Home / Rumah Tangga / Gairah di Balik Tirai Kehidupan / Bab 38: Pembukaan yang Tak Terduga

Share

Bab 38: Pembukaan yang Tak Terduga

Author: perdy
last update Last Updated: 2025-02-09 23:17:28

Rapat internal itu berjalan seperti biasa, dengan Adrian memimpin diskusi tentang beberapa proyek perusahaan yang sedang berlangsung. Suasana profesional itu tiba-tiba berubah saat Adrian secara tidak sengaja membagikan cerita pribadi yang mengejutkan semua orang di ruangan. Semua mata tertuju pada Adrian, yang biasanya sangat terjaga dan tidak pernah mengungkapkan apa pun yang bersifat pribadi.

"Sebagai pemimpin, kadang saya merasa seolah-olah beban ini lebih berat daripada yang terlihat di luar," ujar Adrian tanpa sengaja, menanggapi sebuah pertanyaan dari salah satu tim yang meminta klarifikasi tentang arah perusahaan. "Tapi, saya rasa ini adalah bagian dari apa yang harus saya tanggung, terutama dengan ekspektasi keluarga yang selalu ada di belakang saya. Tidak mudah, tapi saya berusaha menjalani semuanya dengan cara terbaik."

Suasana dalam ruangan mendadak hening. Semua orang yang hadir mulai saling pandang, terkejut dengan pengungkapan tersebut. Bahkan Alena, yang sudah lama bek
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 39: Pengungkapan yang Menggetarkan

    Malam itu, kantor terasa lebih sunyi daripada biasanya. Lampu-lampu neon yang biasa menyinari ruangan kini seolah menciptakan atmosfer yang lebih intim, dengan hanya suara ketikan keyboard dan gelegar layar komputer yang terdengar. Alena dan Adrian duduk berhadapan di ruang kerja, menyelesaikan laporan terakhir yang harus diserahkan ke klien esok pagi. Mereka telah bekerja hampir sepanjang hari, dan meskipun kelelahan mulai menghampiri, mereka tetap fokus pada tugas-tugas yang ada.Namun, di tengah keheningan yang semakin mendalam, Adrian menutup laptopnya lebih cepat dari yang Alena perkirakan. Ia berdiri dan menyentuh bahu Alena, memberi isyarat agar ia mengikuti."Yuk, kita istirahat sebentar," ujar Adrian dengan nada yang lebih santai dari biasanya, meskipun masih ada sedikit beban di wajahnya.Alena memandang Adrian sejenak. Ini terasa aneh—karena biasanya ia jarang melihat Adrian mengajak orang lain untuk beristirahat di luar pekerjaan. Tapi dengan sedikit ragu, Alena mengikuti

    Last Updated : 2025-02-09
  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 40: Kejutan Kecil yang Menyentuh

    Hari itu dimulai seperti biasa, dengan rapat yang padat dan tenggat waktu yang menunggu untuk diselesaikan. Namun, ada sesuatu yang berbeda dalam suasana kantor. Meskipun hari masih pagi, ada rasa tenang yang melingkupi Alena. Ia merasa lebih ringan, meskipun pekerjaannya masih menumpuk di meja.Alena sedang duduk di mejanya, menatap layar komputer yang penuh dengan email dan laporan yang harus segera diselesaikan. Tiba-tiba, seorang asisten datang dengan secangkir kopi yang masih mengepul. Alena menatapnya, bingung.“Ini untuk Anda, dari Pak Adrian,” ujar asisten itu sambil meletakkan kopi di meja Alena. “Ada catatan juga.”Alena mengambil secangkir kopi tersebut dan membaca catatan singkat yang terlipat di atasnya. Dengan tulisan tangan yang rapi, catatan itu bertuliskan:"Jangan terlalu memaksakan diri."Alena merasa terkejut. Ini bukan sekadar catatan biasa—ada sesuatu yang lembut dan perhatian dalam kata-kata itu. Meskipun sederhana, pesan tersebut terasa begitu pribadi. Adrian,

    Last Updated : 2025-02-10
  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 41: Alena Mulai Mempertanyakan Niat Adrian dan Perasaannya Sendiri

