Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima의 모든 챕터: 챕터 21 - 챕터 30

139 챕터

BAB 21: Rencana Baru

“Clara?” ulang Kael. Mendengar nama itu, Kael langsung mendongak, rahangnya mengeras. Rizal yang berdiri di dekat pintu ikut merasa tegang. Dia tahu betapa pentingnya gala dinner ini bagi Kael dan restoran, dan sekarang semua rencana yang sudah dibuat menjadi berantakan. Kael menghela napas panjang, mencoba menenangkan diri meskipun jelas bahwa dia sedang berada di ambang ledakan amarah. “Maaf, Chef. Clara baru saja mengajukan paten ini beberapa minggu lalu, tapi prosesnya dipercepat. Dia jelas punya koneksi yang kuat,” jawab salah satu dari mereka. Kael memijat pelipisnya, mencoba berpikir cepat. Dia berjalan mondar-mandir di ruangan itu, tatapannya tajam seolah sedang mencari solusi di antara serpihan masalah yang baru saja menghantamnya. Kael mengetukkan jarinya ke meja dengan ritme teratur, mencoba mengendalikan emosi yang semakin memuncak. Setelah mendengar nama Clara disebut, pikirannya langsung melayang pada berbagai kemungkinan buruk. Dia tidak akan membiarka
last update최신 업데이트 : 2025-01-19
더 보기

BAB 22: Tantangan Zara

Dengan langkah cepat, Rizal menuju ruang briefing, tempat semua staf sudah berkumpul. Diam dengan ekspresi serius. Rizal menjelskan tentang tema baru yang akan mereka buat. "Sayangnya, desain grafis kita tidak bisa menyanggupi pekerjaan ini. Jadi, kalau kalian punya teman yang bisa direkomendasikan untuk menggambar visual menu, beri tahu saya sekarang,” kata Rizal di akhir penjelasannya. Ruangan mendadak hening. Semua orang tampak saling pandang, tidak ada yang langsung berbicara. Hingga akhirnya, Andin mengangkat tangan, suaranya terdengar ragu tetapi penuh harapan. “Pak Rizal, Zara suka gambar. Mungkin dia bisa bantu.” Semua kepala langsung menoleh ke arah Zara, yang terkejut mendengar namanya disebut. “Saya?” Suaranya bergetar, matanya melebar. “Tapi, saya belum pernah gambar untuk acara besar seperti ini.” Rizal menatap Zara dengan serius. “Zara, ini situasi mendesak, kita gak punya pilihan lain. Saya harap kamu bisa membantu restoran.” Pernyataan itu membuat
last update최신 업데이트 : 2025-01-19
더 보기

BAB 23: Fokus

“Seperti ini,” kata Kael singkat, lalu meletakkan kuas. “Pastikan semua sempurna.” Zara mengangguk cepat. “Baik, Chef.” Kael melangkah pergi, tetapi sebelum keluar, dia berhenti sejenak. “Kerja bagus, lanjutkan.” Zara menghela napas lega, mencoba menghilangkan ketegangan yang menumpuk sejak tadi. Namun, beberapa menit kemudian, suara langkah kaki terdengar lagi di belakangnya. Zara menoleh, dan kali ini, Kael kembali dengan dua cangkir kopi di tangannya. Dia meletakkan salah satu cangkir di meja Zara tanpa berkata apa-apa. “Kamu harus fokus,” ucapnya singkat, nada suaranya tetap datar. Zara menatap cangkir itu, kemudian mengangkat wajahnya untuk melihat Kael. “Terima kasih, Chef,” katanya pelan, masih sedikit terkejut dengan gestur itu. Kael hanya menanggapi dengan anggukan kecil, lalu mengambil cangkirnya sendiri dan berdiri di sisi ruangan, matanya tetap mengawasi layar tempat Zara bekerja. Saat Zara kembali fokus pada gambarnya. Kopi itu masih hangat, meskip
last update최신 업데이트 : 2025-01-20
더 보기

