Share

8. Mau Apa?

Author: Kafkaika
last update Last Updated: 2025-02-06 16:14:13

“Ada apa dengan kakimu?”

Tatapan Devran tertuju pada kaki Nayra karena sepertinya sedang bermasalah.

“Tersandung, Mas. Tadi panik dan mau bersembunyi,” jelas Nayra.

“Ceroboh sekali kamu!”

Nayra hanya mendengus lemah namun tak terlalu mempermasalahkan ucapan pria itu. Perasaannya tenang melihat Devran sudah di rumah. Jadi tidak mengapa juga kalau pria ini jutek padanya.

“Duduklah, aku akan memeriksanya.” Devran menunjuk sofa tak jauh dari Nayra. Gadis itu menurut.

Devran duduk berlutut di lantai untuk memeriksa kakinya, dan Nayra mencuri lirik pria yang kini sedang memegangi kakinya itu. Menerbitkan rasa syukur dalam hatinya, bahwa tuhan masih melindunginya dengan membiarkannya masuk ke dalam mobil pria ini.

Meski terlihat jutek dan cuek, sebenarnya Nayra bisa merasakan Devran pria yang baik.

Ketika pilihan memaksa dirinya berterus terang tentang yang sebenarnya terjadi, bisa saja dilakukan Devran padanya, nyatanya Devran bersedia juga menikahinya.

Meskipun Nayra juga tahu, Devran
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   9. Jangan Baper!

    “Kau pikir apa?” Devran menatap Nayra yang menolaknya itu.Setelah tahu Devran hanya ingin membantunya mengoleskan cream otot pada kakinya, Nayra tak membantah lagi.Lagi pula, GR sekali dia kalau sampai berpikir yang bukan-bukan. Pria ini sudah menandaskan tentang tujuan pernikahan mereka beberapa kali.“Aku tidak punya kunci cadangan pintu depan. Kenapa kau menguncinya?” ucap Devran sembari mengurut kaki Nayra yang sakit. “Takut, Mas.”“Jangan secemas itu. Lingkungan ini aman. Saking amannya kau tahu sendiri kan bagaimana mereka tidak suka ada yang berbuat tidak senonoh di sini?” Devran mengingatkan Nayra bagaimana tetangganya membuat mereka terikat dalam pernikahan dadakan ini.“Iya, Mas.” Nayra mengangguk. Mencoba percaya dia akan baik-baik saja di tempat ini. Menikmati pijitan lembut pria itu, Nayra semakin yakin. Devran bukan pria kejam. Dia juga masih peduli padanya walau kata-kata yang diucapkannya selalu dingin dan jutek. Sesekali melirik pria yang memijit kakinya itu,

    Last Updated : 2025-02-12
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   10. Tergoda

    “Mau mengintipnya? Yang benar saja!” gumam pria itu menghentikan langkahnya tepat di depan pintu sebelum membukanya.Tiba-tiba dia sudah berbalik saja pada Nayra. Sempat disesalinya kenapa harus melakukan itu, tapi dirinya sudah terlanjur berdiri di depan gadis itu.“Ada apa, Mas?” tanya Nayra heran.Bingung, Devran pun mengeluarkan jurus andalannya, “Pakai bajumu dan siapkan makan untukku. Aku sudah lapar. Awas kalau lelet!”Nayra mengangguk. “Siap, Mas!”Setelah keluar dan menutup pintu, Devran hanya menggaruk-garuk rambut kepalanya yang tidak gatal. Kenapa bisa blank begini otaknya?Dia jadi mengakui, Nayra gadis yang berpotensi menarik perhatian pria normal.Muda, cantik dan menarik.Dipikirnya setelah setahun menjomblo karena kecewa dengan kekasihnya, ternyata dia masih normal juga dan bisa tergoda pada mahluk yang bernama perempuan.“Aaah, kenapa jadi terbit begini hasyratnya?” Devran bingung sendiri.Dia berusaha mengenyahkan pikiran itu, sementara Nayra malah terdengar mem

    Last Updated : 2025-02-12
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   11. Perkara Baby Doll

