Semua Bab Kebangkitan Si Pupil Ganda: Bab 1 - Bab 10

50 Bab

Bab 1

“Dasar buta! Cepat kemas barangmu dan keluar dari rumahku!”Di vila Keluarga Kunjono, Irene Kunjono berjalan ke ruang bawah tanah, di mana Albert Saputra tinggal. Kemudian, dia membentak Albert Saputra yang sedang berlutut sambil mengepel lantaiAlbert tidak mendongak maupun bersuara. Dia hanya lanjut mengepel lantai. Irene pun menendangnya hingga dia terpental ke lantai.“Dasar buta! Aku lagi ngomong sama kamu! Sialan! Kamu sudah tuli?”Albert bangkit dengan perlahan. Kedua matanya telah buta sehingga dia hanya dapat melihat kegelapan yang tak berujung.“Aku akan pergi, tapi kembalikan dulu barang milikku,” ucap Albert.“Barang milikmu itu apa? Kornea mata? Saham Grup Bintang Mulia?” Irene tertawa mengejek dan melanjutkan, “Dasar buta! Jangan mimpi di siang bolong! Mana ada lagi barang milikmu sekarang? Seluruh Grup Bintang Mulia sudah jadi milik keluarga kami. Bahkan nyawamu itu juga milik keluarga kami. Kamu harus bersyukur aku nggak langsung menghabisimu, cuma usir kamu dan biarka
Baca selengkapnya

Bab 2

Albert berada dalam keadaan tidak sadarkan diri cukup lama. Dia juga bermimpi aneh. Ketika dia tiba-tiba membuka mata lagi, itu sudah keesokan paginya. Begitu melihat seorang lelaki tua beruban duduk di hadapannya, dia pun tercengang.“Nak, nggak usah takut. Aku sudah obati matamu dan semua lukamu,” ujar lelaki tua itu dengan nada ramah dan hangat.Albert diam-diam mencubit dirinya. Cubitan itu sangat sakit. Itu berarti dia bukan sedang bermimpi, tetapi otaknya terasa sangat kacau.“Aku akan segera mati. Sebelum mati, aku sangat terhibur karena punya seorang penerus sepertimu.” Lelaki tua itu melambaikan tangannya pada Albert dan melanjutkan, “Cepat bersujud dan akui aku sebagai gurumu. Habis itu, aku akan jelaskan semuanya secara rinci padamu.”Albert langsung bersujud kepada lelaki tua itu tanpa ragu dan memanggilnya guru.Lelaki tua itu mengusap kepala Albert, lalu berkata sambil tersenyum, “Anak baik! Duduklah. Kamu harus ingat baik-baik apa yang Guru katakan selanjutnya dan jangan
Baca selengkapnya

Bab 3

“Bajingan! Lepaskan aku! Kalau nggak, kubunuh kamu!”Sebelum Melly selesai berbicara, Albert sudah menamparnya. Tamparan ini membuat Melly tercengang. Dia tidak menyangka Albert yang biasanya lemah dan pengecut berani memukulnya.“Bajingan! Mau mati kamu!”Dengan status Melly sekarang, mana mungkin dia terima ditampar dan dihina oleh Albert. Dia langsung murka dan meronta dengan sekuat tenaga. Hanya saja, dia tidak menyangka Albert tiba-tiba berubah menjadi begitu kuat. Rontaannya sama sekali tidak berguna.Dalam dua tahun terakhir, Albert dikurung dan disiksa oleh Melly serta Irene tanpa memiliki kekuatan untuk melawan. Saat ini, situasinya sudah berbalik dan giliran Melly yang menjadi mangsa Albert.Plak! Albert menampar Melly sekali lagi.“Melly, sepertinya kamu masih belum sadar. Sekarang, nyawamu ada di tanganku. Aku bisa membunuhmu kapan saja. Kamu masih berani mengancamku? Sebaiknya kamu berhenti bersikap arogan!” seru Albert sambil mencekik leher putih Melly. Albert merasa san
Baca selengkapnya

