Share

Bab 32: Sisi Lain Adrian

Author: perdy
last update Last Updated: 2025-02-07 23:53:48

Makan malam itu berlangsung dengan suasana yang jauh berbeda dari pertemuan-pertemuan bisnis sebelumnya. Adrian, yang biasanya begitu serius dan terfokus pada pekerjaan, tampak lebih santai. Ia bahkan lebih sering tersenyum, dan alih-alih berbicara tentang proyek atau laporan, percakapan mereka meluas ke topik-topik yang lebih personal—sesuatu yang jarang terjadi di antara mereka.

Saat pelayan membawa hidangan utama, Adrian mulai menceritakan tentang makanan favoritnya, sesuatu yang tampaknya tidak pernah ia bicarakan sebelumnya. "Aku suka pasta," katanya sambil menyandarkan punggung ke kursi, matanya tampak lebih hidup dari biasanya. "Tapi bukan pasta yang terlalu rumit, hanya yang sederhana—spaghetti dengan saus tomat dan keju parmesan. Itu selalu membuatku merasa seperti di rumah."

Alena tersenyum mendengarnya. Ia tak pernah membayangkan Adrian, yang selalu tampil begitu terorganisir dan penuh perhitungan, bisa menikmati sesuatu yang sederhana seperti itu. "Itu terdengar enak," jaw
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 33: Berbagi Cerita

    Setelah makan malam yang santai itu, interaksi antara Alena dan Adrian mulai berubah. Percakapan mereka yang biasanya terfokus pada pekerjaan kini meluas ke topik-topik pribadi. Adrian, yang awalnya selalu menjaga jarak, mulai bertanya tentang kehidupan Alena di luar kantor. Suatu sore, setelah rapat yang panjang, Adrian mengundangnya untuk duduk di ruang kerjanya."Saya ingin tahu lebih banyak tentangmu, Alena," ujar Adrian sambil menatapnya dengan mata tajam namun penuh perhatian. "Aku sudah banyak mendengar tentang kemampuanmu di kantor, tapi belum banyak yang kutahu tentang kehidupanmu di luar sini."Alena merasa canggung mendengar itu. Ia selalu menjaga kehidupannya terpisah dari pekerjaan, dan berbagi kisah pribadi bukanlah sesuatu yang mudah baginya. Namun, melihat keseriusan dalam tatapan Adrian, ia merasa ada niat baik di balik pertanyaannya. Mungkin, ini adalah kesempatan untuk membuka sedikit pintu ke kehidupannya yang lebih personal."Seperti apa yang ingin kamu tahu?" tan

    Last Updated : 2025-02-07
  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 34: Pertanyaan yang Mengejutkan

    Malam itu, suasana di ruang kerja Adrian terasa lebih santai daripada biasanya. Mereka duduk berhadapan, duduk di kursi empuk yang nyaman, setelah percakapan panjang tentang berbagai hal di luar pekerjaan. Alena merasa lebih lega daripada yang ia kira, dengan suasana yang lebih terbuka antara mereka. Meskipun ia sadar bahwa hubungan mereka tetap dibatasi oleh profesionalisme, ia mulai merasa lebih mengenal Adrian, dan entah mengapa, ada ketenangan yang muncul setiap kali ia berbicara dengannya.Namun, suasana nyaman itu tiba-tiba berubah ketika Adrian melontarkan sebuah pertanyaan yang langsung menghentikan percakapan mereka."Pernahkah kau berpikir untuk mencari seseorang yang bisa mendukungmu, bukan hanya secara finansial, tetapi juga secara emosional?" tanya Adrian, suara lembut namun penuh makna. Tatapannya tetap tajam, seakan menunggu jawaban dari Alena.Alena terkejut. Jantungnya berdegup kencang, dan sejenak ia merasa seperti ada beban berat yang mendekat. Ia mengalihkan pandan

    Last Updated : 2025-02-08
  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 35: Ketegangan Emosional yang Tak Terucap

    Malam itu, setelah makan malam yang penuh makna, Alena merasa seperti ada sesuatu yang berubah, meskipun belum bisa ia definisikan dengan jelas. Suasana antara dirinya dan Adrian begitu berbeda dari pertemuan-pertemuan sebelumnya. Bukan hanya percakapan mereka yang lebih dalam, tetapi juga energi yang terasa mengalir di antara mereka—energi yang terasa asing namun menggoda.Alena berjalan pulang dengan langkah lambat, pikirannya terombang-ambing. Ia tidak bisa mengabaikan perasaan yang tumbuh di dalam hatinya. Seiring dengan setiap kata yang diucapkan Adrian, ia semakin merasa tersentuh, seolah pria itu mulai melihat sisi lain dalam dirinya—sisi yang jarang ia tunjukkan pada orang lain. Ia selalu berusaha menjaga batas, menjaga jarak antara dirinya dan Adrian, tetapi semakin ia berusaha menahannya, semakin ia merasa ketegangan emosional yang tak terelakkan.Pikiran-pikiran itu terus berputar di benaknya. Apakah yang ia rasakan ini hanya ketertarikan biasa? Ataukah ini adalah sesuatu y

