Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima의 모든 챕터: 챕터 11 - 챕터 20

139 챕터

BAB 11: Chef’s Special Menu

Rizal menatap Kael dengan bingung. “Tim gudang dan sous chef? Apa ada rencana lain, Chef?”Kael mengangguk singkat, ekspresinya tetap tanpa emosi. “Kita luncurkan Chef’s Special Menu untuk minggu ini.”Chef’s Special Menu berarti penyediaan menu makanan baru yang tidak ada dalam daftar menu sebelumnya. Strategi ini dipilih sebagai salah satu solusi cepat untuk menghadapi krisis pasokan bahan baku utama. Dengan strategi ini, bukan hanya bisa untuk menjaga operasional restoran tetap berjalan, tetapi juga memastikan citra The Velvet Spoon sebagai restoran berkualitas tinggi tidak goyah di mata pelanggan.Setidaknya, itu yang ada dalam pikiran Kael. Rizal tergagap sejenak, lalu mengangguk cepat. Tentu Rizal tahu apa yang harus dia lakukan jika ada hal seperti ini. “B–Baik, Chef. Saya segera atur semuanya.”Kael melirik jam tangannya, lalu menambahkan, “Siapkan dalam 10 menit. Brief jelas, tidak ada ruang untuk kesalahan.”Rizal segera bergegas, langkahnya terdengar cepat di atas lantai d
last update최신 업데이트 : 2025-01-16
더 보기

BAB 12: Fitnah Clara

Dengan gaun mewah berwarna merah yang membuat lekuk tubuh sempurna semakin terlihat indah, wanita itu melangkah masuk dengan aura anggun yang cukup tajam. Semua mata di sekitarnya seolah tertarik pada kehadirannya. Zara merasa detak jantungnya meningkat meskipun dia berusaha untuk tetap fokus pada pekerjaannya. Kenapa Clara datang ke sini?! Clara berhenti di depan resepsionis, lalu dengan suara yang cukup keras untuk menarik perhatian, dia berkata, "Saya ingin meja di tengah, tempat yang paling strategis." Resepsionis dengan sopan mengangguk, lalu menuntun Clara ke meja yang dia inginkan. Namun, sebelum resepsionis bisa memanggil pelayan, Clara mengangkat tangannya dengan anggun. "Tunggu." Clara memandang sekeliling, lalu matanya menangkap sosok Zara yang baru saja keluar dari dapur. Sebuah senyum kecil penuh arti muncul di wajahnya. "Aku ingin dilayani oleh dia," lanjutnya sambil menunjuk Zara. Zara yang mendengar itu langsung membeku di tempat. Dia berharap teli
last update최신 업데이트 : 2025-01-16
더 보기

BAB 13: Gelas dan Drama

Zara mengerutkan dahinya, merasa aneh dengan tindakan Kael. Sementara Clara langsung membelalakkan matanya tidak terima. “Itu tidak perlu! Staf kamu ini jelas ceroboh. Kalau saja dia lebih berhati-hati, insiden ini tidak akan terjadi!" Clara mulai merasa panik. Selain tidak puas dengan jawaban Kael, kalau sampai rekaman CCTV itu terlihat jelas, sudah pasti akan menjadi boomerang untuk Clara. Zara mengepalkan tangannya di belakang punggungnya, mencoba menahan amarah yang membakar dadanya. Suasana di restoran menjadi semakin menegangkan. Semua mata tertuju pada sosok Zara yang sedang merasa serba salah, juga Clara yang tampak sedang meminta keadilan. Jelas Kael tidak bisa membiarkan ini semua begitu saja. Reputasi restorannya akan dipertaruhkan jika memang Zara lalai dalam bekerja. “Kael, stafmu jelas lalai. Gak perlu cek CCTV segala!” seru Clara lagi. Dia tidak bisa begitu saja membiarkan Kael melihat rekaman CCTV. Namun, nyatanya Kael sama sekali tidak peduli dengan
last update최신 업데이트 : 2025-01-16
더 보기

