Share

4. Jangan Menggodaku!

Author: Kafkaika
last update Last Updated: 2025-02-06 00:02:11

“Sementara, kau pilihlah kaus atau kemejaku di lemari yang pas denganmu,” tukas Devran tak banyak berpikir.

“Terima kasih, Mas!” ucap Nayra mengulas senyum padanya.

Kebetulan tatapan mereka beradu membuat Devran membeku.

Senyum gadis itu manis juga. Batin Devran yang keluar.

Menatap daun pintu yang tertutup itu dia menghela napas. Tidak mau banyak memikirkan bagaimana selanjutnya.

Lebih baik lanjut selesaikan proyek yang banyak human errornya ini. Dia tidak berniat berlama-lama di kota ini.

Kesal sekali, bisa-bisanya papanya malah menghukumnya dengan membuatnya bekerja di kota kecil ini.

Hanya saja, Devran kali ini jadi bingung. Harus tidur di mana? Bukankah kamar sebelah masih berantakan karena banyak peralatan pekerjaannya?

Jadi, Devran akhirnya tidur di sofa depan televisi. Tanpa bantal dan selimut di malam yang dingin.

Merasa tidak nyaman, dia jadi repot sendiri. Berganti posisi tidur ke kanan balik lagi ke kiri. Namun tidak juga bisa tidur. Dia lupa kalau tidak bisa tidur tanpa bantal atau guling.

“Kalau masuk ke kamar gadis itu sudah tidur belum, ya?” gumamnya sembari menggaruk rambut kepalanya.

Devran masih tidak bisa menganggap gadis itu istrinya. Jadi, ia merasa tidak sepatutnya masuk kamar seorang gadis malam-malam.

Tapi...

“Akh, masa bodoh!” Bangkitlah dia dan memutuskan ke kamar untuk mengambil bantal dan selimut.

Namun belum sempat dia mengetuk, gadis itu sudah membuka pintu.

Devran terperanjat melihat Nayra hanya menggunakan handuk yang dililitkan di dadanya.

Rambut panjangnya yang masih sedikit basah tergerai di bahu.

Sungguh … pemandangan yang dirindukan banyak pria kesepian sepertinya.

Seketika naluri seorang lelaki membuat netranya sulit menghindari pemandangan yang menyembul di balik handuk itu.

Namun, hanya sesaat. Dengan cepat dia menarik kesadarannya kembali. Menyipitkan matanya menatap kesal pada gadis yang baru dinikahinya itu.

“Kenapa berpenampilan seperti itu di depan seorang pria? Jangan menggodaku!” tegurnya.

“Maaf, Mas. Aku tidak bisa buka lemarinya.” Nayra menunduk karena takut Devran marah padanya.

Meski sudah menjadi sepasang suami istri, tapi Nayra tahu pernikahan ini tidak sebagaimana normalnya.

Kedua tangannya bahkan disilangkan di depan dadanya yang membuat pria itu menatapnya tajam.

Devran melihatnya hanya memakai handuk sehingga mengiranya ingin menggoda?

“Pakaianku kan sudah kotor dan basah di keranjang pakaian. Aku habis mandi dan tidak bisa membuka lemari untuk mengambil kemeja, Mas,” jelas Nayra akhirnya.

Devran menghela napas.

Tanpa banyak bicara, pria itu masuk dan membukakan pintu.

Tidak hanya itu, Devran sendiri yang mengambilkan kemeja putihnya untuk sementara dipakai Nayra.

“Pakailah!” ujarnya langsung beranjak mengambil bantal dan selimut kemudian kembali keluar.

“Terima kasih, Mas!” suara gadis itu masih didengarnya saat menutup pintu kamar.

Devran memasang muka datar.

Hanya saja sampai ia bersiap untuk tidur, pikirannya masih saja semrawut.

Selain karena adegan Nayra tadi, bayangan mantan kekasihnya mendadak muncul.

