Kubalas Hinaanmu, Mas!

Kubalas Hinaanmu, Mas!

last updateLast Updated : 2023-01-24
By:  Yuli Zaynomi  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9
8 ratings. 8 reviews
195Chapters
80.9Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Arini Dafina, janda dengan dua orang anak yang tahun ini genap berusia tiga puluh dua tahun. Dia harus berjuang membesarkan kedua buah hatinya setelah ditinggalkan oleh Yuda. Kesalahan masa muda, mereka menikah tanpa restu orangtua. Arini bahkan mengorbankan kuliahnya agar bisa merajut rumah tangga dengan belahan jiwa. Naas, kehidupan pernikahan tak selalu indah seperti bayangan. Mantan suaminya itu tak kuat hidup menderita hingga tega meninggalkannya dan kembali pada keluarganya yang orang berada. Arini meneguhkan hati. Sekuat tenaga dia berusaha membesarkan kedua anaknya walau tanpa nafkah sepeserpun dari sang mantan suami. Bagi Arini, hidup adalah perjuangan tanpa henti. Pantang baginya menangisi masa lalu apalagi mengemis belas kasihan pada orang-orang yang hatinya telah membatu.

View More

Latest chapter

Free Preview

BAB 1 PERTEMUAN

BAB 1 Pertemuan Dengan Mantan Suami “Mbak, area perlengkapan pesta ulang tahun sebelah mana?” Sebuah suara yang berasal dari arah belakang Arini terdengar. Wanita yang sedang masih memegang sapu itu menoleh. Bibirnya yang sudah terlatih mengulas senyum ramah pada pelanggan tiba-tiba tertarik dengan cepat. Tak ada lagi lengkungan indah di bibir wanita itu. Tangan yang semula ingin menunjuk ke area yang ditanyakan pun terasa begitu kaku dan sulit digerakkan. Wajah Arini menegang. Tak hanya wajahnya saja, wanita di depannya yang memakai dres warna hijau botol itu pun menunjukkan ekspresi yang sama. Arini sudah mendengar kabar itu. Kabar yang membuat jiwa dan tubuhnya hancur berserak tak berbentuk. Kabar yang sesungguhnya seringkali ingin sekali disangkalnya. “Gimana? Udah ketemu, Di?” Suara laki-laki yang terlihat berjalan dari lorong sebelahnya pun terdengar. Laki-laki itu tanpa ragu memeluk pinggang wanita di depannya. “Mbak Anita bilang Giska pengin pernak-pernik kuda poni di

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Agus Irawan
izin promosi. mampir ke Novelku juga ya. judul. "Kembang Desa Sang Miliarder" pena" Agus Irawan
2023-01-31 16:48:56
0
user avatar
Cancerina Yuliary
apik pol.....
2023-01-28 10:11:02
0
user avatar
Fiya Yulia
Ceritanya Bagus ,judulnya ku Balas Hinaanmu, Mas! Tapi kapan membalas nya, sepanjang membaca cerita isinya Arini selalu menyedihkan
2022-12-27 09:15:27
0
user avatar
Dwiya Sitha
karya mbak Yuli Zaynomi selalu KEREN
2022-12-25 14:33:18
0
user avatar
Herlina Teddy
love this story
2022-12-16 07:17:10
0
user avatar
Shofie Widdianto
suka sekaliiii .........
2022-11-26 20:24:30
2
user avatar
Asda Witah busrin
recomendeed book ...
2022-11-18 09:41:04
1
user avatar
Setya Setya
judulnya kubalas hinaanmu,tapi koq yg saya baca penderitaan terus.kapan balasnya....
2023-05-18 20:55:14
0
195 Chapters

