Semua Bab Gairah di Balik Tirai Kehidupan: Bab 31 - Bab 40

80 Bab

Bab 31: Makan Malam yang Berbeda

Alena merasa sedikit cemas ketika ia menerima undangan makan malam dari Adrian. Dalam email yang dikirimnya, Adrian menjelaskan bahwa mereka perlu membahas sebuah proyek penting yang membutuhkan perhatian lebih dari keduanya. Awalnya, Alena tidak berpikir banyak—itu adalah pertemuan bisnis, seperti biasa, untuk membahas detail dan strategi lebih lanjut. Ia bahkan sedikit lega, karena bisa mengalihkan pikirannya dari ketegangan yang semakin memuncak di rumah dengan Reno.Namun, saat Alena tiba di restoran yang disebutkan dalam undangan, sebuah perasaan aneh mulai menyelimuti dirinya. Restoran ini jauh lebih mewah daripada yang biasa ia kunjungi, dengan suasana yang sangat tenang dan elegan. Lantai marmer yang mengkilap, pencahayaan lembut, dan dekorasi yang penuh dengan kemewahan terasa sangat berbeda dari lingkungan kerjanya yang biasanya. Seakan-akan, semua ini bukan hanya tentang bisnis.Ketika ia memasuki ruang makan, Adrian sudah menunggunya di sebuah meja yang terletak di sudut r
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-07
Baca selengkapnya

Bab 32: Sisi Lain Adrian

Makan malam itu berlangsung dengan suasana yang jauh berbeda dari pertemuan-pertemuan bisnis sebelumnya. Adrian, yang biasanya begitu serius dan terfokus pada pekerjaan, tampak lebih santai. Ia bahkan lebih sering tersenyum, dan alih-alih berbicara tentang proyek atau laporan, percakapan mereka meluas ke topik-topik yang lebih personal—sesuatu yang jarang terjadi di antara mereka.Saat pelayan membawa hidangan utama, Adrian mulai menceritakan tentang makanan favoritnya, sesuatu yang tampaknya tidak pernah ia bicarakan sebelumnya. "Aku suka pasta," katanya sambil menyandarkan punggung ke kursi, matanya tampak lebih hidup dari biasanya. "Tapi bukan pasta yang terlalu rumit, hanya yang sederhana—spaghetti dengan saus tomat dan keju parmesan. Itu selalu membuatku merasa seperti di rumah."Alena tersenyum mendengarnya. Ia tak pernah membayangkan Adrian, yang selalu tampil begitu terorganisir dan penuh perhitungan, bisa menikmati sesuatu yang sederhana seperti itu. "Itu terdengar enak," jaw
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-07
Baca selengkapnya

Bab 33: Berbagi Cerita

Setelah makan malam yang santai itu, interaksi antara Alena dan Adrian mulai berubah. Percakapan mereka yang biasanya terfokus pada pekerjaan kini meluas ke topik-topik pribadi. Adrian, yang awalnya selalu menjaga jarak, mulai bertanya tentang kehidupan Alena di luar kantor. Suatu sore, setelah rapat yang panjang, Adrian mengundangnya untuk duduk di ruang kerjanya."Saya ingin tahu lebih banyak tentangmu, Alena," ujar Adrian sambil menatapnya dengan mata tajam namun penuh perhatian. "Aku sudah banyak mendengar tentang kemampuanmu di kantor, tapi belum banyak yang kutahu tentang kehidupanmu di luar sini."Alena merasa canggung mendengar itu. Ia selalu menjaga kehidupannya terpisah dari pekerjaan, dan berbagi kisah pribadi bukanlah sesuatu yang mudah baginya. Namun, melihat keseriusan dalam tatapan Adrian, ia merasa ada niat baik di balik pertanyaannya. Mungkin, ini adalah kesempatan untuk membuka sedikit pintu ke kehidupannya yang lebih personal."Seperti apa yang ingin kamu tahu?" tan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-07
Baca selengkapnya

