Home / Romansa / TAWANAN HASRAT SANG MAFIA / Bab 29 - Ikutlah kami

Share

Bab 29 - Ikutlah kami

Author: Farsheed Mo
last update Last Updated: 2025-01-29 07:34:33
Elena diam, dia tak tahu apa rencana sebenarnya pria ini. Tetapi yang dia tahu adalah ucapan Alvaro saat ini adalah sebuah kebohongan, karena statusnya saat ini adalah istri orang lain. Dan itu membuat mereka tak mungkin menikah.

Pintu lift terbuka. Alvaro meraih tangan Elena.

“Lepaskan!” teriak Elena sambil mendorong tubuh Alvaro.

Elena bergegas keluar, Alvaro masih berusaha mengejar Elena untuk membuat kesepakatan dengan wanita itu. Tetapi Elena, tak mau mendengar ucapan Alvaro. Dia mempercepat langkahnya.

“Elena,” panggilnya, tangan Alvaro mencoba menghentikan Elena. Tetapi wanita itu segera masuk ke toilet, menghindar dari Alvaro.

“Keluar, atau aku masuk!” ancam Alvaro. Pria itu berdiri di depan pintu toilet wanita.

Elena mengabaikan panggilan Alvaro, dia menatap pantulan wajahnya di cermin, bibirnya sedikit bengkak karena ciuman paksa Alvaro tadi.

“Pria ini, benar-benar….” desisnya.

Sengaja dia berlama-lama di kamar mandi, untuk mengulur waktu. Tetapi kemudian, Elena
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • TAWANAN HASRAT SANG MAFIA   Bab 30 - Penjara Baru

    Elena menatap Don dengan ekspresi tak percaya, seolah berharap ucapan pria tua itu hanyalah lelucon semata. Tetapi sayangnya, raut wajah Don terlalu serius untuk itu.“Don, aku rasa itu tidak perlu,” ujar Elena pelan, mencoba mencari celah untuk menolak.Don hanya tersenyum tipis. “Kalian akan segera menikah, Elena. Bukankah ini hal yang wajar untuk dilakukan?”Ucapan Don langsung membuat Elena kehilangan kata-kata. Dia melirik Alvaro, berharap pria itu membantunya. Tapi bukannya menolak, Alvaro justru menatapnya dengan senyum penuh kemenangan. Seolah mengatakan, Kamu tidak punya pilihan.“Baiklah, Papa,” jawab Alvaro akhirnya, tanpa memberi Elena kesempatan untuk membantah. “Elena akan ikut.”Elena menahan napas, mencoba menenangkan detak jantungnya yang terasa semakin cepat. Dia tidak percaya situasi ini semakin buruk. Sebelumnya, dia berharap bisa menjauh dari Alvaro. Tapi sekarang, pria itu justru semakin mendekat ke kehidupannya.“Bagus,” kata Don puas,“Aku ingin pulang secepatny

    Last Updated : 2025-01-29
  • TAWANAN HASRAT SANG MAFIA   Bab 31 - Mati Berdiri

    Elena membelalakkan mata. Sementara Alvaro hanya tertawa kecil, menikmati keterkejutan wanita itu. "Don, itu terlalu cepat!" seru Elena, berusaha terdengar tenang meski hatinya berkecamuk. Don hanya tersenyum tipis. "Itu harapanku saat ini." Elena menelan ludah, merasa semakin terpojok. Dia ingin membantah, tapi ia tahu, Don tak bisa dibantah. "Jangan goda Elena, Pa," ujar Alvaro santai, tetapi sorot matanya mengatakan hal lain. Elena bisa melihat ada sesuatu di balik tatapan itu. Don menghela napas panjang, lalu menatap mereka bergantian. "Baiklah, cukup untuk malam ini. Aku lelah, kalian boleh kembali ke kamar." Elena segera bangkit, merasa lega akhirnya bisa keluar dari ruangan itu. Namun, saat ia berbalik hendak pergi, Don kembali berbicara, membuat langkahnya terhenti. "Ingat, Alvaro," kata Don dengan nada serius, "Kau sudah memilihnya, jika tidak bisa menjaganya dengan baik, maka lepaskan." Alvaro tersenyum kecil. "Baik Pa." Elena merasakan bulu kuduknya meremang. Ia me