BAB 1 PERTEMUAN

BAB 1 Pertemuan Dengan Mantan Suami “Mbak, area perlengkapan pesta ulang tahun sebelah mana?” Sebuah suara yang berasal dari arah belakang Arini terdengar. Wanita yang sedang masih memegang sapu itu menoleh. Bibirnya yang sudah terlatih mengulas senyum ramah pada pelanggan tiba-tiba tertarik dengan cepat. Tak ada lagi lengkungan indah di bibir wanita itu. Tangan yang semula ingin menunjuk ke area yang ditanyakan pun terasa begitu kaku dan sulit digerakkan. Wajah Arini menegang. Tak hanya wajahnya saja, wanita di depannya yang memakai dres warna hijau botol itu pun menunjukkan ekspresi yang sama. Arini sudah mendengar kabar itu. Kabar yang membuat jiwa dan tubuhnya hancur berserak tak berbentuk. Kabar yang sesungguhnya seringkali ingin sekali disangkalnya. “Gimana? Udah ketemu, Di?” Suara laki-laki yang terlihat berjalan dari lorong sebelahnya pun terdengar. Laki-laki itu tanpa ragu memeluk pinggang wanita di depannya. “Mbak Anita bilang Giska pengin pernak-pernik kuda poni di
Read more

BAB 2 HUTANG

BAB 2Hutang“Ini.” Arini yang sedang merapikan barisan detergen tersentak. Dia menatap bingung pada Wulandari— temannya yang menyerahkan uang dengan jumlah yang lumayan padanya.“Uang kembalian belanjaan Yuda. Kemarin dia belanja lagi kemari dan tidak kuserahkan uang kembaliannya. Aku tahu kamu butuh uang dan juga ada hakmu dalam setiap rupiah dari harta lelaki sialan itu.” Wulandari menjelaskan dengan cepat. Dia mengenal Yuda dengan baik. Arini telah bekerja di sini bahkan sejak sebelum lelaki itu meninggalkan sahabatnya.“Kalau aku jadi kamu, sudah kuteriaki pasangan gila itu biar malu sekalian! Apalagi yang perempuan! Bisa-bisanya maling kok petantang-petenteng seperti itu. Geram aku!" Wulandari menghentakkan kakinya kesal. dia ikut berjongkok dan membantu Arini merapikan barang di depannya. “Terima kasih.” Arini menjawab dengan suara bergetar. Satu rupiah sangat berarti baginya saat ini. Memikirkan uang di dompet yang hanya tinggal selembar sedangkan Naya masih membutuhkan ban
Read more

BAB 3 MANTAN MERTUA

BAB 3Mantan MertuaArini menatap rumah dua lantai di hadapannya dengan hati tak menentu. Hujan gerimis yang sejak jam dua siang tadi mengguyur kota setia menemani langkah wanita itu. Dia memutuskan datang kemari setelah jam kerjanya di toko selesai.Arini menghela napas panjang. Setelah lima menit lagi berlalu, dia memutuskan menyebrang jalan dan mendatangi rumah itu. Waktu sudah menunjukkan hampir jam setengah enam, dia tidak dapat menunggu lagi. Rafa dan Naya pasti sudah menunggunya."Assalamualaikum." Ketukan ketiga, pintu terbuka."Kamu?!" Tanpa menjawab salam, wanita berusia pertengahan lima puluh tahun itu langsung menatap tajam pada Arini.Arini tersenyum sopan pada Ratna, mantan mertuanya. Dia yakin sekali, wanita itu tidak menyangka dia yang ada di depan pintu setelah dua tahun tidak bertemu."Mas Yuda ada, Bu?""Untuk apa kamu mencari Yuda?" Ratna menatap Arini tidak suka."Ada yang harus kami bicarakan.""Bicara saja dengan saya."Arini mengepalkan tangan. Sejak dulu, Ratn
Read more

BAB 4 PENYESALAN

BAB 4PenyesalanYuda menepikan mobilnya ke halaman minimarket tempatnya kemarin bertemu Arini. Dihembuskannya napas kasar sambil menatap bangunan kubikal di depannya saat ini. Telunjuknya mengetuk stir mobil, memastikan tindakannya tak akan berisiko. Entah berapa lama dia terdiam sambil memandang lurus ke arah pintu masuk swalayan Basmalah yang berjarak kurang dari sepuluh meter dengan mobilnya saat ini. Hari kemarin adalah pertemuan pertamanya dengan Arini selepas palu hakim yang menandakan hubungan berakhir diketuk. Selama ini dia berusaha mengabaikan bisikan hatinya mempertanyakan kondisi Arini dan kedua anaknya selepas kepergian dirinya dari kehidupan mereka. Dari sekian swalayan yang dia dan Diandra lewati, entah mengapa tempat itulah yang dipilih oleh keduanya. Hatinya benar-benar tersentil. Mungkinkah ini cara Tuhan menegur dirinya? Pekerjaannya saat ini sungguh memberinya limpahan harta. Apalagi sebagian besar kekayaan kedua orangtuanya pun sudah berada di genggamannya pas
Read more

BAB 5 JANDA GATAL ?

BAB 5Janda Gatal?Yuda mengusap wajahnya kasar mendengar pertanyaan sarkas dari Wulandari barusan. Wanita itu memang sangat dekat dengan mantan istrinya sehingga Yuda maklum jika dia bersikap demikian. Siapapun pasti akan kesal dengan perlakuannya yang abai pada Arini dan kedua anak mereka.“Totalnya dua ratus enam belas ribu.”Yuda menghembuskan napas dengan kencang mendengar suara ketus Wulandari barusan. Beruntung, pengunjung hari itu sepi. Mungkin karena masih jam kerja sehingga tidak terlalu ramai.Yuda menyerahkan tiga lembar uang berwarna merah. “Simpan makanan ini dan kembaliannya untuk Arini.”Raut kaget sangat kentara di wajah Wulandari mendengar ucapan Yuda. Namun dia tak ambil pusing. Wanita itu bergegas menurunkan belanjaan dari meja kasir dan menyimpannya di bawah.“Apa keadaan Naya sudah membaik?”Wulandari mendengus sebal karena Yuda terus-terusan mengulang pertanyaan yang sama seperti radio rusak. Jujur saja, dia mulai muak melihat wajah lelaki zalim di hadapannya.A
Read more

BAB 6 TAKUT KEHILANGAN

Takut Kehilangan "Gue nggak tahu! Kita juga kaget tadi pas denger ada suara benda jatuh. Kirain barang di gudang bergeser lagi. Pas kita lihat keluar, Arini sudah di posisi tergeletak di lantai." "Lan, sudahlah. Aku sama Rista memang tidak terlalu menyukai Arini karena dia dianakemaskan, tapi bukan berarti kami akan mencelakai dia. Apalagi ini tempat kerja …."Arini menautkan alis. Samar-samar dia mendengar keributan antara beberapa orang. Kepalanya pusing. Dia berusaha membuka mata, tapi entahlah kenapa berat sekali. Sulit. Seperti ada lem yang merekatkan matanya hingga susah terbuka. "Rin? Arini?" Wulandari yang baru saja perang omongan dengan Rista dan Dewi langsung menoleh mendengar rintihan sahabatnya.Tadi dia berencana mau ke toilet, tapi langkahnya terhenti saat melihat Rista dan Dewi sedang membopong Arini dengan susah payah ke ruang istirahat karyawan. Dia yang mengetahui dua rekan kerjanya itu tidak terlalu menyukai Arini langsung berpikiran yang tidak-tidak hingga menyeb
Read more

BAB 7 DIBUNTUTI MANTAN SUAMI

DIBUNTUTI MANTAN SUAMI“Rafa tadi aku titip ke Mas Roni, Mbak. Tadi mau kuajak sekalian kesini tapi dia menangis kencang melihat adiknya kejang. Khawatir malah jadi bikin tambah ribet akhirnya kutinggal.” Widya menyerahkan kursi pada Arini. Dia membiarkan wanita itu melanjutkan menyuapi Naya.“Tidak apa-apa, Wid. Terima kasih sudah membantu. Maaf merepotkan.” Arini mengelus kepala Naya yang menatapnya dengan mata sayu."Santai saja, Mbak. Kebetulan aku masuk shift malam minggu-minggu ini."Mereka saling diam cukup lama setelahnya. Arini tersenyum lebar saat semangkuk bubur di tangannya habis dilahap Naya. Anak itu memang tidak pernah rewel dari dulu kalau masalah makanan. Apapun yang diberikan pasti dia habiskan.Sepulang Widya dari puskesmas, Arini duduk termenung menunggu jam kunjungan dokter. Tadi dia sudah minta tolong pada Widya untuk sekalian mengantarkan Rafa kalau nanti malam dia berangkat kerja. Dia tidak enak hati kalau meninggalkan Rafa terlalu lama di tempat tetangga. Kha
Read more

BAB 8 PERTENGKARAN

PERTENGKARAN Yuda menyugar rambutnya kasar. Laki-laki yang mengenakan kemeja slimfit warna grey itu tertampar dengan kalimat yang diucapkan Arini barusan. Tak ada yang salah dengan penuturan mantan istrinya. Semuanya memang kenyataan. Dua tahun laki-laki itu menghilang, bersembunyi di balik pesona kemewahan yang orangtuanya hadirkan."Rin, please. Izinkan aku bertemu Naya. Aku ayahnya." Arini mendelik. Matanya menatap penuh amarah pada laki-laki yang belakangan ini hadir kembali dalam kehidupannya. Laki-laki yang pernah dicintai sepenuh hati itu menatap Arini penuh rasa penyesalan. Sayangnya semua itu tak berarti apapun bagi Arini. Terlambat. Terlalu banyak rasa sakit yang dia torehkan pada wanita itu. Tak ada kesempatan untuk memperbaiki. Semua pintu maaf sudah dia tutup rapat-rapat. "Rin, Naya butuh pengobatan. Ayolah, jangan jadi ibu yang egois. Apa yang bisa diharapkan dari fasilitas pemerintah seperti ini? Kau hanya sedang memperparah kondisi anak kita." "Cukup!" Arini meng
Read more

BAB 9 PERGILAH, MAS!

PERGILAH, MAS!"Mas. Pergilah. Kumohon. Jangan bersikap seolah-olah tak pernah terjadi apapun di masa lalu. Jika bukan kasihan padaku, maka lakukanlah karena kau kasihan pada Naya. Anak perempuan yang sudah lupa bagaimana hangatnya dekapan seorang Ayah.Kau tahu orangtua dan calon istrimu, bukan? Membuat seorang laki-laki melupakan anak dan istrinya saja mereka mampu dan tega, apalagi hanya melakukan balas dendam pada kami atas sikapmu ini? Ingat, kau yang menginginkan semua ini, Mas! Bukan kami yang pergi, tapi kau yang pergi! Jangan bersikap seolah kami jahat karena tak memberimu kesempatan menebus kesalahan, tapi kau sendiri yang sudah melupakan momentum untuk menebus kesalahan itu sendiri. Ingat, Mas. Dua tahun bukan waktu yang singkat. Kau membuat hidup kami bagai di neraka, lalu kau sekarang datang seolah-olah tak pernah terjadi apapun dan berharap aku bersikap baik-baik saja? Apakah kau sebodoh itu sekarang, Mas?!Mari saling melupakan kalau kita pernah menjadi satu. Lupakan
Read more

BAB 10 AWAL PERTEMUAN

Widya akhirnya memilih diam. Dia membiarkan Arini menumpahkan sesak sesukanya. Isak tangis wanita dengan alis mata tebal itu memenuhi ruangan. Hidung dan pipi Arini memerah. Sesekali, dia menyeka air mata yang terus mengalir tanpa bisa dibendung lagi.Yuda Hadiwijaya, lelaki dengan segala kesempurnaannya sebagai seorang pria. Badannya tegap dengan perut yang berkotak-kotak. Ah … Arini ingat sekali, dia bahkan melotot saking takjubnya saat pertama kali melihat Yuda di malam pertama mereka. Pikirnya, bentuk tubuh seperti itu hanya dimiliki oleh para model di majalah dan televisi.Arini menengadah. Dia berusaha menahan agar air matanya tidak kembali tumpah. Tidak bisa. Keributan yang baru saja terjadi dengan mantan suaminya dan sergapan kenangan masa lalu membuat kesedihan di hatinya kembali membuncah.Arini Dafina, mahasiswa berprestasi yang menjadi kembang kampus. Dia berasal dari keluarga biasa saja. Mereka bahkan bisa dikatakan hidup dalam garis kemiskinan. Golongan orang-orang yang b
Read more
DMCA.com Protection Status