    Devran menyesali karena tadi asal memasukan baju ke keranjang belanjaan. Itu juga atas usul pelayan toko di sana. Tidak tahunya terlihat menggoda sekali jika dipakai gadis itu.Sejak kemarin Nayra sudah menggodanya saja. Seperti ketika hanya memakai handuk selepas mandi saat Devran hendak masuk ke kamar. Lalu sepagi tadi merangsang pandangnya dengan pakaian menerawang yang digunakannya. Sekarang malah memakai baby doll itu.Devran benar-benar tidak habis pikir...‘Sebenarnya Bukan gadis itu yang menggoda. Otak lu sendiri saja yang rada konslet!’ perdebatan dalam batin Devran.Tidak kurang matanya melihat gadis seksi sliwar-sliwer di hadapannya. Namun hanya melihat gadis ini memakai baju rumahan seperti itu saja sudah membuatnya panas dingin tak karuan.Apa ada yang salah dengan dirinya?Ketika gadis itu menjatuhkan sesuatu lalu diambilnya dengan posisi membungkuk hingga menampakkan paha atasnya yang mengintip saat gaunnya terangkat, otak Devran kembali konslet.‘Udah jangan jai

    Last Updated : 2025-02-12
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   12. Dicium

    “Apa kamu bilang?” Devran mendengar Nayra menggerutu saat melewatinya lalu dia menarik lengan gadis itu.“Oh, apa? Enggak kok, Mas. Aku...” Nayra terkejut sendiri bagaimana bibirnya secablak itu mengutarakan isi hatinya. Hingga membuat Devran terlihat begitu kesal. Sudah macam orang yang ingin makan orang saja.Dia mending segera beranjak masuk kamar dan menguncinya. Besok saja minta maafnya. Mudah-mudahan Devran sudah melupakan ucapannya. Nanti dia alasan sakit perut atau apalah.Namun Devran sudah tidak terima. Gadis ini harus diperingatkan dengan keras. Padahal ini juga untuk kebaikannya sendiri. Bisa-bisanya malah mengatakan dirinya berotak mesum.Tanpa banyak bicara, bibirnya sudah menempel di bibir Nayra dan memagutnya.“Umpphhhh...”Terlepas dari ciuman Devran, gadis itu langsung berlari ke kamar dan menuntup pintu.Devran berjalan dengan cepat membuntuti Nayra namun terhalang pintu yang tertutup dengan cepat itu.Seperti ada yang menyadarkannya, dirinya langsung kembali ke

    Last Updated : 2025-02-12
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   13. Dicium Lagi

    “Jangan munafik, kau menikmatinya bukan?”“Tidak!” sahut Nayra cepat menyangkal pemikiran Devran. Gadis baik-baik sepertinya mana bisa menikmati ciuman pria asing?Devran menutup sarapannya dengan meneguk air putih.Sebagai mantan play boy, sebenarnya kata-kata menyangkal dari Nayra yang begitu bersemangat membuatnya tidak terima.Jaman di awal usia 20 tahunan, gadis yang mendapat ciumannya langsung klepek-klepek dan merasa menjadi orang yang paling beruntung.Lalu, bagaimana bisa gadis bau kencur seperti Nayra, mendapat ciumannya secara cuma-cuma, tapi malah mengatakan tidak menikmatinya?Asal anak ini tahu, Dosen perempuannya yang mantan model terkenal itu bahkan tidak menolak saat ditawarinya kencan. Membuktikan bahwa pesona sang donjuan pada diri Devran begitu sulit ditolak.Kemudian, melihat Nayra yang menolaknya, Devran malah jadi tertantang.“Mau apa, Mas?”Nayra menolak tangan Devran yang bergerak hendak menarik lengannya.Tidak mendapatkan lengan Nayra untuk ditarik, Devran

    Last Updated : 2025-02-12
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   14. Dituduh

    Lagi-lagi jadi terkenang ciuman-ciumannya bersama Devran. Pipinya bersemu merah dan bibirnya tak berhenti menyinggungkan senyum.Ketika menyapu lantai, Nayra melihat potret Devran berukuran 4 x 6 dalam kumpulan sampah.Sepertinya foto formal untuk ID card.Nayra memungutnya dan sejenak mengagumi bahwa, pria yang jutek dan menyebalkan itu ternyata bisa juga terlihat menggemaskan di pas fotonya.Diambilnya benda itu dan dimasukan dalam saku bajunya. Sayang sekali kalau wajah tampan ini harus tercampur dengan debu dan sampah di lantai.Pria itu memang tampan. Seperti pangeran yang datang dalam hidupnya. Menyelamatkan seorang Cinderella malang ini dari ibu dan saudari tirinya.Tanpa sadar kembali diambilnya foto itu dan ditangkupkannya di dadanya sembari senyum-senyum sendiri. “Terima kasih ya, suamiku...” tukasnya sembari malu-malu sendiri kala

