บททั้งหมดของ Gairah di Balik Tirai Kehidupan: บทที่ 21 - บทที่ 30

80

Bab 21: Sisi Lembut Adrian

Hari-hari setelah gosip itu mulai menyebar, Alena merasa semakin terjebak dalam perasaan canggung yang sulit dijelaskan. Setiap kali ia melewati meja rekan-rekannya, ia bisa merasakan tatapan yang penuh pertanyaan dan kadang-kadang ada bisikan pelan di belakangnya. Meskipun ia mencoba tetap fokus pada pekerjaannya, Alena tak bisa menghindari kenyataan bahwa perhatian yang tiba-tiba tertuju padanya membuatnya merasa lebih terasing.Namun, ada satu hal yang aneh—Adrian tampaknya tidak terpengaruh oleh semua itu. Ia tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa gosip-gosip yang beredar di kantor memengaruhinya sedikit pun. Bahkan, Adrian tetap memperlakukannya dengan cara yang sama, penuh profesionalisme, seperti yang selalu ia lakukan sejak pertama kali Alena bergabung dengan perusahaan itu. Tidak ada sikap yang berubah, tidak ada penilaian atau perlakuan yang berbeda. Jika ada, Adrian justru semakin sering memberinya tantangan lebih besar dalam pekerjaannya.Namun, pada suatu hari, semuanya beru
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-03
อ่านเพิ่มเติม

Bab 22: Malam yang Mempesona dan Canggung

Malam itu, suasana di hotel mewah tempat acara perusahaan diadakan terasa sangat berbeda dari apa yang biasa Alena alami. Ruangan penuh dengan tamu yang berpakaian formal, suasana yang tampak lebih seperti gala daripada sebuah acara bisnis biasa. Alena mengenakan gaun malam hitam sederhana, berusaha untuk terlihat profesional, meskipun ia merasa sangat canggung dalam lingkungan yang begitu mewah dan penuh dengan orang-orang yang jauh lebih berpengalaman darinya. Semua orang tampak begitu fasih dalam percakapan dan sikap mereka, sementara Alena merasa seperti ikan kecil di tengah lautan besar.Ia memandang sekeliling dengan cemas. Meja-meja terhias rapi dengan lilin-lilin kecil yang berkelip, para tamu berbincang dengan gelas anggur di tangan, dan percakapan penuh canda tawa terdengar di seluruh ruangan. Alena merasa seperti anak baru yang belum sepenuhnya tahu cara berperilaku di dunia yang penuh dengan penampilan dan etiket sosial yang rumit.Adrian, yang tampaknya sangat nyaman deng
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-04
อ่านเพิ่มเติม

Bab 23: Menyentuh Sisi Gelap Adrian

Hari-hari setelah acara makan malam itu terasa berbeda bagi Alena. Interaksi dengan Adrian semakin intens. Di satu sisi, mereka tetap terikat oleh hubungan profesional mereka—tugas-tugas yang diberikan padanya semakin menantang dan kompleks. Namun, di sisi lain, ada sebuah kedekatan yang tak terucapkan, sebuah koneksi yang mulai tumbuh di antara mereka berdua, meski Alena berusaha menahan diri untuk tidak terlalu mengandalkannya.Adrian yang dulu tampak sangat tertutup kini mulai lebih sering mengajaknya berbicara tentang hal-hal di luar pekerjaan. Mereka mulai membahas lebih banyak topik pribadi, meskipun pembicaraan itu tetap dipenuhi dengan keheningan yang mengisi ruang antara mereka. Adrian mulai berbicara tentang ambisinya yang tak terwujud, tentang impian-impian yang harus ia korbankan untuk mencapai puncak karirnya. Tetapi, meski pembicaraan mereka semakin mendalam, ada satu hal yang masih belum bisa Alena pahami—mengapa Adrian selalu tampak begitu dingin, seolah ia terisolasi
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-04
อ่านเพิ่มเติม

