Home / Urban / Kebangkitan Si Pupil Ganda / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Kebangkitan Si Pupil Ganda: Chapter 21 - Chapter 30

50 Chapters

Bab 21

Sesuai dugaan, semua orang terpengaruh oleh kata-kata Lillian. Ada lumayan banyak orang yang mulai merasa cemburu. Bagaimanapun juga, 9,8 miliar adalah jumlah uang yang bahkan tidak mampu dihasilkan banyak orang meskipun bekerja keras seumur hidup.“Makanya! Nak, kamu serakah banget! Bisa hasilkan 9,8 miliar sudah cukup banyak!”“Hal ini berkaitan dengan nyawa orang. Kamu jangan terlalu matre! Cepat jual obat herbal itu pada Nona Lillian!”“Orang sepertinya sudah dibutakan oleh ketamakan. Dia merasa 9,8 miliar sedikit? Dasar nggak tahu bersyukur!”Dalam sekejap, situasinya pun berubah. Albert menjadi sasaran kritik semua orang, juga dicemooh dan dikatakan sebagai orang yang serakah.Melihat situasi ini, Lillian merasa sangat puas dan melirik Albert dengan tatapan penuh provokasi. Dia mengira Albert sudah kalah dan mau tak mau harus menjual rumput air liur naga kepadanya. Namun, dia terlalu meremehkan Albert.Albert tidak peduli pada pandangan dan kritik orang lain terhadapnya. Dia juga
Read more

Bab 22

Thomas langsung memasang kuda-kuda. Tangan kirinya menggunakan teknik cengkeraman besar, sedangkan tangan kanannya menerapkan cengkeraman kecil. Dengan kekuatan penuh yang mengalir ke kelima jarinya, kedua teknik itu berpadu dengan sempurna. Serangan Thomas terlihat ganas dan mematikan. Jika berhasil mencengkeram sendi lawan, dia bisa langsung meremukkannya dalam sekejap.Sekarang, Albert memang telah mencapai Alam Sejati. Namun, pengalaman bertarungnya masih sangat terbatas. Ada banyak teknik kultivasi yang belum benar-benar dikuasainya secara mendalam.Saat menghadapi petarung Alam Fana, Albert bisa mengalahkan mereka dengan mudah. Namun, jika lawannya juga adalah seorang master Alam Sejati, pengalaman bertarung akan menjadi faktor penentu.Basis kultivasi tidak selalu menentukan kekuatan bertarung yang sesungguhnya. Pengalaman bertarung, teknik bertarung, serta pemahaman mendalam terhadap seni bela diri juga menjadi faktor krusial dalam menentukan kemenangan.Albert tidak terburu-b
Read more

Bab 23

“Orang yang nggak kompeten memang suka lontarkan kata-kata arogan.”Setelah melontarkan ejekan itu, Albert langsung berjalan keluar dari Klinik Taufik.“Ah! Aku mau membunuhnya! Aku mau dia mati!” seru Thomas dengan murka.Thomas yang sudah terbiasa bertindak arogan sebenarnya ingin menunjukkan kehebatannya di hadapan Lillian. Tak disangka, dia malah mempermalukan dirinya. Dia pun sangat membenci Albert dan ingin langsung mengulitinya.Albert berjalan keluar dari Klinik Taufik dengan santai. Tidak ada yang berani mengadangnya. Orang-orang malah secara refleks membuka jalan baginya.Lillian tidak sempat mengkhawatirkan Thomas yang terluka. Rumput air liur naga adalah obat herbal yang dapat menyelamatkan nyawa ayahnya. Dia harus mendapatkannya dengan cara apa pun. Jadi, dia segera mengejar Albert.Albert membuka pintu dan hendak naik ke mobil.“Berhenti!” Lillian menyusul keluar dan mengadang di samping mobil.Albert bertanya, “Kamu mau rampas barang orang lain secara paksa?”“Aku nggak
Read more

