Semua Bab TAWANAN HASRAT SANG MAFIA: Bab 21 - Bab 30

56 Bab

Bab 21 - Hadiah Spesial

Elena segera masuk ke toko barang antik itu. Aroma kayu tua dan debu memenuhi ruangan, tetapi ada sesuatu yang hangat dan menarik dari tempat ini. Mata Elena menyapu deretan barang-barang kuno yang berjajar rapi. Pandangannya berhenti pada sebuah benda yang dipajang di sudut ruangan. “Ini dia,” gumam Elena, sambil berjalan mendekat. Seorang pria tua yang sepertinya pemilik toko muncul dari balik rak. “Selamat datang, Nona. Ada yang bisa saya bantu?” “Bisa saya lihat itu,” kata Elena sambil menunjuk benda di sudut ruangan yang menyita perhatiannya. “Tentu saja!” Pemilik toko itu, melangkah mendekat dan mengambil barang yang diminta Elena. Elena tersenyum, tetapi tak lama wajahnya memucat saat pria itu mengatakan harga barang itu. “Lima ribu dolar, ini barang antik buatan tangan dengan detail yang sangat rumit,” kata pemilik toko itu dengan nada percaya diri. “Boleh kurang?” tanya Elena, penuh harap. Pemilik toko tersenyum ramah, tetapi tegas menolak. “Maaf, Nyonya
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-23
Baca selengkapnya

Bab 22 - Ke Kamar Sekarang!

Mata Elena terbelalak. Tenggorokannya tercekat. Tubuhnya sampai terhuyung, tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Bagaimana bisa Alvaro ada di sini? Bukankah dia seharusnya bersama Don Moretti? “Elena,” panggil Alvaro dengan suara rendah, tetapi cukup membuat tubuh Elena merinding. Elena menelan ludah, mencoba menenangkan dirinya. Dia tahu, jika Alvaro tahu dia kabur tanpa izin, konsekuensinya akan sangat berat. Tetapi dia tidak punya pilihan. Ibunya membutuhkan dia. “Ngapain di sini?” tanya Alvaro, tatapannya tajam menghujam. Elena melangkah mendekat dengan hati-hati. Dia tahu, ini situasi yang rumit. Jika Alvaro masuk ke kamar ibunya, semuanya bisa berantakan. “Tuan Alvaro,” bisik Elena, suaranya hampir tak terdengar. “Saya tahu, saya salah. Saya hanya ingin bertemu ibu saya. Saya akan menjelaskan semuanya nanti, saya janji. Saya akan menerima hukuman dari anda.” Alvaro terdiam, ekspresinya datar, masih menata Elena dengan tajam, seolah mencoba membaca pikirannya. “Lima menit
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-24
Baca selengkapnya

Bab 23 - Bercerai, kita menikah

Elena segera menuruni anak tangga menuju kamar pria itu. Dia tak punya pilihan, selain menurut. Karena dia tahu bahwa dia telah melakukan kesalahan. Saat ini mungkin pria itu sedang tidak dalam mood yang baik, jadi Elena tak mau menyulit kemarahannya. Meski dalam hati dia sangat menolak keputusannya untuk pindah ke kamar pria itu. Satu rumah dengan pria itu saja cukup membuat sesak, apalagi dalam satu kamar. Elena bergidik ngeri.Dia menghela napas dalam, lalu menarik kenop pintu itu, melangkahkan kakinya ke dalam. Matanya beredar ke seluruh ruangan yang didominasi warna hitam itu. Aura di kamar ini, begitu dingin seperti pemiliknya. Elena duduk di tepi tempat tidur, tak tahu harus melakukan apa. Saat dia akan beranjak, kembali ke pintu. Alvaro membuka pintu itu. “Mau ke mana?”“Aku…akan mandi, aku mau ambil pakaianku.”Elena menjawab tanpa melihat Alvaro. Pria itu mendekat dua langkah. “Pakaianmu ada di sini,”katanya.Elena memberanikan diri menatap pria itu. Ada sesuatu yang m
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-26
Baca selengkapnya

