Semua Bab Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima: Bab 1 - Bab 10

139 Bab

BAB 1: Tawaran Tak Terduga

“Aku akan menikahi Zara karena dia sedang mengandung anakku.”Kalimat yang keluar dari mulut bosnya, Kael, sukses membuat Zara mematung dengan mata terbuka lebar.Niatnya ingin datang ke restoran tempatnya bekerja lebih pagi untuk menghilangkan pikiran suntuknya tentang masalah sang tante yang ingin dia pergi dari rumah, tetapi sekarang malah terseret ke dalam masalah bosnya yang sedang beradu mulut dengan sang tunangan.Kael Ashwara, putra tunggal sekaligus calon pewaris keluarga Ashwara yang ternama. Dia adalah sosok dingin dan penuh wibawa, yang memiliki prestasi luar biasa. Di usianya yang masih terbilang muda, 29 tahun, Kael telah diakui sebagai chef genius internasional dengan kemampuan luar biasa! Bahkan, setiap restoran yang dia miliki diberikan paling tidak dua bintang Michelin!Dan sekarang, pria luar biasa semacam itu … sedang mengatakan bahwa dia akan menikahi Zara karena hamil anaknya?!Kebohongan macam apa ini!?“C-Chef–”Baru ingin meminta penjelasan, ucapan Zara terhent
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-10
Baca selengkapnya

BAB 2: Tuan Muda

Audi A6 milik Kael berhenti tepat di depan pintu utama pusat perbelanjaan. Begitu Kael dan Zara keluar, para penjaga keamanan dan beberapa resepsionis pusat perbelanjaan itu menunduk kepada mereka penuh hormat. Seorang pria langsung mengambil alih untuk memarkirkan mobil Kael.Melihat ini semua, pikiran Zara kembali berputar keras. Kenapa mereka semua menunduk penuh hormat kepada Kael dan dirinya?Mereka hanya dua orang biasa–bukan, Zara hanya orang biasa yang ingin membeli cincin pernikahan bersama dengan Kael, atasannya yang memang berasal dari keluarga ternama, tetapi tetap saja Kael bukan seorang presiden atau bahkan pemilik pusat perbelanjaan ini.“Selamat datang, Tuan Muda. Mari saya antar,” kata seorang resepsionis wanita yang penuh dengan rasa hormat.Sebentar … Tuan Muda?Zara mengernyitkan dahinya, merasa semakin heran dengan panggilan itu. Mengapa Kael dipanggil Tuan Muda?Kael hanya mengangguk pelan dan berjalan mengikuti resepsionis wanita itu, dan Zara tentu saja mengiku
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-10
Baca selengkapnya

BAB 3: Suami

Zara membelalakkan mata. “Hah?! Chef, tapi–”Kael justru menatapnya dengan dingin, membuat Zara tidak bisa melanjutkan kata-katanya.Ini benar-benar di luar dugaan Zara. Dalam satu hari ini terlalu banyak masalah berat yang Zara alami. Setelah masalah dengan keluarga omnya, lalu pertengkaran bos dan tunangannya hingga menariknya ke dalam masalah mereka, dan sekarang berakhir dengan dia yang menikah dengan bosnya sendiri.Setelah beberapa saat, mereka benar-benar tiba di kantor catatan sipil. Seseorang langsung memberikan sebuah amplop kepada Kael dan memandu mereka untuk memasuki kantor catatan sipil.Zara hanya bisa mengekor dengan pasrah, seolah semua jalan hidupnya hari ini telah ditentukan dengan sangat rinci. Namun, perasaan bingung dan khawatir tentu saja masih memenuhi kepalanya.Kini, mereka berdua duduk di hadapan seorang petugas kantor catatan sipil yang sepertinya adalah orang yang bertugas untuk menikahkan pasangan. Pria paruh baya itu memberikan akta pernikahan kepada Zar
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-10
Baca selengkapnya

