Share

BAB 50: Bukan Urusan Kita

Auteur: Duvessa
last update Dernière mise à jour: 2025-01-30 15:23:47

“Kael …” ucap Zara lirih.

Dari seberang, Sarah merasa cukup terkejut, dia terdengar terdiam beberapa detik. Dia jelas tahu bahwa itu adalah suara Kael. Awalnya, dia pikir Kael tidak ada di dekat Zara, tetapi ternyata dia salah.

Sarah sedikit gugup, berharap Kael tidak mendengar semua percakapannya dengan jelas. “Oh, Kael! Wah, Tante tidak tahu kalau kamu ada di dekat Zara. Tante hanya ingin bicara sedikit dengan Zara soal ...”

“Uang?” potong Kael dengan acuh. Dia tersenyum sinis, senyuman yang tidak memiliki kehangatan sedikit pun.

Sarah terdiam lagi, tetapi kali ini dia terdengar sedikit gugup. “Bukan, bukan seperti itu. Maksud Tante ….”

Kael menghela napas pelan, dan kembali memotong ucapan Sarah dengan nada suara yang tetap tajam. “Zara sudah bilang dia tidak bisa membantu. Jangan memaksanya!”

“Tapi Kael, ini hanya sekali saja—”

“Jangan telepon lagi,” potong Kael tegas, suaranya dingin tetapi jelas.

Tanpa menunggu respons dari Sarah di ujung telepon, Kael menutup panggilan denga
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé

Related chapter

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 51: Gelisah

    Zara akhirnya melangkah menuju restoran dengan pikiran yang berputar-putar. Dia mencoba mengalihkan rasa gelisahnya, tetapi pikirannya terus kembali pada apa yang baru saja dia dengar tentang Clara dan Ana. Ada sesuatu yang besar sedang terjadi, sesuatu yang melibatkan dirinya tanpa dia sadari sepenuhnya.Saat Zara tiba di restoran, suasananya lebih sibuk dari biasanya. Zara langsung menuju loker untuk mengganti seragamnya. Namun, sebelum dia sempat menyelesaikan tugas, suara langkah kaki yang sudah dikenalnya mendekat.“Ra,” panggil Varen dengan nada ringan.Zara menoleh, melihat Varen berdiri di dekat pintu loker dengan senyum khasnya. “Kenapa, Ren?” tanyanya sambil melipat seragamnya, mencoba terdengar santai meskipun perasaan gugup kembali menghampiri.“Ada waktu pulang kerja nanti?” tanya Varen sambil menyilangkan tangan di dada.Zara mengernyitkan dahi, merasa sedikit waspada. “Kenapa emangnya?”Varen tersenyum tipis, mengusap lehernya dengan gerakan canggung. “Gue mau ke mall,

    Dernière mise à jour : 2025-01-31
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 52: Tante Sarah

    “Kael, tunggu! Pelan-pelan,” ujar Zara dengan nada setengah berbisik, mencoba mengikuti langkahnya yang besar dan tegas.Zara bahkan belum sempat mengatur langkah kakinya ketika Kael menarik tangannya, menggenggamnya dengan kuat, dan menyeretnya menuju pintu keluar mall.Kael tidak menjawab, hanya terus berjalan tanpa menoleh sedikit pun. Sorot matanya lurus ke depan, wajahnya terlihat lebih tegang dari biasanya. Begitu mereka tiba di area parkir, Kael membuka pintu mobilnya dan menatap Zara dengan ekspresi yang sulit diartikan.“Masuk,” katanya singkat, suaranya rendah, tetapi penuh penekanan.Zara menurut meski hatinya diliputi kebingungan. Dia masuk ke kursi penumpang, menggenggam tasnya erat, berusaha mencari cara untuk menjelaskan apa yang baru saja terjadi.Di sebelahnya, Kael duduk dengan wajah tegang, telinganya memerah, tanda jelas bahwa pria itu sedang menahan marah. Tangannya mencengkeram kemudi, tetapi mesin mobil belum dinyalakan.Zara menarik napas dalam-dalam, berusaha