Bab 24

Lillian yang duduk di mobil Albert juga merasa agak gugup dan khawatir.“Rumah sakit mana?” tanya Albert.“Rumah Sakit Utama Lokis.”Albert menyalakan mesin mobil, lalu melaju ke rumah sakit itu.Lillian menyeka air matanya dan bertanya, “Gimana kamu bisa selamatkan ayahku? Kata Dokter Taufik, dia benar-benar butuh rumput air liur naga.”“Itu karena keterampilan medisnya kurang oke,” jawab Albert.“Dokter Taufik itu dokter genius yang paling terkenal di Kota Lokis. Dia sudah mengobati banyak penyakit aneh, tapi kamu malah bilang keterampilan medisnya nggak oke?”“Di hadapanku, dia masih belum layak disebut dokter genius.”Begitu mendengar ucapan Albert, Lillian pun menggigit bibirnya. Jika bukan karena tidak berani menyinggung Albert, dia benar-benar ingin mengejek Albert yang dapat membual dengan begitu tidak tahu diri.“Apa itu berarti keterampilan medismu sangat tinggi?” tanya Lillian.“Pokoknya, lebih tinggi dari Taufik.”  Lillian tentu saja tidak percaya pada ucapan Albert. Dia b
Read more

Bab 25

Taufik terlebih dahulu bersuara. “Kamu yang melukai putraku?”“Putramu sendiri yang lemah, tapi malah bersikeras mau ikut campur. Bukannya wajar dia diberi pelajaran?” jawab Albert.“Bajingan! Arogan sekali kamu! Di Kota Lokis, bahkan empat master juga harus menghormatiku. Kamu malah berani melukai putraku?” seru Taufik dengan marah.“Aku sudah melukainya. Kamu mau balaskan dendam putramu? Silakan,” jawab Albert sambil mengangkat alisnya.“Kamu!” Taufik memiliki keterampilan medis yang tinggi, tetapi kemampuan bela dirinya sama sekali tidak sebanding. Dalam sekejap, dia pun tidak dapat melakukan apa-apa terhadap Albert.“Dasar bajingan! Aku akan habisi kamu hari ini juga!” maki Taufik dengan penuh niat membunuh.“Serahkan rumput air liur naganya padaku. Dengan begitu, aku nggak akan permasalahkan lagi tentang kamu yang melukai putra Dokter Taufik.”Saat ini, Vera hanya ingin mendapatkan rumput air liur naga. Ketika berbicara, dia juga memberi isyarat mata kepada Taufik untuk bekerja sa
Read more

Bab 26

Setelah mendengar ucapan Taufik dan orang lainnya, Vera juga setuju. Dia juga tidak percaya seorang anak bau kencur memiliki keterampilan medis yang tinggi. Baginya, bualan Albert hanya akan mempermalukan dirinya sendiri.“Albert, kamu punya cara apa untuk sembuhkan ayahku? Cepat ngomong!” tanya Lillian meskipun dia juga merasa curiga pada kemampuan Albert.“Kalau mau aku obati pasiennya, bukannya aku harus periksa keadaannya dulu?” jawab Albert.“Nggak usah! Kamu cuma perlu serahkan rumput air liur naga. Kamu masih nggak berhak untuk mengobati orang.” Vera sudah tidak ingin lanjut menghabiskan waktu dengan berbicara omong kosong dengan Albert.“Ibu, gimana kalau kita biarkan saja dia mencobanya?” tanya Lillian dengan masih menaruh sedikit harapan.“Nona Lillian, keadaan ayahmu sudah nggak bisa ditunda. Kita nggak punya waktu untuk biarkan dia mencoba lagi,” ujar Taufik dengan nada sinis.Lillian merasa sangat serbasalah. Tepat pada saat ini, ponselnya tiba-tiba berbunyi. Setelah meng
Read more

Bab 27

Namun, Alyssa malah langsung berjalan ke hadapan Albert dan tersenyum sambil bertanya, “Pak Albert, kok kamu ada di sini?”“Awalnya, aku mau obati Pak Antony. Tapi, ada orang yang meremehkanku. Waktu aku mau pergi, mereka malah mau merampas barangku,” jawab Albert sambil mengangkat bahunya dengan acuh tak acuh.“Dengan keterampilan medismu, siapa di seluruh Kota Lokis dan bahkan Provinsi Nanduri yang berani meremehkanmu?”Alyssa melontarkan ucapan itu di depan semua orang tanpa ragu. Dia sama sekali tidak peduli pada harga diri Taufik dan sekelompok pakar rumah sakit. Namun, dia adalah Alyssa Mulyadi dan berani berkata seperti itu. Meskipun Taufik dan yang lain merasa kesal dan tidak terima, mereka juga hanya bisa bersabar.“Kak Alyssa, kamu kenal sama dia? Selain itu, kok kamu panggil dia dengan panggilan begitu hormat?” tanya Lillian dengan kurang percaya.Orang lainnya juga merasa bingung. Dengan status dan kedudukan Alyssa, kenapa dia bersikap begitu hormat terhadap seorang penjudi
Read more

