Home / Romansa / TAWANAN HASRAT SANG MAFIA / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of TAWANAN HASRAT SANG MAFIA: Chapter 1 - Chapter 10

56 Chapters

Bab 1 - Bayar Hutangku!

"Apakah tidak ada keringanan?! Aku pasti akan segera melunasinya!" “Halo?! Fuck! Damn it!!” BRAK!! Teriakan Vincent dan suara keramik pecah membuat Elena berdiri dengan gelisah di depan pintu ruang kerja suaminya. Di tangannya ada nampan berisi secangkir teh yang masih mengepul, tapi dia ragu-ragu untuk masuk. Sebab, setelah beberapa kali dipanggil, pria itu tak kunjung memperbolehkannya masuk ataupun membukakan pintu. ‘Apa terjadi sesuatu?’ pikir Elena. Belakangan waktu ini, suaminya memang terlihat menyimpan masalah besar karena sikapnya yang tidak tenang. Elena tak tahu kenapa, karena Vincent sama sekali tak pernah mengajaknya berdiskusi. Tepatnya, semenjak menikah dengan pria itu, Vincent sama sekali tak pernah mengajaknya bicara lebih dari beberapa kata. Kali ini suara lemparan kursi terdengar hingga membuat Elena menggigit bibirnya pelan. "Vincent?" panggil wanita itu lagi. Lagi-lagi tidak ada jawaban dari Vincent. Oleh karena itu, Elena pun memberan
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

Bab 2 - Alvaro Moretti

Saat mobil jemputan itu mulai berjalan, dada Elena terasa sesak. Perasaan ini membuatnya merasa seperti sapi yang hendak dibawa untuk disembelih. Menuju ke akhir hidupnya sendiri. Diam-diam, Elena tersenyum miris memikirkan setiap detail hidupnya yang tak pernah berjalan dengan baik. Sejak ayahnya pergi bersama wanita lain, ibunya harus berjuang keras untuk menghidupi hidup mereka. Oleh karena itu, Elena harus memohon pada Vincent untuk membantunya. Namun, siapa sangka kalau di masa depan dia akan dijual demi menebus hutang pria itu?! Mobil itu terus berjalan dan baru berhenti saat tiba di mansion milik Moretti yang bergerbang tinggi dan dikelilingi oleh pagar berduri. Rumah itu sangat besar dan bergaya arsitektur Eropa yang mewah, tapi elegan. Namun, entah kenapa rumah ini terasa begitu dingin seakan tak berkehidupan. Membuat Elena merasa tak nyaman. Elena melangkah ragu, mengikuti arahan yang diberikan oleh pria itu untuk menuju ke ruang tamu. Sesampainya di s
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

Bab 3 - Negosiasi

Air mata Elena akhirnya jatuh juga. “Jangan menangis, karena air matamu tidak akan mengubah apapun.” tangan pria itu terulur mengusap bulir air mata yang turun di pipinya. Elena terdiam sedangkan tubuhnya gemetar menahan isakan. Ucapan Alvaro membuat Elena teringat akan posisinya yang serba salah. Ancaman Vincent membawa ibunya, sedangkan perbuatan Alvaro melecehkannya. Setelah ini, apakah dia masih punya kesempatan untuk menyelamatkan harga dirinya? Melihat Elena yang tak lagi membantah, Alvaro tersenyum tipis. “Bagus! Sekarang jadilah wanita yang baik.” Alvaro kembali mendekat, wajahnya hanya beberapa inci dari Elena. Tatapannya tajam, tapi ada senyum kecil di sudut bibirnya yang membuat Elena semakin tegang. Dia mengulurkan tangannya, menyentuh dagu Elena dengan lembut, lalu memiringkan wajahnya sehingga mata mereka bertemu. Elena menelan ludah, tubuhnya terasa kaku. Ia ingin mundur, tapi langkahnya tertahan. Ketika Alvaro mulai mengecup leher dan pundaknya sebel
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