    Dernière mise à jour : 2025-01-31
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 53: Pesan yang Menghantui

    Sarah melipat tangan di dadanya, senyum sinis terlukis di wajahnya. “Tante mau minta uang. Kamu ‘kan sekarang hidup enak, tinggal di rumah besar. Masa bantu keluarga sendiri saja susah?”Zara menggeleng dengan cepat, sorot matanya penuh keyakinan. “Aku sudah bilang, Tante. Aku gak bisa bantu banyak. Kalau aku ada juga pasti aku akan bantu kalian.”Sarah tertawa kecil, tawa yang penuh dengan ejekan dan kepalsuan. “Kalau begitu, aku akan minta langsung pada mertuamu. Kamu tahu ‘kan, waktu itu Ibu Maharani sangat baik padaku dan Zio.”Zara membelalak, tubuhnya langsung tegang.“Jangan libatkan mereka, Tante,” ucap Zara cepat, suaranya hampir memohon.Namun, Sarah justru semakin mendekat, wajahnya menunjukkan kemenangan.“Kamu pikir aku akan peduli?” tantang Sarah dengan nada tajam.Percakapan mereka semakin memanas. Zara mencoba menahan emosinya, tetapi Sarah terus menekan, membuat napas Zara semakin tidak teratur.Namun, sebelum Zara sempat membalas, suara langkah kaki terdengar mendeka

    Dernière mise à jour : 2025-02-01
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 54: Surat Peringatan

    Pagi itu, Zara bangun dengan perasaan gelisah yang sulit dijelaskan. Meski sudah berusaha mengalihkan pikirannya dari kejadian kemarin, pesan dari Clara yang tanpa sengaja dia lihat di ponsel Kael terus menghantui pikirannya.Zara menarik napas panjang, berusaha menenangkan dirinya. Dengan langkah pelan, dia turun dari tempat tidur, mencoba mengusir kecemasan yang menyelimuti hati.Setibanya di lantai bawah, Zara menyadari Kael sudah tidak ada. Hatinya sedikit resah.‘Ke mana dia? Restoran? Atau ... bertemu Clara lagi?’ Pikiran itu terus mengganggu, dan setiap langkah terasa lebih berat dari biasanya. Meski Zara berusaha mengabaikannya, rasa cemas itu terus saja datang.Sesampainya di restoran, Zara mencoba fokus pada pekerjaan, mencoba menenangkan dirinya. Namun, begitu memasuki ruang loker, dia langsung bertemu dengan Varen yang sedang sibuk menyiapkan apron.Varen menyambutnya dengan senyum cerah, tetapi ada ketegangan di dada Zara yang sulit dihilangkan karena kejadian kemarin."R

    Dernière mise à jour : 2025-02-01
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 55: Bar Malam Itu

    Andin mengerutkan dahinya, tampak sedikit heran. "Tumben amat. Ada apa, Ra?" Zara menunduk, menggigit bibir bawahnya. "Banyak banget yang bikin gue stres akhir-akhir ini. Masalah di restoran, terus ... di rumah juga. Gue pusing banget." Andin menatapnya lama, lalu mengangguk pelan. "Yaudah, nggak apa-apa. Lo nginep aja di kosan gue. Tapi, lo yakin Om Riki nggak bakal nyariin lo?" Zara menggeleng cepat, berusaha terdengar santai. "Nggak kok, gue udah dewasa. Bukan anak kecil lagi, nggak mungkin dicariin." Andin tidak tahu saja, sekarang yang mencari Zara bukan lagi Om Riki, melainkan Kael. Pikiran itu menghantui Zara, tapi dia berusaha menepisnya. Dia belum siap menghadapi Kael setelah kejadian tadi. Andin tersenyum kecil, seolah tak menyadari apa yang sedang dirasakan Zara. "Yaudah, ayo naik." Zara merasa sedikit lega saat Andin mengizinkannya. Setidaknya, malam ini dia bisa menghindari suasana rumah yang semakin canggung. Setelah perjalanan singkat, mereka sampai di kos