BAB 14: Ibu Mertua

Zara mengusap air matanya cepat, menatap tangan Kael yang masih terulur ke arahnya. “Masuk ke mobil,” ujar Kael singkat, nadanya lebih seperti perintah daripada tawaran. Namun, Zara menggeleng pelan, menghindari tatapan Kael. Dia membalas ucapan Kael dengan suara kecil, tetapi terdengar cukup tegas. “Gak usah, saya jalan kaki aja. Pengen cari udara segar.” Kael mengerutkan alis, ekspresinya dingin, tetapi sorot matanya tajam. “Udah malam, Zara.” “Saya cuma butuh waktu sendiri, Kael,” balas Zara, berusaha terdengar tenang meskipun suaranya sedikit bergetar. Kael menghela napas panjang, jelas tidak puas. “Jangan keras kepala.” “Saya cuma ingin waktu sendiri,” balas Zara cepat, nada suaranya mulai meninggi. “Zara, ini perintah!” ujar Kael, kali ini lebih tajam. “Jangan sampai aku marah.” Zara mendongak, menatap Kael dengan pandangan yang penuh rasa frustasi. “Kenapa, sih? Saya cuma mau sendiri, apa itu salah?” “Aku gak mau ada masalah!” balas Kael dengan sua
last update최신 업데이트 : 2025-01-17
더 보기

BAB 15: Rahasia di Balik Gaun Biru

Zara duduk dengan gelisah di dalam mobil. Namun, Maharani yang ada di sampingnya justru tampak santai, memeriksa ponselnya sambil sesekali tersenyum. Zara tidak tahu harus berkata apa atau berbuat apa, tapi rasanya setiap detik berlalu membuatnya semakin merasa canggung. “Apa kamu suka jalan-jalan di mall?” tanya Maharani tiba-tiba, menoleh ke arah Zara dengan senyuman lembut. Zara tersentak, buru-buru mengangguk. “Kadang-kadang ... kalau ada waktu, Bu.” Maharani terkekeh pelan. “Bagus. Soalnya kita akan lama di sana.” Mobil berhenti dengan mulus di depan sebuah pusat perbelanjaan. “Ayo, Zara.” Maharani melangkah keluar dengan percaya diri, menyuruh Zara mengikutinya. Meski merasa gugup, Zara berusaha menjaga sikapnya agar tetap tenang. Mereka masuk ke dalam butik pertama. Zara bisa merasakan tatapan para pegawai yang menyambut dengan senyum ramah, meskipun Zara tahu dirinya tidak terlihat seperti pelanggan tetap di tempat ini. Maharani melangkah santai, melihat-liha
last update최신 업데이트 : 2025-01-17
더 보기

BAB 16: Agenda Tersembunyi

Maharani melirik ke arah Zio dan barang yang dimaksud. “Oh, itu bagus sekali. Kalau Zio suka, kenapa tidak ambil saja?” Sarah langsung menangkap peluang itu. “Ah, nggak, Bu Maharani. Ini mahal banget, agak berlebihan buat Zio.” “Tidak apa-apa, Sarah, ambil saja. Untuk anak kecil, apalagi keponakan Zara, saya akan sangat senang bisa membantu,” jawab Maharani dengan senyum hangat. “Wah, terima kasih banyak, Bu Maharani. Aduh, Zio harus bilang apa coba ke Ibu Maharani?” Sarah dengan cepat memeluk Zio, meskipun anak itu hanya terlihat sibuk dengan mainannya. Zara yang berdiri di belakang mulai tidak tahan, dia menatap Sarah dengan cukup dalam, berusaha mengingatkan. “Tante.” Sarah memutar tubuhnya dengan cepat, menatap Zara dengan ekspresi yang langsung berubah menjadi sedikit kesal. “Zara, kok kamu bilang begitu? Kan Tante cuma mikirin Zio. Masa kamu lupa gimana Om Riki ngerawat kamu dari kecil?” Zara terdiam sejenak, wajahnya memerah karena geram. Namun sebelum dia sem
last update최신 업데이트 : 2025-01-17
더 보기

BAB 17: Lini Tipis Kebohongan

Ketika tiba di Rumah Sakit Aurora, Zara semakin merasa gugup. Maharani melangkah mantap menuju meja pendaftaran untuk mengatur pemeriksaan. Sementara itu, Zara merasa detak jantungnya berlomba dengan langkah kakinya sendiri. “Bu, saya mau ke toilet sebentar,” ujar Zara cepat, mencoba menyembunyikan rasa paniknya di balik senyum canggung. “Hati-hati ya, Zara,” jawab Maharani tanpa curiga. Zara mengangguk cepat, lalu melangkah pergi dengan tergesa, tangannya sudah mengeluarkan ponsel dari tas kecilnya. Begitu sampai di toilet, dia memastikan pintunya terkunci sebelum langsung menghubungi Kael. Nada sambung terdengar dua kali sebelum suara dingin Kael menjawab, “Ada apa?” “Chef, saya di rumah sakit sekarang,” bisik Zara dengan nada panik. Bahkan, saking paniknya dia sampai memanggil Kael dengan sebutan ‘Chef’ lagi. “Ibu membawa saya untuk periksa kandungan.” Keheningan singkat di telepon membuat Zara semakin gelisah. Kael akhirnya menjawab, nadanya tajam. “Kenapa gak
last update최신 업데이트 : 2025-01-18
더 보기