Bab 24: Kepercayaan yang Terbuka

Hari-hari setelah pertemuan malam itu, hubungan Alena dan Adrian semakin rumit. Ada banyak hal yang belum ia pahami tentang Adrian, tetapi ia juga semakin merasakan ikatan yang semakin kuat di antara mereka. Namun, di kantor, ada seseorang yang tidak senang dengan kedekatan ini—Vanessa.Vanessa, yang sejak awal merasa tersaingi oleh Alena, mulai memainkan taktik liciknya untuk menjebak Alena. Ia melihat kesempatan itu ketika Alena sedang sibuk dengan proyek besar yang ditugaskan oleh Adrian. Vanessa tahu bahwa Alena belum sepenuhnya terbiasa dengan dinamika di perusahaan yang besar ini, dan ia merasa inilah saat yang tepat untuk meruntuhkan citra Alena di mata Adrian.Pada suatu hari, ketika Alena sedang mempersiapkan presentasi untuk klien besar, Vanessa dengan sengaja memberikan informasi yang salah mengenai detail presentasi tersebut. Alena yang sibuk dengan tenggat waktu dan tekanan pekerjaan tidak menyadari kesalahan tersebut. Ketika ia memberikan presentasinya kepada Adrian dan
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-04
อ่านเพิ่มเติม

Bab 25: Perasaan yang Tumbuh di Antara Batas

Hari-hari berlalu, dan Alena mulai merasakan bahwa ada perubahan halus dalam hubungannya dengan Adrian. Meskipun mereka berdua masih menjaga profesionalisme di kantor, sesuatu yang lebih dari sekadar hubungan atasan dan bawahan mulai terjalin di antara mereka. Momen-momen kecil—yang awalnya ia anggap biasa—sekarang terasa berbeda.Suatu pagi, saat Alena sedang bekerja di meja kantornya, Adrian datang dengan secangkir kopi untuknya. Itu bukan hal yang sering dilakukan oleh atasan. Biasanya, Adrian lebih memilih untuk mengatur segala sesuatu dengan sangat terstruktur dan tepat waktu, tetapi kali ini, ada sesuatu yang tampak lebih pribadi."Saya pikir kamu butuh ini," kata Adrian sambil meletakkan kopi di meja Alena dengan senyum singkat.Alena terkejut, meskipun ia berusaha menyembunyikan ekspresi itu. "Terima kasih, Pak. Tapi Anda tidak perlu repot-repot," jawabnya, mencoba menjaga jarak profesional seperti biasa.Namun, Adrian tidak menjawab, hanya duduk di kursinya sejenak, mengamati
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-05
อ่านเพิ่มเติม

Bab 26: Kecemburuan yang Terpendam

Hari-hari berlalu, dan meskipun Alena berusaha untuk tetap seimbang antara pekerjaan dan rumah tangga, sesuatu mulai terasa berubah. Reno, yang sebelumnya sangat mendukung karier Alena, mulai menunjukkan ketegangan yang semakin jelas. Kecemburuan, yang semula tersembunyi, kini muncul ke permukaan, terutama setiap kali Alena pulang terlambat dari lembur di kantor.Suatu malam, saat Alena baru saja pulang setelah lembur, ia merasa sangat lelah. Seperti biasa, ia masuk ke rumah dengan tas laptop yang berat dan sepatu hak tinggi yang sudah mulai terasa tidak nyaman. Reno sedang duduk di ruang tamu, menonton televisi dengan tampak tidak terlalu antusias. Wajahnya terlihat lebih serius dari biasanya.Alena meletakkan tasnya di meja, berusaha tersenyum lelah. "Maaf, Ren. Lembur lagi. Ada banyak hal yang harus diselesaikan di kantor," ujarnya, sambil melepaskan sepatunya.Reno hanya mengangguk pelan, tidak mengatakan apapun. Namun, Alena bisa merasakan ketegangan di udara. Ada sesuatu yang be
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-05
อ่านเพิ่มเติม

Bab 27: Perhatian yang Mulai Terungkap

Hari-hari berlalu, dan Alena mulai merasa bahwa hubungan profesionalnya dengan Adrian semakin bergeser. Meskipun mereka masih berada di dalam batasan yang jelas, ada momen-momen kecil yang menunjukkan perhatian pribadi dari Adrian yang semakin sulit untuk diabaikan.Suatu pagi, saat Alena sedang menatap layar komputer di ruang kantornya, Adrian datang ke mejanya. Ia membawa secangkir kopi seperti biasa, namun kali ini, ada sesuatu yang berbeda dalam cara dia mendekatinya. Alih-alih langsung memberikan kopi itu dan meninggalkan ruangannya, Adrian berdiri di depan meja Alena, memperhatikannya sejenak sebelum berbicara."Alena, aku baru saja ingat, kamu bilang suka berjalan di taman saat akhir pekan. Masih sering melakukannya?" tanyanya dengan nada yang terkesan lebih personal, meskipun matanya tetap tampak serius.Alena terkejut, karena selama ini percakapan mereka selalu berfokus pada pekerjaan. Meskipun Adrian pernah berbicara tentang kehidupan pribadi sesekali, itu tidak pernah sebes
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-05
อ่านเพิ่มเติม