    Dernière mise à jour : 2025-02-02
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 56: Pengakuan

    Mereka akhirnya sampai di rumah, Zara setengah terhuyung mengikuti langkah cepat Kael yang tetap memegangnya erat. Begitu masuk, Kael langsung membawanya ke kamar."Kael, aku bisa sendiri!" Zara mencoba membebaskan diri, tetapi Kael tidak mendengarkan. Dengan satu gerakan, dia membukakan pintu kamar dan membawa Zara ke ranjang.Dia memiringkan tubuh Zara, bersiap membaringkannya. Namun, tubuh Zara yang tidak seimbang membuat Kael juga kehilangan kendali. Tanpa sengaja, Kael ikut jatuh ke ranjang.Bruk!Tubuh Kael menimpa Zara, membuat wajah mereka hanya terpisah beberapa inci.Zara yang kini membelalak kaget, tanpa sadar membuat wajahnya memanas. Kael menahan diri dengan kedua tangannya di sisi kepala Zara, mencoba menjaga jarak, tetapi jarak di antara mereka sudah terlalu dekat.Zara mengedipkan mata, napasnya tertahan."Kael ... " bisik Zara pelan, suara itu hampir tak terdengar.Kael tetap diam, tubuhnya masih berada di atas Zara. Napas Kael menyentuh wajah Zara, hangat dan tak ber

    Dernière mise à jour : 2025-02-02
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 57: Kembali Ke Awal

    Setelah berhasil keluar dari pelukan Kael dan selesai mandi, Zara melilitkan handuk di tubuhnya dan kembali ke kamar untuk berpakaian. Suasana kamar terasa berbeda sekarang, meski Kael sudah tidak ada di sana. Dia merasa kosong, canggung, tetapi juga ... ada sesuatu yang aneh, sesuatu yang membuat hatinya terasa berat.Saat dia selesai berpakaian, suara Kael terdengar dari bawah."Zara, ke sini sebentar," panggil Kael dengan tegas, tanpa tergesa.Zara merasa detak jantungnya kembali berdebar. Ada perasaan canggung, tetapi dia tahu, apa pun yang Kael ingin bicarakan, ini penting.Dengan langkah pelan, dia keluar dari kamar dan menuruni tangga, menuju ruang tamu tempat suara Kael berasal.Kael duduk di sofa, wajahnya terlihat lebih serius dari biasanya. Ketika Zara muncul, matanya langsung terarah padanya. Dia melambaikan tangan, memberi isyarat agar Zara mendekat, lalu sambil menepuk tempat di sampingnya.Zara ragu sejenak, berdiri di tempatnya dengan tangan menggenggam ujung bajunya.

    Dernière mise à jour : 2025-02-03
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 58: Janji Tulus

    Zara mematung. Kalimat terakhir dari Kael seperti sebuah air es yang mengguyur sekujur tubuhnya.Di satu sisi, Zara memang tidak bisa membohongi dirinya yang mulai merasakan sesuatu aneh ketika bersama Kael. Di sisi lain, ia takut bahwa ini mungkin akan menjadi awal buruk baginya.Di sela genggaman itu, ibu jari Kael mengusap lembut tangan Zara, menyalurkan rasa aman. “Kamu gak perlu takut.”Zara menatapnya, mencari sesuatu di mata pria itu. Kejujuran? Ketulusan? Atau hanya sesuatu yang terasa nyata, padahal bukan?Dia tidak menemukan kebohongan di sana. Hanya ada Kael, dengan ekspresi datarnya yang khas, tapi kali ini, ada sesuatu yang berbeda."Kael ..." suara Zara lirih, tapi tidak tahu harus melanjutkan dengan apa.Kael menarik napas, lalu tersenyum kecil. "Aku mau kita mulai dari awal. Sebagai kita. Bukan karena kesepakatan atau paksaan siapa pun."Zara masih diam.Kael sekarang bertanya-tanya, apakah dia belum cukup untuk meyakinkan Zara? Apakah selama ini tindakannya belum bisa