    Hari-hari berlalu dengan Alena merasa terjebak dalam pusaran perasaan yang semakin rumit. Setiap kali ia berinteraksi dengan Adrian, ia merasa ada ketegangan yang tidak bisa dihindari. Adrian yang dulunya selalu terlihat begitu tegas dan profesional, kini menunjukkan sisi lain yang lebih lembut dan perhatian—sisi yang membuat Alena bingung dan meragukan niatnya.Alena sering kali merenung tentang perubahan ini. Apakah perhatian Adrian yang semakin jelas adalah tanda bahwa ia mulai melihatnya sebagai lebih dari sekadar bawahan? Apakah semua itu hanya strategi untuk mempertahankan produktivitasnya, ataukah ada sesuatu yang lebih pribadi di baliknya? Setiap senyuman kecil, setiap pertanyaan yang lebih dalam tentang kehidupannya, semakin membuat Alena merasa cemas.Di sisi lain, ia merasa terperangkap dalam dua dunia yang saling bertentangan. Di rumah, Reno semakin memperhatikan jarangnya Alena berada di rumah, dan kecemburuannya semakin jelas terlihat. Alena tahu bahwa meskipun ia mencob

    Last Updated : 2025-02-10
  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 42: Perhatian yang Semakin Terbuka

    Beberapa minggu setelah makan malam yang penuh ketegangan, Adrian semakin terbuka dalam menunjukkan perhatian kepada Alena. Tidak hanya di ruang rapat atau saat ada proyek besar yang harus diselesaikan, tetapi juga dalam momen-momen kecil yang selama ini tak pernah ada di antara mereka. Setiap kali mereka bertemu di kantor, ada sesuatu yang berbeda dalam cara Adrian berbicara kepadanya—lebih hangat, lebih pribadi, seolah-olah mereka sudah melewati batas profesionalisme yang sebelumnya begitu jelas.Di acara-acara bisnis, di mana mereka biasanya bersikap sangat formal, kini Alena merasa bahwa Adrian lebih memperhatikannya. Ia selalu berada di sampingnya, berbicara dengannya lebih sering dibandingkan dengan rekan lainnya. Hal ini membuat banyak orang di sekitar mereka mulai memperhatikan perubahan yang mencolok.Vanessa, rekan kerja yang sejak awal tidak pernah suka pada Alena, mulai memperhatikan setiap gerakan mereka. Dari cara Adrian memperhatikan Alena saat berbicara, hingga seberap

    Last Updated : 2025-02-10
  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 43: Posisi yang Berubah

    Acara perusahaan itu berlangsung megah, dengan tamu-tamu penting yang memenuhi ruang ballroom yang luas. Lampu-lampu gantung berkilauan, sementara suara musik lembut mengalun di latar belakang, menciptakan suasana yang elegan. Semua orang mengenakan pakaian formal, dengan topik pembicaraan yang mengelilingi proyek terbaru dan pencapaian perusahaan. Namun, di tengah keramaian itu, ada satu kejadian yang mengguncang suasana—sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya.Ketika Alena tiba di acara itu, ia segera disambut oleh beberapa rekan kerja yang sudah lebih dulu hadir. Namun, ia merasa sedikit canggung karena kesadarannya bahwa gosip tentang kedekatannya dengan Adrian semakin meluas. Alena berusaha mengabaikannya, berpikir bahwa jika ia tetap profesional, gosip itu akan mereda dengan sendirinya.Namun, segalanya berubah saat Adrian muncul dan melihat Alena di kerumunan. Tanpa ragu, ia melangkah menuju Alena dan berkata, “Lena, mari duduk di sini,” seraya menunjuk kursi yang terletak

    Last Updated : 2025-02-11
  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 44: Perubahan yang Tak Terelakkan

    Seiring berjalannya waktu, hubungan antara Alena dan Reno semakin terasa renggang. Meskipun Alena berusaha menjaga keseimbangan antara pekerjaannya dan kehidupan pribadinya, ia tidak bisa mengabaikan kenyataan bahwa semakin banyak waktu yang ia habiskan di kantor. Setiap kali ia pulang, Reno menunggu dengan tatapan yang penuh pertanyaan, namun Alena selalu menganggapnya sebagai bagian dari rutinitas pekerjaan yang harus dijalani.Namun, kali ini ada yang berbeda. Reno semakin sering melihat Alena melamun, matanya yang biasanya cerah kini tampak kosong. Pembicaraan mereka pun menjadi semakin jarang dan datar. Alena, yang biasanya ceria saat berada di rumah, kini lebih sering terfokus pada ponselnya, memeriksa email atau pesan dari rekan-rekannya di kantor.Suatu malam, setelah Alena pulang lebih larut dari biasanya, Reno menunggunya di ruang tamu, matanya penuh kekhawatiran. Alena meletakkan tas kerjanya dan melangkah lelah menuju ruang makan, berharap bisa menikmati waktu bersama Reno

    Last Updated : 2025-02-11
  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 45: Sikap Protektif yang Tak Terduga

