Share

BAB 21: Rencana Baru

Penulis: Duvessa
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-19 22:29:30

“Clara?” ulang Kael.

Mendengar nama itu, Kael langsung mendongak, rahangnya mengeras.

Rizal yang berdiri di dekat pintu ikut merasa tegang. Dia tahu betapa pentingnya gala dinner ini bagi Kael dan restoran, dan sekarang semua rencana yang sudah dibuat menjadi berantakan.

Kael menghela napas panjang, mencoba menenangkan diri meskipun jelas bahwa dia sedang berada di ambang ledakan amarah.

“Maaf, Chef. Clara baru saja mengajukan paten ini beberapa minggu lalu, tapi prosesnya dipercepat. Dia jelas punya koneksi yang kuat,” jawab salah satu dari mereka.

Kael memijat pelipisnya, mencoba berpikir cepat. Dia berjalan mondar-mandir di ruangan itu, tatapannya tajam seolah sedang mencari solusi di antara serpihan masalah yang baru saja menghantamnya.

Kael mengetukkan jarinya ke meja dengan ritme teratur, mencoba mengendalikan emosi yang semakin memuncak. Setelah mendengar nama Clara disebut, pikirannya langsung melayang pada berbagai kemungkinan buruk. Dia tidak akan membiarka
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 22: Tantangan Zara

    Dengan langkah cepat, Rizal menuju ruang briefing, tempat semua staf sudah berkumpul. Diam dengan ekspresi serius. Rizal menjelskan tentang tema baru yang akan mereka buat. "Sayangnya, desain grafis kita tidak bisa menyanggupi pekerjaan ini. Jadi, kalau kalian punya teman yang bisa direkomendasikan untuk menggambar visual menu, beri tahu saya sekarang,” kata Rizal di akhir penjelasannya. Ruangan mendadak hening. Semua orang tampak saling pandang, tidak ada yang langsung berbicara. Hingga akhirnya, Andin mengangkat tangan, suaranya terdengar ragu tetapi penuh harapan. “Pak Rizal, Zara suka gambar. Mungkin dia bisa bantu.” Semua kepala langsung menoleh ke arah Zara, yang terkejut mendengar namanya disebut. “Saya?” Suaranya bergetar, matanya melebar. “Tapi, saya belum pernah gambar untuk acara besar seperti ini.” Rizal menatap Zara dengan serius. “Zara, ini situasi mendesak, kita gak punya pilihan lain. Saya harap kamu bisa membantu restoran.” Pernyataan itu membuat

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-19
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 23: Fokus

    “Seperti ini,” kata Kael singkat, lalu meletakkan kuas. “Pastikan semua sempurna.” Zara mengangguk cepat. “Baik, Chef.” Kael melangkah pergi, tetapi sebelum keluar, dia berhenti sejenak. “Kerja bagus, lanjutkan.” Zara menghela napas lega, mencoba menghilangkan ketegangan yang menumpuk sejak tadi. Namun, beberapa menit kemudian, suara langkah kaki terdengar lagi di belakangnya. Zara menoleh, dan kali ini, Kael kembali dengan dua cangkir kopi di tangannya. Dia meletakkan salah satu cangkir di meja Zara tanpa berkata apa-apa. “Kamu harus fokus,” ucapnya singkat, nada suaranya tetap datar. Zara menatap cangkir itu, kemudian mengangkat wajahnya untuk melihat Kael. “Terima kasih, Chef,” katanya pelan, masih sedikit terkejut dengan gestur itu. Kael hanya menanggapi dengan anggukan kecil, lalu mengambil cangkirnya sendiri dan berdiri di sisi ruangan, matanya tetap mengawasi layar tempat Zara bekerja. Saat Zara kembali fokus pada gambarnya. Kopi itu masih hangat, meskip

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-20
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 24: Malam Gala Dinner

    “Apa?!” Zara hampir tidak percaya. “Tapi tadi saya sudah pastikan itu semua aman!” Rizal hanya mengangkat bahu, jelas dia tidak punya waktu untuk menjelaskan lebih jauh. “Kita harus segera menemui Chef Kael.” Dengan langkah terburu-buru, Zara mengikuti Rizal menuju ruang rapat. Begitu sampai, Kael sudah berdiri di sana bersama beberapa staf. Tatapannya dingin, tangannya bersilang di depan dada. Di atas meja, lukisan Zara yang seharusnya menjadi salah satu sorotan acara kini penuh dengan coretan besar yang melintang, merusak keseluruhan karya itu. Zara tertegun, matanya melebar. “Itu… itu bukan—” “Apa ini hasil yang kamu banggakan?” potong Kael dengan nada rendah, tetapi percayalah bahwa itu sungguh mengerikan, membuat suasana menjadi sangat mencekam. Zara menelan ludah. “Chef, saya tidak tahu bagaimana ini bisa terjadi. Saya memastikan semuanya aman sebelum—” “Cukup,” potong Kael lagi, suaranya tajam seperti pisau. “Kamu tidak profesional.” “Tapi, saya tidak me

