Share

BAB 4: Tuan Muda

Penulis: Duvessa
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-10 17:31:44

Audi A6 milik Kael berhenti tepat di depan pintu utama pusat perbelanjaan. Begitu Kael dan Zara keluar, para penjaga keamanan dan beberapa resepsionis pusat perbelanjaan itu menunduk kepada mereka penuh hormat. Seorang pria langsung mengambil alih untuk memarkirkan mobil Kael.

Melihat ini semua, pikiran Zara kembali berputar keras. Kenapa mereka semua menunduk penuh hormat kepada Kael dan dirinya?

Mereka hanya dua orang biasa–bukan, Zara hanya orang biasa yang ingin membeli cincin pernikahan bersama dengan Kael, atasannya yang memang berasal dari keluarga ternama, tetapi tetap saja Kael bukan seorang presiden atau bahkan pemilik pusat perbelanjaan ini.

“Selamat datang, Tuan Muda. Mari saya antar,” kata seorang resepsionis wanita yang penuh dengan rasa hormat.

Sebentar … Tuan Muda?

Zara mengernyitkan dahinya, merasa semakin heran dengan panggilan itu. Mengapa Kael dipanggil Tuan Muda?

Kael hanya mengangguk pelan dan berjalan mengikuti resepsionis wanita itu, dan Zara tentu saja mengikuti Kael di belakang.

Begitu memasuki area pusat perbelanjaan, Zara semakin merasa aneh, ada sesuatu yang janggal.

Saat ini sudah menunjukkan pukul 10, seharusnya pusat perbelanjaan ini sudah cukup ramai pelanggan, tapi kenapa ini sangat sepi?

Semua toko telah buka, tapi sama sekali tidak ada pelanggan di sini selain dirinya dan Kael. Bahkan, pelayan di setiap toko telah berdiri di depan toko mereka dan menunduk hormat ketika Kael dan Zara melewati mereka.

Bagi Zara, ini sangat aneh.

“Sebelah sini, Tuan,” resepsionis wanita itu berhenti di depan toko perhiasan mewah, kemudian dia melangkah mundur.

“Selamat datang, Tuan Muda. Sebuah kehormatan bagi kami untuk bisa melayani Tuan dengan baik,” ucap seorang wanita yang terlihat seperti seorang manajer. “Kalau boleh tahu, perhiasan seperti apa yang ingin Tuan cari?”

“Cincin pernikahan,” jawab Kael singkat dan tegas.

“Wah, Tuan Muda akan menikah?” manajer toko perhiasan itu tampak berbinar dan sejenak melirik Zara. “Kebetulan kami baru saja kedatangan koleksi cincin pernikahan seri terbaru, mari saya tunjukkan.”

Selama proses pembelian cincin itu, Zara benar-benar memiliki banyak pertanyaan besar di kepalanya. Dia benar-benar sangat heran.

Selain, kenapa pusat perbelanjaan ini sangat sepi, hingga Kael yang dipanggil Tuan Muda, dan sekarang, mereka bahkan diberi ruang khusus dengan sajian teh dan cemilan hanya untuk memilih cincin?!

Setelah mendapat cincin yang cocok, Kael pergi untuk mengurus pembayaran, sementara Zara masih menunggu di ruangan itu.

“Kenapa Tuan Muda Kael bisa memilih perempuan seperti itu untuk menikah dengannya, ya?” cibir salah satu pelayan toko perhiasan yang berdiri di depan pintu dengan lirih. Meskipun lirih, tentu saja Zara masih bisa mendengarnya dengan cukup jelas. “Padahal penampilannya biasa saja, bahkan terlihat cukup lusuh. Aku yakin, dia bukan dari keluarga kaya.”

Pelayan itu tampak berpikir sejenak sebelum akhirnya kembali bersuara. “Apa jangan-jangan perempuan itu menggoda Tuan Muda?”

