lanjut selesaikan proyek yang banyak human errornya ini. Dia tidak berniat berlama-lama di kota ini.Kesal sekali, bisa-bisanya papanya malah menghukumnya dengan membuatnya bekerja di kota kecil ini.Hanya saja, Devran kali ini jadi bingung. Harus tidur di mana? Bukankah kamar sebelah masih berantakan karena banyak peralatan pekerjaannya?Jadi, Devran akhirnya tidur di sofa depan televisi. Tanpa bantal dan selimut di malam yang dingin.Merasa tidak nyaman, dia jadi repot sendiri. Berganti posisi tidur ke kanan balik lagi ke kiri. Namun tidak juga bisa tidur. Dia lupa kalau tidak bisa tidur tanpa b

    Last Updated : 2025-02-06
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   5. Menerawang

    “AAA!”Teriakan Nayra membuat Devran yang siaga dengan gagang payung itu terkejut balik.“Astaga! Kenapa sih kau suka sekali teriak-teriak?”Devran reflek membuang payungnya dan segera membekap mulut Naira agar tidak lagi membuat kegaduhan di lingkungan ini karena teriakannya itu.Dia baru ingat, kalau semalam sudah menikahi seorang wanita yang kini hampir digebuknya karena mengira maling.“Mas mau gebukin aku?” Nayra masih tampak ketakutan melihat Devran hampir memukulkan payung itu kepadanya.“Iyalah,” ucapnya yang membuat Nayra bertambah sedih.Melihat raut wajah takut dan tubuh yang meringsut itu Devran buru-buru menambahi, “Aku lupa kalau semalam menikahimu. Sering ada maling di sini, jadi kukira kau maling.”“Oh, enggak kok, Mas. Aku tidak mungkin...”“Hey, aku sedang tidak menuduhmu. Aku bilang kukira saja, lho!” Devran menandaskan agar Nayra tidak penuh cemas.“B-baik, Mas,” ujar Nayra mulai merasa tenang. Panik saja kalau di tempat yang dirasanya aman ini Nayra juga akan meng

    Last Updated : 2025-02-06
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   6. Barang Pribadi

    Usianya masih sangat muda. Dia bilang baru lulus SMA dan masih ingin melanjutkan kuliah. Ingin jadi dokter katanya. Karenanya dia memilih melarikan diri dari rumah agar tidak dipaksa menikah dengan pria tua.Setidaknya itu yang diketahui Devran tentang Nayra.Padahal, justru sekarang ini mereka sedang terjebak pernikahan dadakan. Pernikahan yang hanya sebuah kepentingan saja.Devran juga tidak berniat berlama-lama dengan hubungan ini. Setelah membereskan beberapa hal, Devran sudah berpikir akan membantu Nayra masuk ke perguruan tinggi. Mendengar kisah hidupnya sekilas kemarin, Devran sudah merasa kasihan padanya.“Mas, ada makanan di meja dapur. Sudah siap, kok. Mas ambil sendiri, ya?” suara itu terdengar namun Devran tidak melihat Nayra. Gadis itu benar-benar bersembunyi.“Aku tidak bisa makan sembarangan, lho. Awas saja kalau masakanmu rasa sampah seperti masakan kota ini!” tukas Devran.Kejam memang mulutnya, tidak berterima kasih sudah dibuatkan makanan malah belum-belum mencecar

    Last Updated : 2025-02-06
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   7. Gedoran Pintu

