Share

BAB 59: Pengakuan

Penulis: Duvessa
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-02 14:46:53

Mereka akhirnya sampai di rumah, Zara setengah terhuyung mengikuti langkah cepat Kael yang tetap memegangnya erat. Begitu masuk, Kael langsung membawanya ke kamar.

"Kael, aku bisa sendiri!" Zara mencoba membebaskan diri, tetapi Kael tidak mendengarkan. Dengan satu gerakan, dia membukakan pintu kamar dan membawa Zara ke ranjang.

Dia memiringkan tubuh Zara, bersiap membaringkannya. Namun, tubuh Zara yang tidak seimbang membuat Kael juga kehilangan kendali. Tanpa sengaja, Kael ikut jatuh ke ranjang.

Bruk!

Tubuh Kael menimpa Zara, membuat wajah mereka hanya terpisah beberapa inci.

Zara yang kini membelalak kaget, tanpa sadar membuat wajahnya memanas. Kael menahan diri dengan kedua tangannya di sisi kepala Zara, mencoba menjaga jarak, tetapi jarak di antara mereka sudah terlalu dekat.

Zara mengedipkan mata, napasnya tertahan.

"Kael ... " bisik Zara pelan, suara itu hampir tak terdengar.

Kael tetap diam, tubuhnya masih berada di atas Zara. Napas Kael menyentuh wajah Zara, hangat dan tak ber
Duvessa

Gak mau banyak berkata-kata, tapi kalian komen aja yang banyak di bab ini :)

| 5
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Nurliana Ali
no coment, tp senaang
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 60: Kembali Ke Awal

    Setelah berhasil keluar dari pelukan Kael dan selesai mandi, Zara melilitkan handuk di tubuhnya dan kembali ke kamar untuk berpakaian. Suasana kamar terasa berbeda sekarang, meski Kael sudah tidak ada di sana. Dia merasa kosong, canggung, tetapi juga ... ada sesuatu yang aneh, sesuatu yang membuat hatinya terasa berat.Saat dia selesai berpakaian, suara Kael terdengar dari bawah."Zara, ke sini sebentar," panggil Kael dengan tegas, tanpa tergesa.Zara merasa detak jantungnya kembali berdebar. Ada perasaan canggung, tetapi dia tahu, apa pun yang Kael ingin bicarakan, ini penting.Dengan langkah pelan, dia keluar dari kamar dan menuruni tangga, menuju ruang tamu tempat suara Kael berasal.Kael duduk di sofa, wajahnya terlihat lebih serius dari biasanya. Ketika Zara muncul, matanya langsung terarah padanya. Dia melambaikan tangan, memberi isyarat agar Zara mendekat, lalu sambil menepuk tempat di sampingnya.Zara ragu sejenak, berdiri di tempatnya dengan tangan menggenggam ujung bajunya.

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-03
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 61: Janji Tulus

    Zara mematung. Kalimat terakhir dari Kael seperti sebuah air es yang mengguyur sekujur tubuhnya.Di satu sisi, Zara memang tidak bisa membohongi dirinya yang mulai merasakan sesuatu aneh ketika bersama Kael. Di sisi lain, ia takut bahwa ini mungkin akan menjadi awal buruk baginya.Di sela genggaman itu, ibu jari Kael mengusap lembut tangan Zara, menyalurkan rasa aman. “Kamu gak perlu takut.”Zara menatapnya, mencari sesuatu di mata pria itu. Kejujuran? Ketulusan? Atau hanya sesuatu yang terasa nyata, padahal bukan?Dia tidak menemukan kebohongan di sana. Hanya ada Kael, dengan ekspresi datarnya yang khas, tapi kali ini, ada sesuatu yang berbeda."Kael ..." suara Zara lirih, tapi tidak tahu harus melanjutkan dengan apa.Kael menarik napas, lalu tersenyum kecil. "Aku mau kita mulai dari awal. Sebagai kita. Bukan karena kesepakatan atau paksaan siapa pun."Zara masih diam.Kael sekarang bertanya-tanya, apakah dia belum cukup untuk meyakinkan Zara? Apakah selama ini tindakannya belum bisa