Zara hanya bisa menahan diri mendengar cemoohan itu. Dia sadar, dia memang tidak seharusnya ada di sini dan terlibat dengan urusan bosnya. Namun, satu yang harus semua orang tahu bahwa dia sama sekali tidak pernah menggoda bosnya!

“Jadi, maksudmu seleraku buruk?”

Suara itu berhasil membuat Zara mendongakkan kepalanya dan menoleh ke arah pintu. Itu suara Kael!

Kael telah berdiri di depan pintu. Kael hanya diam berdiri di sana, namun auranya terasa sangat mematikan dan tatapan matanya begitu mengintimidasi.

“Tuan Muda, ma–maaf. Sa–saya tidak bermaksud seperti itu, mohon maafkan saya,” kata pelayan itu dengan suara bergetar.

“Chef,” panggil Zara ketika sudah berada di samping Kael. Dari suara dan tatapan mata Kael yang begitu mengintimidasi, Zara tahu atasannya terlihat tidak senang, dan Zara merasa harus menenangkan Kael.

“Tuan Muda, ada apa ini?” tanya manajer toko yang baru saja tiba setelah mengurus pembelian mereka.

“Pecat dia,” kata Kael dengan tegas dan penuh penekanan.

Suasana ruangan itu semakin mencekam. Pun sorot tajam Kael yang tidak pernah lepas dari sosok pelayan toko itu.

“Maaf, Tuan?” Manajer itu dipenuhi dengan kebingungan, tatapannya beralih kepada sang pegawai seolah meminta penjelasan.

“Tuan, tolong jangan pecat saya. Sa–saya tidak bermaksud demikian,” mohon pelayan itu, bahkan dia sampai berlutut pada Kael.

“Pecat orang ini atau aku akan menutup tokomu di mall ini,” ancam Kael tegas. Tiap kata yang keluar dari mulutnya terdengar seperti vonis yang tidak lagi dapat dibantah.

Tentu saja itu membuat Zara membelalakkan mata. Pun sang manajer dan pelayan itu.

Semua orang yang berada di sana berkeringat dingin. Mereka tidak menyangka hanya sebuah ucapan dapat membuat hidup seseorang berakhir.

“Ja–jangan, Tuan,” kata manajer itu dengan panik. Dia kembali menatap sang pegawai. “Kamu, pergi dari sini. Tidak ada uang pesangon untukmu!”

Pelayan yang tiba-tiba dipecat langsung bersimpuh di depan kaki sang manajer. Kael hanya menatapnya dingin lalu berbalik pergi dan tidak peduli dengan rintihan di pelayan yang menangis memohon ampun.

Itu adalah balasan yang setimpal untuk seseorang yang telah menghinanya.

Zara hanya bisa terpaku sejenak sebelum akhirnya mengikuti Kael di belakangnya setelah menerima bingkisan cincin dari salah satu pelayan yang lain.

Zara menatap punggung Kael yang tegap dan lebar di hadapan. Perasaannya gamang, dia sama sekali tidak pernah membayangkan bahwa Kael bahkan bisa memecat pegawai orang lain dengan sangat mudah?!

“Chef,” panggil Zara lirih.

Setelah mereka kembali ke mobil, baru akhirnya Zara berani bersuara.

Kael hanya menatapnya sekilas, seolah menjawab panggilan Zara.

“Kenapa sampai harus memecatnya?” tanya Zara dengan sedikit ragu.

Kael kembali menatapnya dengan tajam sambil mengangkat satu alisnya. Ah, Zara paham dengan tatapan itu.

“T–tapi, Chef, kenapa juga tadi mereka memperlakukan kita seperti orang spesial? Dan, rasanya aneh karena mall itu sangat sepi, seperti hanya kita pelanggan mereka, padahal seharusnya mereka sudah buka, ‘kan? Apakah … apakah–”

“Mall itu milik keluargaku,” potong Kael langsung.

“Hah?!” refleks Zara dengan wajah terkejut.