    “Ya sudah deh, aku berangkat saja!” Devran tidak suka mengulur waktu.Nayra tidak terima. Bagaimana nanti kalau pria itu tidak jadi membelikannya?Ingat kata-kata Devran semalam yang tidak suka basa-basi, pada akhirnya membuatnya menyingkirkan rasa malu itu. “Bra atau kutang sama kok, Mas?" ujarnya.“Tapi, nanti bilang bra saja kedengarnya lebih enak. Jangan lupa celana dalamnya juga.” Nayra baru menyahut. Daripada malah tidak dibelikan...“Oke!” tukasnya baru membuka pintu dan keluar.Saat sudah di mobil, Devran merasa ada yang salah. Dia baru menyadari kebodohannya dan mengumpati diri sendiri.Bukankah dia bisa searching di internet tanpa harus mempermalukan diri bertanya pada Nayra tentang nama benda itu?Bodohnya dirinya ini.... Malu dengan julukan play boy yang pernah tersemat padanya saat masih remaja dulu. Bahkan nama benda itupun dia lupa?“Hadeeh!” Devran menyugar rambut kepalanya. Pasti ada yangg tidak beres ini dengan kepalanya?Sepagi ini sudah ribet perkara bra dan ce

    Last Updated : 2025-02-06
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   8. Mau Apa?

    “Ada apa dengan kakimu?”Tatapan Devran tertuju pada kaki Nayra karena sepertinya sedang bermasalah.“Tersandung, Mas. Tadi panik dan mau bersembunyi,” jelas Nayra.“Ceroboh sekali kamu!”Nayra hanya mendengus lemah namun tak terlalu mempermasalahkan ucapan pria itu. Perasaannya tenang melihat Devran sudah di rumah. Jadi tidak mengapa juga kalau pria ini jutek padanya. “Duduklah, aku akan memeriksanya.” Devran menunjuk sofa tak jauh dari Nayra. Gadis itu menurut.Devran duduk berlutut di lantai untuk memeriksa kakinya, dan Nayra mencuri lirik pria yang kini sedang memegangi kakinya itu. Menerbitkan rasa syukur dalam hatinya, bahwa tuhan masih melindunginya dengan membiarkannya masuk ke dalam mobil pria ini.Meski terlihat jutek dan cuek, sebenarnya Nayra bisa merasakan Devran pria yang baik.Ketika pilihan memaksa dirinya berterus terang tentang yang sebenarnya terjadi, bisa saja dilakukan Devran padanya, nyatanya Devran bersedia juga menikahinya.Meskipun Nayra juga tahu, Devran

    Last Updated : 2025-02-06
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   9. Jangan Baper!

    “Kau pikir apa?” Devran menatap Nayra yang menolaknya itu.Setelah tahu Devran hanya ingin membantunya mengoleskan cream otot pada kakinya, Nayra tak membantah lagi.Lagi pula, GR sekali dia kalau sampai berpikir yang bukan-bukan. Pria ini sudah menandaskan tentang tujuan pernikahan mereka beberapa kali.“Aku tidak punya kunci cadangan pintu depan. Kenapa kau menguncinya?” ucap Devran sembari mengurut kaki Nayra yang sakit. “Takut, Mas.”“Jangan secemas itu. Lingkungan ini aman. Saking amannya kau tahu sendiri kan bagaimana mereka tidak suka ada yang berbuat tidak senonoh di sini?” Devran mengingatkan Nayra bagaimana tetangganya membuat mereka terikat dalam pernikahan dadakan ini.“Iya, Mas.” Nayra mengangguk. Mencoba percaya dia akan baik-baik saja di tempat ini. Menikmati pijitan lembut pria itu, Nayra semakin yakin. Devran bukan pria kejam. Dia juga masih peduli padanya walau kata-kata yang diucapkannya selalu dingin dan jutek. Sesekali melirik pria yang memijit kakinya itu,

    Last Updated : 2025-02-12
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   10. Tergoda

    “Mau mengintipnya? Yang benar saja!” gumam pria itu menghentikan langkahnya tepat di depan pintu sebelum membukanya.Tiba-tiba dia sudah berbalik saja pada Nayra. Sempat disesalinya kenapa harus melakukan itu, tapi dirinya sudah terlanjur berdiri di depan gadis itu.“Ada apa, Mas?” tanya Nayra heran.Bingung, Devran pun mengeluarkan jurus andalannya, “Pakai bajumu dan siapkan makan untukku. Aku sudah lapar. Awas kalau lelet!”Nayra mengangguk. “Siap, Mas!”Setelah keluar dan menutup pintu, Devran hanya menggaruk-garuk rambut kepalanya yang tidak gatal. Kenapa bisa blank begini otaknya?Dia jadi mengakui, Nayra gadis yang berpotensi menarik perhatian pria normal.Muda, cantik dan menarik.Dipikirnya setelah setahun menjomblo karena kecewa dengan kekasihnya, ternyata dia masih normal juga dan bisa tergoda pada mahluk yang bernama perempuan.“Aaah, kenapa jadi terbit begini hasyratnya?” Devran bingung sendiri.Dia berusaha mengenyahkan pikiran itu, sementara Nayra malah terdengar mem