Setahun lebih fokus berkarir tanpa menggandeng wanita adalah bukti bahwa dirinya masih juga belum move on.

***

Di sisi lain, kaki ramping itu melangkah tanpa alas dengan penuh kehati-hatian.

Seolah takut menciptakan suara dan mengusik sang tuan rumah yang masih terlelap di sofa depan televisi itu.

Nayra ingat, dia harus memasak dan beres-beres rumah. Karenanya bangun pagi-pagi untuk segera melaksanakan tugas perdananya ini agar sang tuan rumah tidak menilainya malas.

Bagaimanapun dia tidak mau diusir dari tempat ini dulu.

Nayra yakin, ibu tirinya tidak akan berhenti mencarinya dan dia masih harus bersembunyi.

Tidak banyak perabot di dapur. Tapi melihat isi lemari es yang penuh bahan makanan, Naira jadi tidak kesulitan merencanakan menu makanan apa yang akan dibuatnya.

Nanti dia akan coba bertanya pada Devran, apa makanan kesukaannya. Nayra akan membuatkannya.

Sementara itu, mendengar suara gemeretak dari arah dapur, Devran sontak membuka matanya dan memasang raut waspada.

Masih belum sadar penuh dia segera bangkit meraih payung panjang yang diletakkannya di guci sudut ruangan untuk berjaga-jaga kalau saja ada maling di rumahnya.

Langkahnya sudah masuk dapur.

Namun tidak tahunya, Nayra juga hendak keluar dapur, hingga keduanya hampir bertabrakan.

“AAA!”

.

.

.

Next~

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   5. Menerawang

    “AAA!”Teriakan Nayra membuat Devran yang siaga dengan gagang payung itu terkejut balik.“Astaga! Kenapa sih kau suka sekali teriak-teriak?”Devran reflek membuang payungnya dan segera membekap mulut Naira agar tidak lagi membuat kegaduhan di lingkungan ini karena teriakannya itu.Dia baru ingat, kalau semalam sudah menikahi seorang wanita yang kini hampir digebuknya karena mengira maling.“Mas mau gebukin aku?” Nayra masih tampak ketakutan melihat Devran hampir memukulkan payung itu kepadanya.“Iyalah,” ucapnya yang membuat Nayra bertambah sedih.Melihat raut wajah takut dan tubuh yang meringsut itu Devran buru-buru menambahi, “Aku lupa kalau semalam menikahimu. Sering ada maling di sini, jadi kukira kau maling.”“Oh, enggak kok, Mas. Aku tidak mungkin...”“Hey, aku sedang tidak menuduhmu. Aku bilang kukira saja, lho!” Devran menandaskan agar Nayra tidak penuh cemas.“B-baik, Mas,” ujar Nayra mulai merasa tenang. Panik saja kalau di tempat yang dirasanya aman ini Nayra juga akan meng

    Last Updated : 2025-02-06
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   6. Barang Pribadi

    Usianya masih sangat muda. Dia bilang baru lulus SMA dan masih ingin melanjutkan kuliah. Ingin jadi dokter katanya. Karenanya dia memilih melarikan diri dari rumah agar tidak dipaksa menikah dengan pria tua.Setidaknya itu yang diketahui Devran tentang Nayra.Padahal, justru sekarang ini mereka sedang terjebak pernikahan dadakan. Pernikahan yang hanya sebuah kepentingan saja.Devran juga tidak berniat berlama-lama dengan hubungan ini. Setelah membereskan beberapa hal, Devran sudah berpikir akan membantu Nayra masuk ke perguruan tinggi. Mendengar kisah hidupnya sekilas kemarin, Devran sudah merasa kasihan padanya.“Mas, ada makanan di meja dapur. Sudah siap, kok. Mas ambil sendiri, ya?” suara itu terdengar namun Devran tidak melihat Nayra. Gadis itu benar-benar bersembunyi.“Aku tidak bisa makan sembarangan, lho. Awas saja kalau masakanmu rasa sampah seperti masakan kota ini!” tukas Devran.Kejam memang mulutnya, tidak berterima kasih sudah dibuatkan makanan malah belum-belum mencecar

