Semua Bab Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima: Bab 61 - Bab 70

139 Bab

BAB 61: Satu Kamar

Zara bisa merasakan adanya kecemasan yang tersembunyi dalam suara Kael. Zara tersenyum singkat, mencoba meredakan ketegangan."Tenang aja, Kael. Ini ibu yang telepon," jawab Zara, berusaha menjaga suasana tetap santai meski dia tahu Kael merasa cemburu.Maharani terdengar di ujung telepon, suaranya ceria dan penuh kehangatan. "Zara, nanti akhir pekan bisa nggak kamu anterin Ibu ke acara arisan? Ada beberapa kenalan Ibu yang ingin bertemu kamu. Ibu pikir, sambil sekalian memperkenalkan menantu kesayangan Ibu ini.”Zara sedikit terkejut mendengar permintaan itu. Namun, dia tidak bisa menolak permintaan ibu mertuanya. Meskipun ada rasa cemas, dia tidak ingin mengecewakan Maharani.Zara mengangguk, meskipun Maharani tidak bisa melihatnya."Tentu, Ibu. Saya akan datang," jawab Zara, mencoba terdengar mantap meskipun sedikit bimbang.Setelah telepon selesai, Zara meletakkan ponselnya di meja, dan Kael menatapnya dengan tatapan serius, seolah menunggu penjelasan lebih lanjut."Ada apa?" tany
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-05
Baca selengkapnya

BAB 62: Acara Sosialita

Di samping Clara, seorang wanita paruh baya juga duduk dengan tenang, membenahi tas mahalnya di pangkuan. Anggun Kartika Adinata—ibu Clara.Zara menelan ludah, dadanya yang semula terasa sesak kini semakin berat.Telapak tangannya sedikit berkeringat. Matanya tetap tertuju pada Clara dan Anggun yang duduk tenang di sudut ruangan, seolah tak terganggu oleh kedatangan Zara.Zara melirik Maharani, seolah mencari penjelasan. Maharani hanya tersenyum tipis, lalu menggenggam tangan Zara dengan lembut, seolah memberi isyarat agar dia tetap tenang."Mereka memang selalu datang," ujar Maharani pelan, suaranya hanya cukup untuk didengar Zara. "Ibu sengaja tidak memberitahumu, takut kamu tidak mau hadir."Zara membelalakkan mata tipis, hatinya mencelos. Jadi, Maharani memang sudah menduga bahwa dia akan merasa tidak nyaman jika tahu Clara ada di sini?Kael yang berdiri di sebelahnya menyadari perubahan ekspresi Zara. Dia melirik ke arah yang sama, lalu mendengus kecil."Kalau kamu nggak nyaman,
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-05
Baca selengkapnya

BAB 63: Siapa Dia?

Acara pun berlanjut hingga malam hari. Orang-orang mulai berpamitan, satu per satu meninggalkan tempat acara. Zara melirik layar ponselnya, berharap Kael sudah mengirim kabar. Namun sejak tadi, ponselnya sepi.Akhirnya, dia mengetik pesan.[Kael, di mana? Mau jemput aku jam berapa?]Tidak lama kemudian, balasan masuk.[Aku masih di restoran. Ada masalah sedikit. Kamu ikut ke rumah ibu saja dulu, nanti aku jemput di sana.]Zara menghela napas pelan. Dia tidak tahu masalah apa yang sedang Kael hadapi di restoran, tetapi yang jelas, malam ini dia tidak bisa langsung pulang bersama Kael.Maharani yang duduk di sebelahnya menoleh. “Gimana, Zara? Kael sudah di jalan?”Zara menggeleng. “Sepertinya Kael masih ada urusan di restoran, Bu. Saya ikut Ibu pulang dulu saja.”“Oh, ya sudah. Ayo kita pulang,” ujar Maharani sambil merapikan tasnya.Zara mengikuti langkah Maharani keluar dari restoran, sesekali melirik layar ponselnya. Ada perasaan aneh di dadanya—entah karena Kael, atau karena Clara t
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-06
Baca selengkapnya

