บททั้งหมดของ Gairah di Balik Tirai Kehidupan: บทที่ 41 - บทที่ 50

80

Bab 41: Alena Mulai Mempertanyakan Niat Adrian dan Perasaannya Sendiri

Hari-hari berlalu dengan Alena merasa terjebak dalam pusaran perasaan yang semakin rumit. Setiap kali ia berinteraksi dengan Adrian, ia merasa ada ketegangan yang tidak bisa dihindari. Adrian yang dulunya selalu terlihat begitu tegas dan profesional, kini menunjukkan sisi lain yang lebih lembut dan perhatian—sisi yang membuat Alena bingung dan meragukan niatnya.Alena sering kali merenung tentang perubahan ini. Apakah perhatian Adrian yang semakin jelas adalah tanda bahwa ia mulai melihatnya sebagai lebih dari sekadar bawahan? Apakah semua itu hanya strategi untuk mempertahankan produktivitasnya, ataukah ada sesuatu yang lebih pribadi di baliknya? Setiap senyuman kecil, setiap pertanyaan yang lebih dalam tentang kehidupannya, semakin membuat Alena merasa cemas.Di sisi lain, ia merasa terperangkap dalam dua dunia yang saling bertentangan. Di rumah, Reno semakin memperhatikan jarangnya Alena berada di rumah, dan kecemburuannya semakin jelas terlihat. Alena tahu bahwa meskipun ia mencob
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-10
อ่านเพิ่มเติม

Bab 42: Perhatian yang Semakin Terbuka

Beberapa minggu setelah makan malam yang penuh ketegangan, Adrian semakin terbuka dalam menunjukkan perhatian kepada Alena. Tidak hanya di ruang rapat atau saat ada proyek besar yang harus diselesaikan, tetapi juga dalam momen-momen kecil yang selama ini tak pernah ada di antara mereka. Setiap kali mereka bertemu di kantor, ada sesuatu yang berbeda dalam cara Adrian berbicara kepadanya—lebih hangat, lebih pribadi, seolah-olah mereka sudah melewati batas profesionalisme yang sebelumnya begitu jelas.Di acara-acara bisnis, di mana mereka biasanya bersikap sangat formal, kini Alena merasa bahwa Adrian lebih memperhatikannya. Ia selalu berada di sampingnya, berbicara dengannya lebih sering dibandingkan dengan rekan lainnya. Hal ini membuat banyak orang di sekitar mereka mulai memperhatikan perubahan yang mencolok.Vanessa, rekan kerja yang sejak awal tidak pernah suka pada Alena, mulai memperhatikan setiap gerakan mereka. Dari cara Adrian memperhatikan Alena saat berbicara, hingga seberap
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-10
อ่านเพิ่มเติม

Bab 43: Posisi yang Berubah

Acara perusahaan itu berlangsung megah, dengan tamu-tamu penting yang memenuhi ruang ballroom yang luas. Lampu-lampu gantung berkilauan, sementara suara musik lembut mengalun di latar belakang, menciptakan suasana yang elegan. Semua orang mengenakan pakaian formal, dengan topik pembicaraan yang mengelilingi proyek terbaru dan pencapaian perusahaan. Namun, di tengah keramaian itu, ada satu kejadian yang mengguncang suasana—sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya.Ketika Alena tiba di acara itu, ia segera disambut oleh beberapa rekan kerja yang sudah lebih dulu hadir. Namun, ia merasa sedikit canggung karena kesadarannya bahwa gosip tentang kedekatannya dengan Adrian semakin meluas. Alena berusaha mengabaikannya, berpikir bahwa jika ia tetap profesional, gosip itu akan mereda dengan sendirinya.Namun, segalanya berubah saat Adrian muncul dan melihat Alena di kerumunan. Tanpa ragu, ia melangkah menuju Alena dan berkata, “Lena, mari duduk di sini,” seraya menunjuk kursi yang terletak
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-11
อ่านเพิ่มเติม