    Last Updated : 2025-02-06
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   7. Gedoran Pintu

    “Ya sudah deh, aku berangkat saja!” Devran tidak suka mengulur waktu.Nayra tidak terima. Bagaimana nanti kalau pria itu tidak jadi membelikannya?Ingat kata-kata Devran semalam yang tidak suka basa-basi, pada akhirnya membuatnya menyingkirkan rasa malu itu. “Bra atau kutang sama kok, Mas?" ujarnya.“Tapi, nanti bilang bra saja kedengarnya lebih enak. Jangan lupa celana dalamnya juga.” Nayra baru menyahut. Daripada malah tidak dibelikan...“Oke!” tukasnya baru membuka pintu dan keluar.Saat sudah di mobil, Devran merasa ada yang salah. Dia baru menyadari kebodohannya dan mengumpati diri sendiri.Bukankah dia bisa searching di internet tanpa harus mempermalukan diri bertanya pada Nayra tentang nama benda itu?Bodohnya dirinya ini.... Malu dengan julukan play boy yang pernah tersemat padanya saat masih remaja dulu. Bahkan nama benda itupun dia lupa?“Hadeeh!” Devran menyugar rambut kepalanya. Pasti ada yangg tidak beres ini dengan kepalanya?Sepagi ini sudah ribet perkara bra dan ce

    Last Updated : 2025-02-06
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   8. Mau Apa?

    “Ada apa dengan kakimu?”Tatapan Devran tertuju pada kaki Nayra karena sepertinya sedang bermasalah.“Tersandung, Mas. Tadi panik dan mau bersembunyi,” jelas Nayra.“Ceroboh sekali kamu!”Nayra hanya mendengus lemah namun tak terlalu mempermasalahkan ucapan pria itu. Perasaannya tenang melihat Devran sudah di rumah. Jadi tidak mengapa juga kalau pria ini jutek padanya. “Duduklah, aku akan memeriksanya.” Devran menunjuk sofa tak jauh dari Nayra. Gadis itu menurut.Devran duduk berlutut di lantai untuk memeriksa kakinya, dan Nayra mencuri lirik pria yang kini sedang memegangi kakinya itu. Menerbitkan rasa syukur dalam hatinya, bahwa tuhan masih melindunginya dengan membiarkannya masuk ke dalam mobil pria ini.Meski terlihat jutek dan cuek, sebenarnya Nayra bisa merasakan Devran pria yang baik.Ketika pilihan memaksa dirinya berterus terang tentang yang sebenarnya terjadi, bisa saja dilakukan Devran padanya, nyatanya Devran bersedia juga menikahinya.Meskipun Nayra juga tahu, Devran

    Last Updated : 2025-02-06
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   9. Jangan Baper!

    “Kau pikir apa?” Devran menatap Nayra yang menolaknya itu.Setelah tahu Devran hanya ingin membantunya mengoleskan cream otot pada kakinya, Nayra tak membantah lagi.Lagi pula, GR sekali dia kalau sampai berpikir yang bukan-bukan. Pria ini sudah menandaskan tentang tujuan pernikahan mereka beberapa kali.“Aku tidak punya kunci cadangan pintu depan. Kenapa kau menguncinya?” ucap Devran sembari mengurut kaki Nayra yang sakit. “Takut, Mas.”“Jangan secemas itu. Lingkungan ini aman. Saking amannya kau tahu sendiri kan bagaimana mereka tidak suka ada yang berbuat tidak senonoh di sini?” Devran mengingatkan Nayra bagaimana tetangganya membuat mereka terikat dalam pernikahan dadakan ini.“Iya, Mas.” Nayra mengangguk. Mencoba percaya dia akan baik-baik saja di tempat ini. Menikmati pijitan lembut pria itu, Nayra semakin yakin. Devran bukan pria kejam. Dia juga masih peduli padanya walau kata-kata yang diucapkannya selalu dingin dan jutek. Sesekali melirik pria yang memijit kakinya itu,