Bab 28

Vera juga tahu Alyssa itu orang seperti apa. Dia berani menggunakan nyawanya dan reputasi Keluarga Mulyadi untuk membuat jaminan. Itu sudah cukup untuk membuktikan bahwa pemuda ini benar-benar berkemampuan.Hal ini berkaitan dengan hidup dan mati suaminya, Vera mau tak mau juga harus mengesampingkan harga dirinya dan meminta maaf pada Albert, “Maaf, Pak Albert, kami sudah menyinggungmu tadi. Suamiku benar-benar lagi sekarat. Aku harap kamu nggak permasalahkan lagi hal sebelumnya dan menolong suamiku. Keluarga Salim pasti akan mengingat jasamu ini.”Alyssa juga berjalan ke sisi Albert dan berbisik, “Bantulah mereka. Pak Antony itu orang dan pejabat yang baik.”“Ya sudah deh.” Albert mengangguk, lalu menyerahkan kotak berisi rumput air liur naga kepada Alyssa sebelum berjalan ke samping ranjang pasien.“Bu Vera, berhubung kamu memilih untuk percaya padanya, aku ngomong kasarnya dulu. Kalau terjadi sesuatu pada Pak Antony, itu bukan tanggung jawabku.” Kemudian, Taufik menunjuk ke arah Alb
Read more

Bab 29

Lillian bertambah yakin pada kemampuan Albert setelah mendengar keakuratan analisisnya.“Kamu juga tahu Pak Antony terkena Racun Embun Beku?” tanya Taufik dengan terkejut.Racun Embun Beku sangatlah langka dan cara pengobatannya juga sangat sulit. Jangankan mendiagnosisnya, orang biasa bahkan tidak pernah mendengar tentang racun ini. Lyman dan sekelompok pakar rumah sakit ini juga tidak mampu mendiagnosisnya. Intinya, rumput air liur naga diperlukan dalam semua cara pengobatannya.Albert lanjut berkata, “Pak Antony bukan kena Racun Embun Beku, melainkan Racun Embun Fosfor yang lebih rumit lagi.”“Sembarangan! Apa itu Racun Embun Fosfor! Aku bahkan nggak pernah mendengarnya,” bantah Taufik.“Gejala Racun Embun Fosfor sama dengan gejala Racun Embun Beku, yang mana dapat menyebabkan pembekuan pembuluh darah. Tapi, Racun Embun Fosfor juga mengandung racun api fosfor yang mengitari meridian jantung.”“Kalau kamu pakai cara konvensional untuk menawarkan racun, seperti mengonsumsi obat yang m
Read more

Bab 30

Albert tidak ingin berdebat dengan Taufik lagi. Dia berjalan ke samping ranjang pasien, lalu mengeluarkan jarum akupunktur. Menawarkan Racun Embun Fosfor di tubuh Antony adalah hal yang sangat sulit bagi orang lain. Seperti Taufik, keterampilan medisnya sebenarnya lumayan bagus, tetapi dia juga tidak dapat menawarkan racun ini. Hanya saja, itu adalah hal yang sangat mudah bagi Albert.Melihat Albert hendak memulai pengobatan, Taufik dan beberapa pakar berjalan mendekat supaya dapat menyaksikannya secara langsung. Sebenarnya, ucapan Albert tadi sudah cukup untuk menundukkan Lyman dan para pakar rumah sakit. Jika Albert dapat menyembuhkan Antony, dia benar-benar patut diagungkan.Albert terlebih dahulu mengambil tujuh jarum akupunktur dan menancapkannya ke tujuh titik akupunktur di tubuh Albert. Ketujuh titik akupunktur itu terlihat sedikit bergetar di tangan Albert, seolah-olah sedang menari. Begitu jarum ditancapkan, ujung jarum terlihat seperti dilapisi embun.“Ini ... bukannya ini T
Read more
PREV
12345
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status