    Last Updated : 2025-01-29
  • TAWANAN HASRAT SANG MAFIA   Bab 32 - Menantu Kecil

    Elena perlahan membuka matanya. Matanya membelalak begitu menyadari apa yang dilakukannya. Tangannya masih melingkar di pinggang pria itu, dan kepalanya... Ya Tuhan, apakah dia benar-benar membenamkan wajahnya di dada pria itu semalaman?Elena meraup wajahnya gusar, seolah meyakinkan dirinya bahwa dia tak sedang bermimpi. Demi memastikan hal itu, dia pandang wajah Alvaro yang terlihat begitu damai dan…seksi. Alih-alih langsung menjauh, matanya justru terpaku pada dada bidang pria itu. Perutnya yang rata, otot-otot terlihat jelas, dan—tanpa sadar—Elena berpikir, jika pria ini pelukable. Hal itu membuat Elena jadi senyum-senyum sendiri. Sampai akhirnya, mata Alvaro perlahan terbuka, saat Elena masih sibuk mengagumi pria itu.“Selamat pagi, sayang.” Suara Alvaro rendah dan serak. Elena segera menjauhkan dirinya. Kaget sekaligus malu membuat wajahnya memerah.“K-Kenapa kau tidak membangunkanku kalau aku—aku...?” Elena tak sanggup melanjutkan kalimatnya.apa?” Alvaro menaikkan satu alis,

    Last Updated : 2025-01-30
  • TAWANAN HASRAT SANG MAFIA   Bab 33 - Tulus atau Palsu

    “Tentu saja, Don.” Elena tersenyum canggung, tetapi dalam hatinya terasa begitu hangat. Ini kali pertama dia disambut sebagai menantu, meskipun hanya sekadar menantu settingan. Orang tua Vincent bahkan tak pernah menganggapnya sebagai menantu, melainkan lebih seperti pembantu di rumah mereka.“Bagus, aku senang akhirnya ada wanita di meja makan ini,” ujar Don dengan tawa kecil, meskipun suaranya terdengar lemah.Alvaro hanya mengamati percakapan itu dalam diam. Melihat ayahnya tersenyum bahagia membuatnya teringat pada masa lalu, saat ibunya masih ada. Ia ingat bagaimana ibunya selalu menyajikan makanan dengan penuh kasih sayang. Sekarang, hanya tinggal kenangan yang tersisa.Saat makan, Don terlihat kesulitan. Tangan kanannya masih diinfus, membuatnya sulit untuk mengangkat sendok. Alvaro yang melihat hal itu berinisiatif membantu. Ia mengambil sendok, menyendokkan bubur ke dalam mangkuk, lalu mendekatkannya ke mulut Don. Namun, gerakannya terasa kaku dan canggung. Ia tidak terbiasa m

    Last Updated : 2025-01-30
  • TAWANAN HASRAT SANG MAFIA   Bab 34 - Cuma Anggur

    Alvaro menatap layar ponsel dengan ekspresi datar. Nama yang tertera di layar adalah Delisa."Kita harus bertemu," katanya dengan suara dingin.Di seberang telepon, Delisa terdiam sejenak sebelum menjawab dengan nada yang menggoda, "kebetulan aku sedang di hotel. Maukah kau menemuiku di sini?"Alvaro mengangguk kecil meskipun tahu Delisa tak bisa melihatnya. "Kirimkan lokasinya. Aku datang."Tak butuh waktu lama bagi Alvaro untuk tiba di hotel tempat Delisa menginap. Begitu masuk lobi, seorang pelayan langsung mengantarnya ke kamar suite di lantai atas. Saat pintu terbuka, Delisa menyambutnya dengan senyum penuh arti. Dia mengenakan gaun sutra merah yang membalut tubuhnya dengan sempurna."Aku tahu kau pasti datang," ucapnya dengan nada penuh kemenangan.Alvaro tidak merespons. Dia hanya berjalan masuk, matanya mengamati ruangan dengan seksama sebelum akhirnya duduk di sofa.Delisa menuangkan anggur merah ke dalam dua gelas kristal lalu menyerahkannya pada Alvaro. "Untuk menyambut ked

    Last Updated : 2025-01-30
  • TAWANAN HASRAT SANG MAFIA   Bab 35 - Ancaman Vincent