BAB 24: Malam Gala Dinner

“Apa?!” Zara hampir tidak percaya. “Tapi tadi saya sudah pastikan itu semua aman!” Rizal hanya mengangkat bahu, jelas dia tidak punya waktu untuk menjelaskan lebih jauh. “Kita harus segera menemui Chef Kael.” Dengan langkah terburu-buru, Zara mengikuti Rizal menuju ruang rapat. Begitu sampai, Kael sudah berdiri di sana bersama beberapa staf. Tatapannya dingin, tangannya bersilang di depan dada. Di atas meja, lukisan Zara yang seharusnya menjadi salah satu sorotan acara kini penuh dengan coretan besar yang melintang, merusak keseluruhan karya itu. Zara tertegun, matanya melebar. “Itu… itu bukan—” “Apa ini hasil yang kamu banggakan?” potong Kael dengan nada rendah, tetapi percayalah bahwa itu sungguh mengerikan, membuat suasana menjadi sangat mencekam. Zara menelan ludah. “Chef, saya tidak tahu bagaimana ini bisa terjadi. Saya memastikan semuanya aman sebelum—” “Cukup,” potong Kael lagi, suaranya tajam seperti pisau. “Kamu tidak profesional.” “Tapi, saya tidak me
last update최신 업데이트 : 2025-01-20
더 보기

BAB 25: Di Balik Gemerlap Gala

Wanita itu adalah Ana, seorang pelayan di The Velvet Spoon yang juga teman kerja Zara. Meskipun sebelumnya hubungan mereka tampak biasa saja, sikap Ana mulai berubah sejak Zara terlihat lebih sering bersama Varen. Ada kemungkinan Ana menyukai Varen, tetapi rasa tidak sukanya kepada Zara terasa lebih dalam daripada sekadar cemburu. Zara berhenti di tempat, menatap Ana dengan bingung. “Maksud kamu apa?” Ana menyeringai kecil, mengangkat bahu dengan sikap santai yang terlihat dibuat-buat. Namun, matanya yang tajam memancarkan sesuatu yang tidak bisa diabaikan. “Oh, aku cuma kasih tahu aja. Kadang, kesuksesan sementara bikin orang lupa daratan. Apalagi kalau yang sukses cuma modal kebetulan.” Zara mengerutkan kening, menahan rasa jengkel yang mulai naik. Kata-kata itu tidak hanya menyindir, tetapi juga terasa seperti serangan langsung. “Aku nggak ngerti kamu ngomongin apa, tapi aku nggak pernah lupa diri.” Ana terkekeh pelan, tawa kecilnya penuh dengan nada ejekan yang memb
last update최신 업데이트 : 2025-01-21
더 보기

BAB 26: Jejak di Balik Coretan

Rizal mengangguk. “Baik, Chef. Saya akan mulai dari CCTV dan menanyai semua staf.” Kael hanya memberikan anggukan kecil, menatap Rizal seolah ingin memastikan dia mengerti betapa seriusnya situasi ini. Rizal memulai penyelidikannya dari ruang keamanan, memeriksa rekaman CCTV dengan penuh konsentrasi. Dia meminta petugas keamanan mempercepat putaran rekaman hingga ke waktu sebelum gala dinner dimulai. “Stop!” Rizal menunjuk layar ketika seorang staf terlihat memasuki ruang penyimpanan lukisan. Namun, wajah orang itu tidak terlihat jelas karena kamera hanya menangkap sudut belakang. Orang itu mengenakan seragam dapur, tetapi dengan topi yang menutupi sebagian besar wajahnya. “Bisa diperbesar?” tanya Rizal, meskipun dia tahu hasilnya tidak akan banyak membantu. Petugas menggeleng. “Sudah maksimal, Pak.” Rizal menghela napas panjang. Tanpa wajah yang jelas, ini menjadi semakin rumit. Setelah tidak mendapatkan hasil memuaskan dari CCTV, Rizal memutuskan untuk menany
last update최신 업데이트 : 2025-01-21
더 보기

BAB 27: Di Balik Keheningan

Dimas terperangah, matanya membesar. “Chef, tolong beri saya kesempatan! Saya janji tidak akan mengulangi lagi …” Kael tidak menjawab. Dia hanya menatap Rizal dengan isyarat jelas untuk menindaklanjuti perintahnya. “Ayo keluar sekarang,” kata Rizal dingin, menggiring Dimas keluar dari ruangan meskipun pria itu masih mencoba memohon. “Chef, tolon–” kata Dimas penuh permohonan, tetapi suaranya lenyap di balik pintu, tanpa ada sedikitpun belas kasihan dari Kael. Begitu pintu tertutup, keheningan memenuhi ruang kerja Kael. Dia kembali berdiri di dekat jendela, memandang ke luar dengan ekspresi yang sulit diartikan. Tidak ada kata-kata lagi yang keluar dari bibirnya, tetapi sikapnya sudah cukup menunjukkan bahwa dia tidak akan mentolerir kesalahan sekecil apa pun. Setelah hari yang panjang, Kael akhirnya tiba di rumah lebih awal dari Zara. Dia membuka jasnya dengan gerakan lambat, kemudian menggantungnya di belakang kursi ruang makan. Matanya terpaku pada meja makan ya
last update최신 업데이트 : 2025-01-21
더 보기

