Semua Bab Kebangkitan Si Pupil Ganda: Bab 11 - Bab 20

50 Bab

Bab 11

Kevin menendang Jesslyn dua kali dengan kuat. Ekspresinya dipenuhi dengan niat membunuh. Sementara itu, Jesslyn buru-buru merangkak ke hadapan Alyssa dan Albert.“Maaf, Bu Alyssa. Aku terlalu buta. Aku harap kamu bermurah hati dan maafkan aku. Aku nggak akan berani mengulanginya lagi.” Ketika berbicara, Jesslyn juga menampar dirinya dengan kuat sebanyak dua kali.“Kamu seharusnya minta maaf sama Albert, bukan aku,” kata Alyssa.Jesslyn pun buru-buru berlutut di depan Albert dan memohon, “Albert, maaf! Aku yang salah. Aku nggak seharusnya ucapkan kata-kata seperti itu. Aku terlalu meremehkanmu. Kita ini teman sekelas dulunya, aku mohon berilah aku sebuah kesempatan. Aku nggak mau ditenggelamkan ke Sungai Lokis, juga nggak mau kehilangan pekerjaanku!”Jesslyn tahu jelas bahwa Kevin tidak mungkin hanya asal bicara. Dia benar-benar mungkin menenggelamkan orang ke Sungai Lokis.Albert tidak menunjukkan reaksi apa pun. Jadi, Jesslyn merasa makin ketakutan. Dia menampar dirinya lagi sampai mu
Baca selengkapnya

Bab 12

Setelah berbelanja pakaian, Albert dan Alyssa pergi ke restoran yang terletak di lantai tertinggi Judiga Plaza.“Kamu tahu siapa yang buka restoran ini?” tanya Alyssa setelah mereka duduk di ruang privat.“Tentu saja. Dulu, aku juga anak orang kaya yang pernah makan di sini,” jawab Albert sambil tertawa.Pemilik restoran ini adalah Hailey Loranda, salah satu dari empat master Kota Lokis.“Kamu pernah ketemu sama Hailey secara langsung?”Albert menggeleng dan menjawab, “Setahuku, Master Hailey itu orang yang paling berpengalaman dan merendah dari empat master Kota Lokis. Cuma sedikit orang yang pernah ketemu sama dia.”“Ketiga master lainnya mendirikan akademi sendiri dan menerima murid, atau jadi penguasa sebuah wilayah dengan kedudukan tinggi. Cuma dia seorang yang buka restoran dan meneliti tentang kuliner. Dia memang unik.”Alyssa lanjut bertanya, “Kamu rasa, Hailey itu orang umur berapaan?”“Kalau dinilai dari namanya, dia seharusnya seumuran kita. Tapi, berhubung dia itu orang yan
Baca selengkapnya

Bab 13

Pada saat yang sama, di Vila Dihari nomor 19 yang mana merupakan vila Keluarga Liunda.Freya berjalan masuk ke ruang baca Charles“Ayah, Ibu, aku ketemu Albert hari ini.”“Oh? Dia sudah pulang ke dalam negeri?” tanya Charles dengan terkejut.“Emm.” Freya mengangguk.“Sayang sekali, masa depan Albert yang harusnya cerah jadi hancur. Kematian orang tuanya sudah berikan pukulan yang sangat besar baginya, makanya dia baru terlibat narkoba dan perjudian. Sebenarnya, aku juga punya tanggung jawab. Aku benar-benar merasa bersalah pada mendiang Kak Harris,” ujar Charles sambil menghela napas.“Apa yang perlu disayangkan! Itu akibat perbuatannya sendiri. Untung saja dia sudah tunjukkan sifat aslinya. Kalau nggak, bukannya putri kita yang akan hidup menderita dengan menikahinya?” balas Paula, istrinya Charles dengan tampang cemberut.“Yang dikatakan Ibu benar. Dia sendiri yang hancurkan masa depannya. Apa hubungannya itu dengan kita!” dengus Freya.“Gimana keadaannya sekarang? Kenapa kamu nggak
Baca selengkapnya