Bukankah bisnis keluarga Kael hanya di bidang perhotelan? Dan sekarang, pusat perbelanjaan terbesar di kota ini ternyata juga milik keluarga Kael?

“Kenapa?” tanya Kael yang menoleh ke arah Zara sekilas dan akhirnya kembali fokus pada jalanan.

Zara menggelengkan kepalanya. “Tidak, Chef.”

Mengetahui satu fakta baru yang besar ini, Zara benar-benar merasa kecil. Dirinya hanya seorang yatim-piatu dan pelayan di restoran Kael.

Rasanya, dia sangat tidak pantas untuk masuk dalam kehidupan Kael.

“Cek email, seharusnya kontrak pernikahan sudah dikirim kepadamu,” kata Kael tiba-tiba.

Zara buru-buru membuka ponselnya dan benar saja, ada satu email masuk dari seseorang yang sepertinya adalah salah satu pegawai pribadi Kael. Dia membaca kontrak pernikahan itu dengan seksama.

Ada tiga poin yang tertera di dalam kontrak itu. Pertama, mereka harus merahasiakan hubungan mereka di tempat kerja. Kedua, mereka tidak boleh ikut campur dengan urusan pribadi masing-masing. Ketiga, pernikahan akan berakhir di tahun kedua.

“Chef,” panggil Zara ragu.

“Kenapa? Kamu keberatan?” Kael justru melempar pertanyaan yang membuat Zara kaget.

“Bukan, itu–”

“Kalau begitu, segera tanda tangan,” potong Kael seolah tidak menerima protes lagi.

“B-Baik, Chef.” Zara langsung membubuhkan tanda tangannya di kolom yang telah diberikan di dokumen tersebut. “Sudah, Chef.”

Kael mengangguk pelan. “Kita menikah sekarang.”

Bab terkait

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 5: Janji dalam Sandiwara

    Zara membelalakkan mata. “Hah?! Chef, tapi–” Kael justru menatapnya dengan dingin, membuat Zara tidak bisa melanjutkan kata-katanya. Ini benar-benar di luar dugaan Zara. Dalam satu hari ini terlalu banyak masalah berat yang Zara alami. Setelah masalah dengan keluarga omnya, lalu pertengkaran bos dan tunangannya hingga menariknya ke dalam masalah mereka, dan sekarang berakhir dengan dia yang menikah dengan bosnya sendiri. Setelah beberapa saat, mereka benar-benar tiba di kantor catatan sipil. Seseorang langsung memberikan sebuah amplop kepada Kael dan memandu mereka untuk memasuki kantor catatan sipil. Zara hanya bisa mengekor dengan pasrah, seolah semua jalan hidupnya hari ini telah ditentukan dengan sangat rinci. Namun, perasaan bingung dan khawatir tentu saja masih memenuhi kepalanya. Kini, mereka berdua duduk di hadapan seorang petugas kantor catatan sipil yang sepertinya adalah orang yang bertugas untuk menikahkan pasangan. Pria paruh baya itu memberikan akta pernikahan

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-10
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 6: Keputusan Zara

    Pagi ini, mereka telah di rumah keluarga Zara untuk mengambil beberapa barang Zara. Zara mendapati bahwa hari itu omnya sedang tidak bekerja. Pasalnya, Zara langsung melihat omnya sedang duduk di teras. Raut wajah Rizal terlihat bingung dan sedikit cemas. Namun, wajahnya langsung berubah begitu melihat Zara datang bersama seorang pria yang jelas orang asing baginya. “Zara? Dari mana aja kamu? Kenapa semalam gak pulang?” Rizal langsung memberi rentetan pertanyaan pada keponakannya, sesekali matanya melirik Kael dengan curiga. “Siapa laki-laki ini?” Zara menelan ludah, bingung harus mulai dari mana dia menjelaskan. “Om, ini–” “Saya suami Zara,” potong Kael dengan mantab, membuat Rizal langsung membelalakkan mata. Suami?! “Apa maksudmu?” tanya Rizal dengan suara sedikit tinggi, benar-benar masih tidak percaya dengan ucapan itu. Dia menatap Kael cukup intens. “Om, ini Che— ah maksudku ini Kael … sekarang aku sudah menikah dengan Kael,” lanjut Zara pelan, sambil mengeluark