Bab 4

Berhubung Johannes sudah meminta maaf, Albert juga tidak mempermasalahkan sikap Adeline lagi. Dia lanjut berlutut di depan makam orang tuanya. Sementara itu, Johannes membawa pengawal dan Adeline berjalan ke samping.“Ayah, orang itu terlalu nggak tahu malu! Kamu nggak tahu, dia itu penjudi yang punya utang besar! Dia juga ditangkap karena pakai narkoba, makanya Keluarga Luinda batalkan perjanjian nikah mereka. Kalau bukan karena Melly punya kemampuan hebat, sedikit aset orang tuanya itu pasti sudah dihabiskannya!”“Selain itu, kalau bukan karena perlindungan Melly, dia pasti sudah dihabisi sama para rentenir! Menurutku, dia pasti mengumpat Melly nggak tahu berterima kasih karena Melly melarangnya berjudi. Sebenarnya, dia sendiri yang nggak tahu diri!”“Gimana kamu tahu semua ini?” tanya Johannes.“Melly bekerja sama dengan perusahaan kita. Aku pernah menemuinya beberapa kali dan lumayan kagum sama dia. Aku juga pernah dengar sedikit gosip mengenai Keluarga Saputra darinya.”“Melly ...
Baca selengkapnya

Bab 5

Meskipun sangat tidak rela, Adeline mau tak mau meminta maaf dengan asal karena terintimidasi oleh Johannes. Namun, Albert juga malas mempermasalahkan hal ini dengannya.“Yang kamu dengar belum tentu adalah fakta. Sebagai orang yang masih muda, kamu seharusnya punya kemampuan untuk menilai sendiri, bukan langsung menghakimi orang berdasarkan gosip yang kamu dengar,” ujar Albert dengan acuh tak acuh.“Memangnya kamu itu siapa? Apa hakmu menasihatiku!” seru Adeline dengan marah.Johannes memelototi Adeline, lalu berkata pada Albert, “Sobat, tolong maafkan dia.”Albert melambaikan tangannya dan menjawab, “Kamu nggak usah basa-basi denganku lagi. Aku sudah selamatkan nyawamu. Kamu seharusnya bayar biaya pengobatannya.”“Benar, benar. Sudah seharusnya aku bayar biaya pengobatannya. Berapa biaya pengobatanmu?” tanya Johannes.Alasan Albert menyelamatkan Johannes murni demi uang. Sejak keluar dari vila Keluarga Kunjono, dia tidak memiliki status maupun uang. Jadi, dia harus mencari cara untuk
Baca selengkapnya

Bab 6

“Diam kamu! Kalian pasti sekomplotan! Kamu cuma mau manfaatkan kesempatan untuk melarikan diri, ‘kan!” Adeline yang sudah sangat ketakutan hanya bisa melimpahkan amarahnya pada Albert. Dia lanjut berseru, “Ayah, cepat bunuh dia!”Johannes tentu saja juga tidak percaya bahwa Albert dapat menolong mereka. Dia merasa Albert hanya ingin mencari alasan untuk turun dari mobil. Baru saja Johannes ingin menarik pelatuk, pistol di tangannya tiba-tiba hilang karena sudah diambil Albert.  Dia bahkan tidak melihat jelas bagaimana Albert merampas pistolnya.“Kalau aku mau bunuh kalian, kalian semua sudah mati di atas gunung tadi.”Setelah merasa panik untuk sesaat, Johannes langsung mengambil keputusan. “Oke! Selama kamu bisa selamatkan kami! Aku akan kasih kamu 200 miliar.”Albert melempar kembali pistolnya kepada Johannes, lalu turun dari mobil.“Ayah, kamu benar-benar percaya dia punya kemampuan untuk menolong kita?” Adeline masih merendahkan Albert sampai sekarang.“Memangnya kita masih punya
Baca selengkapnya

Bab 7

Johannes memiliki seorang putra dan dua putri. Putranya, Austin Mulyadi tidak tertarik pada dunia bisnis dan memilih untuk terjun ke dunia politik. Kariernya memelesat mulus tanpa hambatan dan dia sudah dipindahkan ke Provinsi Nanduri.Alyssa adalah anak kedua Johannes dan merupakan ratu bisnis. Sekarang, dia memimpin Grup Makmur Jaya yang didirikan Johannes. Hanya dalam waktu beberapa tahun, dia berhasil memperluas skala perusahaan secara signifikan dan membuatnya menjadi salah satu perusahaan terkemuka di Kota Lokis.Oleh karena itu, Johannes baru dapat pensiun lebih awal. Dia menyerahkan seluruh kekuasaan atas Grup Makmur Jaya kepada Alyssa.Anak bungsunya, Adeline lebih temperamental dan menyukai bela diri. Dia berguru dengan Hardi Cempaka, salah satu dari empat master di Kota Lokis.Mobil Alyssa memiliki aroma yang harum. Albert mau tak mau merasa agak gugup. Bagaimanapun juga, yang duduk di sampingnya saat ini adalah Alyssa yang tak terjangkau.“Dokter Albert, terima kasih banyak
Baca selengkapnya