Bab 18: Rahasia di Balik Pura-Pura

Malam ini, Kael dan Deon bertemu di sebuah bar. Kael yang jarang menunjukkan emosi, terlihat sedikit berbeda malam ini. Ada sorot yang lebih tajam di matanya, seolah dia tahu percakapan ini akan lebih rumit dari biasanya. Deon sudah menunggu di meja pojok dengan sebotol bir yang hampir habis. Begitu melihat Kael, dia langsung menyeringai, mengangkat gelas kecilnya. "Kael Ashwara. Cuma beberapa hari kita gak ketemu dan lo langsung kasih gue kejutan besar," kata Deon menyapa, nada suaranya bercampur antara bercanda dan penasaran. Kael hanya duduk tanpa banyak bicara, memesan whiskey sebelum akhirnya menatap Deon dengan tatapan datar. Deon mengangkat bahu, lalu menyandarkan tubuhnya ke kursi. “Gue bingung. Zara, istri lo itu ... Dari mana asalnya?” Kael menyesap minumannya perlahan sebelum menjawab. “Itu nggak penting.” Deon menatap Kael tajam. “Jangan gitu, Kael. Gue kenal lo lebih dari siapa pun. Lo bukan tipe orang yang buru-buru nikah. Jadi, kenapa ini semua berasa
last update최신 업데이트 : 2025-01-18
더 보기

BAB 19: Tatapan yang Membeku

Kael tetap berdiri diam, wajahnya tetap dingin seperti biasa, tetapi ada kilatan samar di matanya yang sulit diartikan. "Ka—kamu ngapain di sini?" Zara akhirnya bertanya, suaranya masih sedikit serak. Tangannya reflek merapikan rambutnya yang berantakan, merasa canggung dengan situasi yang tidak diduga. Kael tidak langsung menjawab. Dia hanya menatap Zara dalam diam selama beberapa detik yang terasa begitu lama bagi Zara, sebelum akhirnya berkata dengan nada datar. "Kenapa tidur di sofa?" Zara terdiam, tidak tahu harus menjawab apa. Hatinya berdebar keras, bukan hanya karena keterkejutan, tetapi juga karena tatapan Kael yang begitu tajam, seolah-olah dia sedang mencari sesuatu dalam dirinya. Tatapan Kael tetap mengunci Zara, membuat udara di antara mereka terasa semakin tegang. “Jawab, Zara.” Kael akhirnya mengulang pertanyaannya, suaranya terdengar lebih rendah tapi penuh tekanan, seolah dia tidak akan membiarkan Zara lolos tanpa jawaban. Zara menelan ludah, mencoba
last update최신 업데이트 : 2025-01-18
더 보기

BAB 20: Di Bawah Tekanan

“Chef,” Varen menyapa lebih dulu, membungkuk sedikit sebagai tanda hormat sebelum melangkah menuju dapur. Gesturnya santai, tetapi ada sedikit ketegangan yang tidak bisa disembunyikan. Zara yang berdiri di belakang Varen, merasa kedua kakinya hampir tidak bisa bergerak. Dengan canggung, dia menundukkan kepala sedikit dan mencoba menyapa. “Pagi, Chef,” ucapnya pelan, suaranya nyaris bergetar. Kael mengangkat alis, tatapannya semakin tajam. “Ini sudah siang,” koreksinya dengan nada dingin yang menusuk, membuat Zara tersentak. “Oh! Iya, maaf Chef ... Siang, maksud saya.” Zara buru-buru membetulkan, merasa malu karena salah sebut. Kael tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia hanya mengarahkan pandangannya sekilas ke arah Varen yang sudah menghilang di balik pintu dapur, lalu kembali ke Zara. Sorot matanya begitu dingin, membuat Zara merasa seperti sedang diperiksa sampai ke dalam pikirannya. Merasa tidak sanggup berada di bawah tatapan itu lebih lama, Zara segera menunduk
last update최신 업데이트 : 2025-01-19
더 보기
이전
123456
...
14
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status