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-10
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 7: Dalam Bayangan Kael

    Zara terpaku, kaget dengan apa yang baru saja dilakukan Kael. Tidak mungkin pria sedingin Kael mau membelanya, ‘kan?! Apa ini bagian dari sandiwara mereka? Zara memanggil Kael pelan, “Chef … ” Namun, Kael sama sekali tidak menoleh. Dia masih terus menatap Sarah penuh intimidasi, aura dingin dan mencekam benar-benar terpancar dari dirinya. Zara melirik Sarah yang masih berdiri kaku dengan wajah bingung dan merah padam, tapi tidak sepatah kata pun keluar dari bibirnya. Kael melepaskan genggamannya perlahan, tetapi penuh ketegasan. Tatapannya tajam, dingin, dan menusuk, membuat Sarah secara refleks mundur selangkah. Tanpa berkata apapun lagi, Kael berbalik menghadap Zara yang masih terpaku di tempat, kemudian berjalan memasuki mobil. Zara menelan ludah, bergegas mengikuti langkah Kael menuju mobil. Namun, sebelum benar-benar pergi, dia melirik ke arah Sarah. Tantenya masih berdiri kaku di tempat, menunduk dengan ekspresi yang penuh campuran emosi. Zara yang masih sedikit bingung

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-13
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 8: Kejutan Kael

    Zara hampir tersedak mendengar pernyataan Kael. “Keguguran?!” Suaranya penuh dengan campuran kaget dan tidak percaya. Matanya menatap Kael tajam, berharap dia sedang bercanda. Namun, pria itu tetap terlihat tenang. Bahkan, dia kembali mengambil garpunya, melanjutkan makan seperti tidak ada yang terjadi. “Ya,” jawab Kael singkat, tanpa sedikit pun mengangkat pandangannya. “Masalah selesai.” Zara menelan ludah, berusaha mengendalikan emosinya. “Chef … tapi ini tidak semudah itu … ” Kael berhenti, kali ini meletakkan garpunya lagi. Dia menatap Zara dengan sorot mata dingin, tajam seperti belati yang menusuk langsung ke pusat keraguan Zara. “Cukup ikuti. Tidak perlu banyak bertanya,” katanya, setiap kata terdengar tajam dan penuh penekanan. “Tapi—” Belum sempat Zara melanjutkan kata-katanya, suara langkah keras bergema dari arah pintu, diikuti suara tinggi yang penuh amarah. “KAEL!!” Clara berdiri di ambang pintu ruang makan, matanya berkilat penuh kemarahan. Zara menoleh kaget,

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-13
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 9: Dalam Diam

    Zara tertegun. Ucapan itu seperti tamparan keras di tengah keheningan. “Apa?” bisiknya, nyaris tercekat di tenggorokan. Dia menatap Kael, mencari tanda-tanda kalau ini hanya candaan. Tapi pria itu tetap tenang, terlalu tenang. Kael mengangkat bahu ringan, ekspresinya datar dan tidak terganggu. “Di kontrak kita tidak ada aturan soal kehamilan,” katanya dengan nada acuh. “Jadi, itu bukan masalah.” Zara terdiam, terkejut. Kata-kata Kael berputar di kepalanya. Memang benar di kontrak tidak tertulis soal kehamilan, tapi tetap saja … mana mungkin semudah itu? “Chef, saya … ” Zara menggigit bibirnya, mencoba mencari kata-kata yang tepat di tengah rasa panik. “Tapi … ini cuma pernikahan kontrak, ‘kan? Dua tahun selesai. Bagaimana mungkin saya … hamil?” Kael menatapnya, dingin dan tanpa emosi. “Toh aku tetap tanggung jawab.” Zara menatapnya dengan pandangan tidak percaya. “Tapi, Chef … ini bukan soal tanggung jawab. Kita bahkan … ” Zara berhenti, merasa pipinya memanas hanya de