    Pada suatu acara perusahaan yang diadakan di sebuah hotel mewah, suasana penuh dengan percakapan ringan dan gelak tawa. Para eksekutif dan kolega berkumpul untuk merayakan pencapaian perusahaan. Alena, yang merasa sedikit canggung di tengah keramaian itu, berusaha menyesuaikan diri. Ia mengenakan gaun hitam elegan, rambutnya disisir rapi, tetapi matanya tetap mengamati sekitar dengan waspada.Seperti biasa, Adrian terlihat sangat profesional, berdiri di tengah-tengah kerumunan, berbicara dengan para tamu dan kolega. Alena merasa sedikit terasing di antara mereka, meskipun ia tahu banyak orang di acara itu. Tiba-tiba, seorang kolega pria yang cukup akrab dengan Alena, Arman, mendekatinya dengan senyum lebar."Alena, kamu terlihat luar biasa malam ini!" Arman memuji dengan nada ringan, mengarahkan percakapan ke arah pribadi. “Aku dengar kamu mulai menangani beberapa proyek besar. Sangat mengesankan.”Alena tersenyum, merasa sedikit tersanjung dengan pujian itu, meski ia tidak terlalu ny

    Last Updated : 2025-02-11
  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 46: Makan Malam dengan Reno

    Suasana di restoran yang tenang itu terasa semakin berat bagi Alena. Ia menatap piring makanannya, namun pikiran dan hatinya berlarian ke tempat lain. Reno duduk di seberangnya, tampak serius, dan matanya tak lepas dari wajah Alena. Mereka jarang berbicara serius seperti ini, dan Alena bisa merasakan ada ketegangan yang terpendam di antara mereka.“Alena,” Reno memulai, suara beratnya membuat Alena sedikit terkejut. "Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan."Alena mengangkat wajahnya dan menatapnya dengan waspada. "Tentu, Reno. Apa yang terjadi?" Ia berusaha tetap tenang meskipun perasaan cemas mulai merayap di dadanya.Reno menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan. "Aku merasa ada yang berubah denganmu akhir-akhir ini. Kamu lebih sibuk, lebih sering lembur, dan… kadang aku merasa kamu lebih banyak berbicara tentang pekerjaan daripada sebelumnya. Ada yang membuatmu berubah?"Alena menghela napas panjang, mencoba mengatur kata-katanya dengan hati-hati. “Tidak ada yang berubah, Reno.

    Last Updated : 2025-02-12

Latest chapter

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 151: Cinta dan Kendali

    Musim hujan di Jakarta membawa perubahan yang signifikan, tidak hanya pada jalanan yang sering tergenang, tetapi juga pada dinamika hubungan Alena dan Adrian. Dua minggu telah berlalu sejak malam itu—malam ketika Adrian membuka diri dan menunjukkan sisi rapuhnya. Sejak saat itu, ada pergeseran yang nyata dalam interaksi mereka.Alena menatap tumpukan dokumen di mejanya dengan mata lelah. Jam di dinding kantornya menunjukkan pukul sembilan malam, dan ia masih terjebak dengan laporan keuangan yang harus diselesaikan. Ponselnya bergetar untuk kesepuluh kalinya dalam satu jam—semua pesan dari Adrian.Sudah selesai? Aku menunggumu di penthouse. Katakan pada Hendro untuk menggantikanmu jika masih lama.Alena menghela napas panjang. Dulu, perhatian Adrian membuatnya merasa istimewa. Sekarang, ia mulai merasa seperti terjerat dalam jaring emas yang indah namun mencekik."Belum pulang, Len?" Suara Dina, rekan kerjanya, mengejutkan Alena."Masih ada beberapa hal yang harus kuselesaikan," jawab

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 150: Di Balik Topeng Kesempurnaan

    Malam semakin larut. Di luar jendela besar penthouse, gemerlap Jakarta terlihat seperti hamparan permata yang berkilauan dalam kegelapan. Adrian duduk di sofa panjang, bersandar dengan posisi yang jarang Alena lihat—bahu sedikit lunglai dan tatapan menerawang. Gelas whisky masih tergenggam di tangannya, setengah kosong, sementara botolnya kini telah habis.Alena memperhatikan setiap detail perubahan pada pria yang biasanya tampil sempurna ini. Rambut hitam yang biasanya tersisir rapi kini jatuh berantakan menutupi sebagian dahinya. Garis-garis lelah di wajahnya yang biasanya tersembunyi di balik ekspresi tegas kini terekspos jelas di bawah cahaya lampu yang temaram."Kau tidak perlu tinggal kalau tidak ingin," ucap Adrian, memecah keheningan. "Aku baik-baik saja."Alena tersenyum tipis. "Kita berdua tahu itu tidak benar."Adrian menghela napas panjang, lalu meletakkan gelasnya di meja. "Maaf, aku tidak bermaksud mengacaukan malammu dengan drama pribadiku.""Tidak apa-apa," jawab Alena