Bab 4 - Berbohong

A–aku berhasil mendapatkan tambahan waktu…” Elena mencoba menjelaskan."Apa kamu tidak punya otak?! Bodoh!" bentaknya lagi. “Aku menyuruhmu untuk menebus hutang itu secara total! Bukan meminta tambahan waktu!”“Namun, Vincent! Kita bisa membayar hutang itu tanpa–”“Aku tidak peduli!! Pokoknya, ikuti apa kata Alvaro dan buat dia menghapus hutangku!”Elena terdiam. Meski marah, tapi dia tahu, membalas hanya akan memperburuk keadaan. Elena memejamkan mata, menahan air mata yang hampir tumpah.“Kau dengar, Elena?! Aku ingin hutangku segera lunas!!” Elena tercekat. “Vincent, aku tidak bisa—” Tut…Tut…TutSuara Elena terputus ketika panggilan dimatikan sepihak oleh suaminya. Elena menatap kosong ponsel di tangannya dan terduduk lemas. Ia tak mengerti kenapa Vincent berusaha keras untuk menyingkirkannya. Bukankah selama ini hubungan mereka baik-baik saja?Merasakan kepalanya pusing, Elena berjalan keluar kamar untuk mengambil segelas air.Namun, ternyata semua lampu telah dimatikan sehingg
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

Bab 5 - Ketahuan

Elena kemudian memilih untuk duduk di sofa sambil membaca majalah di atas meja. Terbiasa melayani Vincent dan melakukan semua pekerjaan sendiri, membuatnya merasa bosan. “Ini teh untuk anda,” kata seorang pelan yang datang menyodorkan secangkir teh. Mendengar itu, Elena pun mengangguk mengerti dan berterima kasih. “Tuan Alvaro belum pernah sama sekali membawa wanita ke rumah ini. Anda tentu wanita spesial untuk Tuan.” Elena menatap pelayan itu bingung. Kata ‘spesial’ mungkin kurang tepat untuk menggambarkan kondisinya saat ini. Karena dirinya di rumah ini hanyalah seorang tawanan Alvaro yang dipersiapkan untuk menjadi pemuas hasrat pria itu. Namun, belum sempat Elena menjawab, seorang pelayan lain tiba-tiba datang dari belakang dan melapor dengan wajah pucat. “Ada masalah di belakang.” “Coba selesaikan sendiri, karena aku harus mengirim teh ini ke ruang kerja Tuan Alvaro.” Jawab pelayan yang berada di depan Elena dengan bingung. Tatapannya lantas tertuju pada nampan dan
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

Bab 6 - Kamu Tidak Menstruasi?

“Kamu tidak menstruasi?” Tatapan Alvaro berubah tidak lagi menatap penuh gairah, tetapi telah berubah menjadi penuh amarah. “Beraninya kamu!!” Dia menarik diri dan menatap langsung ke matanya, memastikan Elena tak punya ruang untuk mengelak. Terlihat jelas bahwa dia sangat membenci kebohongan yang dilakukan wanita di depannya. “T-tuan, saya…” “Diam !” potong Alvaro kencang. “T-tidak, Tuan. Saya hanya…” “Berhenti bicara!” Alvaro meraih kedua bahu Elena dan mencengkeramnya kuat-kuat. “Berani mempermainkanku?” desisnya, setengah mengancam. “Kau lupa siapa aku?!” “Saya tidak berniat mempermainkan Anda, Tuan,” jawab Elena dengan suara gemetar. Namun, Alvaro tidak berhenti. Dalam satu gerakan cepat, ia meraih syal yang tergeletak di kursi. Elena mencoba mundur, tetapi ruangnya terbatas. Sebelum ia sempat bergerak lebih jauh, syal itu sudah melilit pergelangan tangannya. “Tuan, apa yang akan Anda lakukan? lepaskan saya!” jerit Elena, ketakutan.. Dengan satu tar
last updateLast Updated : 2024-12-18
Read more

Bab 7- Mau Pergi? Jangan Harap!

Elena duduk di tepi ranjangnya, memandang kosong ke arah kaca besar di kamar yang menghadap taman. Bayangan Alvaro dan apa yang telah dia lakukan tadi terus berputar di pikirannya. Tubuhnya menggigil, karena rasa jijik dan takut. Dia selalu menjaga kesuciannya, tetapi pria itu menginjak-injak harga dirinya. Mungkin kedatangannya memang sebagai pelunas hutang, tetapi dia tak berhak bersikap kasar seperti yang dilakukannya tadi. Dia pun sadar jika dirinya salah telah berbohong, tetapi itu kan karena dia terus mengancam kesuciannya. Hingga terpaksa dia harus berbohong. “Aku tidak akan membiarkan ini terus terjadi,” bisiknya dengan penuh tekad. Selama ini Elena sudah terjebak dalam pernikahan tanpa cinta dengan Vincent, yang tak segan menyerahkan dirinya ke pria seperti Alvaro. Jika dia terus terjebak di sini, entah apa yang bisa dilakukan pria itu kepadanya. Mengingat pria itu sangat berkuasa. Elena bergidik. Elena berdiri dan melangkah ke kaca besar itu. Dia memperhatikan pan
last updateLast Updated : 2024-12-18
Read more