Bab 8

Albert tidak ingin mengungkit terlalu banyak hal pribadi dengan orang luar. Namun, Alyssa malah lanjut menunjukkan sikapnya.“Dengan kemampuanmu sekarang, menghadapi Melly adalah hal yang sangat mudah. Aku juga bersedia membantumu.”“Aku nggak terburu-buru kok. Justru lebih menyenangkan kalau aku menemaninya bermain secara perlahan,” jawab Albert sambil tersenyum penuh arti.Alyssa diam-diam bergumam dalam hati, ‘Melly, kamu punya reputasi yang sama denganku. Baik dalam kemampuan atau kecantikan, aku belum tentu bisa mengalahkanmu. Tapi, kamu pada akhirnya akan kalah dariku.’‘Kamu sudah melewatkan orang seberharga Albert, sedangkan aku malah bisa menjalin hubungan baik dengannya. Kalau nggak, kelak kamu mungkin bisa jatuhkan Keluarga Mulyadi hanya dengan statusmu sebagai ibu angkatnya.’Dalam setahun ini, Melly makin berkuasa dan mulai menunjukkan kecenderungan untuk mengalahkan Alyssa. Dalam komunitas Kota Lokis, ada orang yang mengatakan bahwa meskipun Alyssa sangat cantik, dia teta
Baca selengkapnya

Bab 9

Albert tetap bersikap tenang, sedangkan Jesslyn dan staf toko lainnya langsung tercengang.Kecantikan dan aura yang dimiliki Alyssa bahkan dapat membuat para wanita merasa cemburu setelah melihatnya. Kenapa wanita secantik ini malah menyukai seorang penjudi? Bukankah itu sangat menyia-nyiakan kecantikannya?“Memangnya kenapa meski dia itu pacarmu? Toko kami nggak terima seorang junkie dan penjudi,” dengus Jesslyn.“Berisik banget sih kamu! Kenapa Gucci punya staf seperti kamu dan orang sepertimu juga bisa jadi kepala toko?” Alyssa mengerutkan keningnya.“Aku sudah peringati kamu, tapi kamu bukannya berterima kasih padaku. Aku memang kepala toko ini. Apa urusannya itu denganmu? Kalau aku nggak mau jual barang kepada kalian, kalian bisa apa? Kalau hebat, laporkan saja aku!” Mentang-mentang pacarnya adalah manajer toko, Jesslyn juga sama sekali tidak takut dan sekalian memaki Alyssa.Alyssa pun menunjukkan ekspresi dingin. Dia menjawab dengan mendominasi, “Aku bisa apa? Aku bisa membuatm
Baca selengkapnya

Bab 10

Freya juga merupakan orang yang kejam dan tidak banyak berbicara. Dalam keadaan jengkel, dia langsung mengangkat tangannya untuk menampar Alyssa.Alyssa tidak berlatih bela diri dan sama sekali tidak siap untuk menghadapi reaksi Freya. Namun, Albert yang berdiri di sampingnya tidak mungkin berpangku tangan. Dia langsung menahan pergelangan tangan Freya.“Kamu masih ingin main tangan?” ujar Alyssa dengan ekspresi dingin. Dia tidak menyangka Freya akan bersikap begitu semena-mena dan berani menamparnya.“Memangnya kenapa kalau aku menamparmu? Aku bisa menampar siapa pun dengan sesuka hatiku! Hari ini, aku harus menampar mulutmu yang kotor itu sampai bengkak!” Freya berusaha melepaskan diri dari cengkeraman Albert supaya bisa lanjut menampar Alyssa. Tak disangka, cengkeraman Albert sangat kuat dan dia sama sekali tidak dapat menarik kembali tangannya.“Dasar pecundang! Lepaskan aku!” bentak Freya.“Freya, ada orang yang nggak sanggup kamu singgung,” balas Albert sambil melepaskan tangan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status