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-20
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 25: Di Balik Gemerlap Gala

    Wanita itu adalah Ana, seorang pelayan di The Velvet Spoon yang juga teman kerja Zara. Meskipun sebelumnya hubungan mereka tampak biasa saja, sikap Ana mulai berubah sejak Zara terlihat lebih sering bersama Varen. Ada kemungkinan Ana menyukai Varen, tetapi rasa tidak sukanya kepada Zara terasa lebih dalam daripada sekadar cemburu. Zara berhenti di tempat, menatap Ana dengan bingung. “Maksud kamu apa?” Ana menyeringai kecil, mengangkat bahu dengan sikap santai yang terlihat dibuat-buat. Namun, matanya yang tajam memancarkan sesuatu yang tidak bisa diabaikan. “Oh, aku cuma kasih tahu aja. Kadang, kesuksesan sementara bikin orang lupa daratan. Apalagi kalau yang sukses cuma modal kebetulan.” Zara mengerutkan kening, menahan rasa jengkel yang mulai naik. Kata-kata itu tidak hanya menyindir, tetapi juga terasa seperti serangan langsung. “Aku nggak ngerti kamu ngomongin apa, tapi aku nggak pernah lupa diri.” Ana terkekeh pelan, tawa kecilnya penuh dengan nada ejekan yang memb

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-21
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 26: Jejak di Balik Coretan

    Rizal mengangguk. “Baik, Chef. Saya akan mulai dari CCTV dan menanyai semua staf.” Kael hanya memberikan anggukan kecil, menatap Rizal seolah ingin memastikan dia mengerti betapa seriusnya situasi ini. Rizal memulai penyelidikannya dari ruang keamanan, memeriksa rekaman CCTV dengan penuh konsentrasi. Dia meminta petugas keamanan mempercepat putaran rekaman hingga ke waktu sebelum gala dinner dimulai. “Stop!” Rizal menunjuk layar ketika seorang staf terlihat memasuki ruang penyimpanan lukisan. Namun, wajah orang itu tidak terlihat jelas karena kamera hanya menangkap sudut belakang. Orang itu mengenakan seragam dapur, tetapi dengan topi yang menutupi sebagian besar wajahnya. “Bisa diperbesar?” tanya Rizal, meskipun dia tahu hasilnya tidak akan banyak membantu. Petugas menggeleng. “Sudah maksimal, Pak.” Rizal menghela napas panjang. Tanpa wajah yang jelas, ini menjadi semakin rumit. Setelah tidak mendapatkan hasil memuaskan dari CCTV, Rizal memutuskan untuk menany

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-21
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 27: Di Balik Keheningan

    Dimas terperangah, matanya membesar. “Chef, tolong beri saya kesempatan! Saya janji tidak akan mengulangi lagi …” Kael tidak menjawab. Dia hanya menatap Rizal dengan isyarat jelas untuk menindaklanjuti perintahnya. “Ayo keluar sekarang,” kata Rizal dingin, menggiring Dimas keluar dari ruangan meskipun pria itu masih mencoba memohon. “Chef, tolon–” kata Dimas penuh permohonan, tetapi suaranya lenyap di balik pintu, tanpa ada sedikitpun belas kasihan dari Kael. Begitu pintu tertutup, keheningan memenuhi ruang kerja Kael. Dia kembali berdiri di dekat jendela, memandang ke luar dengan ekspresi yang sulit diartikan. Tidak ada kata-kata lagi yang keluar dari bibirnya, tetapi sikapnya sudah cukup menunjukkan bahwa dia tidak akan mentolerir kesalahan sekecil apa pun. Setelah hari yang panjang, Kael akhirnya tiba di rumah lebih awal dari Zara. Dia membuka jasnya dengan gerakan lambat, kemudian menggantungnya di belakang kursi ruang makan. Matanya terpaku pada meja makan ya

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-21
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 28: Rumah Om Riki

