All Chapters of Gairah di Balik Tirai Kehidupan: Chapter 11 - Chapter 20

80 Chapters

Bab 11: Langkah Pertama di Dunia Baru

Pagi itu, Alena berdiri di depan gedung pencakar langit Adrian Global, mengenakan setelan kerja sederhana dengan tas selempang kecil di pundaknya. Gedung itu menjulang tinggi, dinding kacanya memantulkan sinar matahari pagi yang menyilaukan. Untuk sesaat, Alena merasa kecil dibandingkan kemegahan yang ada di hadapannya.“Ini benar-benar di luar bayanganku,” gumamnya, sambil menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri.Ketika memasuki gedung, Alena disambut oleh suasana profesional yang sangat berbeda dari apa yang pernah ia alami sebelumnya. Lantai marmer yang mengilap, lampu gantung modern, dan aroma kopi yang harum dari kafe kecil di sudut lobi membuat tempat itu terasa seperti dunia lain. Para karyawan berlalu-lalang dengan langkah cepat, mengenakan pakaian formal dan memegang gadget canggih.“Selamat pagi, Ibu Alena,” sapa seorang resepsionis dengan senyum ramah. “Ruangan Anda ada d
last updateLast Updated : 2025-01-27
Read more

Bab 12: Pertemuan Pertama yang Menggetarkan

Hari itu, Alena tiba di kantor dengan semangat yang lebih tinggi dari biasanya. Ia telah mulai terbiasa dengan lingkungan Adrian Global, meski masih banyak hal yang harus ia pelajari. Namun, suasana hari itu terasa berbeda. Ada bisik-bisik di antara karyawan di lantai tempatnya bekerja.“Adrian akan datang ke lantai ini hari ini,” kata Rina dengan nada setengah berbisik saat melewati meja Alena.Alena menoleh dengan kaget. “Maksudmu Adrian? Pemilik perusahaan ini?” tanyanya.Rina mengangguk. “Iya. Dia biasanya jarang turun langsung, tapi kalau dia datang, itu berarti ada hal penting. Dia tipe pemimpin yang sangat detail dan terorganisir, tapi juga tidak segan menegur kalau ada kesalahan.”Alena merasa gugup. Nama Adrian bukan hanya terpampang di logo perusahaan, tapi juga dikenal sebagai salah satu pebisnis paling sukses di negara itu. Sosoknya sering muncul di berita,
last updateLast Updated : 2025-01-28
Read more

Bab 13: Bayangan Dingin Adrian

Hari-hari berikutnya di kantor terasa berbeda bagi Alena. Setelah pertemuan pertamanya dengan Adrian, ia berpikir bahwa mungkin pria itu akan lebih memperhatikannya atau setidaknya mengenali keberadaannya. Namun, yang terjadi justru sebaliknya.Adrian tampak semakin dingin, seolah-olah perbincangan mereka sebelumnya tidak pernah terjadi. Saat melewati meja Alena, ia bahkan tidak menoleh sedikit pun. Jika dulu Alena bisa menangkap tatapan pria itu secara tidak sengaja, kini Adrian nyaris tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa ia mengenalnya lebih dari sekadar pegawai biasa.Alena mencoba meyakinkan dirinya bahwa ini hal yang wajar. “Dia atasanmu. Tidak ada alasan baginya untuk terus memperhatikanmu.” Namun, jauh di lubuk hatinya, ia tidak bisa menahan perasaan kecil dan tidak berarti setiap kali diabaikan seperti itu.Suatu hari, saat makan siang di kantin bersama rekan-rekan kerja, Alena tidak bisa menyembunyikan kegelisahannya.“Kamu kelihatan murung, Alena,” ujar Rina, salah satu senio
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more