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-03
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 62: Pembelaan Tersembunyi

    Zara menelan ludah lalu terdiam sejenak, memikirkan bagaimana harus menjelaskan situasi ini. Di satu sisi, dia merasa bersalah karena mencoba mengelak dari kenyataan yang sudah jelas, tapi di sisi lain, dia tak bisa membiarkan Andin mengetahui lebih banyak tentang apa yang terjadi dengan Kael."Lo nggak lagi sakit ‘kan, Andin?" Zara akhirnya memecah keheningan dengan pertanyaan yang terdengar seperti pembelaan diri.Andin menoleh dengan tatapan bingung."Nggak kok, kenapa lo tanya gitu sama gue?" jawab Andin, masih dengan nada tidak mengerti.Zara tersenyum canggung, dia sedikit gugup."Iya, itu buktinya lo halusinasi. Masa iya gue turun dari mobil Chef Kael? Gak mungkin, ‘kan? Gue baru turun dari bus, kayaknya Chef Kael juga mau ke restoran, lo ada-ada aja." Zara berusaha menjelaskan, meskipun kata-katanya terdengar sedikit dipaksakan.Andin menatapnya sejenak, seperti mencoba mencerna, lalu tersenyum kecil. "Iya sih, nggak mungkin. Gue salah lihat kayaknya."Zara menghela napas lega,

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-04
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 63: Typo

    Zara membeku. Matanya terbelalak menatap emoji hati yang bertengger manis di akhir kalimat. Jantungnya langsung berdebar kencang. Kael? Ngirim emoji hati?Tangan Zara buru-buru mengetik balasan.[Kael ... emoji itu maksudnya apa?]Pesannya belum sempat terkirim ketika muncul notifikasi lain.[Tenang aja, sudah aku beresin sama cara aku.]Zara menganga. Pesan dengan emoji itu hilang. Dia mengetuk-ngetuk layar ponselnya, memastikan kalau dia tidak salah lihat.[Kael? Kamu barusan hapus sesuatu, ya?]Kael membalas singkat.[Typo.]Zara menggigit bibirnya, menahan tawa yang hampir lolos.Kael, meskipun dia dingin dan tidak pernah banyak bicara, tetap saja ada momen-momen seperti ini yang membuat hati Zara berdebar dan ingin berbalik menggoda Kael. Namun untuk sekarang, dia memilih menyimpan kebahagiaan kecil ini sendiri, menikmati perasaan hangat yang meluap tanpa perlu mengungkapkannya.Setelah kejadian itu, Zara kembali bekerja dengan perasaan sedikit lebih ringan. Meski masih ada sisa r

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-04
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 64: Satu Kamar

    Zara bisa merasakan adanya kecemasan yang tersembunyi dalam suara Kael. Zara tersenyum singkat, mencoba meredakan ketegangan."Tenang aja, Kael. Ini ibu yang telepon," jawab Zara, berusaha menjaga suasana tetap santai meski dia tahu Kael merasa cemburu.Maharani terdengar di ujung telepon, suaranya ceria dan penuh kehangatan. "Zara, nanti akhir pekan bisa nggak kamu anterin Ibu ke acara arisan? Ada beberapa kenalan Ibu yang ingin bertemu kamu. Ibu pikir, sambil sekalian memperkenalkan menantu kesayangan Ibu ini.”Zara sedikit terkejut mendengar permintaan itu. Namun, dia tidak bisa menolak permintaan ibu mertuanya. Meskipun ada rasa cemas, dia tidak ingin mengecewakan Maharani.Zara mengangguk, meskipun Maharani tidak bisa melihatnya."Tentu, Ibu. Saya akan datang," jawab Zara, mencoba terdengar mantap meskipun sedikit bimbang.Setelah telepon selesai, Zara meletakkan ponselnya di meja, dan Kael menatapnya dengan tatapan serius, seolah menunggu penjelasan lebih lanjut."Ada apa?" tanya