BAB 64: Makanan Favorit

"Halo, Tante," sapa Varsha hangat, sebelum matanya beralih ke Kael. Bibirnya melengkung lebih lebar, nada suaranya berubah menjadi lebih lembut. "Kael, lama kita nggak ketemu!"Zara menegang tanpa sadar.Senyuman wanita itu sangat berkelas, aura percaya diri mengelilinginya, seolah kehadirannya di tempat ini adalah sesuatu yang sudah biasa.Kael yang biasanya sedikit bicara, justru langsung membalas sapaan itu. Meski ada sedikit kecanggungan di wajahnya, tetapi nada bicaranya tidak sedingin biasa."Kapan datang?" tanya Kael singkat dengan senyum samar yang hampir sulit dilihat di wajahnya.Varsha menatapnya dengan sorot mata yang sulit diartikan. Dia menjawab sambil tersenyum kecil. "Baru tadi pagi. Aku langsung ke sini setelah urus beberapa hal. Aku cuma mampir sebentar, nggak nyangka kamu ada disini juga."Zara diam, mencoba mencerna informasi itu.Kael masih menatapnya dengan ekspresi sulit ditebak, alisnya sedikit berkerut. "Mampir? Memangnya kamu dari mana?"Varsha terkekeh, tata
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-06
Baca selengkapnya

BAB 65: Bulan Madu

“Maksud Ibu, hubungan apa?” tanya Zara hati-hati.Tatapan Zara langsung tertuju pada Maharani, mencoba mencari jawaban di mata ibu mertuanya itu.Maharani membuka mulut seperti ingin menjawab, tetapi sebelum mengatakan apapun, suara langkah kaki mendekat dari belakang.Kael muncul dari arah ruang tengah, ekspresinya datar seperti biasa, tapi ada sedikit ketegangan di rahangnya."Ayo ke atas," ujar Kael singkat.Zara masih ingin mendengar jawaban Maharani, tetapi tatapan Kael seolah tidak memberinya ruang untuk bertanya lebih lanjut.Zara hanya bisa mengikuti langkah pria itu menaiki tangga, meninggalkan Maharani yang tetap berdiri di sana, seperti menyimpan sesuatu yang tidak sempat diucapkan.Kael membawanya ke sebuah kamar di lantai dua. Kamar itu terasa lebih sederhana dibanding rumah mereka yang sekarang, tetapi tetap rapi dan nyaman. Dari foto-foto kecil yang masih tergantung di dinding, Zara bisa menebak kalau ini dulu kamar Kael sebelum dia pindah.Begitu pintu tertutup, Zara l
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-07
Baca selengkapnya

BAB 66: Sarapan Penuh Ketegangan

Zara menatap Kael dengan mata berbinar, merasa semakin dekat dengan Kael daripada sebelumnya."Kamu ini, selalu bisa bikin aku salah tingkah," gumam Zara, akhirnya menyerah pada perasaan canggung yang perlahan memudar seiring tawa yang datang begitu alami di antara mereka.Kael menatapnya, senyum tipis terukir di wajahnya. Senyum yang jarang terlihat, tapi setiap kali muncul, selalu berhasil membuat Zara kehilangan kata-kata."Kalau gitu, kita bahas nanti. Sekarang … kita tidur, ya?" kata Kael, suaranya terdengar lebih lembut dari biasanya.Zara menatapnya sejenak sebelum akhirnya membalikkan badan, membelakangi Kael. Tapi baru beberapa detik, suara beratnya kembali terdengar."Jangan membelakangi aku, Zara."Zara terkesiap pelan. Ada sesuatu dalam nada suaranya—bukan perintah, bukan rengekan, hanya pernyataan yang terasa begitu dalam.“Oh, iya aku lupa.” Zara menggigit bibir, lalu perlahan berbalik lagi. Menatap Kael yang masih memandangnya dengan ekspresi sulit ditebak.Kael tidak b
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-07
Baca selengkapnya

BAB 67: Istri Chef Kael

Seperti biasa, Zara turun di tempat yang agak jauh dari restoran. Langkahnya lebih hati-hati, memastikan tak ada yang memperhatikan sebelum akhirnya berjalan menuju restoran.Insiden ketika Andin melihatnya turun dari mobil Kael masih membekas di pikirannya. Satu kali kesalahan sudah cukup membuatnya panik mencari alasan.Ketika Zara sampai di depan restoran, pintu utama masih tertutup rapat, hanya lampu kecil yang menyala di dalam. Beberapa staf sudah datang lebih awal, sibuk menyiapkan bahan-bahan untuk menu hari ini.Zara melangkah maju, hendak masuk ke restoran, tetapi suara familiar yang memanggil namanya menghentikan langkahnya."Zara."Zara menoleh, sedikit terkejut. Varen berdiri di dekat pintu, mengenakan jaket hitam yang terlihat lebih tebal dari biasanya."Oh, Varen. Lo datang lebih awal?" ucap Zara, berusaha terdengar santai meski hati mulai gelisah.Varen mengangguk pelan, senyumnya tipis. Ada sesuatu dalam tatapannya yang membuat Zara menebak, ini bukan percakapan ringan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-08
Baca selengkapnya