    Last Updated : 2025-02-12

Latest chapter

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   203.

    “Ikut aku, Nay!” Devran menarik lengan Nayra. Padahal masih ada Ludwig dan Farah di sana.“Mas?” Nayra hendak protes walau dia tidak berdaya hanya bisa mengikuti Devran.“Sudah jangan bawel!” Devran langsung meminta Nayra masuk mobil yang diparkirnya tak jauh dari tempat itu lalu segera dilajukannya pergi.Sedangkan di sana, Ludwig dan Farah hanya menatap tanpa bisa menahan seorang Devran.“Maaf, kalau sikap Devran seperti itu.” Ludwig sampai meminta maaf pada Farah.Setahunya Devran pria yang dingin dan sedikit kasar, bahkan pada mamanya sendiri. Tidak berlebihan kalau dia sampai berpikir Devran juga seperti itu ke semua orang. “Ah, Devran memang kelihatannya dingin. Tapi aku tahu kok, dia baik.” Farah menyampaikannya, sekedar mengoreksi pemikiran Ludwig.“Oh, maaf, aku tidak banyak tahu tentang dia.”Farah melirik pria itu dan baru menyadari bahwa Ludwig tampak sedih melihat sikap putranya yang tidak pernah mau sekedar duduk menikmati kopi bersama. Farah jadi kasihan.“Jangan

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   202.

    Ananda anak pintar dan kutu buku sejak kecil. Dia selalu mendapat prestasi di sekolah karena memang dia tipikal anak yang tidak mau terlihat buruk.Pernah ada anak baru yang lebih menonjol mengalahkan Ananda, hal itu saja sudah membuat anak itu mengurung diri sepanjang waktu di kamarnya.“Bujuklah Ananda agar mau makan. Kasihan sepupumu, Dev!” Rosa waktu itu meminta Devran membantunya.Dengan sedikit usaha, Devran bisa masuk dari jendela, Ananda malah melemparinya dengan benda-benda yang ada di dekatnya.“Keluar! Kalau aku bilang tidak mau makan bukan urusanmu!” Ananda meneriaki Devran.“Ayolah, bro. Itu hanya tentang nilai. Kau bisa mengejarnya lain waktu.” Devran menghibur sepupunya.“Kau tak tahu apa-apa, Dev! Kau tak tahu rasanya belajar sampai tengah malam dan begitu keesokan harinya kau ujian, CBT komputermu tak berjalan. Waktu habis dan aku tertinggal. Enak saja mereka bilang aku tidak bisa mengulang ujian itu hanya karena tidak ada jadwa ujian susulan. Lebih enak lagi, anak

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   201.

    Perasaan Nayra sepagi ini sudah terasa manis. Nenek Renata menelpon dan bermimpi bahwa anak yang dikandung Nayra berjenis kelamin perempuan. Nayra suka sekali anak perempuan.Nanti kalau memang anak perempuan yang dilahirkannya, dia sudah tidak sabar menguncir rambutnya, membuatkannya baju rajut yang cantik, juga menghias kuku-kukunya.Mudah-mudahan mimpi Nenek Renata bisa terwujud.“Jangan terus tersenyum begitu, aku memang pandai memuaskanmu, tapi tak perlu juga mendeklarasikannya dengan senyuman sepanjang hari,” tukas Devran sembari memakai kemejanya. Dia harus segera berangkat kerja. Ada banyak agenda hari ini.Mendengar Devran mengatakan demikian Nayra langsung melototinya. “Besar kepala sekali Anda? Siapa juga yang senyum-senyum untuk Anda?”“Oh. Bukan senyum-senyum untukku? Atau senyum itu untuk....”“Jangan mulai deh, Mas. Mau kita bertengkar lagi sepagi ini?” Nayra mengingatkan.Jadi malah terbalik begini. Biasanya dialah yang suka memulai sebuah pertengkaran.“Emang kau piki

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   200.