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 149: Melihat Sisi Lain Adrian

    Alena menatap langit-langit kamarnya yang berwarna putih. Tiga jam berlalu sejak konfrontasinya dengan Reno, tetapi jantungnya masih berdebar kencang. Kata-kata pria itu terus terngiang di telinganya."Kau pikir Adrian benar-benar peduli padamu? Kau hanya mainan baginya, Alena. Seperti semua perempuan sebelummu."Alena memijat pelipisnya yang berdenyut. Ia sudah mencoba segalanya untuk mengalihkan pikirannya—membaca buku, menonton film, bahkan mencoba memasak meskipun dapur bukanlah wilayah keahliannya. Namun, tidak ada yang berhasil. Pikirannya selalu kembali pada Adrian, pada hubungan mereka yang rumit, dan pada semua keputusan yang telah ia ambil dalam beberapa bulan terakhir.Dulu, hidupnya sederhana namun teratur. Sebagai karyawan biasa di perusahaan multinasional, Alena menjalani rutinitas yang hampir sama setiap harinya. Bangun pagi, berangkat kerja, menyelesaikan tugas, pulang, dan sesekali bertemu teman. Tetapi semua berubah sejak Adrian Raditya masuk ke kehidupannya. CEO tam

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 148: konfrontasi dan manipulasi

    Cahaya senja menerobos masuk melalui jendela apartemen Reno, menciptakan bayangan panjang yang seolah menegaskan keheningan mencekam antara dua orang yang kini duduk berhadapan. Reno dengan tatapan tajamnya, dan Alena dengan wajah yang diliputi kecemasan."Apa yang sebenarnya terjadi antara kamu dan Adrian?" tanya Reno akhirnya, nada suaranya tajam memecah keheningan.Alena tersentak, meskipun ia sudah mempersiapkan diri untuk pertanyaan ini. Di sudut hatinya, ia tahu cepat atau lambat Reno akan mengonfrontasinya secara langsung. Namun, kenyataannya tetap terasa berat."Reno, ini bukan seperti yang kamu pikirkan," jawabnya dengan suara bergetar, berusaha tetap tenang meski jantungnya berdegup kencang.Reno mendengus, tergelak pahit. "Kamu selalu menghindar, Alena! Selalu ada saja alasan, selalu ada saja penjelasan yang kabur." Ia bangkit dari kursinya, berjalan mondar-mandir di ruangan dengan frustrasi yang tak bisa disembunyikan. "Aku mulai merasa bahwa kamu lebih memilih dia daripad

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 147: Aku tidak mengerti

    Sophia merapikan blazernya dengan gerakan anggun sembari melirik jam tangan mewah yang melingkar di pergelangan tangannya. Dari balik jendela kantornya di lantai 35, Jakarta terlihat seperti miniatur kota yang dihiasi lampu-lampu gemerlap. Senyum tipis tersungging di bibirnya ketika ponselnya bergetar—pesan dari Reno yang mengkonfirmasi pertemuan mereka sore ini.Sempurna, pikirnya. Semuanya berjalan sesuai rencana. Masalah antara Reno dan Alena adalah peluang emas yang tak boleh ia sia-siakan.Sophia telah mengincar posisi direktur pemasaran yang kini dipegang Alena selama bertahun-tahun. Persaingan ketat di antara mereka bukanlah rahasia bagi siapapun di kantor. Namun, bagi Sophia, ini lebih dari sekadar ambisi profesional—ini tentang pembuktian diri. Selalu berada di bayang-bayang kesuksesan Alena telah menjadi duri yang menggores hatinya setiap hari."Kau terlalu terobsesi," begitu Adrian pernah memperingatkannya. "Fokus saja pada pekerjaanmu sendiri."Ironisnya, justru Adrian yan