Bab 24 - Salah Tangkap

Tanpa menunggu jawaban, Alvaro berbalik, meninggalkan ruangan.“Berhenti!” seru Elena tiba-tiba.Langkah Alvaro terhenti di ambang pintu. Ia tak menoleh, hanya menunggu.“Kenapa kamu begitu kejam, Alvaro?” Elena mendekat beberapa langkah, suaranya bergetar. “Bukankah kamu juga punya ibu? Yang juga seorang wanita. Bagaimana perasaanmu jika dia diperlakukan seperti aku?”Alvaro akhirnya menoleh, wajahnya mengeras. “Bukan urusanmu.”Elena mendekat, menatapnya penuh kebencian. “Oke itu memang bukan urusanku, tetapi kenapa aku? Bukankah di pesta itu ada wanita yang menyukaimu? Kenapa bukan dia? Dia pasti akan dengan senang hati menjadi istrimu! Dan kalian sangat serasi sekali.”Alvaro mendesah pendek. “Diam, Elena.”Elena mendongak, air mata menggantung di pelupuk matanya. “Kalau ini soal hutang Vincent, aku bisa bekerja! Aku akan mencicilnya!”Alvaro tertawa kecil, sarkastik. “Lucu sekali.”“Mencicil, 20 miliar?”Wajah Elena memerah, tangannya terkepal erat. “Kamu selalu meremehkan aku! Y
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-26
Baca selengkapnya

25 - Siap Eksekusi

Elena duduk di tepi tempat tidur, untuk kesekian kalinya, dia mencoba menghubungi Vincent. Namun, hasilnya tetap sama—tidak terhubung.Dengan frustasi, ia meletakkan ponsel di sampingnya. Setelah sarapan tadi, ia mendengar dari para pelayan bahwa Alvaro tidak kembali ke mansion semalam. Entah apa yang sedang pria itu lakukan, tetapi ketidakhadirannya sejenak membuat Elena sedikit lega.Suara ketukan di pintu terdengar. Elena segera berdiri dan berjalan membuka pintu dengan perlahan.“Jose?” Ia terkejut melihat orang kepercayaan Alvaro, berdiri di depannya. Dia membawa sebuah kotak besar di tangannya.“Selamat pagi, Nyonya,” sapa Jose sopan. “Tuan Alvaro meminta Anda ikut bersama saya. Beliau juga meminta Anda, mengenakan pakaian yang ada di dalam kotak ini.”Kata-kata Jose membuat jantung Elena berdegup kencang. Ia menatap kotak besar itu.“Terima kasih, Jose. Aku akan bersiap,” ujar Elena singkat.Jose membungkuk sopan. “Saya menunggu di luar, Nyonya.”Saat pintu tertutup, Elena mena
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-27
Baca selengkapnya

Bab 26 - Perhatian Kecil

Alvaro menggenggam erat tangan Elena, menariknya menuju mobil dengan tergesa-gesa. Wajahnya tegang, matanya menunjukkan kecemasan yang tak biasa. Begitu dia menerima telepon."Ikut denganku," katanya tegas tanpa memberikan kesempatan Elena untuk menolak.Elena menatapnya sejenak, ragu. Haruskah dia ikut campur dalam urusan Alvaro? Tetapi, sebelum dia sempat berkata apa-apa, Alvaro menghentikan langkahnya dan menatapnya dalam-dalam."Kita bicara lagi nanti," ucapnya dengan nada lembut namun penuh ketegasan.Kata-kata itu cukup untuk membuat Elena menurut. Dia hanya mengangguk pelan, membiarkan dirinya dibawa pergi oleh pria itu.Setibanya di rumah sakit, Alvaro berjalan cepat menuju lantai rawat inap. Tangannya masih menggenggam tangan Elena erat, seolah tak ingin melepaskannya. Mereka tiba di sebuah kamar besar yang dipenuhi peralatan medis. Di sana, Don Moretti, ayah Alvaro, terbaring dengan selang infus dan monitor yang terus berbunyi.Di samping ranjang, seorang pria tua berdiri de
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-28
Baca selengkapnya

Bab 27 - Dibalik Kesedihan

Begitu sampai di mobil, Alvaro menurunkan Elena ke jok penumpang dan memastikan dia duduk dengan nyaman. Lalu, dia berjalan mengitari mobil dan masuk ke sisi yang lain.Jose segera mengambil tempat di kursi pengemudi. Tetapi sebelum dia menyalakan mesin, Alvaro meminta sesuatu darinya.“Jose, kotak obat,” katanya tanpa basa-basi.Jose langsung membuka laci dashboard dan menyerahkan kotak obat kecil ke belakang. Alvaro menerimanya, mobil mulai berjalan perlahan. Alvaro mengubah duduknya menghadap Elena dan membuka kotak obat itu di sampingnya.“Angkat kakimu,” perintahnya singkat.Elena terkejut. "Apa?"Alvaro, yang tidak terbiasa mendengar penolakan, langsung menarik kaki Elena ke pangkuannya. Dia mulai membuka kotak obat, mencari antiseptik dan plester luka.Elena memekik kaget. “ Apa yang kau lakukan?""Diam," balas Alvaro singkat sambil mengoleskan kapas beralkohol ke luka di pergelangan kaki Elena.Elena refleks menggigit bibirnya, perhatian Alvaro itu, membuat hatinya sedikit be
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-28
Baca selengkapnya