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-05
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 65: Acara Sosialita

    Di samping Clara, seorang wanita paruh baya juga duduk dengan tenang, membenahi tas mahalnya di pangkuan. Anggun Kartika Adinata—ibu Clara.Zara menelan ludah, dadanya yang semula terasa sesak kini semakin berat.Telapak tangannya sedikit berkeringat. Matanya tetap tertuju pada Clara dan Anggun yang duduk tenang di sudut ruangan, seolah tak terganggu oleh kedatangan Zara.Zara melirik Maharani, seolah mencari penjelasan. Maharani hanya tersenyum tipis, lalu menggenggam tangan Zara dengan lembut, seolah memberi isyarat agar dia tetap tenang."Mereka memang selalu datang," ujar Maharani pelan, suaranya hanya cukup untuk didengar Zara. "Ibu sengaja tidak memberitahumu, takut kamu tidak mau hadir."Zara membelalakkan mata tipis, hatinya mencelos. Jadi, Maharani memang sudah menduga bahwa dia akan merasa tidak nyaman jika tahu Clara ada di sini?Kael yang berdiri di sebelahnya menyadari perubahan ekspresi Zara. Dia melirik ke arah yang sama, lalu mendengus kecil."Kalau kamu nggak nyaman, k

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-05
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 66: Siapa Dia?

    Acara pun berlanjut hingga malam hari. Orang-orang mulai berpamitan, satu per satu meninggalkan tempat acara. Zara melirik layar ponselnya, berharap Kael sudah mengirim kabar. Namun sejak tadi, ponselnya sepi.Akhirnya, dia mengetik pesan.[Kael, di mana? Mau jemput aku jam berapa?]Tidak lama kemudian, balasan masuk.[Aku masih di restoran. Ada masalah sedikit. Kamu ikut ke rumah ibu saja dulu, nanti aku jemput di sana.]Zara menghela napas pelan. Dia tidak tahu masalah apa yang sedang Kael hadapi di restoran, tetapi yang jelas, malam ini dia tidak bisa langsung pulang bersama Kael.Maharani yang duduk di sebelahnya menoleh. “Gimana, Zara? Kael sudah di jalan?”Zara menggeleng. “Sepertinya Kael masih ada urusan di restoran, Bu. Saya ikut Ibu pulang dulu saja.”“Oh, ya sudah. Ayo kita pulang,” ujar Maharani sambil merapikan tasnya.Zara mengikuti langkah Maharani keluar dari restoran, sesekali melirik layar ponselnya. Ada perasaan aneh di dadanya—entah karena Kael, atau karena Clara ta

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-06
  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 67: Makanan Favorit

    "Halo, Tante," sapa Varsha hangat, sebelum matanya beralih ke Kael. Bibirnya melengkung lebih lebar, nada suaranya berubah menjadi lebih lembut. "Kael, lama kita nggak ketemu!"Zara menegang tanpa sadar.Senyuman wanita itu sangat berkelas, aura percaya diri mengelilinginya, seolah kehadirannya di tempat ini adalah sesuatu yang sudah biasa.Kael yang biasanya sedikit bicara, justru langsung membalas sapaan itu. Meski ada sedikit kecanggungan di wajahnya, tetapi nada bicaranya tidak sedingin biasa."Kapan datang?" tanya Kael singkat dengan senyum samar yang hampir sulit dilihat di wajahnya.Varsha menatapnya dengan sorot mata yang sulit diartikan. Dia menjawab sambil tersenyum kecil. "Baru tadi pagi. Aku langsung ke sini setelah urus beberapa hal. Aku cuma mampir sebentar, nggak nyangka kamu ada disini juga."Zara diam, mencoba mencerna informasi itu.Kael masih menatapnya dengan ekspresi sulit ditebak, alisnya sedikit berkerut. "Mampir? Memangnya kamu dari mana?"Varsha terkekeh, tatap