    Last Updated : 2025-02-12
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   10. Tergoda

    “Mau mengintipnya? Yang benar saja!” gumam pria itu menghentikan langkahnya tepat di depan pintu sebelum membukanya.Tiba-tiba dia sudah berbalik saja pada Nayra. Sempat disesalinya kenapa harus melakukan itu, tapi dirinya sudah terlanjur berdiri di depan gadis itu.“Ada apa, Mas?” tanya Nayra heran.Bingung, Devran pun mengeluarkan jurus andalannya, “Pakai bajumu dan siapkan makan untukku. Aku sudah lapar. Awas kalau lelet!”Nayra mengangguk. “Siap, Mas!”Setelah keluar dan menutup pintu, Devran hanya menggaruk-garuk rambut kepalanya yang tidak gatal. Kenapa bisa blank begini otaknya?Dia jadi mengakui, Nayra gadis yang berpotensi menarik perhatian pria normal.Muda, cantik dan menarik.Dipikirnya setelah setahun menjomblo karena kecewa dengan kekasihnya, ternyata dia masih normal juga dan bisa tergoda pada mahluk yang bernama perempuan.“Aaah, kenapa jadi terbit begini hasyratnya?” Devran bingung sendiri.Dia berusaha mengenyahkan pikiran itu, sementara Nayra malah terdengar mem

    Last Updated : 2025-02-12
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   11. Perkara Baby Doll

    Devran menyesali karena tadi asal memasukan baju ke keranjang belanjaan. Itu juga atas usul pelayan toko di sana. Tidak tahunya terlihat menggoda sekali jika dipakai gadis itu.Sejak kemarin Nayra sudah menggodanya saja. Seperti ketika hanya memakai handuk selepas mandi saat Devran hendak masuk ke kamar. Lalu sepagi tadi merangsang pandangnya dengan pakaian menerawang yang digunakannya. Sekarang malah memakai baby doll itu.Devran benar-benar tidak habis pikir...‘Sebenarnya Bukan gadis itu yang menggoda. Otak lu sendiri saja yang rada konslet!’ perdebatan dalam batin Devran.Tidak kurang matanya melihat gadis seksi sliwar-sliwer di hadapannya. Namun hanya melihat gadis ini memakai baju rumahan seperti itu saja sudah membuatnya panas dingin tak karuan.Apa ada yang salah dengan dirinya?Ketika gadis itu menjatuhkan sesuatu lalu diambilnya dengan posisi membungkuk hingga menampakkan paha atasnya yang mengintip saat gaunnya terangkat, otak Devran kembali konslet.‘Udah jangan jai

    Last Updated : 2025-02-12
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   12. Dicium

    “Apa kamu bilang?” Devran mendengar Nayra menggerutu saat melewatinya lalu dia menarik lengan gadis itu.“Oh, apa? Enggak kok, Mas. Aku...” Nayra terkejut sendiri bagaimana bibirnya secablak itu mengutarakan isi hatinya. Hingga membuat Devran terlihat begitu kesal. Sudah macam orang yang ingin makan orang saja.Dia mending segera beranjak masuk kamar dan menguncinya. Besok saja minta maafnya. Mudah-mudahan Devran sudah melupakan ucapannya. Nanti dia alasan sakit perut atau apalah.Namun Devran sudah tidak terima. Gadis ini harus diperingatkan dengan keras. Padahal ini juga untuk kebaikannya sendiri. Bisa-bisanya malah mengatakan dirinya berotak mesum.Tanpa banyak bicara, bibirnya sudah menempel di bibir Nayra dan memagutnya.“Umpphhhh...”Terlepas dari ciuman Devran, gadis itu langsung berlari ke kamar dan menuntup pintu.Devran berjalan dengan cepat membuntuti Nayra namun terhalang pintu yang tertutup dengan cepat itu.Seperti ada yang menyadarkannya, dirinya langsung kembali ke

    Last Updated : 2025-02-12

Latest chapter

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   133.