    Last Updated : 2025-02-14
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   15. Dituduh (2)

    “Itu bukan barangmu, kenapa kau lancang membukanya?”Devran yang sudah penuh masalah di kantor itu tentu kesal dan marah ketika pulang-pulang melihat Nayra di kamarnya dan membongkar isi koper milik mamanya.Apa yang dicari gadis itu?“Aku hanya merapikannya, Mas.” Nayra menangkap aura kesalahpahaman.Apa Devran tidak bertemu pria yang datang tadi di depan? Kedataangannya tidak selang lama dengan kepergian pria itu.“Seharusnya kau tidak menyentuh barang-barangku!” suara Devran terdengar makin ketus. Membuat Nayra semakin meringsut.“Ma-maaf, Mas. Itu tadi, aku hanya...” Nayra tampak belibet.Pria ini menatapnya dengan dingin, membuatnya seketika takut hingga tidak bisa berkata-kata dengan baik.Devran menghampiri Nayra dengan kepercayaan yang mulai memudar.

    Last Updated : 2025-02-14
  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   16. Dituduh(3)

    Bip Bip Biip...Suara klakson mobil mengejutkan Nayra yang hampir saja terserempet.Padahal dia sudah berjalan di trotoar tempat pejalan kaki.Mungkin karena melamun dan terlalu menepi hingga membuat pengendara mobil itu harus memperingatkannya.“Kalau melamun jangan di jalan! Membahayakan orang saja,” teriak seorang wanita saat kaca mobilnya terbuka.Nayra membungkuk untuk meminta maaf lalu kembali melanjutkan langkahnya. Tapi dia masih mendengar suara klakson mobil tadi.Apa lagi?“Kau, kemarilah!” teriak wanita dari dalam mobil itu.Nayra ragu. Kenapa dia dipanggil kembali. Walau begitu, dia datang juga.“Bukankah kau putri Pak Danial?”Mengetahui wanita itu mengenalnya, bukannya senang Nayra malah resah dan tidak nyaman. Bagaimana nanti kalau wanita ini memberi tahu ibu tirinya?Nayra tak menjawab. Dia pun langsung melipir pergi dan mempercepat langkahnya. Takut saja diintrogasi dan malah diantar ke rumah.Sepertinya dia harus mencari cara agar pergi dari kota ini.“Pak, bisa anta

    Last Updated : 2025-02-14

Latest chapter

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   28. Masalah Ranjang

    Nayra baru sadar kalau ponsel Devran tertinggal saat mendengar suara deringan dari benda itu.Mungkin masih di luar karena belum terlalu lama keluarnya. Jadi, Nayra mengambil benda itu dan melangkah dengan cepat untuk menyusul Devran.Namun sepertinya Devran sudah tidak ada.Sementara ponsel itu belum juga berhenti berdering.Siapa Arini? Apa teman kantornya?Nayra tidak mau tahu. Dia mau melanjutkan memasak lagi. Namun suara deringan ponsel itu masih juga terdengar. Sungguh sangat mengusiknya.“Aku angkat saja, deh. Nanti tinggal bilang sama Mas Devran.”Lalu ketika diangkatnya, Nayra mendengar suara lembut dari seberang sana.Deg! “Hallo, Dev. Maaf pagi-pagi udah nelpon. Tidak perlu sarapan di rumah, ya. Berangkat ke kantornya pagi-pagi kita bahas proyek kamu yang hampir selesai.”Oh. Urusan kantor. Nayra tanpa sadar menghela lega.“Maaf, Mas Devrannya sedang jogging. Nanti akan saya sampaikan.” Nayra menjawabnya.“Eh, bentar. Ini siapa?” suara dari seberang tampak heran.Sayang

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   27. Manisnya Asmara(2)