Bab 8 - Tak Ada Jalan

Keesokan harinya, Elena terbangun karena suara berisik dari jendela kamarnya. “Sudah bangun?” kata Alvaro yang sudah duduk di samping tempat tidurnya. Elena terkejut, dia langsung menutup tubuhnya dan bergeser menjauh dari pria itu. Alvaro melirik wanita itu, senyum tipis terbit di bibirnya. “Bisakan Anda tidak keluar masuk ke kamarku seenaknya?” protes Elena. Matanya mencoba mencari tahu apa yang sedang terjadi, suara benda dipukul masih terdengar begitu jelas. “Ini rumahku! Ingat?” Suaranya pelan, dengan penekanan di setiap katanya. Seolah ingin mengingatkan posisinya di Mansion ini. Elena beringsut turun dari tempat tidur dan melihat ke arah jendela. Dia melihat beberapa pelayan sedang memasang palang di jendela kamarnya. Elena berusaha membuka jendela itu, tetapi tidak bisa. “Kenapa Anda melakukan ini? Apakah Anda mencoba mengurungku disini?” teriak Elena. Tetapi Alvaro hanya diam, pria itu dengan tenang menyesap cangkir berisi kopi kesukaannya. “Tuan Alvaro,
last updateLast Updated : 2024-12-18
Read more

Bab 9- Pulang Sekarang!

Netra Elena terbelalak, begitu melihat siapa yang kini berdiri di depannya. Viviana, ibu mertuanya kini menatapnya dengan jijik seolah dirinya barang kotor yang tak seharusnya ada di tempat ini. “Kenapa kamu di sini? Oh aku tahu, kamu pasti sedang menghabiskan uang anakku ya?” “Tidak Bu, aku…” Elena bingung, dia tak tahu harus menjawab apa di depan ibu mertuanya itu. Dia tak mungkin mengatakan jika dia menemani Alvaro. Pasti Viviana akan berpikir macam-macam mengingat temperamennya yang buruk. “Dasar menantu tak tahu diri. Hidup di atas belas kasihan anakku, tapi tidak pernah tahu cara berterima kasih!” Dengan cepat Viviana sudah menjambak rambut Elena, “Pergi dari sini! Pulang!” “Aduh sakit Bu! Lepaskan!” kata Elena, sambil menghentak tangan ibu mertuanya. Elena menggosok rambutnya yang terasa sakit karena jambakan ibu mertuanya. “Beraninya kamu melawan aku! Aku akan bilang ke Vincent, untuk menceraikanmu!” Elena muak sekali dengan ucapan Viviana, Ibu mertuanya
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more

Bab 10 - Calon Istri

Alvaro turun dari mobil sport-nya dengan langkah santai, begitu membuka pintu rumah besar bergaya klasik itu, suara berat penuh amarah langsung menyambutnya.“Alvaro! Sampai kapan kamu mau jadi bujang lapuk?! Apa kamu menunggu aku mati dulu baru bawa calon istrimu?!”Ayahnya, Don Moretti, berdiri di tengah ruang tamu dengan tangan berkacak pinggang. Wajahnya merah padam.“Ayah, tenanglah, Kau mau memberitahu semua orang?”Pria tua itu berjalan tertatih dengan tongkatnya, disampingnya kepala pelayan setia mendampingi.“Aku bisa sendiri,” katanya pada kepala pelayan, saat ingin membantunya duduk. Kepala pelayan terlihat membungkuk dan kembali ke sudut ruangan. “Tanpa kuberitahu, semua orang sudah tahu! Apa gunanya uangmu itu, jika menikah saja tidak! Apa kamu mau mempermalukan keluarga Moretti? Hah?!” lanjut Tuan Moretti, suaranya menggema seluruh ruangan. Alvaro menghela nafas panjang, berusaha menahan diri. “Ayah, tenang dulu. Aku hanya tidak mau asal pilih wanita. Ini soal masa de
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more
PREV
123456
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status