    Alvaro melangkah keluar dari kamar Delisa dengan wajah dingin. Rasa jijik masih menguasai dirinya setelah nyaris dijebak oleh wanita itu. Ia merapikan jasnya, menarik napas dalam-dalam, lalu berjalan menuju lobi hotel dengan langkah tegap.Begitu tiba di lobi, matanya tanpa sengaja menangkap sosok yang dia kenal. Alvaro menyipitkan matanya, memastikan penglihatannya tak salah. Pria itu sedang menggandeng mesra seorang wanita, dengan sesekali mencium pipi wanita itu. Rahangnya seketika mengeras. Apakah dia berselingkuh?“Brengsek!” umpat Alvaro.Tetapi kemudian, ponselnya bergetar di saku jasnya. Dengan cepat ia mengeluarkannya dan melihat nama yang tertera di layar. Ternyata Jose yang menghubunginya."Tuan, bukti sudah di tangan, ternyata benar dialah yang memberikan obat perangsang itu," kata suara Jose di seberang telepon.Alvaro yang semula terpaku pada sosok pria itu sedikit mengernyit. "Kau yakin?""Sangat yakin. Aku baru saja mengirimkan videonya. Anda bisa memeriksanya sekarang

    Last Updated : 2025-01-31
  • TAWANAN HASRAT SANG MAFIA   Bab 36 - Biarkan Aku Pergi

    Elena duduk di tepi tempat tidur, hatinya terasa seperti dihantam gelombang kekecewaan yang begitu besar. Ucapan Alvaro tadi masih menggema di kepalanya. Begitu mudahnya pria itu mengingatkan bahwa dia hanya sebatas jaminan hutang, seakan-akan dirinya tak lebih dari barang yang bisa ditukar. Dia terlalu berharap bahwa Alvaro akan melihatnya sebagai seorang wanita, tetapi dirinya salah.Di dalam kamar mandi, Alvaro bersandar pada dinding dengan air mengalir deras membasahi tubuhnya. Dia merutuki dirinya sendiri. Dia tahu bahwa kata-katanya telah menyakiti Elena. Tatapan terpukul wanita itu sebelum dia masuk ke kamar mandi terus menghantui pikirannya. Namun, dia tak bisa menunjukkan kelemahannya. Dia tak rela jika Elena kembali ke Vincent, pria yang begitu sering menyakitinya. Alvaro menggertakkan giginya, perasaan tak nyaman mulai merayapi hatinya. Sejak kapan dia peduli pada Elena? Dia tidak tahu. Tapi satu hal yang pasti, dia ingin menjauhkan wanita itu dari Vincent, dengan cara apa

    Last Updated : 2025-01-31
  • TAWANAN HASRAT SANG MAFIA   Bab 37 - Frustasi

    “Tidak!” tolak Elena. “Kenapa?” tanya Alvaro. Elena tak mungkin mengiyakan ucapan Alvaro padanya barusan, itu artinya, dia tak akan bebas dari pria itu. Sedangkan dia ingin hidupnya kembali. Sudah cukup dia dipandang sebelah mata. Selama tinggal dengan Alvaro, Elena sadar bahwa selama ini dia melakukan kebodohan yang membuat dirinya dikendalikan oleh Vincent dan dirinya tak punya daya untuk melawan. Karena itu dia tak ingin mengulang kesalahan yang sama. Dia ingin mencintai seseorang tanpa harus memiliki kesepakatan apapun. Karena itu dia ingin mengakhiri semuanya. “Katakan padaku, kenapa aku harus memilihmu?” Alvaro mundur satu langkah, tetapi tatapan matanya masih tertuju pada Elena. Pria itu diam, dia mengalihkan pandangannya ke arah lain beberapa saat lalu kembali menatap Elena. “Kau akan tahu nanti,” kata Alvaro. Alvaro kembali memakai jurus intimidasinya, untuk menyembunyikan kebingungannya. Pria itu masih belum yakin dengan perasaan yang dia rasakan. Apakah itu cinta

