Langit terasa runtuh saat Soraya mendapati hasil DNA yang menyatakan kalau salah satu dari sepasang anak kembarnya bukanlah darah dagingnya. Dia baru tahu kalau ternyata suaminya Arvino telah menyusupkan anak hasil selingkuhannya ke dalam keluarga mereka sejak lima tahun yang lalu. Namun, itu bukan masalah satu-satunya. Ratu, mantan sekretaris Vino pun hadir di tengah-tengah mereka dan mengaku sebagai ibu biologis dari Naka. Dia bahkan mendeklerasikan keinginannya untuk merebut posisi Soraya sebagai istri Vino dan ibu dari si kembar Nala dan Naka. Bagaimana Soraya menghadapi semua ini? Mampukah ia mempertahankan rasa sayangnya pada si kecil Naka di tengah terpaan badai rumah tangganya dengan Vino? Instagram penulis: Poetry__talks >>.<<
Lihat lebih banyakDelapan bulan kemudian.“Papa!!!”Vino yang awalnya bersandar pada badan mobil tampak langsung mengangkat wajahnya. Ekspresi wajahnya tampak berubah cerah saat melihat Nala dan Naka yang berlari-lari kecil ke arahnya. Di belakangnya tampak sang wali kelas yang mengiringi sambil memperingatkan untuk berhati-hati.Menggunakan tongkat yang selalu dipegangnya, Vino pun juga berusaha mendekati mereka. Hanya beberapa langkah saja sebelum mereka berhadapan.“Sudah sering dibilangin jangan lari-larian. Tuh, denger juga Bu guru Farida sampe kesusahan mengejar kalian begitu,” ucap Vino menasehati mereka. Dengan gemas mengacak rambut mereka secara bergantian.“Habisnya kami senang karena dijemput sama Papa lagi. Mama kan bilang kalau ini terakhir kalinya sebelum Papa kembali masuk kerja,” sahut Naka sambil cemberut.“Iya. Kalau Papa udah kerja kan Papa bakal sibuk banget sehingga nggak bisa antar jemput kami lagi,” sambung Nala ikut cemberut.“Ini artinya kalian nggak suka dijemput Mama begitu?
Sosok yang biasa terlihat glamor itu tampak berantakan. Dengan baju tahanan yang terpasang di tubuhnya, dia duduk di sudut sel dengan memeluk kakinya. Mengabaikan hiruk pikuk dari napi lain yang berbagi ruangan dengannya.“Tahanan nomor 1036, Anda mendapatkan kunjungan!”Seorang sipir wanita berteriak dari luar sel, namun beliau tak didengarkan. Baik oleh sosok penyendiri tadi ataupun para napi yang asyik bergosip itu.“Tahanan nomor 1036, Anda mendapatkan kunjungan!”Di satu titik salah satu napi yang sibuk bergosip itu melayangkan pandangannya menuju napi yang menyendiri tadi. “Hey, 1036. Ada yang manggil lo tuh. Tuli ya?”Sosok itu masih diam.“Siapa sih dia namanya? Oh, ya, Ratu! Bu sipir manggil lo tuh.”Baru di saat itulah wanita itu bereaksi. Dia mengangkat wajahnya memandang ke arah lawan bicaranya.“Ada yang manggil lo. Dasar ya, belum juga terbiasa sama nomor lo sendiri. Lo hapalin tuh karena itu nama yang bakal lo pake selama bertahun-tahun setelah apa yang lo lakuin ke ana
“Kenapa Bi Yuyun pergi dari rumah kita, Mama? Apa Bi Yuyun beneran nggak bakal kembali?” tanya Naka padanya dengan ekspresi polos. Di mana langsung diangguki oleh gadis kecil di sampingnya.