    Pria di seberang sana mencoba mengelus dada. Dia tidak pernah sesabar ini pada seorang manusia kecuali manusia yang selalu membuatnya gemas satu itu.“Coba kalau kau ada di sini, aku jinjing kerah bajumu, lalu aku tendang bokongmu biar terlempar sejauh mungkin.”“Mas Devran ih. Kan tinggal bilang, iya atau enggak. Begitu doang, Mas?” “Lelaki tidak bicara sayang!”“Tapi terkadang sebuah ungkapan itu juga penting, Mas.”“Oke, oke... Jangan bawel lagi. Kau mau aku bilang apa?”“Mas cinta sama aku tidak?”“Iya”“Beneran, Mas?”Sedikit delay, Devran kemudian mengatakan. “Enggak!”“Tuh, kan. Maaas!?”Lalu keduanya sudah melupakan bahwa sebelum ini mereka bertengkar. Bahkan Nayra sampai ingin bercerai. Keduanya melanjutkan mengobrol sampai larut, seolah dua insan remaja yang baru kasmaran dan tak ingin berpisah.Saat lelah menyergap dan suara Nayra tak terdengar lagi menyahut, Devran tahu, Nayra pasti ketiduran.“Sialan, aku ditinggal tidur!” gerutu pria itu.Walau begitu, Devran meras

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   132. Mama Kandung(2)

    Nayra melihat wanita itu terisak sampai tergugu. Pundaknya bergetar dan tampak begitu rapuh. Membuat hatinya ikut teriris dan merasakan kesedihan yang mendalam.Tak lagi menahan langkahnya, Nayra berhambur memeluk wanita itu.“Mama...” panggilnya parau.“Nay?” Farah menghentikan tangisnya.Dipeluk putrinya sembari menangis membuatnya tak tega. “Jangan nangis, Nak. Maafin mama, ya?”Ketika mengetahui kebenaran bahwa Nayra adalah putrinya, seketika gadis itu merubah sikapnya menjadi acuh. Kini Nayra datang kembali padanya dan memeluknya penuh cinta. mungkin tadi hanya karena terkejut dia berubah sikap. “Nayra yang minta maaf, Ma.” Nayra menciumi tangan sang mama.Setelah keduanya sudah tenang kembali, Farah pun tidak akan lagi menyembunyikan kenyataan. Semua pasti sudah berubah. Dan Nayra berhak tahu tentang jati dirinya.“Nay, mama...”“Ssst!” Nayra menangkupkan jemarinya di bibir sang mama sembari menggeleng. “Tidak apa, Ma. aku tidak peduli apapun. Yang aku pedulikan adalah, aku m

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   131. Mama Kandung

    “Ada apa menghubungiku?”Sapa Devran saat Nayra mengusap layar untuk menerima panggilan darinya. Tidak ada salam dan basa-basi, nadanya pun terkesan dingin. Namun, Nayra tahu, itu memang ciri khas pria itu.Seharusnya dia sudah memahaminya sejak dulu, memang begitulah karakter pria ini. Sayangnya, dirinya yang tak banyak belajar setelah berbulan-bulan bersamanya. Terkadang masih juga baper dengan sikapnya itu. “Mas?” Kata Nayra setelah menarik napas dalam. Masih belum bisa menghilangkan keterkejutannya tentang apa yang di dengarnya tadi.“Ada masalah?” Lenguhan napas Nayra sampai terdengar Devran.“Oh. Nanti aku hubungi lagi, Mas. Aku masih ada urusan. Aku hanya ingin berterima kasih dan minta maaf.” Seperti bagaimana pria ini yang tak suka basa-basi, Nayra jadi mengikutinya.“Sama-sama!” ujar Devran yang langsung menutup panggilan setelah dia mendengar sendiri Nayra masih ada urusan. Dia juga masih repot. Nayra mencebik. Namun kali ini tidak lagi dibuat sebal. Lagi pula ini masi

