Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima의 모든 챕터: 챕터 41 - 챕터 50

139 챕터

BAB 41: Tamu VIP

Restoran mulai sibuk menjelang makan siang. Para staf terlihat sibuk melayani meja, Rizal sibuk memantau setiap sudut restoran, memastikan semuanya berjalan sesuai rencana, dan Zara dengan cekatan melayani tamu di areanya.Sementara itu, Kael berada di dapur, berdiri di tengah hiruk-pikuk para koki yang sibuk menyiapkan hidangan. Tatapannya tajam, mengawasi setiap detail untuk memastikan tidak ada kesalahan yang luput dari perhatian.Namun, suasana yang semula berjalan lancar berubah ketika salah satu rekan tamu VIP—seorang pria paruh baya dengan setelan mahal mulai bertingkah. Dia memanggil Zara dengan nada yang terlalu ramah, dan senyumannya menyiratkan sesuatu yang membuat Zara tidak nyaman.“Maaf, bisa tolong tambah air?” tanya pria itu sambil menatap Zara dari atas ke bawah, pandangannya seperti menelusuri tubuh Zara dengan terang-terangan.Zara mengambil botol air mineral dengan tangan sedikit gemetar, tetapi dia mencoba tetap profesional. Dia menuangkan air ke gelas pria itu, l
last update최신 업데이트 : 2025-01-26
더 보기

BAB 42: Istriku

Ana berbalik dengan cepat, dan ekspresi sinis di wajahnya berubah seketika menjadi senyum manis. Dari arah dapur pastry, Varen berjalan menghampiri mereka dengan langkah santai, tetapi sorot matanya penuh peringatan yang ditujukan langsung pada Ana.“Aku nggak ganggu, kok,” jawab Ana cepat, nada suaranya mendadak lebih lembut. “Aku cuma ngobrol sama Zara, nggak salah ‘kan?”Ana membetulkan ikat rambutnya, gerakannya sengaja dibuat berlebihan, seolah mencari perhatian Varen.Zara yang melihat perubahan sikap Ana hanya bisa mendengus pelan. Dia tidak butuh Varen untuk tahu bahwa ‘obrolan biasa’ Ana sebenarnya penuh racun.Varen menatap Ana dengan alis terangkat, tidak terkesan dengan senyum manis palsunya. “Kalau lo cuma ngobrol biasa, oke nggak apa-apa. Tapi, kalau gue lihat lo ganggu Zara lagi, gue nggak akan tinggal diam.”Ana menahan kesal, tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa selain tersenyum canggung. “Ya, ya, aku ngerti, Ren.”Dia melangkah pergi, bibirnya bersenandung pelan, menc
last update최신 업데이트 : 2025-01-26
더 보기

BAB 43: Gaun Hitam

Malam sebelum acara amal di hotel keluarga Ashwara, suasana rumah terasa sibuk. Zara duduk di ruang tamu, menatap deretan gaun hitam elegan yang tergantung di hadapannya. Semua gaun itu didesain dengan mewah, sesuai dress code malam itu yang serba hitam—formal dan glamor.Stylist yang membawa koleksi gaun itu tersenyum ramah, tangannya menunjuk salah satu gaun dengan potongan klasik. “Kalau ini, potongannya sederhana, tapi tetap elegan. Cocok untuk acara formal seperti malam ini.”Zara mengangguk, mengambil gaun tersebut. Bahannya terasa lembut di tangan, dengan kilauan halus yang tidak terlalu mencolok."Oke, saya coba yang ini dulu," kata Zara sebelum melangkah ke kamar untuk mengganti pakaian.Beberapa menit kemudian, Zara keluar dari kamar dengan gaun yang terpasang sempurna di tubuhnya. Namun, belum sempat dia berbicara, Kael yang sedang duduk di sofa langsung mengangkat wajah dari ponsel di tangannya. Matanya menyapu Zara dari ujung kepala hingga kaki, lalu kembali fokus ke bagi
last update최신 업데이트 : 2025-01-27
더 보기