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-13
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 10: Di Balik Pintu Dapur

    Jantung Zara langsung berdebar. 'Apa dia tahu aku menguping tadi?' pikirnya panik. Tapi, menunggu terlalu lama hanya akan membuat suasana semakin tegang.Dengan langkah hati-hati, dia membuka pintu dan mendapati Kael berdiri di sana, ekspresinya seperti biasa—dingin dan tanpa emosi.“Ya, Chef?” tanyanya, mencoba menyembunyikan kecemasan.“Kita perlu bicara,” ucap Kael, langsung berjalan pergi tanpa menunggu.Zara mengikuti dengan langkah ragu, pikirannya berkecamuk. Apakah dia akan menyinggung soal percakapannya dengan seseorang tadi? Apakah Kael sudah menyadari bahwa Zara menguping? Tapi, dia tidak berani bertanya lebih dulu.Saat mereka sampai di ruang tamu, Kael berhenti dan menoleh. “Besok kita makan malam di rumah keluarga,” ucap Kael datar.Zara terdiam sejenak, tidak percaya bercampur lega dengan apa yang baru saja dia dengar. “Makan malam keluarga?”Kael mengangguk kecil. “Mereka ingin bertemu denganmu lagi, sebagai menantu.”Zara menelan ludah, rasa gugup menguasai dirinya.

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 1: Tawaran Tak Terduga

    “Zara harus keluar dari rumah ini, Mas.” Kalimat yang keluar dari mulut sang tante, Sarah, membuat Zara mematung. Niat hanya ingin mengambil air dari dapur, Zara malah tanpa sengaja mendengar pembicaraan om dan tantenya di dalam kamar tentang dirinya! “Apa maksud kamu, Sarah?” Om Zara, Rizal, berucap dengan suara tertahan, seakan tak percaya dengan ucapan istrinya. “Semenjak ada Zara, keuangan kita jadi membengkak. Zio sebentar lagi akan masuk sekolah dasar, dan biayanya gak sedikit. Kalau Zara masih di sini, untuk makan aja kita bisa kesusahan, Mas!” keluh Sarah dengan suara lirih, tetapi masih bisa terdengar jelas di telinga Zara. “Tapi, Zara gak punya siapa-siapa, keluarganya cuma aku. Lagian, dia juga ‘kan kasih uang ke kita, masa tidak cukup?” jawab Rizal. “Mas, 3 juta cukup buat apa?! Paling-paling itu cuma nutup biaya makan dia selama sebulan! Terus listrik, air, dan segala hal lain yang dia pakai gimana? Siapa yang tanggung kalau bukan kita?” balas Sarah dengan frus

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-10
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 2: Cinta yang Terpaksa

    Kael Ashwara, putra tunggal sekaligus calon pewaris keluarga Ashwara yang ternama. Dia adalah sosok dingin dan penuh wibawa, yang memiliki prestasi luar biasa. Di usianya yang masih terbilang muda, 29 tahun, Kael telah diakui sebagai chef genius internasional dengan kemampuan luar biasa! Bahkan, setiap restoran yang dia miliki diberikan paling tidak dua bintang Michelin! Dan sekarang, pria luar biasa semacam itu … sedang mengakui Zara sebagai kekasih yang akan dia nikahi?! Kebohongan macam apa ini!? “C-Chef–” Baru ingin meminta penjelasan, ucapan Zara terhenti ketika melihat tatapan tajam dari Kael. Tanpa perlu bicara, Zara tahu pria tersebut sedang memperingatinya untuk bungkam! Di sisi lain, Clara seperti menggila. Dia membuka matanya lebar-lebar dan menatap Zara dengan penuh amarah, lalu beralih kepada Kael. “Gak mungkin! Jangan bohong, Kael” seru Clara dengan suara tinggi. “Aku tahu dia itu cuma pelayan di restoranmu. Mana mungkin kamu menolak aku hanya karena pelay