Bab 44: Perubahan yang Tak Terelakkan

Seiring berjalannya waktu, hubungan antara Alena dan Reno semakin terasa renggang. Meskipun Alena berusaha menjaga keseimbangan antara pekerjaannya dan kehidupan pribadinya, ia tidak bisa mengabaikan kenyataan bahwa semakin banyak waktu yang ia habiskan di kantor. Setiap kali ia pulang, Reno menunggu dengan tatapan yang penuh pertanyaan, namun Alena selalu menganggapnya sebagai bagian dari rutinitas pekerjaan yang harus dijalani.Namun, kali ini ada yang berbeda. Reno semakin sering melihat Alena melamun, matanya yang biasanya cerah kini tampak kosong. Pembicaraan mereka pun menjadi semakin jarang dan datar. Alena, yang biasanya ceria saat berada di rumah, kini lebih sering terfokus pada ponselnya, memeriksa email atau pesan dari rekan-rekannya di kantor.Suatu malam, setelah Alena pulang lebih larut dari biasanya, Reno menunggunya di ruang tamu, matanya penuh kekhawatiran. Alena meletakkan tas kerjanya dan melangkah lelah menuju ruang makan, berharap bisa menikmati waktu bersama Reno
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-11
อ่านเพิ่มเติม

Bab 45: Sikap Protektif yang Tak Terduga

Pada suatu acara perusahaan yang diadakan di sebuah hotel mewah, suasana penuh dengan percakapan ringan dan gelak tawa. Para eksekutif dan kolega berkumpul untuk merayakan pencapaian perusahaan. Alena, yang merasa sedikit canggung di tengah keramaian itu, berusaha menyesuaikan diri. Ia mengenakan gaun hitam elegan, rambutnya disisir rapi, tetapi matanya tetap mengamati sekitar dengan waspada.Seperti biasa, Adrian terlihat sangat profesional, berdiri di tengah-tengah kerumunan, berbicara dengan para tamu dan kolega. Alena merasa sedikit terasing di antara mereka, meskipun ia tahu banyak orang di acara itu. Tiba-tiba, seorang kolega pria yang cukup akrab dengan Alena, Arman, mendekatinya dengan senyum lebar."Alena, kamu terlihat luar biasa malam ini!" Arman memuji dengan nada ringan, mengarahkan percakapan ke arah pribadi. “Aku dengar kamu mulai menangani beberapa proyek besar. Sangat mengesankan.”Alena tersenyum, merasa sedikit tersanjung dengan pujian itu, meski ia tidak terlalu ny
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-11
อ่านเพิ่มเติม

Bab 46: Makan Malam dengan Reno

Suasana di restoran yang tenang itu terasa semakin berat bagi Alena. Ia menatap piring makanannya, namun pikiran dan hatinya berlarian ke tempat lain. Reno duduk di seberangnya, tampak serius, dan matanya tak lepas dari wajah Alena. Mereka jarang berbicara serius seperti ini, dan Alena bisa merasakan ada ketegangan yang terpendam di antara mereka.“Alena,” Reno memulai, suara beratnya membuat Alena sedikit terkejut. "Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan."Alena mengangkat wajahnya dan menatapnya dengan waspada. "Tentu, Reno. Apa yang terjadi?" Ia berusaha tetap tenang meskipun perasaan cemas mulai merayap di dadanya.Reno menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan. "Aku merasa ada yang berubah denganmu akhir-akhir ini. Kamu lebih sibuk, lebih sering lembur, dan… kadang aku merasa kamu lebih banyak berbicara tentang pekerjaan daripada sebelumnya. Ada yang membuatmu berubah?"Alena menghela napas panjang, mencoba mengatur kata-katanya dengan hati-hati. “Tidak ada yang berubah, Reno.
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-12
อ่านเพิ่มเติม

Bab 47: Pembelaan yang Tidak Terduga

Hari itu, suasana di ruang rapat terasa tegang. Proyek besar yang sedang dikerjakan perusahaan memasuki tahap kritis, dan diskusi tentang strategi pemasaran menjadi semakin panas. Beberapa tim mulai saling berdebat, dan tidak ada yang bisa setuju tentang langkah terbaik yang harus diambil. Semua mata tertuju pada Adrian, yang duduk di ujung meja dengan ekspresi serius.Alena, yang duduk di sisi lain meja, merasa tidak nyaman. Meskipun ia terlibat dalam diskusi, ia bisa merasakan perhatian yang terarah padanya. Rekan-rekan kerjanya mulai memperhatikan setiap gerak-geriknya, seolah-olah ada sesuatu yang berbeda. Ia mencoba untuk fokus pada argumen yang sedang dibahas, tetapi perasaan cemas yang ia rasakan semakin membesar.Tiba-tiba, sebuah pertanyaan tajam dilemparkan kepada Alena oleh Vanessa, yang sejak awal sudah tidak menyukai kehadirannya dalam tim. "Alena, menurutmu apa yang membuat proposal kita berbeda dari yang sudah ada di pasar? Bukankah ini terlalu berisiko untuk diterima k
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-12
อ่านเพิ่มเติม