    Dernière mise à jour : 2025-02-03

Latest chapter

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 139: Pertemuan

    Zara melangkah cepat begitu melihat sosok Andin melambaikan tangan dari kejauhan. Keramaian pusat perbelanjaan di ibu kota tidak mengurangi semangatnya untuk segera menghampiri sahabatnya itu.“Andin, aku kangen banget!” seru Zara, langsung menarik Andin ke dalam pelukan erat.“Ya ampun, lama banget kita nggak ketemu. Udah, yuk kita ke kafe dekat sini aja. Lo kan nggak boleh ngopi sekarang, jadi kita makan cake aja sambil minum teh,” balas Andin, lalu tertawa kecil.Mereka pun berjalan santai menuju kafe yang berada di lantai dua. Suasananya cukup nyaman, dengan interior minimalis dan jendela besar yang menghadap ke jalan utama. Aroma kopi bercampur dengan wangi kue-kue yang baru matang, menciptakan atmosfer yang membuat Zara merasa rileks sejenak.Begitu duduk dan memesan tiramisu serta teh chamomile, Zara langsung membuka obrolan.“Gimana kabar di restoran? Pasti waktu itu heboh banget gara-gara kejadian gue, ya?” tanya Zara, lalu menyeruput tehnya pelan.Andin mengangkat alis. “Menu

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 138: Penampilan Mematikan

    "Hari ini aku mau ketemu Andin, ya …?"Namun, kata-kata Zara terhenti di tenggorokannya begitu melihat sosok suaminya keluar dari kamar mandi. Bertelanjang dada, hanya dibalut handuk yang terikat di pinggangnya, dengan otot perutnya yang terpampang jelas. Tetesan air masih mengalir turun dari rambutnya yang basah, meluncur melewati bahu, lalu menyusuri setiap lekuk tubuhnya sebelum akhirnya menghilang di batas handuk.Zara menelan ludah. Oksigen seolah sulit masuk ke paru-parunya.Kael menatap istrinya sekilas, alisnya sedikit berkerut.“Kenapa?" tanya Kael polos, seakan tidak sadar betapa mematikannya penampilannya saat ini.Zara tersadar dari keterpakuannya, buru-buru membuang pandangannya ke arah lain."Lain kali kalau keluar dari kamar mandi itu pakai baju dari dalam," ujar Zara, berusaha terdengar santai meski pipinya terasa semakin panas.Kael justru menaikkan sebelah alis, seolah tidak mengerti masalahnya di mana. "Memangnya kenapa? Kamu ‘kan udah lihat semuanya.""Kael!" Zara

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 137: Perempuan atau Laki-laki

    "Kenapa kamu nggak mau nginep?" tanya Kael akhirnya ketika mereka sudah berada di dalam mobil. Suaranya terdengar santai, tapi Zara tahu dia sedang memperhatikannya.Mereka memutuskan untuk tidak menginap di kediaman keluarga Wijaya malam ini. Begitu mobil melewati gerbang utama kediaman keluarga Wijaya, Zara menghela napas panjang, seolah baru bisa bernapas lega.Baru sekarang wanita itu sadar betapa beratnya suasana di dalam tadi. Suasana yang tegang, tatapan penuh arti, dan kata-kata yang lebih tajam dari yang seharusnya."Aku masih belum siap kayaknya," jawab Zara jujur.Kael tidak langsung menanggapi. Matanya tetap fokus pada jalan, tetapi jemari kirinya yang bertumpu di setir mengetuk permukaannya pelan, tanda bahwa dia juga sedang berpikir.Zara menyandarkan kepalanya ke jendela, menatap langit yang gelap. "Aku juga kurang nyaman sama tatapan Kakek dan Atma," ujarnya pelan.Kael melirik sekilas. "Mereka lihat kamu kayak gimana emang?"Zara mengernyit, mencoba merangkai pikiranny