Bab 14: Getaran yang Tak Disadari

Suatu sore, ketika Alena sedang bersiap-siap untuk pulang, ia menerima pesan dari sekretaris Adrian yang memintanya mengantarkan laporan mendesak ke ruang rapat. Dengan cepat, ia membawa dokumen yang diminta dan menuju lantai atas.Saat ia sampai, ruang rapat sudah hampir kosong. Hanya ada Adrian yang masih duduk di kursinya, membaca sesuatu di layar laptopnya.Alena ragu-ragu sejenak sebelum mengetuk pintu. “Permisi, Pak. Ini laporan yang diminta.”Adrian mengangkat kepalanya, menatapnya dengan ekspresi sulit ditebak. Lalu, untuk pertama kalinya setelah sekian lama, ia berbicara lebih dari sekadar satu atau dua kata.“Kamu yang mengetik laporan ini?” tanyanya sambil mengambil berkas dari tangan Alena.Alena mengangguk. “Ya, Pak. Saya mencoba menyusunnya sejelas mungkin.”Adrian membaca laporan itu sebentar, lalu mengangguk kecil. “Bagus. Kamu teliti.”Itu hanya pujian singkat, tetapi entah kenapa dada Alena terasa hangat mendengarnya.Namun, sebelum ia sempat mengatakan apa pun, Adri
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more

Bab 15: Perhatian yang Tak Terduga

Hari itu, suasana kantor terasa lebih sibuk dari biasanya. Alena duduk di mejanya, fokus menyelesaikan laporan keuangan yang diminta oleh atasannya. Sejak hari pertama bekerja, ia telah berusaha sebaik mungkin untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya. Nadine, rekan kerja yang ramah, telah banyak membantunya dalam memahami budaya perusahaan.Salah satu tugas yang diberikan kepadanya adalah menyusun laporan anggaran bulanan untuk Adrian, sang CEO. Meski awalnya merasa gugup, Alena tetap berusaha memberikan yang terbaik. Ia membaca kembali data yang dikumpulkannya, memastikan setiap angka dan detail tersusun rapi sebelum akhirnya mengirimkannya ke meja Adrian.Tak lama setelah itu, telepon di mejanya berdering. Dengan sedikit ragu, ia mengangkatnya."Alena, bisa ke ruangan saya sekarang?" Suara berat Adrian terdengar di ujung telepon, tegas dan tak terbaca emosinya.Jantung Alena berdebar. Ini pertama kalinya ia dipanggil langsung oleh Adrian setela
last updateLast Updated : 2025-02-01
Read more

Bab 16: Ketegangan yang Mulai Terbangun

Hari-hari berlalu dengan cepat sejak Alena mulai bekerja di perusahaan Adrian. Seiring waktu, ia mulai memahami ritme kerja di kantor, menyelesaikan tugasnya dengan lebih cepat, dan membiasakan diri dengan ekspektasi tinggi yang selalu diterapkan oleh atasannya. Namun, ada satu hal yang terus menghantuinya—hubungannya dengan Adrian yang terasa semakin rumit.Adrian, CEO yang dikenal dingin dan tidak mudah didekati, sering kali berbicara dengan nada tajam kepada Alena. Ia tidak pernah berbasa-basi dan selalu langsung ke inti masalah. Meskipun awalnya Alena hanya menganggapnya sebagai bagian dari profesionalisme Adrian, lambat laun ia mulai merasakan ketegangan yang berbeda dalam interaksi mereka.Pagi itu, Alena tengah sibuk mempersiapkan materi presentasi untuk rapat penting Adrian dengan para investor. Ia telah menghabiskan semalaman untuk memastikan semua dokumen dalam keadaan sempurna. Saat rapat dimulai, ia duduk di kursinya, mencatat setiap poin yang dibahas
last updateLast Updated : 2025-02-01
Read more

Bab 17: Ketidakseimbangan dalam Rumah Tangga

Alena menatapnya dengan kaget. “Bukankah Anda yang mengatakan bahwa saya harus memastikan semuanya sempurna?”Adrian tersenyum tipis. “Benar. Tapi aku tidak pernah bilang kamu harus menyiksa diri sendiri.”Untuk pertama kalinya, Alena melihat sesuatu yang berbeda dalam tatapan Adrian—sesuatu yang lebih dari sekadar atasan yang menuntut kesempurnaan dari bawahannya. Ia melihat ketulusan, meskipun hanya sekejap.Ketegangan di antara mereka tetap ada, tapi kini ada sesuatu yang lain menyelinap di dalamnya. Sebuah ketertarikan yang perlahan mulai tumbuh, meskipun mereka berdua belum sepenuhnya menyadarinya.Hari-hari Alena di perusahaan Adrian semakin sibuk. Ia mulai mendapatkan lebih banyak tanggung jawab, sering kali harus pulang larut malam. Reno, yang sebelumnya selalu mendukungnya, mulai merasa ada sesuatu yang berubah. Ia merindukan Alena yang dulu selalu ada untuknya, tetapi kini seolah-olah waktu dan perhatian istrinya le
last updateLast Updated : 2025-02-02
Read more