    Last Updated : 2025-02-08
  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 36: Kebimbangan yang Menghantui

    Alena terjaga tengah malam, matanya terbuka lebar, memandang langit-langit kamar dengan perasaan yang berat. Suara detakan jam dinding yang terdengar di ruang tamu menjadi satu-satunya suara yang mengisi keheningan malam. Pikirannya berputar-putar, mencakar hatinya dengan kebimbangan yang semakin menyesakkan. Di satu sisi, ada Reno—suami yang telah bersamanya melewati banyak hal, yang selalu memberikan dukungan dan kasih sayang. Namun di sisi lain, ada Adrian—sosok yang begitu memikat dan kompleks, seorang atasan yang mulai menunjukkan perhatian lebih, yang membuatnya merasa dihargai dan diperhatikan dengan cara yang berbeda.Kebingungannya semakin parah sejak makan malam dengan Adrian beberapa malam yang lalu. Walaupun ia berusaha keras untuk tidak membiarkan perasaan itu berkembang, ada sesuatu dalam dirinya yang mulai tumbuh. Ketika Adrian berbicara dengan cara yang lebih pribadi, ketika dia menunjukkan sisi lembut dan rentannya, Alena merasa seperti ia baru saja melihat sisi lain

    Last Updated : 2025-02-08
  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 37: Perubahan yang Tak Terduga

    Alena merasa ada yang berbeda dalam sikap Adrian setelah makan malam itu. Meski mereka masih berinteraksi dalam konteks pekerjaan, ada nuansa baru yang sulit diabaikan. Adrian, yang selama ini terkenal dengan sikap profesionalnya yang sangat tegas dan kadang terkesan dingin, kini tampak lebih santai dan memperlihatkan perhatian yang lebih kecil namun bermakna.Di pagi hari, saat Alena tiba di kantor, Adrian menyapanya dengan senyum yang lebih hangat daripada biasanya. "Selamat pagi, Alena. Sudah sarapan?" tanyanya sambil melirik layar komputernya.Alena sempat terdiam sejenak. Pertanyaan itu terdengar sederhana, tetapi ada sesuatu yang berbeda—ada perhatian yang lebih pribadi di baliknya. Ia tersenyum ragu, "Pagi, Pak Adrian. Belum, baru saja sampai."Adrian mengangguk, terlihat sedikit lebih rileks dari biasanya. "Jangan lupa makan, ya. Kerja jangan sampai lupa kesehatan."Alena hanya mengangguk, mencoba menjaga jarak meskipun ada rasa hangat yang mulai tumbuh di hatinya. Ia berusaha

    Last Updated : 2025-02-09
  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 38: Pembukaan yang Tak Terduga

    Rapat internal itu berjalan seperti biasa, dengan Adrian memimpin diskusi tentang beberapa proyek perusahaan yang sedang berlangsung. Suasana profesional itu tiba-tiba berubah saat Adrian secara tidak sengaja membagikan cerita pribadi yang mengejutkan semua orang di ruangan. Semua mata tertuju pada Adrian, yang biasanya sangat terjaga dan tidak pernah mengungkapkan apa pun yang bersifat pribadi."Sebagai pemimpin, kadang saya merasa seolah-olah beban ini lebih berat daripada yang terlihat di luar," ujar Adrian tanpa sengaja, menanggapi sebuah pertanyaan dari salah satu tim yang meminta klarifikasi tentang arah perusahaan. "Tapi, saya rasa ini adalah bagian dari apa yang harus saya tanggung, terutama dengan ekspektasi keluarga yang selalu ada di belakang saya. Tidak mudah, tapi saya berusaha menjalani semuanya dengan cara terbaik."Suasana dalam ruangan mendadak hening. Semua orang yang hadir mulai saling pandang, terkejut dengan pengungkapan tersebut. Bahkan Alena, yang sudah lama bek

    Last Updated : 2025-02-09
  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 39: Pengungkapan yang Menggetarkan