Bab 28 - Menebus kesalahan

Elena tersentak, wajahnya memerah karena ketahuan. “Aku... aku hanya ingin membangunkanmu,” katanya tergagap. Alvaro duduk perlahan, mengusap wajahnya. “Kenapa?” Elena menghindari tatapan pria itu. “Kata pelayan, kau belum makan sejak siang. Jadi, aku pikir…” Alvaro menatapnya lama, matanya sedikit memicing, seolah mencoba membaca maksud Elena. “Tumben perhatian?” katanya tiba-tiba, nadanya menggoda namun tetap dingin. Elena tertegun, merasa salah tingkah. “Aku… aku hanya ingin berterima kasih. Juga minta maaf karena tadi aku menyinggung tentang ibumu,” ucapnya dengan suara pelan, menunduk dalam-dalam. “Merasa bersalah?” ulang Alvaro, menatap Elena dengan intensitas yang sulit ditebak. Elena mengangguk, tak mampu menjawab dengan kata-kata. Kalimat berikutnya dari Alvaro membuat Elena terpaku, “tinggallah lebih lama.” Elena mengangkat wajahnya, menatap Alvaro dengan tatapan bingung. “Apa maksudmu?” “Sampai Don sembuh,” tambah Alvaro, nadanya serius. Elena menelan ludah, merasa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-28
Baca selengkapnya

Bab 29 - Ikutlah kami

Elena diam, dia tak tahu apa rencana sebenarnya pria ini. Tetapi yang dia tahu adalah ucapan Alvaro saat ini adalah sebuah kebohongan, karena statusnya saat ini adalah istri orang lain. Dan itu membuat mereka tak mungkin menikah. Pintu lift terbuka. Alvaro meraih tangan Elena. “Lepaskan!” teriak Elena sambil mendorong tubuh Alvaro. Elena bergegas keluar, Alvaro masih berusaha mengejar Elena untuk membuat kesepakatan dengan wanita itu. Tetapi Elena, tak mau mendengar ucapan Alvaro. Dia mempercepat langkahnya. “Elena,” panggilnya, tangan Alvaro mencoba menghentikan Elena. Tetapi wanita itu segera masuk ke toilet, menghindar dari Alvaro. “Keluar, atau aku masuk!” ancam Alvaro. Pria itu berdiri di depan pintu toilet wanita. Elena mengabaikan panggilan Alvaro, dia menatap pantulan wajahnya di cermin, bibirnya sedikit bengkak karena ciuman paksa Alvaro tadi. “Pria ini, benar-benar….” desisnya. Sengaja dia berlama-lama di kamar mandi, untuk mengulur waktu. Tetapi kemudian, Elena
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-29
Baca selengkapnya

Bab 30 - Penjara Baru

Elena menatap Don dengan ekspresi tak percaya, seolah berharap ucapan pria tua itu hanyalah lelucon semata. Tetapi sayangnya, raut wajah Don terlalu serius untuk itu.“Don, aku rasa itu tidak perlu,” ujar Elena pelan, mencoba mencari celah untuk menolak.Don hanya tersenyum tipis. “Kalian akan segera menikah, Elena. Bukankah ini hal yang wajar untuk dilakukan?”Ucapan Don langsung membuat Elena kehilangan kata-kata. Dia melirik Alvaro, berharap pria itu membantunya. Tapi bukannya menolak, Alvaro justru menatapnya dengan senyum penuh kemenangan. Seolah mengatakan, Kamu tidak punya pilihan.“Baiklah, Papa,” jawab Alvaro akhirnya, tanpa memberi Elena kesempatan untuk membantah. “Elena akan ikut.”Elena menahan napas, mencoba menenangkan detak jantungnya yang terasa semakin cepat. Dia tidak percaya situasi ini semakin buruk. Sebelumnya, dia berharap bisa menjauh dari Alvaro. Tapi sekarang, pria itu justru semakin mendekat ke kehidupannya.“Bagus,” kata Don puas,“Aku ingin pulang secepatny
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-29
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status