    Zara mengetik pesan dengan cepat di ponselnya. [Saya pulang terlambat hari ini. Om Riki sakit, saya akan menjenguknya sepulang kerja.] Dia mengirim pesan itu kepada Kael, berharap pria itu tidak akan khawatir atau bertanya-tanya jika dia tidak segera pulang. Namun, Kael tidak membalas pesan itu. Dan Zara juga tidak Malam itu, Zara tiba di rumah Riki dengan membawa sekantong buah-buahan dan beberapa makanan yang dia beli dalam perjalanan. Begitu masuk, dia melihat Riki berbaring di sofa ruang tamu dengan wajah pucat. Sarah duduk di kursi yang ada di samping, tetapi alih-alih terlihat khawatir, dia justru tampak sibuk dengan ponselnya. “Om, gimana keadaannya sekarang?” Zara bertanya lembut sambil meletakkan buah-buahan di meja kecil. Riki mengangguk pelan, ada senyum tipis di wajah sayunya. “Mendingan, Zara. Makasih udah sempat mampir. Kamu pasti capek habis kerja.” “Nggak, Om. Aku sempatkan karena Om itu penting buat aku,” jawab Zara sambil tersenyum. Sarah m

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-22
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 29: Batas yang Tak Terlihat

    Zara menoleh, menatap Kael dengan sedikit kaget. “Siapa?” “Tante Sarah,” jawab Kael singkat, matanya tetap fokus ke jalan. Meskipun nadanya datar, tetap ada tekanan halus yang sulit diabaikan. Zara terdiam sejenak, berusaha menyusun kata-kata. Dia tahu Kael tidak akan mudah dibohongi. “Dia cuma ngomong soal Om Riki,” kata Zara akhirnya. “Katanya butuh bantuan tambahan.” Kael melirik Zara sekilas, lalu kembali menatap jalan. “Cuma itu?” Zara menggigit bibirnya. Dia tahu Kael tidak bertanya untuk basa-basi, tapi mengatakan semuanya hanya akan memperumit keadaan. “Iya, kira-kira begitu.” “Jangan kira-kira,” potong Kael, suaranya tetap tenang tapi terdengar tegas. “Apa dia menyusahkanmu?” Zara menghela napas, merasa tidak punya pilihan selain lebih terbuka. “Tante Sarah memang suka bicara hal yang … membuatku kurang nyaman. Tapi aku bisa mengatasinya.” “Contohnya?” tanya Kael singkat, masih tanpa menoleh. Zara menatap Kael dengan ragu. “Dia bilang … aku harus le

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-22

Bab terbaru

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 90: Amplop Coklat

    Kael menegang, tatapannya berubah dingin. Beberapa detik berlalu dalam kesunyian yang pekat, hanya suara detak jam yang terdengar jelas di ruangan itu.Kael menatap Aryan, matanya tajam, penuh amarah atau mungkin kecewa, tetapi yang jelas aura ketegangan semakin kental di ruangan itu."Dan kalau aku menolak?" tanya Kael akhirnya, suaranya terdengar lebih rendah, lebih tajam, seperti ujung pisau yang siap menebas.Aryan menatapnya lurus, tidak bergeming sedikit pun."Kamu akan kehilangan kepercayaan. Itu berarti kekuasaanmu di perusahaan ini akan terancam. Aku tidak ingin itu terjadi, dan aku yakin kamu pun tidak," jawab Aryan datar, suaranya tidak menunjukkan sedikitpun rasa ragu.Kael tetap diam, matanya tetap terpaku pada map yang ada di hadapannya, seolah berusaha mencerna setiap kata yang keluar dari mulut ayahnya. Jemarinya mengepal pelan di atas meja, menahan amarah yang mulai memuncak.Aryan menghela napas panjang, menatap Kael yang tampak semakin frustrasi."Kamu harus berpikir

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 89: Permintaan Aryan

    Riki tampak terkejut, sementara Sarah tidak bisa menyembunyikan perubahan ekspresi di wajahnya.Sarah membuka mulut, seolah ingin melanjutkan perdebatan, tetapi tak ada kata yang keluar. Sementara itu, Riki hanya menghela napas kecil."Kael, saya tidak peduli dengan omongan orang luar. Saya hanya ingin Zara bahagia. Tolong jaga dia baik-baik," ujar Riki dengan tenang, menatap Kael dengan sorot mata yang tulus. Suaranya terdengar mantap, tetapi jauh lebih lembut dibandingkan keheningan yang memenuhi ruangan.Mata Kael beralih ke Riki. Seketika, ketajaman dalam sorot matanya melunak."Saya akan selalu menjaga Zara, Om. Zara adalah rumah saya, tempat saya kembali, tempat saya ingin menetap,” ucap Kael, nada suaranya lebih dalam, lebih tulus.Zara menahan napas, tenggorokannya mendadak terasa kering. Kata-kata Kael begitu sederhana, tetapi mampu mengguncangnya dengan cara yang tidak terduga.Riki tersenyum kecil, lalu mengangguk pelan."Kalau begitu, saya bisa lebih tenang sekarang," ujar