Bab 28: Tertekan oleh Perhatian yang Terlihat

Hari-hari di kantor semakin berat bagi Alena. Semakin lama, perhatian Adrian terhadapnya semakin sulit untuk disembunyikan. Meskipun mereka berdua berusaha menjaga batas profesionalisme, ada momen-momen kecil yang tidak dapat dihindari—momen yang terlalu jelas bagi rekan-rekan kerja mereka.Di sebuah rapat penting yang dihadiri oleh hampir seluruh tim, Alena merasakan ketegangan yang semakin meningkat. Adrian meminta Alena untuk menjelaskan salah satu proyek yang sedang mereka kerjakan, dan meskipun Alena berbicara dengan lancar, ada perasaan canggung yang terus membebani bahunya. Setiap kali Adrian menatapnya, dia merasa seperti ada lebih dari sekadar profesionalisme yang tersirat dalam pandangan itu.Setelah rapat selesai, beberapa rekan kerja mendekati Alena, memberikan senyum-senyum yang tidak bisa ia artikan dengan mudah. Vanessa, yang selalu memandang Alena dengan rasa iri, tidak bisa menahan diri untuk tidak berkomentar."Sepertinya Adrian sangat memperhatikanmu akhir-akhir ini
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-06
อ่านเพิ่มเติม

Bab 29: Hadiah yang Terlalu Pribadi

Pagi itu, suasana di kantor terasa sedikit berbeda. Alena baru saja menyelesaikan sebuah proyek besar yang menjadi ujian nyata bagi kemampuannya. Selama berhari-hari ia bekerja tanpa henti, berusaha memenuhi ekspektasi Adrian yang semakin tinggi. Terkadang ia merasa tercekik oleh beban yang ada, tetapi ia tahu bahwa setiap langkah yang ia ambil adalah untuk masa depannya—baik di perusahaan maupun dalam hidup pribadi.Saat Alena tengah duduk di meja kerjanya, tiba-tiba pintu ruangan terbuka, dan sekilas bayangan Adrian muncul di ambang pintu. Dengan langkah mantap, pria itu mendekatinya sambil memegang sebuah kotak kecil berwarna hitam. Alena menatapnya dengan penasaran, mencoba menyembunyikan kegugupannya."Alena," suara Adrian terdengar serius namun lembut, "Aku ingin memberikan sesuatu sebagai tanda terima kasih atas kerja kerasmu belakangan ini. Proyek ini berhasil berkat usaha yang tak kenal lelah darimu."Dengan perlahan, Adrian meletakkan kotak kecil itu di meja Alena. Alena mer
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-06
อ่านเพิ่มเติม

Bab 30: Ketegangan yang Meningkat

Hari itu, Alena pulang lebih awal dari biasanya. Setelah seharian bekerja keras di kantor dan menerima hadiah dari Adrian, ia merasa sedikit tertekan. Hadiah itu—sebuah jam tangan elegan—terus berputar dalam pikirannya. Meskipun ia berusaha untuk tidak memikirkan hal itu terlalu dalam, ada perasaan yang semakin mengganggu hati dan pikirannya.Sesampainya di rumah, ia merasa agak canggung. Reno sedang di ruang tamu, sibuk menonton televisi. Alena meletakkan tasnya di meja dan menuju ke kamar untuk melepaskan kelelahan sejenak. Ketika membuka lemari untuk mengganti pakaian, matanya tertumbuk pada jam tangan yang tadi ia letakkan begitu saja di atas meja.Namun, sebelum ia sempat mengalihkan pandangannya, Reno muncul di pintu kamar. Alena bisa melihat ekspresi wajahnya yang langsung berubah saat matanya tertuju pada jam tangan yang tergeletak di meja itu."Apa itu?" tanya Reno, nada suaranya terdengar datar, namun ada ketegangan yang mulai terasa di udara.Alena merasa terperangah. Ia ta
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-06
อ่านเพิ่มเติม
ก่อนหน้า
1234568
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status