Home / Romansa / TAWANAN HASRAT SANG MAFIA / Bab 10 - Calon Istri

Share

Bab 10 - Calon Istri

Author: Farsheed Mo
last update Last Updated: 2025-01-13 15:34:19

Alvaro turun dari mobil sport-nya dengan langkah santai, begitu membuka pintu rumah besar bergaya klasik itu, suara berat penuh amarah langsung menyambutnya.

“Alvaro! Sampai kapan kamu mau jadi bujang lapuk?! Apa kamu menunggu aku mati dulu baru bawa calon istrimu?!”

Ayahnya, Don Moretti, berdiri di tengah ruang tamu dengan tangan berkacak pinggang. Wajahnya merah padam.

“Ayah, tenanglah, Kau mau memberitahu semua orang?”

Pria tua itu berjalan tertatih dengan tongkatnya, disampingnya kepala pelayan setia mendampingi.

“Aku bisa sendiri,” katanya pada kepala pelayan, saat ingin membantunya duduk.

Kepala pelayan terlihat membungkuk dan kembali ke sudut ruangan.

“Tanpa kuberitahu, semua orang sudah tahu! Apa gunanya uangmu itu, jika menikah saja tidak! Apa kamu mau mempermalukan keluarga Moretti? Hah?!” lanjut Tuan Moretti, suaranya menggema seluruh ruangan.

Alvaro menghela nafas panjang, berusaha menahan diri. “Ayah, tenang dulu. Aku hanya tidak mau asal pilih wanita. Ini soal masa de
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • TAWANAN HASRAT SANG MAFIA   Bab 11 - Biaya Operasi

    Elena terbangun dari pingsan, dia mengerjapkan mata sesaat sembari mengingat apa yang telah terjadi padanya. Dia mengedarkan pandangan, mendapati dirinya berada di ruangan yang asing, dia bertanya-tanya. “Di mana aku?” tanyanya. Tetapi tak ada seorang pun bersamanya saat ini. Sehingga dia mengubah posisinya. “Au! Sakit,” keluh Elena, sambil memegang bagian belakang kepalanya. Dia melihat sisi kanan dan kirinya. Dia melihat kalender di atas nakas di sampingnya. Netra Elena membulat, saat membaca nama rumah sakit di kalender itu. “Ibu!” serunya. Sejak menjadi tawanan di Mansion Alvaro, dia belum pernah menjenguk ibunya sama sekali. Dia kembali melihat sekitar dengan cemas. Pria itu tak ada disini. Perlahan dia menurunkan kakinya ke lantai. Lalu berjalan ke arah pintu untuk melihat situasi. “Ini kesempatan,” gumamnya. Sebuah senyum terukir di bibirnya. Elena pun membuka pintu dan pergi. Di ruangan lain, Alvaro sedang menemui Dokter yang bertanggung jawab merawat Elena. “T

    Last Updated : 2025-01-13
  • TAWANAN HASRAT SANG MAFIA   Bab 12 - Lepaskan Pakaian!

    “Jangan permainkan aku! Jika tidak membantu, kembalikan ponselku.”"Berapa biayanya?" tanya Alvaro tiba-tiba, suaranya tenang namun penuh intimidasi.Elena menatapnya ragu, bibirnya sedikit bergetar. "500 juta," jawabnya lirih, hampir tak terdengar."Aku bisa bantu," katanya santai.Mata Elena membulat. Sesaat dia punya harapan, tapi itu segera hilang saat melihat tatapan pria itu yang penuh arti. Dia tahu, Alvaro tidak mungkin membantu tanpa imbalan."Apa maumu?" tanya Elena, suaranya gemetar namun berusaha tegar.Alvaro menatapnya dengan tajam, lalu berjalan memutar. Dia menghentikan langkah tepat di belakang Elena. "Berhenti melawanku,” bisik pria itu di telinga Elena. “Turuti perintahku, tanpa kecuali!" lanjutnya.Netra Elena bergetar. Menurut pada pria ini, itu berarti menyerahkan dirinya secara sukarela. “Tidak!” jawab Elena, tegas. “Berikan ponsel saya!” Elena menengadahkan tangannya, di depan Alvaro. Alvaro tersenyum sinis lalu kembali ke kursi kebesarannya. Dia membuka laci