BAB 44: Malam yang Berbeda

Zara langsung menoleh, matanya membulat karena kaget. Wajahnya sedikit memerah, tidak yakin apakah dia harus tertawa, membalas, atau pura-pura tidak mendengar.Ucapan Kael tadi terasa seperti sesuatu yang keluar tanpa perhitungan, tapi caranya mengatakannya begitu tulus sehingga Zara tidak tahu harus bagaimana.Maharani, di sisi lain, tertegun. Matanya menatap Kael dengan alis yang sedikit terangkat. Putra tunggalnya yang biasa kaku dan nyaris tidak pernah memberikan pujian, kini berbicara dengan nada hangat, dan itu jelas ditujukan kepada Zara.Ketika Zara mulai melangkah masuk ke aula, Kael dengan sigap menaruh tangannya di punggung Zara, memandu langkahnya dengan santai tapi penuh perhatian. Lantai aula yang licin memang cukup berbahaya dengan sepatu hak tinggi yang Zara kenakan, dan Kael tahu itu.“Pelan-pelan,” ucap Kael, suaranya hampir seperti bisikan.Maharani yang berjalan di belakang mereka hanya bisa diam, tapi pikirannya langsung penuh pertanyaan.‘Kael bisa peduli seperti
last update최신 업데이트 : 2025-01-27
더 보기

BAB 45: Keluarga Adinata

Zara menoleh pada Kael, hatinya bergetar mendengar pembelaan itu. Meskipun Kael tetap dingin, kata-katanya mengandung perlindungan yang membuat Zara merasa lebih tenang.Irwan mendengus kecil, merasa tersinggung, tetapi sebelum dia sempat membalas, suara keras Hardi tiba-tiba terdengar.“Irwan, hormati cucuku, atau kau bisa pergi dari acara amal ini,” kata Hardi, matanya memandang lurus pada Irwan. “Kau tidak boleh merusak acara keluargaku. Aku tidak peduli seberapa besar nama Adinata Group. Tapi, kalau kau pikir aku akan membiarkan siapa pun menghina keluargaku, apalagi di acara seperti ini, kau salah besar!”Semua orang menoleh pada Hardi yang sebelumnya hanya diam mengamati. Namun kali ini, suaranya menggema di aula, membawa wibawa yang tidak bisa diabaikan.Irwan terlihat terpukul, tetapi dia berusaha menutupinya dengan senyum dingin. “Pak Hardi, aku hanya mengatakan pendapatku. Kalau kalian menganggap ini penghinaan, itu hak kalian. Tapi Aryan, aku rasa hubungan bisnis kita tidak
last update최신 업데이트 : 2025-01-28
더 보기

BAB 46: Bayangan

Deon tertegun, mengikuti arah pandangan Kael.“Apa? Siapa, Kael?” tanya Deon, suaranya terdengar bingung.Kael melangkah maju dengan tenang, tapi setiap gerakannya penuh dengan ketegasan. Dia kembali berbicara, suaranya lebih tajam kali ini, "Keluar. Sekarang!"Seseorang di balik tiang tampak ragu untuk bergerak, tetapi desakan dalam suara Kael cukup membuat sosok itu akhirnya menunjukkan dirinya. Langkah pelan terdengar, dan sosok itu akhirnya keluar dari balik bayangan.Siluetnya tampak samar dalam pencahayaan ruangan yang redup, tetapi mereka berdua tidak mengenali siapa orang itu. Sosok tersebut memakai gaun formal, dengan rambut tergerai yang menutupi sebagian wajahnya. Senyum kecil muncul di bibirnya, membuat suasana semakin tegang.Kael menatap sosok itu tajam, tidak mengendurkan aura dingin yang menyelimuti dirinya. “Siapa? Apa urusanmu?” tanya Kael tegas, nada suaranya tajam seperti pisau.Namun, wanita itu tidak menjawab, dia hanya mengangkat bahu santai, lalu berbalik dan
last update최신 업데이트 : 2025-01-29
더 보기

BAB 47: Drama Malam Itu

Clara membuka mulutnya, mencoba mencari kata untuk membalas, tetapi ekspresi Kael membuatnya ragu. Dia tahu Kael tidak pernah main-main dengan kata-katanya.Keributan itu mulai menarik perhatian lebih banyak tamu. Di tengah suasana tegang, Maharani mendekat dengan langkah tegas. Wajahnya tampak tenang, tetapi sorot matanya memancarkan ketegasan.“Ada apa ini?” tanya Maharani, suaranya terdengar lembut namun cukup jelas untuk didengar semua orang di sekitar.Zara yang masih berdiri di tempat, mencoba mengatur napasnya. Pipinya masih memerah, tetapi dia tetap menjaga ekspresinya tetap tenang. Maharani menoleh ke Zara, matanya penuh perhatian.“Zara, kamu baik-baik saja?” tanya Maharani, nadanya penuh kekhawatiran.Zara mengangguk pelan, meskipun rasa sakit di hatinya jauh lebih besar daripada tamparan di pipinya.“Saya baik-baik saja, Bu,” jawab Zara dengan suara yang hampir berbisik.Maharani lalu menoleh ke Clara, ekspresinya berubah dingin. “Clara, seharusnya kamu menjaga sikap, teru
last update최신 업데이트 : 2025-01-29
더 보기