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-06

Bab terbaru

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 67: Makanan Favorit

    "Halo, Tante," sapa Varsha hangat, sebelum matanya beralih ke Kael. Bibirnya melengkung lebih lebar, nada suaranya berubah menjadi lebih lembut. "Kael, lama kita nggak ketemu!"Zara menegang tanpa sadar.Senyuman wanita itu sangat berkelas, aura percaya diri mengelilinginya, seolah kehadirannya di tempat ini adalah sesuatu yang sudah biasa.Kael yang biasanya sedikit bicara, justru langsung membalas sapaan itu. Meski ada sedikit kecanggungan di wajahnya, tetapi nada bicaranya tidak sedingin biasa."Kapan datang?" tanya Kael singkat dengan senyum samar yang hampir sulit dilihat di wajahnya.Varsha menatapnya dengan sorot mata yang sulit diartikan. Dia menjawab sambil tersenyum kecil. "Baru tadi pagi. Aku langsung ke sini setelah urus beberapa hal. Aku cuma mampir sebentar, nggak nyangka kamu ada disini juga."Zara diam, mencoba mencerna informasi itu.Kael masih menatapnya dengan ekspresi sulit ditebak, alisnya sedikit berkerut. "Mampir? Memangnya kamu dari mana?"Varsha terkekeh, tatap

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 66: Siapa Dia?

    Acara pun berlanjut hingga malam hari. Orang-orang mulai berpamitan, satu per satu meninggalkan tempat acara. Zara melirik layar ponselnya, berharap Kael sudah mengirim kabar. Namun sejak tadi, ponselnya sepi.Akhirnya, dia mengetik pesan.[Kael, di mana? Mau jemput aku jam berapa?]Tidak lama kemudian, balasan masuk.[Aku masih di restoran. Ada masalah sedikit. Kamu ikut ke rumah ibu saja dulu, nanti aku jemput di sana.]Zara menghela napas pelan. Dia tidak tahu masalah apa yang sedang Kael hadapi di restoran, tetapi yang jelas, malam ini dia tidak bisa langsung pulang bersama Kael.Maharani yang duduk di sebelahnya menoleh. “Gimana, Zara? Kael sudah di jalan?”Zara menggeleng. “Sepertinya Kael masih ada urusan di restoran, Bu. Saya ikut Ibu pulang dulu saja.”“Oh, ya sudah. Ayo kita pulang,” ujar Maharani sambil merapikan tasnya.Zara mengikuti langkah Maharani keluar dari restoran, sesekali melirik layar ponselnya. Ada perasaan aneh di dadanya—entah karena Kael, atau karena Clara ta

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 65: Acara Sosialita

    Di samping Clara, seorang wanita paruh baya juga duduk dengan tenang, membenahi tas mahalnya di pangkuan. Anggun Kartika Adinata—ibu Clara.Zara menelan ludah, dadanya yang semula terasa sesak kini semakin berat.Telapak tangannya sedikit berkeringat. Matanya tetap tertuju pada Clara dan Anggun yang duduk tenang di sudut ruangan, seolah tak terganggu oleh kedatangan Zara.Zara melirik Maharani, seolah mencari penjelasan. Maharani hanya tersenyum tipis, lalu menggenggam tangan Zara dengan lembut, seolah memberi isyarat agar dia tetap tenang."Mereka memang selalu datang," ujar Maharani pelan, suaranya hanya cukup untuk didengar Zara. "Ibu sengaja tidak memberitahumu, takut kamu tidak mau hadir."Zara membelalakkan mata tipis, hatinya mencelos. Jadi, Maharani memang sudah menduga bahwa dia akan merasa tidak nyaman jika tahu Clara ada di sini?Kael yang berdiri di sebelahnya menyadari perubahan ekspresi Zara. Dia melirik ke arah yang sama, lalu mendengus kecil."Kalau kamu nggak nyaman, k