“Iya, Mama. Bi Yuyun kan selalu bersama kita. Bi Yuyun juga sering nemenin Nala dan Dek Naka saat Mama nggak ada. Kami sedih deh kalau Bi Yuyun nggak ada.”Soraya menghela napas pelan mendengar curhatan para malaikat perginya setelah melihat kepergiaan Bi Yuyun beberapa menit yang lalu. Ya, seperti yang sudah disarankan oleh Vino tiga hari yang lalu, Soraya langsung mengecek gerak-gerik Bi Yuyun di rumah ini melalui rekaman CCTV. Dari sana baru disadarinya kalau selama ini sang ART ternyata sering melakukan hal-hal yang mencurigakan.Tentu saja beliau sudah tak bisa kerja di sini lagi. Apalagi karena Bi Yuyun akhirnya mengakui segala tuduhan itu. Walaupun dia minta maaf sambil memohon dan berjanji tak mengulangi tapi nasi telah menjadi bubur. Apalagi mengingat dampak yang terjadi karena ulah beliau
“Udah empat hari sejak kejadian itu, tapi… Vino belum sadar juga.”Soraya langsung mengelus pundak Indah saat mendengar hal itu. Lantas dia mengalihkan pandangannya menuju ranjang pasien di mana suaminya berbaring.Vino saat ini masih dirawat di ruang ICU, namun keluarga akhirnya diizinkan menjenguk mulai dari kemarin. Walaupun mereka harus dipastikan steril dan mengenakan jubah khusus. Serta hanya boleh sekitar lima belas menit saja di dalamnya.“Apa semuanya akan baik-baik saja? Apakah dia akan sadar? Mama nggak bakal kuat kalau Vino juga harus pergi seperti Papa --““Sst, Ma. Jangan mikir gitu. Mas Vino pasti kuat kok, Ma. Dia pasti akan segera sadar. Sebab itulah yang sedang dia perjuangkan dengan terus bertahan seperti sekarang. Jadi… dia pasti akan bangun, Ma. Mas Vino kan orangnya kuat dan pemberani.”Soraya mengatakan itu dengan penuh keyakinan dan semangat, walaupun ada celah di dalam hatinya yang malah berpikir sebaliknya. Nyatanya dia juga mempunya ketakutan yang besar meli
Seluruh tubuh Soraya langsung bergetar hebat saat mendengar kabar di telepon. Dia sampai tak tahu harus bicara apa.“Ada apa, Bu? Apa ada masalah?” tanya babysitter Ekky yang awalnya bercengkerama ringan dengannya di ruang tamu apartemennya Evan. Sekitar beberapa menit setelah mereka menidurkan si kecil.Soraya tak mampu menjawab pertanyaan itu. Dia terlalu syok dan kebingungan dengan semua ini. Rasa takut juga langsung melingkupinya.“Bu?” tanya babysitter itu lagi dengan khawatir.“S-Saya… saya pulang dulu ya, Sus. A-Ada masalah di rumah. S-Saya titip E-Ekky… nanti saya telepon Evan juga buat kasih tahu. S-Saya permisi.”Dengan tubuh masih bergetar Soraya bangkit dari sana. Tampak kebingungan sendiri dengan apa yang dia lakukan. Untungnya sang babysitter tadi dengan sigap mengambilkan tas Soraya yang tertinggal di atas sofa.“Ini, Bu. Nanti ketinggalan.”“O-Oh ya. Makasih ya, Sus. S-Saya pulang dulu.”“Y-Ya, Bu. Hati-hati.”Soraya bergegas meninggalkan unit apartemen itu dengan tubu
Vino tak bisa menepis perasaan di hatinya. Ia benar-benar yakin kalau memang ada penyusup di antara pegawainya berdasarkan pengamatannya belakangan ini, namun sayangnya ia belum sempat memastikan hal itu sama sekali. Sehingga kini itu jadi ganjalan baru di tengah pekerjaannya.‘Haruskah aku mengambil cuti sejenak untuk sekadar memastikan? Aku benar-benar kepikiran dan khawatir kalau firasat ini benar. Tapi masalahnya kan sekarang lagi banyak kerjaan.’Di saat itu tiba-tiba ia jadi kepikiran tentang apa yang menimpanya saat Fadly berkhianat. Vino sangat ingat bagaimana itu semua itu terjadi tanpa peringatan sama sekali, seperti hujan badai yang datang di siang hari yang awalnya cerah. Vino tak akan pernah melupakan perasaan itu. Ia tak akan pernah lupa rasanya ditikam dari belakang oleh orang begitu ia percayai. Lalu saat tersadar semuanya benar-benar sudah terlambat.‘Enggak. Aku harus memastikannya sekarang. Aku nggak boleh jatuh ke lubang yang sama.’Kala memikirkan itu Vino segera