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 146: Rahasia yang Terkuak

    Reno menatap layar laptopnya dengan tatapan kosong. Di depan matanya, sebuah email yang tak seharusnya ia baca terpampang jelas—sebuah pertukaran pesan antara Alena dan Adrian. Jemarinya bergetar saat ia mengusap wajahnya yang lelah. Sudah berminggu-minggu ia merasakan ada yang tidak beres, dan kini bukti itu terpampang di hadapannya."Aku rindu padamu. Kapan kita bisa bertemu lagi tanpa harus khawatir?" tulis Adrian dalam email tersebut.Balasan Alena tak kalah menyakitkan: "Aku juga. Ini sulit, tapi aku harus berhati-hati. Reno mulai mencurigai sesuatu."Reno menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan detak jantungnya yang tidak karuan. Ia tidak pernah membayangkan akan melakukan hal seperti ini—mengakses email kekasihnya secara diam-diam. Tetapi keputusasaan telah mendorongnya ke titik ini.Hubungan mereka yang dulunya penuh kehangatan kini berubah menjadi lautan ketegangan yang tidak terucapkan. Setiap pesan yang tidak dibalas, setiap panggilan yang tidak dijawab, semuanya ha

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 145: Permainan Sophia

    Sementara itu, Sophia—wanita ambisius yang bekerja di perusahaan Adrian—mulai melihat adanya celah untuk memanfaatkan situasi. Ia sudah lama merasa bahwa Adrian memiliki perhatian lebih kepada Alena, dan kini ia melihat peluang untuk menyingkirkan Alena dari persaingan. Sophia mulai mendekati Reno, berpura-pura menjadi teman yang peduli dan menawarkan informasi yang bisa memicu keraguan lebih lanjut. Sophia tahu bahwa jika ia bisa memecah hubungan antara Alena dan Adrian, ia bisa mengambil alih posisi Alena di perusahaan dan mendapatkan perhatian Adrian.Sophia Greene mematut dirinya di cermin toilet kantor, memastikan tidak ada sedikit pun lipstik merah marunnya yang luntur. Sempurna, seperti biasa. Ia merapikan blazer hitamnya yang sudah disetrika rapi dan menarik napas dalam-dalam."Hari ini harus berhasil," bisiknya pada bayangan di cermin.Sudah tiga tahun Sophia bekerja di divisi pemasaran perusahaan Adrian. Tiga tahun pula ia berusaha mendapatkan perhatian lebih dari Adrian McK

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 144: Titik Kecurigaan

    Reno mulai merasa ada yang tidak beres. Alena, yang dulu sangat terbuka, kini tampak lebih tertutup dan sering kali menghindar darinya. Perubahan sikap ini memunculkan kecurigaan yang semakin besar. Satu malam, Reno memutuskan untuk menyelidiki lebih dalam, mencari tahu apakah ada yang sedang disembunyikan oleh Alena. Dengan hati-hati, ia mulai mengumpulkan informasi dari rekan-rekan kerja Alena dan juga menyelidiki riwayat pekerjaan Alena di perusahaan Adrian. Meskipun ia belum menemukan bukti yang jelas, perasaan curiganya semakin berkembang.Hujan pertama di bulan Oktober mengguyur Jakarta malam itu. Reno duduk sendirian di balkon apartemennya, menatap lampu-lampu kota yang berpendar di kejauhan. Segelas kopi yang mulai mendingin tergeletak di meja, tepat di samping ponselnya yang berulang kali ia periksa, berharap ada pesan dari Alena.Sudah hampir dua minggu sejak terakhir kali mereka berbicara dengan benar-benar terbuka. Alena selalu memiliki alasan—terlalu sibuk, terlalu lelah,

  • Gairah di Balik Tirai Kehidupan   Bab 143: Batas Tipis

    Suatu malam, ketika Alena sedang bekerja lembur, Adrian datang ke kantornya untuk mengecek beberapa laporan. Tanpa disangka, Adrian duduk di meja Alena dan mulai berbicara dengan cara yang sangat pribadi, jauh dari kesan dingin yang biasanya ia tunjukkan."Kamu tidak harus melakukan semua ini sendiri, Alena," kata Adrian dengan lembut. "Aku tahu, kadang-kadang pekerjaan ini bisa sangat membebani. Tapi kamu tidak sendirian."Kata-kata Adrian membuat Alena merasa begitu dihargai. Namun, dalam hatinya, ia merasa semakin terikat padanya. "Mungkin aku hanya ingin dia merasa diterima," pikir Alena, namun ia tahu bahwa perasaan ini telah melampaui sekadar simpati.Saat Alena melangkah pulang malam itu, perasaan yang ada dalam dirinya semakin sulit dipahami. Ia terjebak antara simpati, rasa ingin melindungi, dan keterikatan yang semakin mendalam. Ia menyadari bahwa semakin banyak waktu yang ia habiskan bersama Adrian, semakin sulit bagi dirinya untuk menjaga jarak. Perasaan itu mulai berkemban

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status