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 136: Gadis Kecil

    Kael menoleh ke arah anak itu. Bukannya bingung atau menolak, dia justru mencondongkan tubuh sedikit, menatap anak itu dengan lebih jelas."Kenapa?" tanya Kael, suaranya lebih lembut dari biasanya.Tanpa ragu, anak perempuan itu merentangkan tangannya, meminta untuk digendong. Kael hanya diam sejenak, lalu tersenyum tipis sebelum meraih tubuh mungil itu dan mendudukkannya di pangkuan.Tunggu. Kael ... tersenyum?Zara nyaris tidak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya. Sejak kapan Kael bisa setenang ini saat berhadapan dengan seorang anak?"Anak siapa ini?" tanya Kael datar, meskipun tangannya tetap bergerak pelan, menepuk punggung kecil anak itu seolah menenangkan.Anak perempuan itu langsung menyandarkan kepalanya ke dada Kael dengan nyaman, jari-jari mungilnya mencengkram kerah kemejanya erat.Zara melirik Ceva dengan alis bertaut. Ceva yang semula tampak terkejut, kini memasang senyum santai."Ini anak ... sepupu kita," jawab Ceva akhirnya.Zara tidak mengatakan apa-apa, teta

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 135: Papa?

    Zara menggigit bibirnya. Dia sudah tahu bahwa akan ada yang mempertanyakan keberadaannya di sini, tetapi mendengarnya langsung tetap terasa menusuk."Saya datang, karena hanya ingin mengenal ibu kandung saya lebih jauh. Itu saja," ucap Zara akhirnya, suaranya tenang tetapi tegas.Atma menyeringai, ekspresinya masih santai, tetapi ada sesuatu di balik matanya yang tidak bisa sepenuhnya dia sembunyikan. "Ah, jadi kamu hanya ingin mengenal Mama? Tapi bukan keluarga?"Anjana menghela napas kecil sebelum akhirnya angkat bicara. "Atma, bicara yang sopan kepada kakakmu."Atma terkekeh pelan, seolah tidak menganggap teguran itu serius. "Ma, aku hanya … penasaran.""Seorang kakak yang tiba-tiba datang setelah menghilang, lalu ingin mengenal Mama, tapi tidak peduli dengan keluarga lainnya. Ini terdengar agak aneh, ‘kan?" Atma menyandarkan dagunya ke salah satu tangannya, tatapannya masih menilai Zara."Mama yang meminta Kakakmu untuk datang, dan Mama juga yang mengakui bahwa dia adalah anak Mama

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 134: Pertemuan Keluarga

    Akhir pekan pun tiba. Setelah memastikan Zara sehat, akhirnya mereka memutuskan untuk datang ke kediaman keluarga Wijaya.Sudah sepuluh menit mobil mereka terparkir di halaman rumah yang lebih mirip istana itu, tetapi belum ada tanda-tanda Zara ingin keluar. Tangannya mencengkeram rok dengan erat, jemarinya sedikit gemetar, sementara matanya terpaku pada pintu besar yang menjulang di depan mereka.Kael yang duduk di kursi pengemudi, hanya diam. Matanya sekilas melirik Zara, mengamati istrinya yang jelas dipenuhi keraguan.Dia tahu Zara butuh waktu.Namun, setelah beberapa menit berlalu tanpa gerakan, Kael akhirnya buka suara. "Mau pulang aja?"Zara menoleh, menatapnya. Ada kilatan keraguan di matanya, tetapi dengan cepat dia menepisnya."Nggak, kita masuk aja," ucap Zara mantap, meskipun suaranya tidak sepenuhnya meyakinkan.Kael mengamati wajah istrinya sesaat sebelum akhirnya mengangguk. Dia tidak menanyakan lebih lanjut. Jika Zara sudah memutuskan, dia akan menghormatinya.Begitu k