    “Ouuuh, Mas!” Nayra sampai terlihat tak berdaya. Menggapai-gapai sesuatu di sekitarnya sekedar untuk diremasnya sebagi buncahan rasa itu.“Mas???” jeritnya tapi dia begitu menikmatinya.Peluh dikeningnya bercucuran dan tubuhnya benar-benar bergetar. Entah bagaiamana bisa pria itu tanpa memasukinya dengan sebagaimana mestinya, sudah membuat Nayra gelonjotan seperti ini.Nayra bahkan sudah mencambaki rambut kepala yang menyerusuk di sela kedua kakinya itu, namun Devran tak berhenti. Dia juga mau Nayra merasakan sensasi yang sama saat barusan tadi dirinya terpuaskan.“Sudah, Mas. Jangan heboh-heboh...”Devran baru mengurangi usahanya itu saat teringat istrinya sedang hamil dan tak boleh terlalu heboh. Takut mengusik janin yang anteng di dalam sana.Keduanya kembali terkulai di atas ranjang itu sambil saling memeluk dan tak rela terpisahkan.Devran juga tak mau Nayra sampai kelaparan, jadinya sembari menunggu Nayra selesai mandi, Devran memesankan makanan untuknya.Selesai memesan, dia

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   199.

    Devran sudah lama tidak memukuli orang. Sekarang mumpung ada mangsa dan juga suasana hatinya yang mendukung adrenalinnya naik, Devran tampak kesetanan menghajar tiga cecunguk itu satu persatu sampai mereka ampun-ampun dan mencium sepatu Devran.“Ampun, bos, ampun! Kita cuma cari sesuap nasi untuk anak istri kita!” salah satu pria yang sudah babak belur memohon-mohon.“Kembalikan barang istriku!” Devran merebut tas dan jam tangan Nayra.Tidak sulit membelikan lagi Nayra barang-barang mahal untuknya. Tapi tindakan mencuri atau merampok tentu tidak bisa dibenarkan dan dibiarkan begitu saja.Tapi, kali ini Devran bermurah hati. Dia tidak berlanjut mempolisikan mereka. “Pergi sebelum aku berubah pikiran!” ketusnya pada mereka.Sedikit tergesa sembari menyeret teman yang pingsan mereka pun langsung masuk ke dalam mobil dan meluncur menghilang.Saat itu Devran berbalik dan melihat Nayra berlari kecil untuk melihat Devran. Namun Ananda masih mempengaruhi Nayra.“Devran tidak kenapa-kenap

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   198.

    “Aku dengar, Devran melaporanku ke organisasi dokter. Tidak tahu benar atau tidaknya, tapi aku yakin undangan itu untuk menyidangku.” Ananda mengutarakan keresahannya pada Nayra.Pria itu tahu Nayra tidak mengerti apa-apa. Kalau dia membuka sedikit saja memori saat Nayra sebelum amnesia, yakin lah dia bisa memporak porandakan hubungan Devran dan Nayra kembali.“Ke-kenapa Mas Devran melaporkan Dokter? Apa ada yang salah?” Nayra bingung dan heran.“Dia...” Ananda hendak mengatakan sesuatu, tapi mendadak terhenti karena seorang wanita menghampiri mereka.“Mas Nanda?” tegurnya. Raut wajahnya resah dan sedih. Membuat Ananda juga Nayra menatapanya heran.Nayra terkejut karena dia mengenalnya. “Lho, kamu kan yang...”Belum juga berlanjut ucapan Nayra, Ananda memotongnya. “Nay. Dia putri teman mamaku. Aku izin ngobrol sebentar, ya? Sebentar saja, kok!”Nayra tentu mengiyakan. Aulia diminta menemani Nayra dulu sembari menunggunya membereskan masalah dengan gadis satu ini.“Apa maumu, Yasmin?