    Malam itu, kantor terasa lebih sunyi daripada biasanya. Lampu-lampu neon yang biasa menyinari ruangan kini seolah menciptakan atmosfer yang lebih intim, dengan hanya suara ketikan keyboard dan gelegar layar komputer yang terdengar. Alena dan Adrian duduk berhadapan di ruang kerja, menyelesaikan laporan terakhir yang harus diserahkan ke klien esok pagi. Mereka telah bekerja hampir sepanjang hari, dan meskipun kelelahan mulai menghampiri, mereka tetap fokus pada tugas-tugas yang ada.Namun, di tengah keheningan yang semakin mendalam, Adrian menutup laptopnya lebih cepat dari yang Alena perkirakan. Ia berdiri dan menyentuh bahu Alena, memberi isyarat agar ia mengikuti."Yuk, kita istirahat sebentar," ujar Adrian dengan nada yang lebih santai dari biasanya, meskipun masih ada sedikit beban di wajahnya.Alena memandang Adrian sejenak. Ini terasa aneh—karena biasanya ia jarang melihat Adrian mengajak orang lain untuk beristirahat di luar pekerjaan. Tapi dengan sedikit ragu, Alena mengikuti

    Last Updated : 2025-02-09
  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 40: Kejutan Kecil yang Menyentuh

    Hari itu dimulai seperti biasa, dengan rapat yang padat dan tenggat waktu yang menunggu untuk diselesaikan. Namun, ada sesuatu yang berbeda dalam suasana kantor. Meskipun hari masih pagi, ada rasa tenang yang melingkupi Alena. Ia merasa lebih ringan, meskipun pekerjaannya masih menumpuk di meja.Alena sedang duduk di mejanya, menatap layar komputer yang penuh dengan email dan laporan yang harus segera diselesaikan. Tiba-tiba, seorang asisten datang dengan secangkir kopi yang masih mengepul. Alena menatapnya, bingung.“Ini untuk Anda, dari Pak Adrian,” ujar asisten itu sambil meletakkan kopi di meja Alena. “Ada catatan juga.”Alena mengambil secangkir kopi tersebut dan membaca catatan singkat yang terlipat di atasnya. Dengan tulisan tangan yang rapi, catatan itu bertuliskan:"Jangan terlalu memaksakan diri."Alena merasa terkejut. Ini bukan sekadar catatan biasa—ada sesuatu yang lembut dan perhatian dalam kata-kata itu. Meskipun sederhana, pesan tersebut terasa begitu pribadi. Adrian,

    Last Updated : 2025-02-10

Latest chapter

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 150: Di Balik Topeng Kesempurnaan

    Malam semakin larut. Di luar jendela besar penthouse, gemerlap Jakarta terlihat seperti hamparan permata yang berkilauan dalam kegelapan. Adrian duduk di sofa panjang, bersandar dengan posisi yang jarang Alena lihat—bahu sedikit lunglai dan tatapan menerawang. Gelas whisky masih tergenggam di tangannya, setengah kosong, sementara botolnya kini telah habis.Alena memperhatikan setiap detail perubahan pada pria yang biasanya tampil sempurna ini. Rambut hitam yang biasanya tersisir rapi kini jatuh berantakan menutupi sebagian dahinya. Garis-garis lelah di wajahnya yang biasanya tersembunyi di balik ekspresi tegas kini terekspos jelas di bawah cahaya lampu yang temaram."Kau tidak perlu tinggal kalau tidak ingin," ucap Adrian, memecah keheningan. "Aku baik-baik saja."Alena tersenyum tipis. "Kita berdua tahu itu tidak benar."Adrian menghela napas panjang, lalu meletakkan gelasnya di meja. "Maaf, aku tidak bermaksud mengacaukan malammu dengan drama pribadiku.""Tidak apa-apa," jawab Alena

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 149: Melihat Sisi Lain Adrian

    Alena menatap langit-langit kamarnya yang berwarna putih. Tiga jam berlalu sejak konfrontasinya dengan Reno, tetapi jantungnya masih berdebar kencang. Kata-kata pria itu terus terngiang di telinganya."Kau pikir Adrian benar-benar peduli padamu? Kau hanya mainan baginya, Alena. Seperti semua perempuan sebelummu."Alena memijat pelipisnya yang berdenyut. Ia sudah mencoba segalanya untuk mengalihkan pikirannya—membaca buku, menonton film, bahkan mencoba memasak meskipun dapur bukanlah wilayah keahliannya. Namun, tidak ada yang berhasil. Pikirannya selalu kembali pada Adrian, pada hubungan mereka yang rumit, dan pada semua keputusan yang telah ia ambil dalam beberapa bulan terakhir.Dulu, hidupnya sederhana namun teratur. Sebagai karyawan biasa di perusahaan multinasional, Alena menjalani rutinitas yang hampir sama setiap harinya. Bangun pagi, berangkat kerja, menyelesaikan tugas, pulang, dan sesekali bertemu teman. Tetapi semua berubah sejak Adrian Raditya masuk ke kehidupannya. CEO tam