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   130. Baru Tahu(3)

    Nayra dan Farah makan siang berdua saja. Kiki yang ditawari Nayra untuk makan bersama mereka menolak karena ingin bergabung dengan Mbok Mun dan Pak Parmin di dapur. Nayra tak mempermasalahkannya.Selesai merampungkan makan, mereka kembali mengobrol.“Tante kenal suamiku?” Nayra menyinggung tentang kepulangan Farah ke tanah air yang katanya atas bantuan suaminya.“Ada pria bernama Yas, dia mencariku berbulan-bulan. Kami bertemu di Amsterdam. Kutanya untuk apa mencariku dan apa dia mengenalku? Katanya dia diminta tuannya mencariku. Dia bilang tuannya itu suami seorang gadis bernama Nayra yang berasal dari Kota Diraja, putri dari Danial Sanjaya.” Panjang lebar Farah menjelaskan bagaimana dia bertemu dengan anak buah Devran.Nayra melihat wajah melamun, lalu menyentuh tangannya, “Kenapa, Tante?”Wanita yang bahkan belum menyentuh angka 50 tahun itu masih terlihat cantik dan anggun. Hanya saja kali ini terlihat sangat muram.“Maafkan aku, Nay. Aku bahkan terlupa untuk pulang. Merasa kau

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   129. Baru Tahu(2)

    “Aku pikir Dokter Ananda yang melakukan semua ini,” gumam Nayra.Ada rasa bersalah karena dia pernah dengan terang-terangan menyampaikan di depan Devran bahwa Anandalah yang selama ini membantunya.“Apa kau tahu hubungan Mas Devran dengan Damayanti?” tanya Nayra sembari melanjutkan langkahnya.“Saya kurang paham, nyonya. Tapi sepanjang pengetahuan saya, Pak Devran tidak pernah terlihat bersama wanita itu kecuali karena urusan dengan Nyonya Tamara.”“Jangan bilang tidak pernah melihatnya bersama, Ki. Kita pernah kan memergoki mereka di apartemen? Bahkan Mas Devran malah mengusirku dan membentakku.”Kiki terdiam. Untuk urusan itu dia juga tidak tahu.“Hanya saja, kalau Pak Devran memang ada hubungan dengan Damayanti, tidak mungkin juga sampai membuat skenario penangkapan artis itu. Pak Devran jug

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   128. Baru Tahu

    “Lebih baik kita pulang dulu. Ini sudah malam, Nyonya. Udara di sini juga dingin.” Kiki menggugah ketertegunan Nayra. Dia benar, mereka harus pulang dulu.Ketika memasuki halaman rumahnya, Nayra memberitahu sopir mobil grab itu.“Pak rumahnya bukan yang ini, tapi yang di samping.” Tunjuknya pada rumah kecil di samping rumah yang kini mobil itu berhenti.“Nyonya, mapsnya bilang di sini?” Kiki yang malah membenarkannya.“Iya Ki, ini memang rumah kami. Tapi waku itu rumah ini masih sengketa. Lagi pula surat-suratnya juga kabarnya sudah diatasnamakan istri kedua ayahku dan putrinya,” jelas Nayra teringat perkara itu.Geram, sih. Tapi bagaimana lagi? Nayra malas berurusan dengan mereka. Sampai di titik, kalau memang mau ambil, ambil saja. Tidak mau terlibat ribut perkara dengan mereka lagi.“Kalau rumah di samp