BAB 68: Gosip

Andin menatap Zara beberapa detik, lalu tertawa kencang."Ra, setahu gue yang kena senggol Ana itu tangan lo. Tapi kenapa yang bermasalah malah kepala?" ujar Andin, masih terkekeh.Zara ikut tertawa, menggeleng pelan. Dia tahu, sekalipun dia berkata jujur, Andin pasti tidak akan percaya.Siapa juga yang akan percaya kalau Zara—pelayan biasa di restoran ini, sebenarnya adalah istri dari Chef Kael yang terkenal dingin itu?"Serius, Din. Gue istri Chef Kael," kata Zara dengan nada setengah bercanda.Andin memutar bola matanya lalu melipat tangan di dada."Iya, iya. Kalau lo istri Chef Kael, berarti gue tunangannya Jefri Nichol," kata Andin dengan nada meledek."Ra, lo tuh kalau mau ngelawak, yang realistis dikit dong," lanjut Andin.Zara tersenyum samar sambil memasukkan botolnya kembali ke dalam loker. Andin memang tidak tahu tentang pernikahannya dengan Kael. Kalau sampai dia tahu yang sebenarnya, reaksinya pasti akan jauh lebih heboh.“Eh, tapi Ra. Gue perhatiin, Chef Kael tuh nggak s
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-08
Baca selengkapnya

BAB 69: Keberanian Zara

Zara berpikir cepat, mencoba mengendalikan situasi sebelum semuanya semakin kacau. Dengan satu tarikan napas, dia menatap Ana tajam, lalu melipat tangan di dada.Keberanian itu muncul begitu saja, mungkin karena Zara merasa sudah sangat terdesak."Ana, kamu tuh nggak capek hidup ngurusin orang lain?" tanya Zara dengan suara terdengar lebih dingin dari biasanya."Aku cuma kasih tahu Varen kenyataan yang kamu sembunyiin." Ana mendengus, melipat tangannya dengan ekspresi meremehkan.Zara mengangkat alis, lalu mengangguk seolah baru menyadari sesuatu. "Oh, pantesan kamu selalu nyebar gosip aneh tentang aku di restoran ini. Kamu iri, ya?""Aku iri sama kamu? Nggak mungkin!" Ana langsung meradang, matanya membelalak."Terus kenapa kamu segitu sibuknya ngurusin hidupku?" Zara melangkah maju, tidak lagi mau mundur.Ana terkekeh sinis. "Aku cuma nggak tahan lihat orang munafik kayak kamu, Zara. Berapa lama lagi kamu mau pura-pura?""Dengar, Ana. Kamu boleh nggak suka sama aku, tapi kamu nggak
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-09
Baca selengkapnya

BAB 70: Makan Malam

Zara mengernyit, tangannya menggenggam gagang pintu sebelum mendorongnya perlahan. Begitu masuk, rumah terasa gelap, hanya ada cahaya kecil dari ruang makan yang menarik perhatiannya.Di atas meja, lilin-lilin kecil tersusun rapi, menerangi dua set hidangan yang tertata dengan apik. Beberapa kelopak bunga tersebar di sekitar piring, dan di tengahnya, ada satu botol wine yang sudah terbuka. Aroma masakan tercium samar, mengisi keheningan yang sebelumnya menyelimuti ruangan.Zara diam di ambang pintu, mencoba mencerna pemandangan di depannya. Ini bukan sesuatu yang biasa. Dan hanya ada satu orang yang mungkin melakukannya.Kael.Dari balik dapur, sosok pria itu muncul, masih mengenakan apron hitam dengan kemeja putih yang lengannya digulung sampai siku. Dia tampak santai, tetapi ada sesuatu di matanya yang membuat Zara tidak bisa berpaling."Kael?" Zara akhirnya mengerjapkan mata, memastikan kalau ini bukan mimpi."Gimana? Kamu suka, nggak?" Kael berhenti di samping meja, lalu menatap Z
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-09
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
14
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status