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 148: konfrontasi dan manipulasi

    Cahaya senja menerobos masuk melalui jendela apartemen Reno, menciptakan bayangan panjang yang seolah menegaskan keheningan mencekam antara dua orang yang kini duduk berhadapan. Reno dengan tatapan tajamnya, dan Alena dengan wajah yang diliputi kecemasan."Apa yang sebenarnya terjadi antara kamu dan Adrian?" tanya Reno akhirnya, nada suaranya tajam memecah keheningan.Alena tersentak, meskipun ia sudah mempersiapkan diri untuk pertanyaan ini. Di sudut hatinya, ia tahu cepat atau lambat Reno akan mengonfrontasinya secara langsung. Namun, kenyataannya tetap terasa berat."Reno, ini bukan seperti yang kamu pikirkan," jawabnya dengan suara bergetar, berusaha tetap tenang meski jantungnya berdegup kencang.Reno mendengus, tergelak pahit. "Kamu selalu menghindar, Alena! Selalu ada saja alasan, selalu ada saja penjelasan yang kabur." Ia bangkit dari kursinya, berjalan mondar-mandir di ruangan dengan frustrasi yang tak bisa disembunyikan. "Aku mulai merasa bahwa kamu lebih memilih dia daripad

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 147: Aku tidak mengerti

    Sophia merapikan blazernya dengan gerakan anggun sembari melirik jam tangan mewah yang melingkar di pergelangan tangannya. Dari balik jendela kantornya di lantai 35, Jakarta terlihat seperti miniatur kota yang dihiasi lampu-lampu gemerlap. Senyum tipis tersungging di bibirnya ketika ponselnya bergetar—pesan dari Reno yang mengkonfirmasi pertemuan mereka sore ini.Sempurna, pikirnya. Semuanya berjalan sesuai rencana. Masalah antara Reno dan Alena adalah peluang emas yang tak boleh ia sia-siakan.Sophia telah mengincar posisi direktur pemasaran yang kini dipegang Alena selama bertahun-tahun. Persaingan ketat di antara mereka bukanlah rahasia bagi siapapun di kantor. Namun, bagi Sophia, ini lebih dari sekadar ambisi profesional—ini tentang pembuktian diri. Selalu berada di bayang-bayang kesuksesan Alena telah menjadi duri yang menggores hatinya setiap hari."Kau terlalu terobsesi," begitu Adrian pernah memperingatkannya. "Fokus saja pada pekerjaanmu sendiri."Ironisnya, justru Adrian yan

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 146: Rahasia yang Terkuak

    Reno menatap layar laptopnya dengan tatapan kosong. Di depan matanya, sebuah email yang tak seharusnya ia baca terpampang jelas—sebuah pertukaran pesan antara Alena dan Adrian. Jemarinya bergetar saat ia mengusap wajahnya yang lelah. Sudah berminggu-minggu ia merasakan ada yang tidak beres, dan kini bukti itu terpampang di hadapannya."Aku rindu padamu. Kapan kita bisa bertemu lagi tanpa harus khawatir?" tulis Adrian dalam email tersebut.Balasan Alena tak kalah menyakitkan: "Aku juga. Ini sulit, tapi aku harus berhati-hati. Reno mulai mencurigai sesuatu."Reno menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan detak jantungnya yang tidak karuan. Ia tidak pernah membayangkan akan melakukan hal seperti ini—mengakses email kekasihnya secara diam-diam. Tetapi keputusasaan telah mendorongnya ke titik ini.Hubungan mereka yang dulunya penuh kehangatan kini berubah menjadi lautan ketegangan yang tidak terucapkan. Setiap pesan yang tidak dibalas, setiap panggilan yang tidak dijawab, semuanya ha