Bab 34: Pertanyaan yang Mengejutkan

Malam itu, suasana di ruang kerja Adrian terasa lebih santai daripada biasanya. Mereka duduk berhadapan, duduk di kursi empuk yang nyaman, setelah percakapan panjang tentang berbagai hal di luar pekerjaan. Alena merasa lebih lega daripada yang ia kira, dengan suasana yang lebih terbuka antara mereka. Meskipun ia sadar bahwa hubungan mereka tetap dibatasi oleh profesionalisme, ia mulai merasa lebih mengenal Adrian, dan entah mengapa, ada ketenangan yang muncul setiap kali ia berbicara dengannya.Namun, suasana nyaman itu tiba-tiba berubah ketika Adrian melontarkan sebuah pertanyaan yang langsung menghentikan percakapan mereka."Pernahkah kau berpikir untuk mencari seseorang yang bisa mendukungmu, bukan hanya secara finansial, tetapi juga secara emosional?" tanya Adrian, suara lembut namun penuh makna. Tatapannya tetap tajam, seakan menunggu jawaban dari Alena.Alena terkejut. Jantungnya berdegup kencang, dan sejenak ia merasa seperti ada beban berat yang mendekat. Ia mengalihkan pandan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-08
Baca selengkapnya

Bab 35: Ketegangan Emosional yang Tak Terucap

Malam itu, setelah makan malam yang penuh makna, Alena merasa seperti ada sesuatu yang berubah, meskipun belum bisa ia definisikan dengan jelas. Suasana antara dirinya dan Adrian begitu berbeda dari pertemuan-pertemuan sebelumnya. Bukan hanya percakapan mereka yang lebih dalam, tetapi juga energi yang terasa mengalir di antara mereka—energi yang terasa asing namun menggoda.Alena berjalan pulang dengan langkah lambat, pikirannya terombang-ambing. Ia tidak bisa mengabaikan perasaan yang tumbuh di dalam hatinya. Seiring dengan setiap kata yang diucapkan Adrian, ia semakin merasa tersentuh, seolah pria itu mulai melihat sisi lain dalam dirinya—sisi yang jarang ia tunjukkan pada orang lain. Ia selalu berusaha menjaga batas, menjaga jarak antara dirinya dan Adrian, tetapi semakin ia berusaha menahannya, semakin ia merasa ketegangan emosional yang tak terelakkan.Pikiran-pikiran itu terus berputar di benaknya. Apakah yang ia rasakan ini hanya ketertarikan biasa? Ataukah ini adalah sesuatu y
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-08
Baca selengkapnya

Bab 36: Kebimbangan yang Menghantui

Alena terjaga tengah malam, matanya terbuka lebar, memandang langit-langit kamar dengan perasaan yang berat. Suara detakan jam dinding yang terdengar di ruang tamu menjadi satu-satunya suara yang mengisi keheningan malam. Pikirannya berputar-putar, mencakar hatinya dengan kebimbangan yang semakin menyesakkan. Di satu sisi, ada Reno—suami yang telah bersamanya melewati banyak hal, yang selalu memberikan dukungan dan kasih sayang. Namun di sisi lain, ada Adrian—sosok yang begitu memikat dan kompleks, seorang atasan yang mulai menunjukkan perhatian lebih, yang membuatnya merasa dihargai dan diperhatikan dengan cara yang berbeda.Kebingungannya semakin parah sejak makan malam dengan Adrian beberapa malam yang lalu. Walaupun ia berusaha keras untuk tidak membiarkan perasaan itu berkembang, ada sesuatu dalam dirinya yang mulai tumbuh. Ketika Adrian berbicara dengan cara yang lebih pribadi, ketika dia menunjukkan sisi lembut dan rentannya, Alena merasa seperti ia baru saja melihat sisi lain
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-08
Baca selengkapnya

Bab 37: Perubahan yang Tak Terduga

Alena merasa ada yang berbeda dalam sikap Adrian setelah makan malam itu. Meski mereka masih berinteraksi dalam konteks pekerjaan, ada nuansa baru yang sulit diabaikan. Adrian, yang selama ini terkenal dengan sikap profesionalnya yang sangat tegas dan kadang terkesan dingin, kini tampak lebih santai dan memperlihatkan perhatian yang lebih kecil namun bermakna.Di pagi hari, saat Alena tiba di kantor, Adrian menyapanya dengan senyum yang lebih hangat daripada biasanya. "Selamat pagi, Alena. Sudah sarapan?" tanyanya sambil melirik layar komputernya.Alena sempat terdiam sejenak. Pertanyaan itu terdengar sederhana, tetapi ada sesuatu yang berbeda—ada perhatian yang lebih pribadi di baliknya. Ia tersenyum ragu, "Pagi, Pak Adrian. Belum, baru saja sampai."Adrian mengangguk, terlihat sedikit lebih rileks dari biasanya. "Jangan lupa makan, ya. Kerja jangan sampai lupa kesehatan."Alena hanya mengangguk, mencoba menjaga jarak meskipun ada rasa hangat yang mulai tumbuh di hatinya. Ia berusaha
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-09
Baca selengkapnya