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 88: Sisi Lain Kael

    Sarah menegang di kursinya, sementara Zara menatap Kael dengan campuran keterkejutan dan kebingungan.Riki tampak terkejut beberapa detik sebelum akhirnya tersenyum kecil dan membuka pintu lebih lebar. "Masuklah, Kael."Kael melangkah masuk dengan langkah santai, tangannya masih terselip di saku celana. Tatapannya sekilas menyapu ruangan."Apa saya mengganggu?" tanya Kael, nadanya terdengar sopan, tapi sorot matanya tajam, penuh otoritas, seolah mengatakan bahwa dia tak peduli apakah kedatangannya mengganggu atau tidak."Tidak, tidak sama sekali." Riki buru-buru menggeleng, lalu mengajak Kael duduk.Namun, Zara buru-buru bangkit, mencoba menarik pergelangan tangan Kael."Ayo kita pulang aja, Kael," kata Zara cepat, ingin segera menghindari situasi ini sebelum Sarah melontarkan lebih banyak kata-kata yang bisa memanaskan suasana.Sarah mendengus dan bersandar ke sofa, kakinya disilangkan dengan angkuh."Loh? Kok buru-buru? Duduk dulu lah. Masa datang cuma buat jemput doang? Nggak sopan,

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 87: Bohong yang Jadi Nyata

    Sore itu, setelah selesai bekerja, Zara langsung menuju rumah Riki. Perjalanan ke sana terasa lebih panjang dari biasanya, meskipun sebenarnya tidak terlalu jauh. Ada sesuatu yang mengganjal di dadanya, perasaan yang sulit diabaikan sejak Riki menghubunginya tadi pagi.Begitu sampai di depan rumah, Zara berdiri sejenak sebelum mengetuk pintu. Dia menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan pikirannya. Namun, firasatnya mengatakan bahwa pertemuan ini tidak akan berlangsung dengan tenang.Tidak butuh waktu lama, pintu terbuka. Riki berdiri di ambang pintu dengan ekspresi khawatir. Matanya langsung menyapu wajah keponakannya, seolah ingin memastikan Zara baik-baik saja setelah pemberitaan yang sempat heboh kemarin."Zara ..." Suara Riki pelan, sedikit berat, seperti menahan sesuatu yang sudah lama ingin diucapkan. Riki menghela napas sebelum akhirnya bertanya, "Kamu apa kabar?""Aku baik-baik saja, Om." Zara tersenyum kecil, mencoba menenangkan Omnya.Riki masih menatapnya beberapa det

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 86: Hilangnya Berita

    Keesokan paginya, Zara terbangun lebih dulu. Dia mengerjap pelan sebelum menoleh ke samping, menemukan Kael masih tertidur nyenyak di sebelahnya. Napas pria itu teratur, wajahnya tampak lebih tenang dibanding saat pulang tadi malam.Zara menatapnya lebih lama dari yang seharusnya. Saat tidur, Kael terlihat berbeda, lebih lembut, tanpa garis tegas yang biasanya menghiasi wajahnya. Rasanya aneh melihat pria yang begitu dominan dan dingin bisa tampak setenang ini di sampingnya. Bahkan dalam tidur pun, pria ini tetap menyebalkan ... karena terlalu tampan.Sungguh, Zara masih belum terbiasa dengan pemandangan ini!Tiba-tiba, Kael bergerak. Salah satu lengannya bergeser dan entah bagaimana, mendarat tepat di pinggang Zara. Sentuhan itu seharusnya biasa saja, tapi perbedaannya adalah tangan Kael tidak berhenti di sana.Jari-jarinya bergerak, mengguratkan tekanan ringan di kulitnya, lalu menariknya lebih dekat. Zara menahan napas. Bibirnya terkatup rapat saat dia mencoba mendorong dada Kael pe