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 145: Permainan Sophia

    Sementara itu, Sophia—wanita ambisius yang bekerja di perusahaan Adrian—mulai melihat adanya celah untuk memanfaatkan situasi. Ia sudah lama merasa bahwa Adrian memiliki perhatian lebih kepada Alena, dan kini ia melihat peluang untuk menyingkirkan Alena dari persaingan. Sophia mulai mendekati Reno, berpura-pura menjadi teman yang peduli dan menawarkan informasi yang bisa memicu keraguan lebih lanjut. Sophia tahu bahwa jika ia bisa memecah hubungan antara Alena dan Adrian, ia bisa mengambil alih posisi Alena di perusahaan dan mendapatkan perhatian Adrian.Sophia Greene mematut dirinya di cermin toilet kantor, memastikan tidak ada sedikit pun lipstik merah marunnya yang luntur. Sempurna, seperti biasa. Ia merapikan blazer hitamnya yang sudah disetrika rapi dan menarik napas dalam-dalam."Hari ini harus berhasil," bisiknya pada bayangan di cermin.Sudah tiga tahun Sophia bekerja di divisi pemasaran perusahaan Adrian. Tiga tahun pula ia berusaha mendapatkan perhatian lebih dari Adrian McK

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 144: Titik Kecurigaan

    Reno mulai merasa ada yang tidak beres. Alena, yang dulu sangat terbuka, kini tampak lebih tertutup dan sering kali menghindar darinya. Perubahan sikap ini memunculkan kecurigaan yang semakin besar. Satu malam, Reno memutuskan untuk menyelidiki lebih dalam, mencari tahu apakah ada yang sedang disembunyikan oleh Alena. Dengan hati-hati, ia mulai mengumpulkan informasi dari rekan-rekan kerja Alena dan juga menyelidiki riwayat pekerjaan Alena di perusahaan Adrian. Meskipun ia belum menemukan bukti yang jelas, perasaan curiganya semakin berkembang.Hujan pertama di bulan Oktober mengguyur Jakarta malam itu. Reno duduk sendirian di balkon apartemennya, menatap lampu-lampu kota yang berpendar di kejauhan. Segelas kopi yang mulai mendingin tergeletak di meja, tepat di samping ponselnya yang berulang kali ia periksa, berharap ada pesan dari Alena.Sudah hampir dua minggu sejak terakhir kali mereka berbicara dengan benar-benar terbuka. Alena selalu memiliki alasan—terlalu sibuk, terlalu lelah,

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 143: Batas Tipis

    Suatu malam, ketika Alena sedang bekerja lembur, Adrian datang ke kantornya untuk mengecek beberapa laporan. Tanpa disangka, Adrian duduk di meja Alena dan mulai berbicara dengan cara yang sangat pribadi, jauh dari kesan dingin yang biasanya ia tunjukkan."Kamu tidak harus melakukan semua ini sendiri, Alena," kata Adrian dengan lembut. "Aku tahu, kadang-kadang pekerjaan ini bisa sangat membebani. Tapi kamu tidak sendirian."Kata-kata Adrian membuat Alena merasa begitu dihargai. Namun, dalam hatinya, ia merasa semakin terikat padanya. "Mungkin aku hanya ingin dia merasa diterima," pikir Alena, namun ia tahu bahwa perasaan ini telah melampaui sekadar simpati.Saat Alena melangkah pulang malam itu, perasaan yang ada dalam dirinya semakin sulit dipahami. Ia terjebak antara simpati, rasa ingin melindungi, dan keterikatan yang semakin mendalam. Ia menyadari bahwa semakin banyak waktu yang ia habiskan bersama Adrian, semakin sulit bagi dirinya untuk menjaga jarak. Perasaan itu mulai berkemban

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 142

    Dalam sebuah pertemuan bisnis, Adrian memberikan perhatian yang lebih pribadi pada Alena. Ia memastikan untuk memberi pengakuan atas kerja kerasnya, dan meskipun tidak mengungkapkan perasaan secara langsung, Alena merasa ada kehangatan dalam sikap Adrian. Ia sering kali merasakan perhatian yang lebih dari sekadar profesionalisme, dan itu membuatnya semakin terikat. "Apakah ini hanya perasaan simpati?" Alena bertanya pada dirinya sendiri. "Atau ada sesuatu yang lebih dalam?" Ia mulai merasa bingung tentang perasaannya yang berkembang lebih jauh dari sekadar rasa kasihan atau simpati.Ruang rapat di lantai 15 gedung Elysium Corp itu dipenuhi dengan eksekutif dari berbagai divisi. Suasana formal terasa kental dengan presentasi dan laporan yang silih berganti dipaparkan. Di tengah atmosfer profesional ini, Alena duduk di samping Adrian, sadar akan kehadirannya yang terasa begitu dekat."Selanjutnya, Ibu Alena akan mempresentasikan laporan keuangan kuartal ini," kata Direktur Utama, member

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status