    Tengah malam Nayra keluar kamar karena merasa haus. Air minum dalam botolnya sudah habis dan dia lupa belum mengisinya.Saat membuka pintu tidak tahunya Devran masih berjibaku dengan pekerjaannya di ruang tengah.Melihat Nayra keluar dengan hanya memakai daster tali sedangkan tidak memakai apapun lagi di dalamnya. Mata pria itu nyalang.“Mau apa?” tanyanya pada gadis itu. Pasti tidak sadar tidak memakai kimononya saat keluar.“Mau ambil minum, Mas.” ujarnya lempeng dan berjalan ke arah galon untuk mengisi botolnya.Devran memperhatikan gerak-gerik gadis itu, lalu menghela napas.Bahu dan punggungnya terekspos saat rambut panjang yang tergerai itu melorot ke samping ketika Nayra membungkuk mengisi air.Belum lagi posisi yang seperti itu benar-benar secara tidak langsung menerbitkan pikiran yang tidak-tidak saja di kepala pria jablai ini.Gadis ini benar-benar mengujinya. Padahal dia sendiri yang tidak mau dimacam-macamin Devran.“Ambilkan juga aku segelas minuman.” Devran akhirnya tid

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   26. Manisnya Asmara

    “Yang ini lebih gemoy dan empuk. Rasanya lebih enak.”Nayra menyodorkan bakpao pada Devran saat mereka memutuskan berjalan-jalan sebentar di sekitar vila.“Enggak ada bedanya, sama saja!” Devran melahap makanan itu ke dalam mulutnya.“Itu karena mas kurang menikmati esensi rasa sebuah makanan. Padahal, dari harganya saja sudah beda. Bahan pembuatnya pun beda. Tidak mungkin kalau rasanya sama.” Nayra mencebik melirik pria yang melahap makanan itu. Sama makanan juga dia jutek abis.“Tidak perlu diperdebatkan. Lidahku dan lidahmu beda. Jadi jangan memakasakan pendapat dari sudut pandangmu.” “Ya, deh. Terserah!” Nayra memutar bola matanya, tak mau mempersoalkan lagi. Perkara bakpao doang kenapa bahasnya jadi dalam begitu.Mungkin karena sembari menggerutu dalam hati, saat makan Nayra sampai seret di tenggorokan hingga membuatnya cegukan.Devran langsung bangkit dan membelikan air mineral untuknya. Membukakan tutup botol itu dan membantunya minum.Perasaan Nayra terasa hangat mendapat pe

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   25. Temani Aku Tidur

    Nayra sudah memejamkan matanya karena merasa Devran akan menciumnya. Posisi wajah mereka sudah dekat sekali. Bahkan ujung hidung mereka saling bersentuhan. tiba-tiba pria itu berkata, “Ada paku, hampir mengenai kakimu!”Mata yang tertutup itu seketika terbuka. dan wajah yang menegang itu pun memudar, terganti perasaan sebalnya. Padahal Nayra Sudah merasakan deg-degan sekali. seperti saat dicium pria ini sebelumnya.Tapi kalau ingat hal itu dia jadi sedih. Dicium di pagi harinya, lalu di siang harinya hatinya berbunga-bunga, dan di sore harinya dia di tuduh mencuri. Ini seperti perasaannya sedang diroller-coasterkan. Naik setinggi-tingginya, lalu diturunkan serendah-rendahnya.“Iya, Mas. Terima kasih!” ujarnya sembari bangkit dari pangkuan Devran.Dia memang melihat paku di lantai kayu itu mencuat dan bisa saja menyakiti kakinya. Nayra seharusnya tidak bepikir kalau Devran mau menciumnya lagi.Bisa-bisaya masih saja berharap Devran menciumnya?*** Hari berlalu begitu-begitu saja k

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   24. Hipotermia(2)

    “Sudah beres, Mas. Aku sudah melaporkan dua wanita itu ke kantor polisi.” Musa memberikan laporan apa yang sudah dikerjakannya.“Bagus. Oh, ya, Om. Jangan dulu memberitahu mama atau papa tentang Nayra. Biar nanti aku beritahu sendiri.” Devran mengingatkan Musa.Meski mamanya yang paling bawel agar dia punya kekasih yang dikenalkan padanya, tapi Devran tahu wanita itu sangat perfeksionis. Tidak mau sembarangan memilih calon menantu.“Bukan karena alasan pernikahan yang dadakan itu, kan?” Musa bertanya. Dia sedikit sudah diberitahu Devran tahu tentang hal itu.“Maksud, Om?” Devran bertanya balik apa yang dimaksudkan Musa.Musa tertawa dan menepuk pundak anak muda itu. Sejak dia kecil, Musa sudah bekerja untuk papanya. Lebih sering mengawal anak muda ini saat dulu masih bandel-bandelnya. Jadi sedikit banyak mengetahuilah tentang karakter Devran.“Mas Devran tidak pernah seperhatian ini pada wanita lain selain sama Mbak Damay. Kalau sekarang Mas Devran kembali memberikan perhatian pada w