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 85: Pesan Ancaman

    Wanita itu adalah Anjana Lestari Wijaya, pemilik Wijaya Group.Aryan mengernyit, begitu pula dewan direksi lainnya. Tidak ada yang menyangka perusahaan sebesar Wijaya Group tertarik berinvestasi di Ashwara Group di tengah krisis ini.Kael menatapnya tajam. Dia menduga ada pihak yang ingin memanfaatkan situasi ini, tetapi tidak menyangka Wijaya Group yang maju lebih dulu."Bu Anjana ..." Aryan berdehem. "Anda serius?"Anjana tersenyum tipis. "Saya tidak pernah main-main dalam bisnis, Pak Aryan. Ashwara Group masih punya potensi besar, selama dikelola dengan baik."Kael menyipitkan mata. "Kenapa sekarang? Ini waktu paling berisiko untuk masuk ke Ashwara Group."Anjana mengangkat bahu santai. "Saya percaya perusahaan ini punya fondasi kuat. Skandal pribadi tidak seharusnya menghambat potensi bisnis yang lebih besar.""Tentu saja, kita perlu membahas lebih lanjut syarat kerja sama ini. Tapi, jika kalian ingin menyelamatkan perusahaan, ini adalah penawaran terbaik yang kalian punya," lanju

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 84: Profesionalitas

    “Zara, hari ini aku harus mengurus banyak hal,” kata Kael begitu selesai menyantap sarapannya, lebih tepatnya selembar roti tawar. “Kamu gak usah khawatir, aku pasti akan selesaikan ini semua.”Zara mengangguk pelan. Namun, rasa cemas itu sama sekali tidak bisa hilang dari hatinya.Bagaimana mungkin dia tidak akan khawatir dengan hal ini?“Jaga dirimu, hari ini aku gak ke restoran.” Kael menatap Zara dengan begitu dalam.“Kael,” panggil Zara lirih, seolah tidak ingin membiarkan suaminya menghadapi ini seorang diri. Bagaimanapun juga, kehadirannya juga yang memicu hal ini terjadi.“Aku pesankan taksi online,” kata Kael, seolah tidak ingin membuat Zara semakin larut.Setelah berhasil mendapat taksi untuk Zara, Kael bangkit, meraih jas yang ada di kursi sebelah dan langsung memakainya. Zara yang melihat itu juga ikut bangkit, pandangannya tidak pernah lepas dari wajah lelah Kael.Kael melangkah mendekati Zara, tersenyum sejenak, lalu mencium kening Zara. “Aku pergi dulu.”Ingin rasanya Z

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 83: Hancur Lebih Dulu

    "Kenapa kamu bilang gitu?" tanya Zara, suaranya hampir tercekat.Kael menarik napas dalam-dalam, tatapannya tetap fokus pada Zara, meskipun ada keraguan yang jelas tergambar di matanya. Dia ingin mengungkapkan lebih banyak, tapi khawatir kata-katanya justru akan semakin menyakiti."Mungkin dengan itu, kamu nggak akan terlibat dengan semua ini," jawab Kael dengan nada yang penuh penyesalan, lebih dari yang dia akui.Ada keraguan yang jelas dalam suaranya, seolah kata-kata itu harus diucapkan meski terasa berat.Zara terdiam sejenak, dada terasa sesak mendengar itu. Sebelum sempat mengungkapkan apa yang ada di pikirannya, Kael mengulurkan tangannya, dengan gerakan pelan menyentuh pipi Zara.Zara menatap Kael, perasaannya bercampur aduk, tetapi entah kenapa, dia tidak bisa menepis sentuhan itu."Terus, sekarang kamu mau gimana?" tanya Zara pelan, suara yang sama sekali tidak bisa menutupi kebingungannya.Kael menatapnya, matanya penuh ketegasan, meski ada kegelisahan yang jelas."Aku lag

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   Bab 82: Diam yang Menyakitkan

    Zara tiba di rumah lebih awal dari biasanya. Waktu masih sore, tapi pikirannya sudah penuh dengan pertanyaan yang belum menemukan jawaban. Begitu masuk, dia langsung melepaskan jaket dan duduk di sofa, membuka kembali berita yang tadi Andin tunjukkan.Tangannya menggenggam ponsel lebih erat. Tidak ada tambahan informasi baru, tapi semakin banyak orang yang mulai berspekulasi di kolom komentar.[Siapa istrinya? Kenapa nggak ada fotonya?][Kalo bener nikah kontrak, kira-kira istrinya dapet berapa milyar ya?]Zara menghela napas, mencoba meredam emosi yang mulai bergejolak.Dia sudah mengirim dua pesan kepada Kael, tetapi tak ada jawaban. Bahkan saat dia mencoba menelepon, panggilannya hanya berakhir dengan nada sambung yang terus berdering tanpa jawaban.Dia bisa menebak bahwa pria itu sedang sibuk, entah dengan pekerjaan atau mungkin mencari tahu siapa dalang di balik berita ini. Tapi tetap saja, diamnya Kael semakin membuat Zara resah.Malam semakin larut.Jam di ponselnya sudah menun

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status