    Last Updated : 2025-01-15
  • TAWANAN HASRAT SANG MAFIA   Bab 13 - Janji Elena

    Elena berdiri terpaku di tengah ruangan, tangannya gemetar saat meraih resleting gaun yang berada di punggungnya. Tubuhnya kaku, keringat dingin membasahi pelipisnya.Malu, takut, tapi Ini demi nyawa ibunya.Perlahan, dia menurunkan resleting gaunnya. Udara dingin segera menyentuh kulit punggungnya, membuatnya bergidik. Gaun itu mulai melorot dari bahunya, hingga akhirnya jatuh ke lantai, menumpuk di kakinya. Kini tubuhnya hanya tertutup pakaian dalam.Dia pejamkan matanya rapat-rapat, tak sanggup menatap pria yang kini berjalan mendekatinya. Nafasnya terdengar berat, hatinya berdebar kencang. Setiap langkah pria itu terdengar jelas.Dia tahu pria itu sudah berdiri di depannya, hanya berjarak beberapa inci darinya. Tangan Alvaro yang besar dan kuat terulur perlahan, menyentuh pipinya dengan lembut. Elena terkejut, namun tak berani membuka matanya. Dia hanya bisa berdiri di sana, dengan tubuh gemetar karena rasa takut menanti apa yang akan dilakukan Alvaro padanya.Jari-jari Alvaro ya

    Last Updated : 2025-01-15
  • TAWANAN HASRAT SANG MAFIA   Bab 14 - Kompromi

    Elena membeku, tubuhnya terasa berat. Kata-kata Jose masih menggema di telinganya, menyesakkan dada. Kejadian di kamar Alvaro beberapa jam lalu berputar di benaknya, menyisakan perasaan takut dan bingung. Tapi, tak ada waktu untuk menghindar. Pria itu menunggunya.“Baik, saya akan segera ke sana,” jawabnya pelan, mencoba menenangkan diri.Elena bangkit perlahan, menggenggam erat gaun tidur tipis yang membalut tubuhnya. Naluri ingin lari begitu kuat, tapi dia tahu itu mustahil. Dia sudah berjanji. Setelah menarik napas panjang, dia melangkah keluar dengan langkah ragu.Mansion terasa sunyi, langkah kakinya bergema di koridor panjang. Setiap detik serasa menekan. Di depan pintu kamar Alvaro, dia berhenti. Tangannya terulur, tapi gemetar saat hampir menyentuh gagang pintu.“Masuk,” suara Alvaro tiba-tiba terdengar dari dalam, membuatnya terkejut. Seolah pria itu tahu dia ada di sana.Elena mendorong pintu dengan hati-hati. Di dalam, Alvaro duduk santai di sofa. Kemeja putihnya terbuka di

    Last Updated : 2025-01-17
  • TAWANAN HASRAT SANG MAFIA   Bab 15 - Jadi Wanitaku

    Elena bangun lebih pagi. Sengaja, dia memilih salah satu gaun yang dibelikan Alvaro. Pilihannya jatuh pada gaun berwarna krem dengan potongan yang pas di tubuhnya. Setelah memastikan penampilannya, Elena turun ke dapur. Para pelayan yang tengah sibuk menyiapkan sarapan langsung terkejut melihatnya.“Nyonya Elena, ada yang bisa kami bantu?” salah satu dari mereka bertanya, terlihat bingung dengan kehadiran Elena.“Tidak, Saya hanya akan membantu menyiapkan makanan Tuan,” jawab Elena dengan nada tenang.Pelayan-pelayan itu saling pandang dengan ragu. “Tapi, Nyonya, ini tugas kami. Anda tidak perlu repot-repot.”Elena hanya tersenyum tipis. “Tidak apa-apa. Saya ingin melakukannya sendiri.”Tanpa menunggu jawaban lagi, Elena mulai mengatur piring dan mempersiapkan hidangan untuk Alvaro. Meski beberapa pelayan mencoba membujuknya untuk berhenti, dia tetap bersikeras melanjutkan pekerjaannya. Tangannya cekatan menyusun makanan di atas meja makan dengan rapi.Tak lama kemudian, langkah berat

    Last Updated : 2025-01-17
  • TAWANAN HASRAT SANG MAFIA   Bab 16 - Dasar Wanita Jalang!