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 64: Satu Kamar

    Zara bisa merasakan adanya kecemasan yang tersembunyi dalam suara Kael. Zara tersenyum singkat, mencoba meredakan ketegangan."Tenang aja, Kael. Ini ibu yang telepon," jawab Zara, berusaha menjaga suasana tetap santai meski dia tahu Kael merasa cemburu.Maharani terdengar di ujung telepon, suaranya ceria dan penuh kehangatan. "Zara, nanti akhir pekan bisa nggak kamu anterin Ibu ke acara arisan? Ada beberapa kenalan Ibu yang ingin bertemu kamu. Ibu pikir, sambil sekalian memperkenalkan menantu kesayangan Ibu ini.”Zara sedikit terkejut mendengar permintaan itu. Namun, dia tidak bisa menolak permintaan ibu mertuanya. Meskipun ada rasa cemas, dia tidak ingin mengecewakan Maharani.Zara mengangguk, meskipun Maharani tidak bisa melihatnya."Tentu, Ibu. Saya akan datang," jawab Zara, mencoba terdengar mantap meskipun sedikit bimbang.Setelah telepon selesai, Zara meletakkan ponselnya di meja, dan Kael menatapnya dengan tatapan serius, seolah menunggu penjelasan lebih lanjut."Ada apa?" tanya

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 63: Typo

    Zara membeku. Matanya terbelalak menatap emoji hati yang bertengger manis di akhir kalimat. Jantungnya langsung berdebar kencang. Kael? Ngirim emoji hati?Tangan Zara buru-buru mengetik balasan.[Kael ... emoji itu maksudnya apa?]Pesannya belum sempat terkirim ketika muncul notifikasi lain.[Tenang aja, sudah aku beresin sama cara aku.]Zara menganga. Pesan dengan emoji itu hilang. Dia mengetuk-ngetuk layar ponselnya, memastikan kalau dia tidak salah lihat.[Kael? Kamu barusan hapus sesuatu, ya?]Kael membalas singkat.[Typo.]Zara menggigit bibirnya, menahan tawa yang hampir lolos.Kael, meskipun dia dingin dan tidak pernah banyak bicara, tetap saja ada momen-momen seperti ini yang membuat hati Zara berdebar dan ingin berbalik menggoda Kael. Namun untuk sekarang, dia memilih menyimpan kebahagiaan kecil ini sendiri, menikmati perasaan hangat yang meluap tanpa perlu mengungkapkannya.Setelah kejadian itu, Zara kembali bekerja dengan perasaan sedikit lebih ringan. Meski masih ada sisa r

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 62: Pembelaan Tersembunyi

    Zara menelan ludah lalu terdiam sejenak, memikirkan bagaimana harus menjelaskan situasi ini. Di satu sisi, dia merasa bersalah karena mencoba mengelak dari kenyataan yang sudah jelas, tapi di sisi lain, dia tak bisa membiarkan Andin mengetahui lebih banyak tentang apa yang terjadi dengan Kael."Lo nggak lagi sakit ‘kan, Andin?" Zara akhirnya memecah keheningan dengan pertanyaan yang terdengar seperti pembelaan diri.Andin menoleh dengan tatapan bingung."Nggak kok, kenapa lo tanya gitu sama gue?" jawab Andin, masih dengan nada tidak mengerti.Zara tersenyum canggung, dia sedikit gugup."Iya, itu buktinya lo halusinasi. Masa iya gue turun dari mobil Chef Kael? Gak mungkin, ‘kan? Gue baru turun dari bus, kayaknya Chef Kael juga mau ke restoran, lo ada-ada aja." Zara berusaha menjelaskan, meskipun kata-katanya terdengar sedikit dipaksakan.Andin menatapnya sejenak, seperti mencoba mencerna, lalu tersenyum kecil. "Iya sih, nggak mungkin. Gue salah lihat kayaknya."Zara menghela napas lega,