Bab 48: Pendekatan yang Tak Terduga

Setelah peristiwa di rapat yang membuatnya merasa semakin terperangkap dalam hubungan yang rumit dengan Adrian, Alena memutuskan untuk menjaga jarak. Ia tahu bahwa semakin dekat ia dengan Adrian, semakin besar kemungkinan akan terjadi sesuatu yang bisa merusak baik hubungan profesionalnya maupun hubungannya dengan Reno. Keputusan itu tidak mudah, tetapi ia merasa itu adalah satu-satunya cara untuk menjaga keseimbangan.Namun, semakin ia berusaha untuk menjauh, semakin sulit untuk menghindari perhatian Adrian. Pada hari-hari berikutnya, saat mereka berada di kantor, Alena merasakan pandangan Adrian yang tidak bisa ia hindari. Adrian seolah-olah selalu ada di sekitarnya, memperhatikannya tanpa terlihat memaksa.Suatu pagi, saat Alena sedang duduk di meja kerjanya, Adrian tiba-tiba muncul di sampingnya, membawa secangkir kopi. "Kau terlihat lelah," katanya dengan nada yang lebih lembut dari biasanya. "Terlalu banyak pekerjaan, Alena?"Alena terkejut. Ia berusaha untuk tersenyum dan menga
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-12
อ่านเพิ่มเติม

Bab 49: Kejadian yang Membuka Mata

Hari itu, Reno merasa semakin gelisah. Sudah beberapa hari terakhir ia merasakan ada yang aneh dalam sikap Alena. Meskipun Alena selalu berusaha menjelaskan bahwa itu hanya pekerjaan, ada sesuatu yang tidak bisa ia pahami. Ia tidak bisa membohongi perasaannya—ada jarak yang semakin besar antara mereka, sesuatu yang mulai terasa seperti celah yang tak bisa lagi ia abaikan.Reno, yang mulai curiga, memutuskan untuk mengejutkan Alena. Ia tidak memberi tahu Alena, memilih untuk datang ke kantor dan menjemputnya secara tiba-tiba. Setibanya di parkiran gedung kantor, ia memarkirkan mobilnya dan berjalan ke arah pintu masuk dengan perasaan yang campur aduk—cemas, tapi juga bertekad untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.Saat ia berjalan menuju pintu kaca, tiba-tiba ia melihat sesuatu yang membuat langkahnya terhenti. Di luar ruangan kerja yang terbuka, di teras kecil yang menghadap ke kota, ia melihat Alena sedang berdiri bersama Adrian. Mereka tampak sedan
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-13
อ่านเพิ่มเติม

Bab 50: Puncak Ketegangan

Malam itu terasa sangat berbeda. Setelah pertemuan singkat mereka sebelumnya di ruang tamu, Reno tampak lebih tenang, tetapi tatapan matanya mengandung sesuatu yang lebih dalam—kekecewaan yang tak terucapkan. Alena merasakannya, tetapi ia tidak tahu bagaimana harus memulai pembicaraan yang begitu berat ini.Reno, yang biasanya penyabar dan pengertian, kini terlihat lebih serius dari biasanya. Ia duduk di ujung sofa, matanya terfokus pada Alena, yang merasa seolah-olah ada jurang besar antara mereka yang belum pernah ada sebelumnya. Suasana semakin berat, seiring dengan waktu yang berlalu tanpa satu kata pun keluar dari mulut mereka.Akhirnya, Reno membuka mulut. "Aku tidak bisa berpura-pura lagi, Alena," katanya, suara yang lebih rendah, namun tegas. "Aku melihatmu tadi, bersama Adrian. Aku tidak tahu harus bagaimana, tapi aku merasa seperti ada sesuatu yang kamu sembunyikan dariku."Alena terdiam, seluruh tubuhnya terasa kaku. Ia tahu bahwa ia harus berkata juj
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-13
อ่านเพิ่มเติม
ก่อนหน้า
1
...
345678
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status