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 133: Terjadi Lagi

    Di rumah sakit, Kael berjalan cepat menuju meja resepsionis dengan Zara dalam gendongannya. Rahangnya mengatup erat, napasnya sedikit lebih berat dari biasanya, tapi dia tetap berusaha terlihat tenang. Sorot matanya tajam, penuh ketegangan yang tak bisa disembunyikan."Istri saya sedang hamil. Dia sakit perut, kramnya cukup parah. Bisa panggil dokter sekarang?"Perawat di meja langsung sigap. "Silakan ke ruang gawat darurat, Pak. Kami akan segera panggil dokter."Kael mengikuti arahan itu, langkahnya tetap stabil meski ada desakan dalam dirinya untuk lebih cepat. Dia menurunkan Zara ke ranjang dengan hati-hati. Tangannya masih berada di punggung Zara sejenak sebelum akhirnya perlahan menarik diri, tapi matanya tetap terpaku pada wajah istrinya yang pucat.Tidak butuh waktu lama sampai dokter datang. Seorang pria paruh baya dengan jas putih masuk, membawa clipboard dan stetoskop di tangannya."Sejak kapan sakitnya?" tanyanya, langsung memeriksa kondisi Zara."Sekitar lima belas menit ya

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 132: Salah Paham

    Zara yang masih berusaha menstabilkan napasnya langsung menegang. Matanya membulat."Kita ... belum selesai?" ulang Zara, memastikan dia tidak salah dengar.Kael mengangguk santai, senyumnya tetap tipis dan mencurigakan."Kael, aku udah nggak ada tenaga," lirih Zara, tangannya meraba selimut, berusaha menariknya untuk menutupi tubuhnya.Kael dengan mudah menarik kembali selimut itu."Emang makan butuh tenaga?" kata Kael, suaranya terdengar santai.Zara membeku.“Hah? Makan?" Detik berikutnya, Zara langsung duduk di tempat tidur, menatap Kael seakan pria itu baru saja mengatakan sesuatu yang tak masuk akal.Kael mengangkat bahu. "Iya, aku nyuruh kamu jangan tidur dulu karena aku mau ajak kamu makan."Zara masih menatap pria itu lama, sebelum akhirnya menjatuhkan diri ke tempat tidur dan menutup wajah dengan bantal. "Ya Tuhan, aku kira maksudmu tadi—""Apa?" Kael bertanya, kepalanya sedikit miring dengan ekspresi polos yang jelas dibuat-buat.Zara mendengus kesal. "Udah, nggak usah dibah

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 131: Malam Ini, Tentang Kita

    "Kael, gimana urusan di restoran? Karyawan yang lain ngomong apa tentang hubungan kita?" tanya Zara.Malam sudah larut. Lampu kamar hotel menyala temaram, menciptakan suasana tenang.Kael baru keluar dari kamar mandi, rambutnya masih basah. Dengan santai, dia mengambil handuk kecil dan mulai mengeringkan rambutnya. "Mana ada yang berani ngomong langsung. Tapi ya, mereka semua kaget, itu udah pasti."Zara menunggu kelanjutannya, tapi Kael malah sibuk mengusap handuk di lehernya, seolah tidak terburu-buru untuk menjawab.“Terus?” desak Zara.“Kamu tau siapa yang paling kelihatan terpukul?” Kael akhirnya menoleh, sorot matanya tenang, tapi ada sesuatu yang samar di sana. Seperti menunggu reaksi Zara.Zara mengernyit. “Siapa?”“Varen.” Kael melempar handuk ke kursi sebelum berjalan mendekati tempat tidur.Zara terdiam sesaat. Bukan karena terkejut, tapi lebih ke arah ... canggung. "Oh.""Itu aja reaksi kamu?" Kael mendudukkan diri di tepi tempat tidur, menatap istrinya sekilas.Zara menga

Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status