    Elena keluar dari kamar mandi, dengan berbalut handuk. Dia mengendap-endap memastikan Alvaro tidak ada di kamar ini. Langkahnya terhenti ketika matanya jatuh pada sebuah gaun yang terhampar di atas tempat tidur. Gaun merah marun dengan desain mewah yang elegan. Potongan kerah berbentuk hati, bagian bawah menjuntai anggun dengan belahan tinggi di satu sisi. Di sampingnya, ada secarik kertas kecil. Pakai ini! -Alvaro Elena mendengus. Membaca tulisan itu, dia langsung tahu bahwa itu dari Alvaro. Dia mengangkat gaun itu, memeriksa detailnya. Tanpa sadar, sebuah senyuman kecil tersungging di bibirnya. Gaun ini indah, terlalu indah untuk ditolak. Setelah mengenakan gaun itu, Elena berdiri di depan cermin besar. Gaun tersebut membalut tubuhnya dengan sempurna, menonjolkan lekuk tubuhnya. Dia benar-benar tak menyangka, sebuah gaun mahal bisa mengubah dirinya menjadi terlihat begitu berbeda. Meski juga ada sedikit gugup ketika memikirkan reaksi Alvaro nanti. Saat sedang merapikan rambut,

    Last Updated : 2025-01-19
  • TAWANAN HASRAT SANG MAFIA   Bab 17 - Sentuh Aku

    Elena tersenyum tipis, melihat ekspresi kekesalan yang tercetak jelas di wajah Delisa. sebenarnya dia tak ingin menyakiti siapapun, tetapi sikap dingin Delisa padanya, membuatnya kesal. Itu membuat Elena, sedikit memanfaatkan posisinya di pesta ini. “Elena, calon istri Alvaro,” kata Elena, sambil mengulurkan tangan ke Delisa. Elena sengaja membuat nadanya terdengar dibuat-buat, dia pun menunjukkan sikap sebagaimana dia bertindak seperti calon istri Alvaro yang sebenarnya. Bahkan wanita itu tak merasa risih saat mengalungkan kedua tangannya di leher Alvaro, menatap penuh cinta dengan senyum mesra pada pria yang selalu dia hindari itu. Sedangkan Alvaro, hanya menatap penuh arti, dengan senyum samar menikmati semua permainan yang dilakukan Elena. “Saya akan pergi, ambil minum, “ kata Delisa, mengabaikan uluran tangan Elena dan pergi. Elena berdecih, tetapi dia tersenyum puas karena merasa menang. Tingkah nakal Elena itu membuat Alvaro gemas, hingga memukul pantat wanita itu.

    Last Updated : 2025-01-19
  • TAWANAN HASRAT SANG MAFIA   Bab 18 - Obat Perangsang, Sialan!

    Elena menyelipkan tangannya ke belakang leher Alvaro, menariknya hingga jarak di antara mereka tak lagi ada. Dia mencium bibir Alvaro dengan penuh hasrat kembali, hingga membuat pria itu lupa akan janjinya. Alvaro memeluk Elena erat, membalas ciumannya dengan penuh intensitas. Saat Alvaro hendak melangkah lebih jauh menjelajah tubuh Elena, suara Jose terdengar dari luar. Alvaro tersentak, menghentikan aksinya. Dia menjauhkan wajahnya, menahan rintihan Elena yang masih menginginkannya. "Tuan, saya membawa dokter seperti yang Anda minta." Alvaro segera berdiri, dia mengatur napasnya, untuk meredam gejolak di dalam dirinya. Sesaat dia menatap Elena yang masih menggeliat gelisah, dengan desahan yang menggelitik hasrat Alvaro. “Shit!” Dia berjalan ke pintu dan membukanya dengan cepat. Jose berdiri bersama seorang pria berusia sekitar lima puluhan dengan jas putih, membawa tas medis kecil di tangannya. "Dokter akan memeriksa Nyonya Elena," jelas Jose. "Masuk," ujar Alvaro singka