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-10

Bab terbaru

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 10: Di Balik Pintu Dapur

    Jantung Zara langsung berdebar. 'Apa dia tahu aku menguping tadi?' pikirnya panik. Tapi, menunggu terlalu lama hanya akan membuat suasana semakin tegang.Dengan langkah hati-hati, dia membuka pintu dan mendapati Kael berdiri di sana, ekspresinya seperti biasa—dingin dan tanpa emosi.“Ya, Chef?” tanyanya, mencoba menyembunyikan kecemasan.“Kita perlu bicara,” ucap Kael, langsung berjalan pergi tanpa menunggu.Zara mengikuti dengan langkah ragu, pikirannya berkecamuk. Apakah dia akan menyinggung soal percakapannya dengan seseorang tadi? Apakah Kael sudah menyadari bahwa Zara menguping? Tapi, dia tidak berani bertanya lebih dulu.Saat mereka sampai di ruang tamu, Kael berhenti dan menoleh. “Besok kita makan malam di rumah keluarga,” ucap Kael datar.Zara terdiam sejenak, tidak percaya bercampur lega dengan apa yang baru saja dia dengar. “Makan malam keluarga?”Kael mengangguk kecil. “Mereka ingin bertemu denganmu lagi, sebagai menantu.”Zara menelan ludah, rasa gugup menguasai dirinya.

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 9: Dalam Diam

    Zara tertegun. Ucapan itu seperti tamparan keras di tengah keheningan. “Apa?” bisiknya, nyaris tercekat di tenggorokan. Dia menatap Kael, mencari tanda-tanda kalau ini hanya candaan. Tapi pria itu tetap tenang, terlalu tenang. Kael mengangkat bahu ringan, ekspresinya datar dan tidak terganggu. “Di kontrak kita tidak ada aturan soal kehamilan,” katanya dengan nada acuh. “Jadi, itu bukan masalah.” Zara terdiam, terkejut. Kata-kata Kael berputar di kepalanya. Memang benar di kontrak tidak tertulis soal kehamilan, tapi tetap saja … mana mungkin semudah itu? “Chef, saya … ” Zara menggigit bibirnya, mencoba mencari kata-kata yang tepat di tengah rasa panik. “Tapi … ini cuma pernikahan kontrak, ‘kan? Dua tahun selesai. Bagaimana mungkin saya … hamil?” Kael menatapnya, dingin dan tanpa emosi. “Toh aku tetap tanggung jawab.” Zara menatapnya dengan pandangan tidak percaya. “Tapi, Chef … ini bukan soal tanggung jawab. Kita bahkan … ” Zara berhenti, merasa pipinya memanas hanya de

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 8: Kejutan Kael

    Zara hampir tersedak mendengar pernyataan Kael. “Keguguran?!” Suaranya penuh dengan campuran kaget dan tidak percaya. Matanya menatap Kael tajam, berharap dia sedang bercanda. Namun, pria itu tetap terlihat tenang. Bahkan, dia kembali mengambil garpunya, melanjutkan makan seperti tidak ada yang terjadi. “Ya,” jawab Kael singkat, tanpa sedikit pun mengangkat pandangannya. “Masalah selesai.” Zara menelan ludah, berusaha mengendalikan emosinya. “Chef … tapi ini tidak semudah itu … ” Kael berhenti, kali ini meletakkan garpunya lagi. Dia menatap Zara dengan sorot mata dingin, tajam seperti belati yang menusuk langsung ke pusat keraguan Zara. “Cukup ikuti. Tidak perlu banyak bertanya,” katanya, setiap kata terdengar tajam dan penuh penekanan. “Tapi—” Belum sempat Zara melanjutkan kata-katanya, suara langkah keras bergema dari arah pintu, diikuti suara tinggi yang penuh amarah. “KAEL!!” Clara berdiri di ambang pintu ruang makan, matanya berkilat penuh kemarahan. Zara menoleh kaget,