Bab 14

Di vila Keluarga Kunjono.Melly menelepon Wina dan bertanya, “Gimana? Kamu sudah ketemu Albert?”“Belum. Aku nggak tahu dia sembunyi di mana,” lapor Wina.“Orang buta sepertinya bisa lari ke mana? Cepat temukan dan bunuh dia!”Begitu teringat kejadian tadi pagi, Melly sama sekali tidak dapat menekan amarah dan niat membunuhnya.“Memangnya perlu sampai begitu? Aku bahkan belum mau membunuhmu, tapi kamu malah nggak sabar untuk membunuhku?”Suara Albert yang tiba-tiba datang dari belakang Melly membuatnya sangat terkejut.“Nggak usah cari lagi. Dia ada di rumahku. Cepat datang kemari.”Seusai memberi perintah pada Wina, Melly langsung memutuskan sambungan telepon dan berkata dengan ekspresi dingin, “Kamu masih berani pulang? Bernyali juga kamu! Kamu kira rumahku ini tempat apa? Memangnya kamu bisa datang dan pergi dengan sesuka hatimu?”“Bukannya kamu mau membunuhku? Aku takut kamu nggak temukan aku, makanya aku datang supaya kamu bisa membunuhku,” jawab Albert dengan acuh tak acuh. Namun
Baca selengkapnya

Bab 15

Melly menunjuk ke arah Albert yang memejamkan mata dan bersandar di sofa.“Akhirnya datang juga.”Albert membuka matanya, lalu bangkit dari sofa dan meregangkan tubuh sambil berkata, “Cepat bertindak. Jangan habiskan waktu lagi.”Wina adalah orang yang paling dipercayai oleh Melly. Selain adalah seorang pembantu, dia juga merupakan pengawal Melly. Keterampilan bela dirinya lumayan bagus dan dia memiliki kekuatan seorang ahli tingkat ke-3.Wina langsung melayangkan tendangan ke arah kepala Albert tanpa banyak bicara. Sementara itu, Albert menangkis serangan itu dengan tinjunya. Dia tidak menggunakan teknik apa pun, hanya murni menggunakan tenaga.Seorang master Alam Sejati dapat mengalahkan ahli Alam Fana tanpa usaha apa pun. Wina langsung melayang dan menghantam dinding. Saat jatuh ke lantai, sebelah kakinya telah patah dan dia juga kehilangan semangat tempur.Melly pun tercengang. Dia sama sekali tidak percaya pada apa yang disaksikannya. Albert berjalan ke sudut dinding, lalu mencen
Baca selengkapnya

Bab 16

Melly sudah tidak pernah merasa begitu panik dan tidak berdaya selama bertahun-tahun. Dia tidak berani bersuara dan hanya mengisyaratkan Albert untuk tidak bersuara.“Ibu? Kamu ada di rumah? Kamu kenapa?” tanya Irene dari luar pintu. Kemudian, dia memutar gagang pintu dan hendak masuk.“Aku nggak apa-apa. Aku sudah tidur! Jangan masuk!” seru Melly dengan nada yang sangat tegas. Saat ini, dia merasa sangat tegang. “Albert, aku mohon jangan bersuara. Jangan biarkan Irene melihat kita begini. Aku juga mohon jangan lukai Irene,” bisik Melly dengan penuh permohonan. Dia sudah benar-benar ketakutan dan mau tak mau mengesampingkan harga dirinya.“Kenapa suaramu terdengar aneh? Apa kamu sakit? Aku suruh Dokter Ariel datang memeriksamu, ya?” ujar Irene. Dia tidak membuka pintu, tetapi menyadari bahwa suara Melly terdengar aneh.“Nggak usah! Siapa yang izinkan kamu pulang? Bukannya aku suruh kamu tinggal di asrama! Cepat kembali ke kampus!”Melly hanya berpikiran untuk mengusir Irene. Bagaimana
Baca selengkapnya

Bab 17

“Irene belum pergi. Dia ada di rumah,” ucap Albert dengan acuh tak acuh.Melly berseru secara refleks, “Nggak mungkin! Irene nggak akan berani melawanku!”“Kalau nggak percaya, periksa saja sendiri.”Melly tidak turun ke kamar Irene, melainkan berjalan ke balkon. Ketika melihat mobil Irene yang diparkir di taman bunga, dia pun tercengang.‘Dasar anak ini! Dia lagi-lagi bertindak seenaknya dan melawanku!’Melly adalah orang yang sangat mendominasi. Dia paling tidak dapat menerima orang yang menantang wibawanya atau melawan perintahnya, baik itu di perusahaan maupun di rumah.Irene dan Wina telah melanggar perintahnya dengan membunuh Albert. Oleh karena itu, yang satu diusir dari rumah, sedangkan yang satu lagi langsung dipecatnya. Sekarang, wibawa dan dominasinya sudah sepenuhnya dihancurkan oleh Albert. Dia malah harus berulang kali memohon ampun pada Albert.Begitu terpikirkan sebuah hal yang sangat mengerikan, Melly buru-buru mengunci pintu kamarnya.“Kalau begitu, bukannya Irene sud
Baca selengkapnya