    Last Updated : 2025-01-19

Latest chapter

  • TAWANAN HASRAT SANG MAFIA   Bab 76 - Jalankan Rencana

    “Kamu yakin? Tidak takut?”“Aku sudah lama membiarkannya, ini saatnya menunjukkan bahwa tidak semua orang bisa dia injak seenaknya.”Alvaro hanya tersenyum tipis mendengar kalimat yang keluar dari bibir wanita di sampingnya itu. Begitu mobil berhenti di depan gedung perusahaan, Alvaro segera keluar lebih dulu. Dengan langkah tenang, ia membuka pintu untuk Elena, membuat wanita itu menatapnya sesaat.“Keluar,” ucap Alvaro singkat.Elena menghela napas, lalu turun dari mobil. Saat mereka melangkah masuk, Jose dan beberapa pengawal berjalan di belakang mereka.Begitu sampai di lantai tertinggi gedung ini. Sebelum masuk ke ruangan Alvaro. “Jose.”“Ya, Tuan?”“Ajari dia pekerjaanmu.”Jose menatap Elena sekilas sebelum kembali menatap Alvaro, memastikan ia tidak salah dengar. “Maksud Tuan, saya harus mengajarkan pekerjaan saya kepada Nyonya?”Alvaro mengangguk tanpa ragu. “Ya.”Elena mengernyit. “Tunggu, maksudmu aku bekerja dengan Jose?”Alvaro yang semula hendak melangkah ke ruangannya,

  • TAWANAN HASRAT SANG MAFIA   Bab 75 - Rencana Pembalasan

    Keesokan paginya, Elena terbangun dalam pelukan Alvaro. Pria itu mendekapnya. Karena masih kesal semalam, Elena perlahan beringsut mengubah posisi menjadi membelakangi. Namun, tak disangka Alvaro menyadari gerakannya. Sehingga saat dia berhasil mengubah posisi. Alvaro kembali mendekapnya dari belakang. “Masih marah?” Bisiknya pelan. Elena diam, tak ingin bicara. Alvaro semakin mendekatkan tubuh Elena dalam pelukannya. “Sudah pagi, aku harus pergi.”“Kemana pagi-pagi?”“Bekerja, aku sadar aku cuma wanita simpanan yang bisa kamu buang kapan saja.”Elena hendak bangun, tetapi tubuhnya ditarik kembali oleh Alvaro. “Kita pergi bersama.”“Tidak perlu,” ucap Elena, ketus.Akhirnya Alvaro menyerah, dan membiarkan Elena pergi dari pelukannya. Berdebat dengan wanita itu saat marah tak akan bisa menang. Karena itu, dia memberikan Elena waktu untuk meredakan kemarahannya. Saat melihat Elena masuk ke dalam kamar mandi, Alvaro mengambil ponselnya di atas nakas. “Bagaimana?”“Kami sudah dapat

  • TAWANAN HASRAT SANG MAFIA   Bab 74 - Jadi Ini Ulahnya?

    Pyar!Botol bir di tangannya dihantamkan ke meja kaca, pecahannya berhamburan ke lantai. Wanita-wanita di samping pria itu menjerit kecil dan mundur, sementara para pengawal langsung menodongkan pistol ke arahnya.Alvaro tetap berdiri tegak, menatap pria tua itu dengan mata dingin.Tidak ada yang berani menarik pelatuk lebih dulu.Mereka tahu siapa Alvaro.Pria yang berdiri di depan mereka bukan sekadar seorang pengusaha muda yang sedang naik daun. Dia adalah sosok yang namanya bergema di dunia bisnis. Orang yang tidak akan ragu mengotori tangannya jika diperlukan.Pria tua itu menghela napas panjang, lalu memberikan isyarat dengan satu gerakan tangan. Seketika, para pengawalnya menurunkan pistol mereka, meskipun tatapan mereka masih penuh kewaspadaan."Jadi benar, kau lemah karena wanita itu?"Alvaro mencengkeram kerahnya dan menariknya mendekat."Omong kosong!" suaranya rendah, penuh ancaman. "Aku tak butuh bisnismu."Pria itu mengangkat kedua tangannya ke atas, seolah memberi isya