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   127. Pulang

    “Aku mendapat kabar penerbanganmu masih nanti sore. Jadi masih ada waktu untukmu menunjukan rasa terima kasihmu padaku.”Devran menatap Nayra yang tampak tak percaya, di detik perpisahan ini dirinya masih perhitungan dengan sebuah kata terima kasih Nayra.“Mas masih tega menginginkan hal itu padaku?”“Aku tidak memaksamu, kok.” Devran tampak cuek dan duduk di sofa ruang depan dengan santai. "Itu kalau kau merasa berhutang budi saja." Nayra menatap pria itu dengan perasaan yang campur aduk. Mau kesal atau protes, memangnya bisa? Permintaan untuk minta dilayani adalah sebuah penandasan seperti apa dirinya di mata pria mesum itu.Tapi, tidak apa. Bukankah mereka masih suami istri? Jadi, biarlah Nayra akan melayaninya. Biar dia merasa tidak punya hutang budi sekalian.Nayra masuk ke kamar dan membuka lemari bajunya. Mengambil lingeri dan memakainya. Dia berdiri di depan cermin sebentar lalu menghela napas.“Baik, Mas. Ini juga akan jadi kado terindah untuk Mas Devran,” ujarnya kemudian

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   126. Tak Mau Rugi

    Duduk di depan meja rias, Nayra menyisir rambutnya sembari menatap pantulan bayangannya dengan melamun.Kenapa mesti kembali terjebak dalam keintiman semalam? Bahkan Nayra pun ikut menikmatinya. Di awal terus menolak, pada akhirnya malah yang memohon-mohon Devran agar menuntaskan kegiatannya. “Ada apa?” tanya pria itu menggugah lamunan Nayra. Dia berdiri di belakang Nayra dan mengelus bahunya sembari menatap wajah Nayra yang sepagi ini sudah bengong itu.“Mas Devran tidak mencintaiku, kita juga akan segera bercerai, kenapa masih melakukannya?” keluh Nayra.“Apa cinta itu harus selalu diucapkan?”Keduanya terdiam saling menatap bayangan masing-masing dari cermin di depan.“Aku tidak sepercaya diri itu. Mas terlihat lebih mencintai Damayanti dan tidak menginginkanku.” Matanya sudah memerah, membuat Devran melenguh dan berjingkat menghindari menatapnya.Devran duduk di tepi ranjang, dan Nayra masih bisa melihatnya dari cermin.“Damayanti ditangkap polisi karena sudah membulimu.”Nayra t

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   125. Kangen

    “Nenek sudah pergi ke Edinburgh seminggu yang lalu untuk mengujungi makam kakekmu.” Wanita itu tampak senang melihat kedatangan Nayra.“Oh, Nenek sudah ke Edinburgh?” Nayra terkejut. Dia tidak tahu hal itu.Bagaimana juga dia tahu? Dia dan Devran tidak pernah berkomunikasi. Kecuali saat Nayra meminta izin mengambil jurnal kuliahnya. Yang malah memergoki dia dan kekasihnya itu mabuk-mabukan.‘Hhg. Selamat deh, Mas. Tunggu sebentar lagi kita bercerai,’ gumam Nayra dalam hati. Masih sempat-sempatnya dia memikirkan hal itu di depan Renata.“Nenek sementara tinggal di sini dulu sampai benar-benar pulih. Di sana juga banyak dokter yang lebih baik. Tapi nenek lebih suka pengobatan di tanah air saja. Di sini ada cucu-cucu nenek.” Wanita tua itu tersenyum dengan hangat.Dada Nayra terasa sesak. apakah wanita ini tahu bahwa hubungannya dan Devran sebentar lagi akan diakhiri?“Malam ini tidur di sini saja, yah?” Renata meminta kesediaan Nayra.“Eng...” Nayra bingung.Kalau menginap di rumah in

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status