[SPY: Terima kasih atas uangnya. Aku selalu tahu kamu akan menepati janjimu. Sekarang… berusahalah sebaik mungkin untuk sisa rencanamu itu. Sementara aku… akan segera meninggalkan negeri ini dulu untuk menghambur-hamburkan uang yang kudambakan seperti ini. Jangan menghubungiku lagi karena nomor ini akan kusingkirkan. Dan yang sangkutpautkan aku dengan apapun yang tengah kamu kerjakan. Good luck!]Ratu mematikan layar ponselnya kembali setelah membaca pesan singkat tersebut. Dia lalu melemparkan benda tersebut begitu saja ke atas jok mobil di sampingnya.Omong-omong saat ini perempuan itu kembali berada di jalan yang menghubungkan kompleks perumahan elit yang ditinggali keluarga Bentala menuju jalan raya. Tepatnya beberapa ratus meter dari pos penjagaan di mana sebelumnya dia pernah dua kali mencegat Vino yang hendak pergi bekerja.‘Di sini terakhir kali kita bertemu. Selanjutnya di mana? Aku nggak keberatan kalau harus bertemu denganmu di persidangan atau sebagainya. Yang jelas… kamu
“Hari ini Bu Farida akan datang lagi untuk mengajar ke rumah ini. Tapi nantinya… setelah kita dapat sekolah lagi, Bu Farida tak akan ke sini lagi. Nala sedih deh kalau memikirkannya,” celoteh Nala di tengah sarapan mereka pagi ini. Di mana hari yang baru dan cerah telah kembali menyapa di rumah kediaman yang penuh cinta ini.“Nggak apa-apa, Kakak. Kan kita akan tetap bertemu dengan Bu Farida di sekolah. Begitu juga dengan guru-guru kita yang lainnya, seperti: Bu Arin, Bu Mega, Bu Helen, Bu --““Dan ibu guru cantik Miss Ratu!”Baik Soraya maupun Vino sama-sama langsung tersedak mendengar ucapan polos Naka itu. Serempak mereka saling berpandangan, sebelum beralih pada kedua bocah yang terus mengobrol dengan riang gembira itu. Sementara Indah juga tampak memasang ekspresi prihatin di wajahnya.“Pokoknya aku udah nggak sabar buat ketemu semua guru dan teman-teman. Aku ingin agar dapat segera sekolah.”“Naka juga, Kak.”Dan akhirnya pembicaraan itu terhenti juga karena kini mereka mulai me
‘Soraya benar-benar harus dikasih pelajaran. Dia tak seharusnya cari gara-gara padaku seperti ini.’Setelah diam membisu selama berjam-jam lamanya, setelah dia benar-benar panik akibat serangan tak terduga dari Soraya, di suatu titik Ratu akhirnya menarik kesimpulan. Setelah tadi dia benar-benar hanya diam saja sambil memikirkan apa yang harus dia lakukan di tengah krisis ini.Lalu apa keputusannya?Bukannya merasa kapok dan mundur agar rahasianya itu bisa aman, dia malah berfokus tentang bagaimana caranya memberi pelajaran terhadap Soraya. Sebab Ratu merasa Soraya bukanlah orang yang seharusnya memperlakukannya begini. Sampai kapanpun wanita itu bukanlah tandingannya sama sekali.‘Aku akan membuatnya menyesal karena telah cari gara-gara denganku. Lihat saja, hal yang dia sebut senjata ini pada akhirnya akan berbalik melukai dirinya sendiri.’Berhenti menenggak minuman keras yang terus saja dia masukkan ke dalam tubuhnya, Ratu segera meraih ponselnya untuk menghubungi Fadly. Dia memin
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen