ALASKA

ALASKA

Oleh:  KEYCHA KEY  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
2 Peringkat
31Bab
3.0KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

"Jangan pernah memaksa seseorang untuk bisa menjadi yang diharapkan. Akan tetapi, biarkan dia berfikir untuk bisa menjadi lebih baik. Karena yang serius akan berubah sendirinya tanpa di minta apalagi dipaksa!" - Bhalendra Alaska Arlic ___ "Lo mau ngapain? Mau tetap bertahan? Sampai kapan, menunggu setan berubah menjadi malaikat, cinta itu cuma omong kosong Alaska, kecuali beneran jatuh di orang yang tepat!" -Johannes Azka Ini tentang Alaska, yang berkali-kali dipatahkan namun tetap bangkit dan berusaha terlihat kuat. Tentang cinta yang tak pernah bahagia, semua akan baik-baik saja jika seandainya ia tak pernah merasakan sebuah rasa cinta. Pertemuannya dengan Yesaya, tidak membuat perubahan apa-apa, melainkan sakit hati trauma yang sangat lama. Namun, saat kehadiran new person. Apakah Alaska bisa untuk membuka pintu hatinya lagi?

Lihat lebih banyak
ALASKA Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Meybutjuly
Penulisannya rapi, ceritanya juga ringan... jadi betah bacanya ...
2021-10-09 09:39:25
1
user avatar
KEYCHA KEY
Ceritanya bagus banget
2021-09-30 23:35:14
1
31 Bab

BAB 1 BERTAHAN

Langit malam kali ini begitu membuat hati semakin tenang ketika menatapnya. Terlebih saat benda angkasa menghiasinya bak lampu kamar yang menerangi temaramnya malam ini."Ka, lo mau kemana?" tanya Azka sahabat Alaska. Ia menganggetkan Alaska yang tengah melamun, pria itu membuyarkan lamunan  dengan menepuk pundaknya. “Hah,” tukas Alaska yang kaget, ia menoleh ke arah belakang tepat di mana Azka berdiri. “Makanya, jangan bengong! Kesambet baru tau rasa!” celetuk Azka pada Alaska yang menatapnya datar. “Azka, menurut lo gue pantas gak sih untuk pergi Dinner bareng Yesaya malam ini?” "Malam ini?" tanya Azka  dengan mata yang membulat pada Alaska yang menatap datar sahabatnya itu. "Iya jelas malam ini lah!” tukas pria itu lagi pada Azka yang mengangguk.  Seketika Azka menatap tajam ke arah Alaska yang masih bimbang. “Menurut gue sih la
Baca selengkapnya

BAB 2 KHAWATIR

Malam itu, Alaska memaksa untuk tetap pulang karena keadaan hatinya yang tak lagi bisa dikondisikan akibat perihnya tak dianggap dalam kalangan mereka.Meskipun demikian, Alaska hanyalah manusia biasa yang memiliki rasa kecewa dan juga perih. Terlebih saat menatap sahabat Yesaya yang seakan meremehkan dirinya, juga Yesaya yang tak menganggapnya sebagai pasangan seperti pria lain yang dibanggakan atau mungkin dihargai oleh pasangannya. Mungkin, karena rasa yang amat besar Alaska tak ingin memperlihatkan rasa kecewanya pada Yesaya kekasihnya itu."Kamu itu kenapa sih maksa banget dari tadi? Perasaan gak ada yang salah loh," bantah Yesaya terhadap ajakan Alaska yang ingin pulang."Aku cuma mau pulang by," lirih Alaska pelan pada kekasihnya itu, tapi tetap saja Yesaya tak mau dan bersikukuh untuk tetap berada di sana.Hingga perdebatan mereka itu membuat seluruh pasang mata yang ada di sana serentak menatap, seakan tengah menyaksikan sinetron dalam layar leba
Baca selengkapnya

BAB 3 HARAPAN TAK SESUAI KENYATAAN

 Pagi ini Alaska tampak sibuk, ia krasak-krusuk sendirian tak menentu yang membuat Azka menatapnya heran. Bahkan Alaska yang kali ini tampak rapi entah kemana. Padahal ini masih terlalu pagi. "Ka, mau kemana pagi-pagi gini?" tanya Azka pada Alaska yang tak dapat menahan rasa penasarannya itu."Mau ke kampus,""Sekarang? Kok cepet banget?" tanya Azka lagi."Gue mau ke kampus Ka, gue mau ketemu sama Yesaya, karena hari ini dia pasti datang pagi. Gue khawatir dia kenapa-napa," pungkas Alaska lagi dengan terburu seraya memakai tali sepatunya yang bersiap akan berangkat."Yaelah Alaska Arlic, positif thinking aja kali. Siapa tau aja, semalam itu dia gak kabarin lo karena handphone-nya mati, atau baterainya lowbet, kan bisa aja, jangan nethink dulu dong," pungkas Azka yang berusaha menenangkan sahabatnya yang tampak amat gelisah pagi ini."Bukan itu masalahnya Azka, gue itu tau gimana pacar gue. Dia gak akan
Baca selengkapnya

BAB 4 KECEWA

laska yang kini berada di kamarnya membenamkan wajahnya di bantal, ia menumpahkan seluruh kesedihan hatinya di atas bantal yang membuatnya kecewa dan lelah. Azka yang semakin kepo ingin menguping lalu masuk ke dalam kamar, namun sayangnya kepala Azka harus terbentur karena pintu kamar dikunci oleh Alaska yang mungkin ingin sendiri."Alaska, yaelah lo kunci pintu kamar, parah amat dah," omel Azka dari balik pintu kamar setengah menggerutu pada sahabatnya itu."Alaska buka pintunya, gue mau masuk," teriak Azka lagi."Gue lagi pengen sendiri, ntar aja lo masuknya," jawab Alaska dari dalam kamar dengan suara yang berat sehabis menangis."Tapi lo seriusan gak apa-apa kan, Ka? Kayak anak perawan aja lo masuk kamar langsung dikunci pintunya," ejek Azka dari luar kamar seraya tertawa. Tapi tak ada tanggapan dari Alaska karena ia anggap bacotan Azka itu tidak begitu penting. Yah, semacam angin lalu. Alaska pun hanya terdiam membenamkan wajahnya di balik bantal.
Baca selengkapnya

BAB 5 BINGUNG DAN PATAH HATI

Mereka kembali menjalankan kegiatannya seperti biasanya. Menjadi mahasiswa, dan pusat perhatian bagi siswi di sana. Sebenarnya Alaska sedikit risih, karena ia tak suka dipandangi oleh orang banyak. Kedua pria itu berjalan bersamaan, berjalan menyusuri lorong kampus juga dengan gaya coolnya. “Alaska,” “Alaska gue bawain lo makanan nih,” “Alaska makin ganteng banget sih,” “Alaska i love you,” Suara-suara berisik itu saling bersahutan, bahkan tak hanya Alaska yang mendengarnya, ada Azka juga mahasiswa lainnya yang berada di sana. Akan tetapi semua bersikap biasa layaknya tak mendengarnya apa-apa.Karena itu sudah menjadi hal biasa dan tak perlu ditanyakan lagi. “Lo bisa denger kan? Berapa banyak cewek yang tergila-gila sama lo? Lo bisa liatkan, seberapa cakepnya lo? Tapi kenapa masih insecure dan gak percaya diri sih Alaska!&
Baca selengkapnya

BAB 6 ROMEO YANG TERSAKITI

Satu jam berlalu. Masih terdengar teriakan, dan juga suara keras dari balik pintu di tempat Alaska duduk. Ia ingin menekan bel tamu, namun ternyata nyalinya tak senekat itu. Mau ditunggu sampai kapan perdebatan itu usai. Hingga akhirnya, Alaska memutuskan untuk meninggalkan rumah Yesa, dan memilih untuk kembali ke rumah. “Den, masih belum dibuka ya pintunya?”Suara itu membuat Alaska kaget, dan sontak menoleh ke belakang. “Eh, Kang? Belom. Kayaknya, Alaska pulang dulu aja kali ya? Soalnya di dalam juga kayaknya ada masalah, gak enak,” tukas Alaska pada kang kebun yang menatap nanar anak muda yang berada di hadapannya itu. “Biasa Den, cekcok antara suami istri. Kalo gitu, ya udah den Alaska pulang dulu. Besok pagi, ke sini lagi,” “Okey kang, makasih banyak ya. Alaska pamit pulang dulu,” pamit pria itu seraya membungkukkan tubuhnya pada kang kebun yang tersenyum salu
Baca selengkapnya

BAB 7 BERFIKIR

telah kejadian tadi, Alaska tampak mengurung diri di kamarnya.Ternyata begini rasanya jadi dewasa?Harus jauh dari keluarga, dipatahkan oleh cinta dan harus menjadi diri sendiri dalam peliknya dunia yang fana.Susah yah jadi dewasa, apalagi mencintai wanita yang separo hati mencintai kita. Padahal, cinta seorang Alaska sama luasnya dengan Langit yang terbentang di atas sana. Teramat luas, bahkan tak berujung. Tapi, kenapa masih ada wanita sepicik itu yang membuat Alaska harus terjatuh dalam lembah lukanya?"Alaska, lo mikirin apa sih cuy?" timpal Azka yang sontak menepuk bahu Alaska yang tengkurap memainkan ponselnya di dalam kamar."Gak lagi ngapa-ngapain," singkat Alaska."Etdah bocah, singkat amat jawabnya,""Menurut lo gue gebukin cowok brengsek tadi itu salah gak ya? Apa gue harus minta maaf? Secara gue udah bikin Yesa kecewa Ka?"Pertanyaan Alaska yang dilontarkannya membuat Azka syok, dan makanan yang ia telan pun, menj
Baca selengkapnya

BAB 8 RAPUH

aska masih melamun, karena kegundahan dan resah masih melanda hatinya. Terutama handphone yang masih ia otak-atik menunggu kabar dari Yesa yang tak kunjung datang. Padahal ia amat mencintai kekasihnya itu dan amat takut kehilangannya.Sekalipun ia tau, jika Yesa tak lagi mencintainya, dan telah mengatakan putus. Dan meskipun berulang kali Azka memintanya untuk menjauh, tapi semakin ia menjauh, semakin besar rasanya terhadap Yesa."Alaska! Nanti pergi kampus, gue naik angkutan umum aja ya!" tukas Azka pada Alaska."Loh kenapa? Kok gak bareng gue aja?""Iya lagi pengen menikmati suasana angkutan umum aja gue," tukas Azka lagi seraya menepuk pundak Alaska yang hanya mengangguk dan kembali melanjutkan lamunannya seraya menatap layar ponsel yang kini ada di genggamannya."Lo kenapa sih wajahnya remuk banget? Masih mikirin Yesa ya?" tanya Azka lagi yang sontak membuat Alaska berdecak."Iya masih lah Ka, gue mikirin dia lagi apa sekarang," jawab Al
Baca selengkapnya

BAB 9 BAIKKAN

Alaska kali ini tengah berfikir keras di taman kampusnya. Ia berfikir kenapa harus dia yang berada di posisi ini?Di saat dirinya menaruh harapan malah di kecewakan. Terlintas dalam benak pria itu. Akan suatu hal yang terjadi di rumah Yesa saat ia datang berkunjung. Akhir-akhir ini, banyak yang terjadi bahkan saat ia ingin memperbaiki hubungannya dengan Yesa. “Woy! Kenapa lo?” Kaget Azka pada Alaska yang masih melamun dengan tatapan datar. “Gak apa-apa. Baru dateng aja, lu?” tanya Alaska spontan pada Azka yang malah cengengesan. “Eh, katanya sekarang kelas on time! Ayok buruan ke aula!” ajak Azka seraya menyeret tangan Alaska untuk bergegas menguntit cengengesan.*** Heran deh, Alaska itu mentalnya terbuat dari apa sih? Ampe masih berani datang ke rumah Yesa hanya karena alasan masih cinta. Bahkan ia juga gak mikir kalo nanti dia bakalan kecewa.&nbs
Baca selengkapnya

BAB 10 TOURING

 Setelah menemui Yesa di rumahnya, membuat Alaska merasa lega. Karena setidaknya ia bisa meyakinkan tambatan hatinya bahwa ia bisa menjadi yang terbaik.Alaska yang kini mengendarai kembali motornya menuju rumah kost dan akan segera beristirahat lalu menceritakan hal yang baru saja terjadi pada sahabatnya Azka.Brrrmmm....Brrrmmm...Brrrmmm ..."Alaska, heh! Berisik tau gak? Itu motor bebek lo, bikin tetangga emosi! Belum lagi asapnya bikin polusi Alaska!" gerutu Azka pada Alaska itu seraya terkekeh."Biarin, gue lagi panasin motor gue dulu," jawab Alaska lagi pada sahabatnya itu."Iya panasin motor sih boleh, tapi gak gitu juga kali, Ka! Yang ada tetangga pada marah sama lo. Lagian yang tinggal di sini itu bukan cuma lo doang!" omel Azka pada Alaska yang akhirnya dengan terpaksa menghentikan tingkahnya yang membuat sahabatnya itu naik pitam."Gak bakalan ada yang marah juga, Azka!" santai Alaska lalu masuk ke dal
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status