Bab 38: Pembukaan yang Tak Terduga

Rapat internal itu berjalan seperti biasa, dengan Adrian memimpin diskusi tentang beberapa proyek perusahaan yang sedang berlangsung. Suasana profesional itu tiba-tiba berubah saat Adrian secara tidak sengaja membagikan cerita pribadi yang mengejutkan semua orang di ruangan. Semua mata tertuju pada Adrian, yang biasanya sangat terjaga dan tidak pernah mengungkapkan apa pun yang bersifat pribadi."Sebagai pemimpin, kadang saya merasa seolah-olah beban ini lebih berat daripada yang terlihat di luar," ujar Adrian tanpa sengaja, menanggapi sebuah pertanyaan dari salah satu tim yang meminta klarifikasi tentang arah perusahaan. "Tapi, saya rasa ini adalah bagian dari apa yang harus saya tanggung, terutama dengan ekspektasi keluarga yang selalu ada di belakang saya. Tidak mudah, tapi saya berusaha menjalani semuanya dengan cara terbaik."Suasana dalam ruangan mendadak hening. Semua orang yang hadir mulai saling pandang, terkejut dengan pengungkapan tersebut. Bahkan Alena, yang sudah lama bek
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-09
Baca selengkapnya

Bab 39: Pengungkapan yang Menggetarkan

Malam itu, kantor terasa lebih sunyi daripada biasanya. Lampu-lampu neon yang biasa menyinari ruangan kini seolah menciptakan atmosfer yang lebih intim, dengan hanya suara ketikan keyboard dan gelegar layar komputer yang terdengar. Alena dan Adrian duduk berhadapan di ruang kerja, menyelesaikan laporan terakhir yang harus diserahkan ke klien esok pagi. Mereka telah bekerja hampir sepanjang hari, dan meskipun kelelahan mulai menghampiri, mereka tetap fokus pada tugas-tugas yang ada.Namun, di tengah keheningan yang semakin mendalam, Adrian menutup laptopnya lebih cepat dari yang Alena perkirakan. Ia berdiri dan menyentuh bahu Alena, memberi isyarat agar ia mengikuti."Yuk, kita istirahat sebentar," ujar Adrian dengan nada yang lebih santai dari biasanya, meskipun masih ada sedikit beban di wajahnya.Alena memandang Adrian sejenak. Ini terasa aneh—karena biasanya ia jarang melihat Adrian mengajak orang lain untuk beristirahat di luar pekerjaan. Tapi dengan sedikit ragu, Alena mengikuti
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-09
Baca selengkapnya

Bab 40: Kejutan Kecil yang Menyentuh

Hari itu dimulai seperti biasa, dengan rapat yang padat dan tenggat waktu yang menunggu untuk diselesaikan. Namun, ada sesuatu yang berbeda dalam suasana kantor. Meskipun hari masih pagi, ada rasa tenang yang melingkupi Alena. Ia merasa lebih ringan, meskipun pekerjaannya masih menumpuk di meja.Alena sedang duduk di mejanya, menatap layar komputer yang penuh dengan email dan laporan yang harus segera diselesaikan. Tiba-tiba, seorang asisten datang dengan secangkir kopi yang masih mengepul. Alena menatapnya, bingung.“Ini untuk Anda, dari Pak Adrian,” ujar asisten itu sambil meletakkan kopi di meja Alena. “Ada catatan juga.”Alena mengambil secangkir kopi tersebut dan membaca catatan singkat yang terlipat di atasnya. Dengan tulisan tangan yang rapi, catatan itu bertuliskan:"Jangan terlalu memaksakan diri."Alena merasa terkejut. Ini bukan sekadar catatan biasa—ada sesuatu yang lembut dan perhatian dalam kata-kata itu. Meskipun sederhana, pesan tersebut terasa begitu pribadi. Adrian,
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-10
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234568
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status