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   197.

    “Terima kasih atas sarannya, Nyonya. Sebaiknya Anda keluar karena saya banyak pekerjaan hari ini.” Devran tak peduli. Dia mengabaikan Tamara dengan duduk di kursi kerjanya dan menghubungi sekretarisnya.“Rudi, bawakan aku dokumen kontrak kerjasama dengan perusahaan Malaysia. Aku mau pelajari dulu!”Tamara masih belum menyerah mengusik sang putra. Dia menjalankan kursi rodanya mendekati meja kerja Devran. Sedikit melembutkan suaranya dia menyampaikan, “Papamu ulang tahun hari ini, kau tidak mau mengucapkannya?”Devran menampakkan ketidakpeduliannya dengan memeriksa ponselnya. Terasa geli saja di telinganya mendengar Tamara menyebutkan papa untuk Ludwig.“Dev?” Tamara meminta perhatian putranya itu. “Hargai sedikit keberadaannya di hidupmu, Dev. Dia ayah biologismu. Dia orang pertama yang sangat bahagia mendengar mama hamil.”Devran menghela napas. Kalau tidak disudahi, wanita ini tidak akan berhenti menganggu waktunya. Memang seperti itulah mamanya.“Sudah tua juga ulang tahun, kayak

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   196.

    Tatapan Nayra membulat mendengar Devran kembali ingin mengukungnya. Tapi dia jadi ingin menggoda Devran. “Kalau sama gadis cantik selalu ada yang mendesak ya, Mas?”Sialnya yang Nayra tahu, pria ini selalu dikelilingi wanita cantik.Jadi ingat Damayanti yang super model itu. bukan hanya cantik, tentu saja bodinya juga seksi. Semua pria pasti setuju Damayanti itu wanita yang bisa memuaskan visual para pria.Kalau begini, Nayra kembali tergoda membayangkan, saat Devran berpacaran dengan Damayanti, seheboh apa pergulatan mereka di atas ranjang?Hal itu selalu membuatnya cemburu.“Maksudnya apa ngomong begitu? Mau bertengkar lagi?” Devran menaikan alisnya tidak suka Nayra memancing-mancing pembahasan. “Ya, gimana? Mas Devran kalau di ranjang buas banget kayak srigala lapar. Enggak mungkin juga kan dulu-dulu enggak begini?”Nayra sudah berbesar hati saat awal-awal tahu kehidupan Devran. Bahwa semua itu masa lalu. Tapi terkadang, dia juga penasaran.“Ya gimana? Emang suamimu ini pejantan t

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   195.

    “Orang merem melek keenakan begitu, ngapain juga kemarin nolak-nolak?” Sindir Devran kala selesai kegiatan olahraga pagi mereka pada Nayra yang tampak terkulai lemas namun bibirnya tak berhenti menyunggingkan senyum.“Gimana enggak nolak? Mas Devran kan yang lebih dulu nolak aku. Melorot banget harga diriku ditolak begitu, Mas. Kesannya aku ini enggak banget di mata Mas Devran.” Nayra mengungkapkan perasaannya kala itu.Mereka sudah sama-sama pelepasan dan lega satu sama lain melewati sikap saling kesal dan ingin membalas. Karenanya, obrolannya pun sudah kembali santai tanpa ada otot dan ego yang tak mau kalah.“Jangan overthinking begitulah, masa sampai sebegini kau masih meragukan cintaku? Enggak pernah lho aku seperti ini dulu sama perempuan. Cuma sama kamu sampe aku bela-belain hampir gila.” Devran memberitahu gadis yang selalu meragukannya ini.“Kapan Mas Devran begitu?” Nayra hampir tak percaya.“Kamu memang tak pernah percaya sama aku, tapi kalau Ananda yang ngomong, enggak ben

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status