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 7: Dalam Bayangan Kael

    Zara terpaku, kaget dengan apa yang baru saja dilakukan Kael. Tidak mungkin pria sedingin Kael mau membelanya, ‘kan?! Apa ini bagian dari sandiwara mereka? Zara memanggil Kael pelan, “Chef … ” Namun, Kael sama sekali tidak menoleh. Dia masih terus menatap Sarah penuh intimidasi, aura dingin dan mencekam benar-benar terpancar dari dirinya. Zara melirik Sarah yang masih berdiri kaku dengan wajah bingung dan merah padam, tapi tidak sepatah kata pun keluar dari bibirnya. Kael melepaskan genggamannya perlahan, tetapi penuh ketegasan. Tatapannya tajam, dingin, dan menusuk, membuat Sarah secara refleks mundur selangkah. Tanpa berkata apapun lagi, Kael berbalik menghadap Zara yang masih terpaku di tempat, kemudian berjalan memasuki mobil. Zara menelan ludah, bergegas mengikuti langkah Kael menuju mobil. Namun, sebelum benar-benar pergi, dia melirik ke arah Sarah. Tantenya masih berdiri kaku di tempat, menunduk dengan ekspresi yang penuh campuran emosi. Zara yang masih sedikit bingung

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 6: Keputusan Zara

    Pagi ini, mereka telah di rumah keluarga Zara untuk mengambil beberapa barang Zara. Zara mendapati bahwa hari itu omnya sedang tidak bekerja. Pasalnya, Zara langsung melihat omnya sedang duduk di teras. Raut wajah Rizal terlihat bingung dan sedikit cemas. Namun, wajahnya langsung berubah begitu melihat Zara datang bersama seorang pria yang jelas orang asing baginya. “Zara? Dari mana aja kamu? Kenapa semalam gak pulang?” Rizal langsung memberi rentetan pertanyaan pada keponakannya, sesekali matanya melirik Kael dengan curiga. “Siapa laki-laki ini?” Zara menelan ludah, bingung harus mulai dari mana dia menjelaskan. “Om, ini–” “Saya suami Zara,” potong Kael dengan mantab, membuat Rizal langsung membelalakkan mata. Suami?! “Apa maksudmu?” tanya Rizal dengan suara sedikit tinggi, benar-benar masih tidak percaya dengan ucapan itu. Dia menatap Kael cukup intens. “Om, ini Che— ah maksudku ini Kael … sekarang aku sudah menikah dengan Kael,” lanjut Zara pelan, sambil mengeluark

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 5: Janji dalam Sandiwara

    Zara membelalakkan mata. “Hah?! Chef, tapi–” Kael justru menatapnya dengan dingin, membuat Zara tidak bisa melanjutkan kata-katanya. Ini benar-benar di luar dugaan Zara. Dalam satu hari ini terlalu banyak masalah berat yang Zara alami. Setelah masalah dengan keluarga omnya, lalu pertengkaran bos dan tunangannya hingga menariknya ke dalam masalah mereka, dan sekarang berakhir dengan dia yang menikah dengan bosnya sendiri. Setelah beberapa saat, mereka benar-benar tiba di kantor catatan sipil. Seseorang langsung memberikan sebuah amplop kepada Kael dan memandu mereka untuk memasuki kantor catatan sipil. Zara hanya bisa mengekor dengan pasrah, seolah semua jalan hidupnya hari ini telah ditentukan dengan sangat rinci. Namun, perasaan bingung dan khawatir tentu saja masih memenuhi kepalanya. Kini, mereka berdua duduk di hadapan seorang petugas kantor catatan sipil yang sepertinya adalah orang yang bertugas untuk menikahkan pasangan. Pria paruh baya itu memberikan akta pernikahan