BAB 28: Rumah Om Riki

Zara mengetik pesan dengan cepat di ponselnya. [Saya pulang terlambat hari ini. Om Riki sakit, saya akan menjenguknya sepulang kerja.] Dia mengirim pesan itu kepada Kael, berharap pria itu tidak akan khawatir atau bertanya-tanya jika dia tidak segera pulang. Namun, Kael tidak membalas pesan itu. Dan Zara juga tidak Malam itu, Zara tiba di rumah Riki dengan membawa sekantong buah-buahan dan beberapa makanan yang dia beli dalam perjalanan. Begitu masuk, dia melihat Riki berbaring di sofa ruang tamu dengan wajah pucat. Sarah duduk di kursi yang ada di samping, tetapi alih-alih terlihat khawatir, dia justru tampak sibuk dengan ponselnya. “Om, gimana keadaannya sekarang?” Zara bertanya lembut sambil meletakkan buah-buahan di meja kecil. Riki mengangguk pelan, ada senyum tipis di wajah sayunya. “Mendingan, Zara. Makasih udah sempat mampir. Kamu pasti capek habis kerja.” “Nggak, Om. Aku sempatkan karena Om itu penting buat aku,” jawab Zara sambil tersenyum. Sarah m
last update최신 업데이트 : 2025-01-22
더 보기

BAB 29: Batas yang Tak Terlihat

Zara menoleh, menatap Kael dengan sedikit kaget. “Siapa?” “Tante Sarah,” jawab Kael singkat, matanya tetap fokus ke jalan. Meskipun nadanya datar, tetap ada tekanan halus yang sulit diabaikan. Zara terdiam sejenak, berusaha menyusun kata-kata. Dia tahu Kael tidak akan mudah dibohongi. “Dia cuma ngomong soal Om Riki,” kata Zara akhirnya. “Katanya butuh bantuan tambahan.” Kael melirik Zara sekilas, lalu kembali menatap jalan. “Cuma itu?” Zara menggigit bibirnya. Dia tahu Kael tidak bertanya untuk basa-basi, tapi mengatakan semuanya hanya akan memperumit keadaan. “Iya, kira-kira begitu.” “Jangan kira-kira,” potong Kael, suaranya tetap tenang tapi terdengar tegas. “Apa dia menyusahkanmu?” Zara menghela napas, merasa tidak punya pilihan selain lebih terbuka. “Tante Sarah memang suka bicara hal yang … membuatku kurang nyaman. Tapi aku bisa mengatasinya.” “Contohnya?” tanya Kael singkat, masih tanpa menoleh. Zara menatap Kael dengan ragu. “Dia bilang … aku harus le
last update최신 업데이트 : 2025-01-22
더 보기

BAB 30: Rasa dan Realita

‘Jadi itu alasan dia batalin perjodohan sama Clara?’ pikir Zara, perlahan mulai memahami. Zara memutuskan untuk kembali ke kamarnya sebelum Deon atau Kael menyadari bahwa dia telah mendengarkan percakapan mereka. Setibanya di kamar, Zara duduk di tepi ranjang, membiarkan pikiran-pikiran itu mengalir tanpa penghalang. Memang, dari awal dia tahu pernikahan ini hanya sebuah kontrak, tapi tetap saja, mendengar alasan konkret di balik semuanya memberikan rasa lega yang aneh. ‘Dia pilih aku karena aku nggak akan nuntut apa-apa.’ Zara menghela napas panjang. Dia juga tahu bahwa keputusan itu, meskipun berawal dari kepentingan Kael, tapi pada akhirnya juga memberinya keuntungan dan kebebasan. Jika bukan karena Kael, dia mungkin masih terjebak di rumah omnya, tanpa tahu kapan atau bagaimana dia bisa keluar dari situasi itu. Namun, di balik rasa lega itu, muncul kekhawatiran yang baru. Kontrak ini tidak akan berlangsung selamanya. Zara memeluk lututnya, mencoba meredakan gelis
last update최신 업데이트 : 2025-01-22
더 보기
이전
123456
...
14
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status