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   23. Hipotermia

    “Jangan melompat. Airnya deras. Kau bisa mati kalau melakukannya!” suara pria brandalan itu mengingatkan Nayra.Gadis itu sudah lelah dan putus asa. Dilihatnya arus yang deras di bawah sana. Dia tidak takut.Kakinya sudah memanjat pagar beton itu untuk bersiap terjun ke sungai. Dipejamkannya matanya erat-erat, seolah melihat bayangan bundanya melambai-lambai di ujung sana memanggilnya.“Aku datang, Bunda...” gumamnya sebelum akhirnya menjatuhkan diri ke dalam sungai.Namun sebelum itu terjadi sebuah tangan menarik tubuhnya dan memeluknya erat.“Lepasin, jangan sentuh aku...” teriaknya merusal sebelum akhirnya semua terlihat gelap dan sunyi...Ketika matanya mulai terbuka, Nayra melihat langait-langit putih di atasnya.“Apa aku sudah meninggal?” gumamnya sendiri.Dia baru menoleh ke sekitar dan tempat ini benar-benar asing baginya.Tapi satu yang Nayra sadari, dia tidak sedang berada di alam lain tapi sebuah kamar yang sunyi hingga suara detakan jarum jam dinding bisa terdengar di t

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   22. Mencari Nayra

    “Mau apa?” Seorang petugas menahan Devran yang hendak ikut melihat korban.“Kalau tidak ada kepentingan tidak boleh mendekat!” bentak pria itu sembari menghalau beberapa orang yang masih bandel tidak mau pergi.“A-aku suaminya, Pak!” “Kau suaminya?” serempak beberapa orang yang tadi menyingkir dari kerubungan menatap Devran dengan sungguh heran.“Benar, karenanya izinkan aku melihatnya. Aku punya hak untuk melihatnya...” Dengan percaya diri Devran mengakuinya. Padahal dia juga tidak begitu yakin.Biar saja, yang penting dia bisa melihat wanita itu dan tidak mati penasaran.Melihat kesungguhannya seorang petugas memberi kode agar membiarkan Devran melihatnya. Siapa tahu memang dia adalah suami korban laka itu.Selangkah lagi mendekati tubuh yang te

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   21. Kacau

    Ada rasa kecewa yang menyusupi dadanya melihat kemunculan pria itu. Kenapa bukan Devran yang datang? Untuk apa juga Musa ada di sini?Jangan-jangan dia memang seorang penipu lalu sudah tertangkap Devran dan kini ingin menyeretnya ke dalam masalah yang sudah dibuatnya.“Aku bukan suaminya, tapi aku membawa saksi bahwa wanita yang dipaksa menikah ini sebenarnya sudah terikat hubungan pernikahan.”Musa tak pedulikan tatapan banyak orang. Berjalan menuju ke penghulu di depan. Menunjukan beberapa rekaman pernikahan Devran dan Nayra.“Kalau Anda tidak percaya, saya juga membawa saksi. Ini ada Ustaz Muh dan pengurus RW yang menyaksikan.” Musa menunjuk dua pria yang juga turut hadir.“Omong kosong apa ini? Usir pria itu dari sini!”Hanggoro yang mengetahui kenyataan ini pada akhirnya bangkit dan merasa tidak ter

  • Bukan Cinderella Dadakan Tuan Pewaris   20. Pria Yang Memuakkan

    “Kau cantik sekali, Nayra sayangku...”Hanggoro mencolek dagu Nayra dan tertawa puas karena sebentar lagi bisa juga memiliki istri muda yang cantik itu.Beberapa orang yang turut hadir menjadi saksi pernikahan bersorak-sorak melihat kelakuan sang juragan yang bagi mereka lucu itu.“Cium Juragan...” seloroh rombongannya sembari bersiul. Nayra benar-benar terlihat jengah tapi masih berusaha menahan diri. Mau marahpun dia tentu tidak berani. Lagi pula siapa di sini yang akan peduli perasaannya. Tidak ada...Hingga suara penghulu itu terdengar.“Sabar, Tuan Hanggoro. Tidak boleh asal colek dulu. Belum halal. Kita halalkan dulu, ya?” Penghulu yang sudah duduk di hadapan mereka mengingatkan pria tua yang sudah tampak mendesak itu.&ldq

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status