BAB 48: Sepatu yang Kebesaran

Kael tidak menjawab langsung. Dia hanya menatap Zara sebentar, matanya menyapu wajah wanita itu yang terlihat lelah dan masih menyisakan bekas kesedihan. Suaranya terdengar pelan namun tegas, “Kaki kamu lecet.”Zara tertegun. Kata-kata itu seperti kehangatan yang menyusup pelan ke dalam pikirannya.Bagaimana Kael bisa tahu? Apakah selama ini pria itu memperhatikannya?Dengan gugup, dia menjawab, “Saya baik-baik aja.”Kael tetap pada pendiriannya. Tanpa banyak bicara, tangannya mulai melepas sepatu Zara dengan hati-hati. Matanya fokus pada tumit Zara yang memerah, dengan luka kecil yang tampak mulai mengering.“Gak mau menurut?” tanya Kael tegas, meskipun ada kelembutan yang terasa dalam nada suaranya. Dia tidak membiarkan Zara berargumen, melanjutkan tindakannya tanpa ragu.Zara menunduk, menatap Kael yang kini dengan santai melepas sepatu formalnya sendiri.“Angkat sedikit,” kata Kael pelan, hampir seperti bisikan.Zara yang masih tertegun hanya bisa menurut, mengangkat kakinya denga
last update최신 업데이트 : 2025-01-30
더 보기

BAB 49: Masakan Chef Kael

Pagi itu, Zara turun dari kamar dengan langkah santai. Udara pagi di rumah terasa hangat, dan harum masakan langsung menyambutnya begitu dia sampai di lantai bawah. Dia mengerutkan dahi, merasa ada yang tidak biasa.Biasanya, asisten rumah tangga sudah sibuk menyiapkan sarapan, tetapi pagi ini yang dia lihat adalah punggung tegap Kael di depan dapur. Pria itu mengenakan kaus sederhana dan celana santai, apron hitam terikat di pinggangnya. Pemandangan ini benar-benar tidak biasa.“Kael?” Zara memanggil dengan nada ragu. “Asisten rumah mana?”Kael menoleh sebentar dengan ekspresi datar, seperti biasa.“Pulang kampung,” jawabnya santai sambil kembali fokus mengaduk sesuatu di wajan.Zara berdiri terpaku beberapa saat sebelum berkata, “Kenapa nggak bangunin aku aja? Jadi aku bisa bantu-bantu.”Kael mengangkat bahu, gerakannya ringan. “Nggak perlu. Aku bisa sendiri.”Zara berjalan mendekat, duduk di salah satu kursi meja makan sambil mengamati Kael yang tetap sibuk memasak.“Kalau gitu, na
last update최신 업데이트 : 2025-01-30
더 보기

BAB 50: Bukan Urusan Kita

“Kael …” ucap Zara lirih.Dari seberang, Sarah merasa cukup terkejut, dia terdengar terdiam beberapa detik. Dia jelas tahu bahwa itu adalah suara Kael. Awalnya, dia pikir Kael tidak ada di dekat Zara, tetapi ternyata dia salah.Sarah sedikit gugup, berharap Kael tidak mendengar semua percakapannya dengan jelas. “Oh, Kael! Wah, Tante tidak tahu kalau kamu ada di dekat Zara. Tante hanya ingin bicara sedikit dengan Zara soal ...”“Uang?” potong Kael dengan acuh. Dia tersenyum sinis, senyuman yang tidak memiliki kehangatan sedikit pun. Sarah terdiam lagi, tetapi kali ini dia terdengar sedikit gugup. “Bukan, bukan seperti itu. Maksud Tante ….”Kael menghela napas pelan, dan kembali memotong ucapan Sarah dengan nada suara yang tetap tajam. “Zara sudah bilang dia tidak bisa membantu. Jangan memaksanya!”“Tapi Kael, ini hanya sekali saja—”“Jangan telepon lagi,” potong Kael tegas, suaranya dingin tetapi jelas. Tanpa menunggu respons dari Sarah di ujung telepon, Kael menutup panggilan denga
last update최신 업데이트 : 2025-01-30
더 보기
이전
1
...
34567
...
14
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status