  • TAWANAN HASRAT SANG MAFIA   Bab 73 - Perangkap Delisa

    Delisa menatap layar ponselnya dengan sorot mata penuh kebencian. Foto-foto Alvaro dan Elena dari informan yang disewanya terpampang di atas meja.“Seharusnya aku yang ada di sana… Seharusnya aku yang dia tatap seperti itu…” gumamnya dengan suara bergetar.Tangannya mengepal erat. Sudah cukup lama menahan diri, berharap Alvaro akhirnya melihatnya, memilihnya. Tapi yang terjadi justru sebaliknya—Elena muncul dan merebut tempat yang seharusnya menjadi miliknya.Tidak lagi.Jika Alvaro tidak bisa menjadi miliknya, maka Elena juga tidak boleh memilikinya.Delisa tahu bahwa Alvaro bukan pria yang mudah dipermainkan. Dia tidak bisa langsung menyerang Elena secara fisik, itu terlalu berisiko. Jadi, ia memutuskan untuk menyerang dari sisi lain, yaitu kepercayaan Alvaro.“Dasar wanita jalang, kita lihat apakah Alvaro masih mau denganmu.”Malam itu juga, Delisa menghubungi seorang. “Aku punya pekerjaan untukmu,” katanya dengan nada dingin.Pria di seberang telepon tertawa kecil.“Baik.”***Ha

  • TAWANAN HASRAT SANG MAFIA   Bab 72 - Ada yang Cemburu

    Elena memutar bola matanya, berusaha mengabaikan cara Alvaro menatapnya. Ia tahu pria itu sedang mencoba menggodanya lagi, dan ia tidak akan membiarkan dirinya terjebak begitu saja.Elena mengernyit. “Al, pinggangku hampir patah karena ulahmu. Tidak lagi, lagi pula lukamu belum sembuh benar. Kamu ingin aku mengganti perbanmu lagi?”Alvaro menarik napas pelan, lalu dengan satu tarikan lembut, ia membuat Elena kembali terduduk di tepi ranjang, tepat di sampingnya. Tatapan matanya yang intens membuat Elena sulit untuk berpaling."Ini salahmu.""Salahku? Bagaimana bisa?"Alvaro mulai meraba bibir Elena lembut, “kamu membuatku candu."Elena menelan ludah, jantungnya berdegup lebih kencang dari biasanya. Ia ingin marah tetapi entah kenapa dia merasa tersanjung dengan pujian pria itu. Melihat Elena hanya diam, Alvaro tersenyum tipis, lalu mengangkat tangannya untuk menyelipkan helai rambut yang jatuh di wajahnya. “Aku tahu kamu khawatir.”Elena mendesah, akhirnya memalingkan wajahnya. “Kamu

  • TAWANAN HASRAT SANG MAFIA   Bab 71 - Jangan Mulai Lagi

    Alvaro menatap Elena dengan intens, seolah mencoba membaca pikirannya. Tatapannya tajam, penuh rasa ingin tahu, tetapi Elena tetap berusaha menjaga ekspresinya tetap tenang. “Iya, dia mengkhawatirkanmu,” ucapnya santai. “Dia bertanya tentang keadaanmu dan memintaku untuk menjagamu.” “Hanya itu?” tanyanya kembali. Seolah-olah dia tak puas dengan jawaban yang diberikan Elena barusan. Alvaro terdiam sesaat, menatapnya tanpa ekspresi yang jelas. Suasana di antara mereka sedikit canggung, seakan ada sesuatu yang menggantung di udara, tetapi Elena berusaha mengabaikannya. “Beristirahatlah,” katanya akhirnya, bangkit dari tempat tidur. “Aku akan menyiapkan makanan untuk kita.” Namun, sebelum ia bisa melangkah pergi, Alvaro tiba-tiba meraih pergelangan tangannya dan menariknya kembali ke tempat tidur dengan gerakan cepat. Elena tersentak saat mendapati dirinya terduduk di pangkuannya, wajah mereka hanya berjarak beberapa inci. Hawa panas tubuh Alvaro begitu dekat, membuat jantungnya ber