BAB 4: Istriku

Mendengar itu, Zara mengerutkan dahinya, merasa terkejut sekaligus bingung. Dia tidak menyangka tantenya akan mengatakan hal itu. “Balas budi gimana maksudnya, Tante?”“Sejak orang tuamu meninggal, om kamu yang membayar semua biaya kebutuhanmu, termasuk biaya pendidikanmu sampai sarjana.” Sarah menatap Zara dengan tajam. “Bulan depan Zio akan mulai masuk pendidikan dasar. Tante minta kamu bantu membayar uang sekolah Zio.”Zara membelalakkan matanya. Sepertinya, sekarang dia tidak bisa lagi berdiam begitu saja seperti sebelumnya. “Tante, semua uang pendidikan itu dari tabunganku yang memang sudah disiapkan ayahku sejak lama. Selama kuliah, aku juga sambil bekerja untuk membayar uang kuliah.”“Apa menurutmu, biaya hidupmu yang lain selama ini gratis?!” suara Sarah mulai sedikit meninggi dan lebih tajam. “Makanmu, air yang kamu pakai, pakaianmu sejak masih kecil, kamu pikir itu semua dari siapa?!”“Tante, aku sudah memberikan lebih dari setengah gajiku untuk membantu keluarga Tante. Aku
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-10
Baca selengkapnya

BAB 5: Hamil

“Tolong berhenti membuat aku menjadi boneka bisnismu, Ayah,” kata Kael dengan sangat tegas seolah dia memang benar-benar telah lelah dengan permainan ayahnya.“Kael?” Maharani, ibu Kael, tidak menyangka bahwa Kael justru akan bertindak sejauh ini.Dalam situasi seperti ini, Zara benar-benar tidak berani mengangkat wajahnya, bahkan hanya untuk melihat ujung baju orang-orang pun dia tidak berani. Dia merasa bahwa kehadirannya sepertinya benar-benar bisa membuat Kael dalam masalah dengan keluarganya.“Apa maksudmu? Aku hanya berusaha memberi kehidupan yang layak untukmu hingga tua nanti. Apa kamu ingin hidup sengsara karena salah melangkah?!” Aryan berdiri dan menatap Kael dengan tajam. Maharani yang ada di sebelah Aryan, berusaha terus menenangkan suaminya dengan beberapa kali menahan mengusap lengan pria itu.Selama ini, Aryan memang selalu mengatur tiap langkah hidup Kael, bermaksud untuk memberikan kehidupan yang makmur dan terjamin untuk Kael.“Selain karena keluarga Adinata adalah
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-10
Baca selengkapnya

BAB 6: Dalam Bayangan Kael

Zara membelalakkan matanya lebar-lebar.Dia tidak salah dengar, kan?“Tapi, Chef. Ini … ini nggak mungkin. Saya dan Chef …” Zara bingung sekaligus panik.Kael kembali menatapnya, kali ini sedikit lebih tajam, bibirnya membentuk garis tipis.“Kamu takut?” tanyanya datar, dengan nada yang hampir terdengar seperti ejekan.Ya, Zara takut. Bukan hanya karena situasinya yang tidak masuk akal, tetapi juga karena dia tahu dirinya tidak pernah siap untuk sesuatu seperti ini. Meskipun ini semua juga memberi keuntungan baginya, tetap saja Zara tidak bisa begitu saja memberikan dirinya. Harga dirinya bukan sesuatu yang bisa ditukar.Terlebih, jika dia memang sampai melahirkan keturunan keluarga konglomerat ini, itu berarti dia juga akan terlibat dengan semua urusan mereka, bukan?Zara menunduk, tidak tahu harus berkata apa lagi. Bagaimana bisa hal seperti itu terjadi? Hubungan seperti itu antara dia dan Kael jelas mustahil. Kael adalah bosnya.Bahkan membayangkan hal itu saja membuat Zara merasa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-13
Baca selengkapnya

BAB 7: Di Balik Pintu Dapur

Keesokan harinya. Zara berusaha bangun lebih awal dari biasanya. Dia memutuskan untuk pergi kerja diam-diam, berharap tidak bertemu dengan Kael pagi itu. Setelah memastikan Kael tidak ada di sekitar, Zara menyelinap keluar dari rumah besar itu. Langkahnya terburu-buru, tapi terasa berat dengan perasaan campur aduk yang masih menghantuinya sejak tadi malam. Dia berjalan kaki menuju gerbang komplek perumahan, yang jaraknya cukup jauh dari rumah. Lelah mulai terasa di kakinya, tapi Zara lebih memilih ini daripada harus berpapasan dengan Kael. Ketika dia hampir sampai di gerbang, suara deru mobil terdengar mendekat. Zara menoleh dan mendapati mobil mewah Kael melintas. Dia menunduk sedikit, berharap Kael tidak melihatnya. Namun, yang ada malah tawa sumbang keluar dari bibirnya. ‘Sungguh lucu,’ pikir Zara, saat sang suami melaju ke tempat kerja dengan mobil mewah, sementara dia hanya bisa berjalan kaki ke depan komplek dan melanjutkan perjalanan dengan bus. Namun, menurutnya i
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-14
Baca selengkapnya