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 4: Tuan Muda

    Audi A6 milik Kael berhenti tepat di depan pintu utama pusat perbelanjaan. Begitu Kael dan Zara keluar, para penjaga keamanan dan beberapa resepsionis pusat perbelanjaan itu menunduk kepada mereka penuh hormat. Seorang pria langsung mengambil alih untuk memarkirkan mobil Kael. Melihat ini semua, pikiran Zara kembali berputar keras. Kenapa mereka semua menunduk penuh hormat kepada Kael dan dirinya? Mereka hanya dua orang biasa–bukan, Zara hanya orang biasa yang ingin membeli cincin pernikahan bersama dengan Kael, atasannya yang memang berasal dari keluarga ternama, tetapi tetap saja Kael bukan seorang presiden atau bahkan pemilik pusat perbelanjaan ini. “Selamat datang, Tuan Muda. Mari saya antar,” kata seorang resepsionis wanita yang penuh dengan rasa hormat. Sebentar … Tuan Muda? Zara mengernyitkan dahinya, merasa semakin heran dengan panggilan itu. Mengapa Kael dipanggil Tuan Muda? Kael hanya mengangguk pelan dan berjalan mengikuti resepsionis wanita itu, dan Zara tentu s

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 3: Pernikahan Tanpa Pilihan

    Ucapan Kael begitu tenang dan tatapan matanya juga terlihat datar seolah apa yang tadi dia katakan bukan suatu hal yang besar. Berbanding terbalik dengan Zara yang membelalakkan matanya, mulutnya terbuka, tetapi tidak ada kata yang keluar. Dia benar-benar tidak bisa mencerna semua ini dengan baik, semua terlalu mendadak. Bahkan, Clara pun tampak terperanga, tapi sorot matanya makin tajam dan penuh kebencian. Maharani juga tampak terkejut, benar-benar tidak menduga putra tunggalnya akan mengatakan hal seperti itu. Sebelumnya, dia memang selalu mendukung keputusan Kael, bahkan tentang Kael yang tidak ingin dijodohkan dengan Clara, putri keluarga Adinata. Namun, dia sama sekali tidak menyangka kalau putranya akan berbuat sejauh ini. Setelah menatap Kael dengan cukup dalam, bergulat dengan perasaan terkejut dan tanda tanya besar, Maharani berbalik menatap Zara. “Apa itu benar, Nak?” Mendengar pertanyaan itu, Zara diserang kebingungan. Dia tidak tahu apa yang harus dia katakan.

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 2: Cinta yang Terpaksa

    Kael Ashwara, putra tunggal sekaligus calon pewaris keluarga Ashwara yang ternama. Dia adalah sosok dingin dan penuh wibawa, yang memiliki prestasi luar biasa. Di usianya yang masih terbilang muda, 29 tahun, Kael telah diakui sebagai chef genius internasional dengan kemampuan luar biasa! Bahkan, setiap restoran yang dia miliki diberikan paling tidak dua bintang Michelin! Dan sekarang, pria luar biasa semacam itu … sedang mengakui Zara sebagai kekasih yang akan dia nikahi?! Kebohongan macam apa ini!? “C-Chef–” Baru ingin meminta penjelasan, ucapan Zara terhenti ketika melihat tatapan tajam dari Kael. Tanpa perlu bicara, Zara tahu pria tersebut sedang memperingatinya untuk bungkam! Di sisi lain, Clara seperti menggila. Dia membuka matanya lebar-lebar dan menatap Zara dengan penuh amarah, lalu beralih kepada Kael. “Gak mungkin! Jangan bohong, Kael” seru Clara dengan suara tinggi. “Aku tahu dia itu cuma pelayan di restoranmu. Mana mungkin kamu menolak aku hanya karena pelay

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status