  • TAWANAN HASRAT SANG MAFIA   Bab 70 - Jangan Pergi

    Alvaro menatap Elena dengan lembut, sesuatu yang jarang terlihat darinya. Walau tubuhnya masih lemah, bibirnya melengkung dalam senyuman tipis.Pria itu menatapnya tanpa berkata-kata. Hening menyelimuti ruangan, hanya suara mesin medis yang berbunyi pelan.Lalu, tiba-tiba, Alvaro mengulurkan tangannya yang lemah ke arah Elena. Jangan pergi dariku."Elena terdiam. Kata-kata Don kembali terngiang di benaknya. "Jika kau benar-benar mencintainya, tinggalkan dia."Tapi, saat menatap Alvaro yang masih menunggunya dengan tatapan serius, dia tahu… dia tidak bisa melakukannya.Perlahan, Elena menggenggam erat tangan Alvaro."Aku…tidak akan pergi," bisiknya.Dia menghela napas panjang sebelum akhirnya berdiri. "Aku akan keluar sebentar," katanya.Alvaro menatapnya sebentar, seolah enggan membiarkannya pergi, tapi akhirnya mengangguk. "Jangan lama-lama."Elena hanya tersenyum kecil sebelum melangkah keluar dari ruangan, menutup pintu di belakangnya dengan pelan.Begitu Elena pergi, Jose masuk ke

  • TAWANAN HASRAT SANG MAFIA   Bab 69 - Cinta adalah Kelemahan

    Elena membeku di tempat. Jantungnya seakan berhenti berdetak saat matanya bertemu dengan sosok yang berdiri di depan pintu—seorang pria paruh baya dengan tatapan tajam, penuh wibawa.Don.Ayah Alvaro.“Mari kita bicara,” suara Don terdengar dalam dan penuh otoritas.Elena menelan ludah, tangannya mengepal di sisi tubuhnya. Di dalam ruangan, Alvaro masih terbaring lemah. Dia tidak ingin pergi jauh, tapi tatapan Don memberinya isyarat bahwa dia tidak punya pilihan.“Baik,” jawabnya pelan.Don berbalik, melangkah dengan tenang menuju lorong rumah sakit. Elena ragu sejenak sebelum akhirnya mengikuti di belakangnya.Ketika mereka sampai di area yang lebih sepi, Don berhenti dan berbalik menatapnya.“Apa kamu mencintainya?” tanyanya langsung, tanpa basa-basi.Elena mengerjap. Dia bisa merasakan ketegangan yang begitu kuat dari cara pria itu menatapnya."Aku..." Dia menarik napas, mencoba mengumpulkan keberanian.“Jika iya, tinggalkan dia.”Mata Elena terbelalak, hatinya seolah berhenti berd

  • TAWANAN HASRAT SANG MAFIA   Bab 68 - Kita Perlu Bicara

    Bab 68 - Elena tersentak, dia mendengar perintah Alvaro dengan jelas. Tetapi tubuhnya membeku di tempat. Semua terjadi begitu cepat, pria bersenjata lain langsung mengangkat pistol mereka.DOR!Tembakan pertama melesat, nyaris mengenai Alvaro yang dengan cekatan menjadikan tubuh pria yang tadi diserangnya sebagai perisai. Darah muncrat saat peluru menghantam dada pria itu, membuatnya limbung sebelum jatuh tak bernyawa.“Lari!” Alvaro mengulang perintahnya lebih keras, tapi Elena masih terpaku.Salah satu pria menodongkan pistol ke arahnya.DOR!Elena menjerit dan memejamkan mata, namun tubuhnya tetap utuh. Saat membuka mata, yang dilihatnya justru Alvaro—berdiri di depannya, dadanya tertembus peluru.Tubuh Alvaro tersentak ke belakang, nafasnya tercekat. Darah dengan cepat merembes dari luka di dada kirinya, mengalir membasahi kemeja yang dikenakannya.Elena menjerit, “ALVARO!”Tatapannya nanar saat melihat tubuh pria itu melemah. Alvaro masih berdiri, tapi lututnya tampak goyah. Tan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status