BAB 8: Terlambat

‘Andin, ngapain dia di sini?’ pikir Zara panik, wajahnya langsung memucat.Kalau sampai Zara ketahuan, jelas semua akan menjadi semakin runyam.“Lo … lo mau ke mana? Dan … itu supir? Sejak kapan lo begini?” tanyanya dengan nada tak percaya, ekspresinya campuran antara bingung dan penasaran. Otaknya bekerja cepat mencari alasan, tapi semakin Zara mencoba, semakin kosong pikirannya. Beberapa kali dia melihat sekeliling lalu membuka mulut, tapi tidak ada suara yang keluar. Zara terdiam sejenak, mencoba menjaga ekspresinya agar tetap tenang meski hatinya berdegup kencang. “Gue ikut shooting!” jawab Zara akhirnya, suaranya datar. “Shooting? Shooting apa?” Andin menyipitkan mata, penuh rasa ingin tahu. Zara mencoba tertawa canggung sambil menggaruk tengkuknya, meski tidak gatal. “Itu .. reality show! Mereka lagi butuh orang buat acara ... ehm, keluarga palsu.” Andin menatap Zara seperti dia baru saja mendengar sesuatu yang mustahil. “Keluarga palsu? Reality show apaan itu?”
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-15
Baca selengkapnya

BAB 9: Makan Malam Menegangkan

Zara yang sedang menunduk langsung terdiam, otaknya berputar cepat mencari jawaban. Jantungnya berdetak keras, tetapi dia berusaha menjaga ekspresi wajahnya tetap tenang. Berapa usia kandungan yang cukup masuk akal dengan keadaannya?! “Ti-tiga minggu, Nyo—eh, Ibu,” jawab Zara segera dengan terbata, berusaha memperbaiki panggilannya dengan cepat. Maharani hanya mengangguk pelan. Makan malam kembali dilanjutkan dalam suasana yang hening. Aryan yang terlihat masih kurang puas dengan situasi, akhirnya angkat bicara lagi, suaranya dingin dengan nada sindiran yang halus. “Kael, kalau Zara lebih suka bekerja daripada di rumah, mungkin itu karena dia merasa tidak cukup nyaman. Atau mungkin kamu terlalu sibuk dan tidak memberinya perhatian?” Aryan menatap Kael dengan senyum tipis, jelas menantang. Zara mencengkram ujung taplak meja di bawah tangannya, mencoba menyembunyikan kegelisahan. Sementara itu, Kael hanya mengangkat pandangan dengan ekspresi tanpa emosi. "Dia nyaman,"
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-15
Baca selengkapnya

BAB 10: Kekacauan di The Velvet Spoon

Suasana di dalam mobil terasa berat, meskipun tak ada satu pun dari mereka yang berbicara. Zara duduk di samping Kael di kursi belakang, menatap ke luar jendela, berusaha mengalihkan pikirannya dari kejadian selama makan malam tadi.Kael di sampingnya, duduk tegak dengan wajah dingin yang sulit ditebak. Dia hanya menatap lurus ke depan, seolah-olah tidak ada siapa pun di sebelahnya. Namun, aura dingin itu cukup membuat Zara semakin menutup diri, takut jika salah bicara akan menambah ketegangan.Mobil berhenti dengan mulus di depan rumah besar mereka. Supir keluar untuk membuka pintu, tapi Kael lebih dulu membuka pintunya sendiri. Zara menunduk sedikit sambil mengucapkan terima kasih pelan pada supir sebelum menyusul Kael masuk ke dalam.Begitu mereka melewati pintu utama, Zara melirik ke arah Kael.“Makasih, Chef,” ucapnya refleks, meskipun suaranya nyaris tak terdengar.Kael menghentikan langkahnya sejenak, lalu menoleh padanya dengan tatapan dingin, seolah sedang memprotes ucapan Za
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-15
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
14
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status