Bab 18

Setelah Albert pergi, Melly memerlukan waktu yang cukup lama untuk menenangkan diri. Setelah itu, dia baru menelepon sekretarisnya.“Bu Melly, sudah terjadi masalah,” kata Christine, sekretaris Melly.“Ada apa?” Melly segera kembali menjadi dirinya yang berwibawa dan mendominasi.“Grup Makmur Jaya baru utus seseorang datang kemari untuk akhiri semua kerja sama dengan kita. Para pemegang saham sepertinya sudah duluan dapat beritanya. Sekarang, mereka ada di perusahaan dan minta kamu datang untuk kasih mereka penjelasan.”Melly mengernyit dan menjawab, “Buat apa kamu panik? Ini hari ulang tahun Johannes. Ada banyak orang yang mau pergi menyanjungnya. Grup Makmur Jaya mengakhiri kerja sama di saat-saat seperti ini paling-paling karena mau lihat ketulusan kita atau bahkan mendapatkan sesuatu yang menguntungkan mereka.”“Para pemegang saham ....”“Suruh mereka pulang. Aku akan tangani hal ini. Mereka nggak perlu ikut campur.”Melly masih bersikap mendominasi seperti biasanya. Seusai berbica
Baca selengkapnya

Bab 19

“Hubungi dia. Uang bukan masalah. Malam ini, Albert seharusnya masih akan datang kemari. Suruh Tony bersembunyi di sekitar. Begitu Albert muncul, langsung bunuh dia,” perintah Melly dengan tampang kejam.“Baik, Nyonya. Aku akan tangani hal ini dengan baik.”Kemudian, Melly memanggil ambulans untuk mengantar Wina ke rumah sakit.“Albert, jangan salahkan aku nggak berperasaan. Dulu, aku nggak berniat membunuhmu. Tapi, kamu nggak seharusnya menyentuhku secara paksa. Setelah terlepas dari cengkeramanku, kamu malah punya kelemahanku. Kamu harus mati,” gumam Melly sambil memicingkan mata.Melly mengendarai mobil ke perusahaan untuk menangani kerepotan yang ditimbulkan dari pengakhiran kerja sama Grup Makmur Jaya. Dia juga harus mempersiapkan diri untuk menghadiri pesta ulang tahun Johannes malam ini agar bisa mendiskusikan masalah kerja sama yang lebih lanjut dengan Alyssa.Intinya, Melly tidak boleh kehilangan kerja sama dengan Grup Makmur Jaya. Kehilangan kerja sama ini akan menimbulkan se
Baca selengkapnya

Bab 20

Karyawan toko langsung bersikap hormat begitu melihat gadis itu.“Nona Lillian, ada apa?”Lillian Salim bergegas ke hadapan kasir dan menjawab, “Dokter Taufik baru buka resep obat untuk ayahku. Resep itu butuh rumput air liur naga. Aku mau beli rumput air liur naga ini.”“Oke. Kalau begitu, kamu ambil saja. menyelamatkan Pak Antony lebih penting.”Karyawan itu langsung menyerahkan rumput air liur naga kepada Lillian tanpa ragu.Albert mengerutkan kening dan mengulurkan tangan untuk menekan kotak obat itu.“Singkirkan tanganmu,” perintah Lillian sambil melirik Albert dengan dingin.“Aku sudah bayar. Rumput air liur naga ini milikku. Dia nggak punya hak untuk berikan rumput air liur naga ini padamu.”Rumput air liur naga sangat penting bagi Albert. Untuk sementara, dia seharusnya tidak akan menemukan rumput air liur naga lainnya lagi di Kota Lokis. Dia tidak mungkin mengalah.“Kamu tahu aku siapa?” tanya Lillian dengan dingin.“Nggak tahu, juga nggak ingin tahu.”Karyawan Klinik Taufik i
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status