Bab 18: Ujian dari Adrian

Sejak awal, Adrian adalah sosok yang tidak mudah dipahami. Ia bukan hanya seorang CEO yang sukses, tetapi juga pria yang penuh perhitungan. Setiap keputusan yang ia buat selalu memiliki tujuan tersembunyi. Alena, meskipun masih baru di perusahaan itu, mulai merasakan tekanan yang semakin besar dari Adrian.Suatu pagi, Alena menerima email dari sekretaris Adrian. Ia diminta untuk menghadap ke ruangannya segera setelah tiba di kantor. Jantungnya berdebar, mencoba menebak alasan panggilan itu.Saat memasuki ruangan Adrian, Alena melihat pria itu sedang berdiri di dekat jendela besar yang menghadap ke pusat kota. Tangannya bersedekap, matanya tajam menatap keluar seakan sedang menimbang sesuatu yang besar."Duduk," kata Adrian tanpa menoleh.Alena menurut, merasa ada sesuatu yang berbeda dalam pertemuan ini. Biasanya, komunikasi mereka bersifat profesional, tetapi kali ini suasana terasa lebih intens."Kau telah bekerja di sini
last updateLast Updated : 2025-02-02
Read more

Bab 19: Sebuah Momen Canggung

Hari itu, suasana di kantor terasa lebih tegang dari biasanya. Alena merasa ada yang berbeda, seperti ada sebuah ketegangan yang mengambang di udara. Proyek besar yang ia tangani bersama Adrian sudah mulai mencapai puncaknya, dan meskipun ia berusaha keras untuk mempertahankan fokus, pikirannya sering teralihkan oleh perasaan yang tidak bisa ia jelaskan. Di satu sisi, ia merasa bangga dengan pencapaiannya, tetapi di sisi lain, ada rasa cemas yang terus mengganggu—terutama terkait dengan hubungan profesionalnya dengan Adrian.Pagi itu, setelah rapat penting dengan klien, Adrian mengundangnya untuk berbicara sejenak di ruangannya. Biasanya, pertemuan mereka hanya membahas hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan, namun hari itu, ada sesuatu yang berbeda. Alena merasa sedikit gugup saat memasuki ruangan Adrian. Pria itu sedang berdiri di depan meja kerjanya, dengan mata yang tajam namun ekspresi yang lebih lembut dari biasanya."Alena," kata Adrian, memecah keheningan di antara mereka. "A
last updateLast Updated : 2025-02-03
Read more

Bab 20: Gosip yang Terbentuk

Di kantor, suasana mulai berubah. Meskipun Alena berusaha keras untuk tetap fokus pada pekerjaannya, ia tak bisa menutup mata terhadap perubahan yang perlahan terjadi di sekitarnya. Rumor mulai menyebar, dari meja ke meja, dari rekan kerja ke rekan kerja. Ada bisik-bisik yang semakin jelas terdengar saat ia melintas di lorong atau memasuki ruang rapat. Orang-orang mulai berbicara, dan meskipun Alena berusaha untuk tidak memperdulikannya, hatinya mulai resah.Segalanya berawal dari kebiasaan Adrian yang semakin sering meminta Alena untuk menangani tugas-tugasnya secara langsung. Alena yang sebelumnya hanya bertanggung jawab untuk beberapa laporan dan koordinasi kecil, kini lebih sering terlibat dalam rapat-rapat penting bersama Adrian, bahkan menjadi tangan kanan untuk sejumlah keputusan strategis. Perhatian yang diberikan Adrian padanya, walaupun mungkin hanya berfokus pada pekerjaannya, mulai menimbulkan perasaan tidak nyaman di kalangan rekan-rekan lainnya.Vanessa, salah satu rekan
last updateLast Updated : 2025-02-03
Read more
PREV
123456
...
8
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status