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 61: Janji Tulus

    Zara mematung. Kalimat terakhir dari Kael seperti sebuah air es yang mengguyur sekujur tubuhnya.Di satu sisi, Zara memang tidak bisa membohongi dirinya yang mulai merasakan sesuatu aneh ketika bersama Kael. Di sisi lain, ia takut bahwa ini mungkin akan menjadi awal buruk baginya.Di sela genggaman itu, ibu jari Kael mengusap lembut tangan Zara, menyalurkan rasa aman. “Kamu gak perlu takut.”Zara menatapnya, mencari sesuatu di mata pria itu. Kejujuran? Ketulusan? Atau hanya sesuatu yang terasa nyata, padahal bukan?Dia tidak menemukan kebohongan di sana. Hanya ada Kael, dengan ekspresi datarnya yang khas, tapi kali ini, ada sesuatu yang berbeda."Kael ..." suara Zara lirih, tapi tidak tahu harus melanjutkan dengan apa.Kael menarik napas, lalu tersenyum kecil. "Aku mau kita mulai dari awal. Sebagai kita. Bukan karena kesepakatan atau paksaan siapa pun."Zara masih diam.Kael sekarang bertanya-tanya, apakah dia belum cukup untuk meyakinkan Zara? Apakah selama ini tindakannya belum bisa

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 60: Kembali Ke Awal

    Setelah berhasil keluar dari pelukan Kael dan selesai mandi, Zara melilitkan handuk di tubuhnya dan kembali ke kamar untuk berpakaian. Suasana kamar terasa berbeda sekarang, meski Kael sudah tidak ada di sana. Dia merasa kosong, canggung, tetapi juga ... ada sesuatu yang aneh, sesuatu yang membuat hatinya terasa berat.Saat dia selesai berpakaian, suara Kael terdengar dari bawah."Zara, ke sini sebentar," panggil Kael dengan tegas, tanpa tergesa.Zara merasa detak jantungnya kembali berdebar. Ada perasaan canggung, tetapi dia tahu, apa pun yang Kael ingin bicarakan, ini penting.Dengan langkah pelan, dia keluar dari kamar dan menuruni tangga, menuju ruang tamu tempat suara Kael berasal.Kael duduk di sofa, wajahnya terlihat lebih serius dari biasanya. Ketika Zara muncul, matanya langsung terarah padanya. Dia melambaikan tangan, memberi isyarat agar Zara mendekat, lalu sambil menepuk tempat di sampingnya.Zara ragu sejenak, berdiri di tempatnya dengan tangan menggenggam ujung bajunya.

  • Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima   BAB 59: Pengakuan

    Mereka akhirnya sampai di rumah, Zara setengah terhuyung mengikuti langkah cepat Kael yang tetap memegangnya erat. Begitu masuk, Kael langsung membawanya ke kamar."Kael, aku bisa sendiri!" Zara mencoba membebaskan diri, tetapi Kael tidak mendengarkan. Dengan satu gerakan, dia membukakan pintu kamar dan membawa Zara ke ranjang.Dia memiringkan tubuh Zara, bersiap membaringkannya. Namun, tubuh Zara yang tidak seimbang membuat Kael juga kehilangan kendali. Tanpa sengaja, Kael ikut jatuh ke ranjang.Bruk!Tubuh Kael menimpa Zara, membuat wajah mereka hanya terpisah beberapa inci.Zara yang kini membelalak kaget, tanpa sadar membuat wajahnya memanas. Kael menahan diri dengan kedua tangannya di sisi kepala Zara, mencoba menjaga jarak, tetapi jarak di antara mereka sudah terlalu dekat.Zara mengedipkan mata, napasnya tertahan."Kael ... " bisik Zara pelan, suara itu hampir tak terdengar.Kael tetap diam, tubuhnya masih berada di atas Zara. Napas Kael menyentuh wajah Zara, hangat dan tak ber

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status