    Last Updated : 2025-01-31

Latest chapter

  • TAWANAN HASRAT SANG MAFIA   Bab 56 - Tuduhan Palsu

    “Apa? Tidak mungkin!” sanggah Alvaro. Dalam beberapa bulan terakhir ini, hanya Elena wanita yang dia sentuh. Bagaimana bisa Delisa hamil. Alvaro memejamkan mata, mencoba mengingat siapa saja wanita yang dekat dengannya. Tetapi tak ada dalam ingatannya dia pernah menyentuh Delisa sekalipun. Yang ada, wanita itu yang agresif mendekatinya tetapi selalu berhasil dia gagalkan. “Jangan berkelit lagi, nikahi Delisa.” Alvaro tertawa sinis, “sampai kapanpun, tidak!” Alvaro masih teguh dengan pendiriannya. Terlebih lagi dia tidak pernah merasa menyentuh Delisa. Jelas ada sesuatu yang tidak beres. Wanita itu pasti ingin menjebaknya. “Beraninya dia,” gumamnya. “Kepala pelayan, tunjukkan video itu.” Kepala pelayan mengambil sebuah ponsel di atas meja dan kemudian mendekat ke Alvaro. Lalu dia memberikan ponsel itu pada Alvaro. Garis bibir Alvaro tertarik ke dalam. Sekarang dia benar-benar merasa yakin bahwa ini salah satu akal bulus Delisa untuk menjebaknya. “Video ini sudah di edit.” “Apakah

  • TAWANAN HASRAT SANG MAFIA   Bab 55 - Ternyata pernikahan palsu

    “Apa isi dokumen itu?” kata Kakek. Pria tua itu berdiri, dan menarik dokumen dari tangan Vincent. Elena sendiri hanya bisa menatap kedua orang yang sedang saling berebut dokumen itu. Sesaat wanita itu melirik Alvaro yang sedang menahan senyum di sampingnya. “Kira-kira apa isi dokumen itu?” batin Elena.“Lepaskan Vincent!” teriak Kakek. Tangannya menarik paksa dokumen dari tangan Vincent, terlihat jelas bahwa Vincent sangat tidak ingin Kakek mengetahui isi dokumen itu. Begitu Kakek melihat dokumen yang ada di map itu, dia seperti terpukul. Dia mundur satu langkah, dan terduduk lemas. “Vincent beraninya kau! Kau membohongiku selama ini?” Wajah Kakek sudah merah karena amarah. “Ampun Kek, ini semua bohong. Ini hanya rekayasa bajingan ini.”Vincent masih saja berkelit, dan tidak mengakui kesalahannya. “Maaf Kek, bisa saya lihat dokumen itu?” tanya Elena, penasaran. Bagaimanapun juga ini berhubungan dengan hidupnya. Dia harus tahu apa yang sebenarnya terjadi. “Kau tidak tahu tent

  • TAWANAN HASRAT SANG MAFIA   Bab 54 - Bajingan, Kau!

    Keesokan paginya, Elena sudah di dapur. Dia memang sengaja bangun lebih dulu karena dia ingin menyiapkan sarapan untuk dirinya dan Alvaro. Berbeda dengan di Mansion, di Penthouse ini tidak ada satu pun pelayan. Tetapi, entah kenapa Elena merasa senang di sini. Di Mansion dia merasa seperti tahanan. Elena memasak dengan sesekali bergumam lagu kesukaannya. Sampai kemudian…“Ah!” pekik Elena, kaget. Saat Alvaro memeluknya dari belakang. Kepalanya menyusup di leher Elena. “Kau membuatku kaget, untung aku tidak memukulmu pakai ini.”Elena mengangkat alat untuk menggoreng ke atas. Tetapi sepertinya ucapannya tak berpengaruh pada pria ini. Alvaro memutar tubuh Elena menghadapnya, lalu menatapnya dengan kedua tangan mengukung tubuh wanita itu. “Kenapa tak membangunkanku?” tanya Alvaro, wajahnya menunjukkan rasa tidak suka. Alvaro mengubah posisi kepalanya yang semula miring ke kiri jadi ke kanan. Seolah menuntut penjelasan atas pertanyaannya itu. Tetapi tatapannya masih intens ke Elena.

  • TAWANAN HASRAT SANG MAFIA   Bab 53 - Makan Malam

    Bug! Pukulan demi pukulan diberikan Alvaro pada Vincent. Hingga pria itu tak sempat berdiri. Pria itu terlihat begitu marah. Kini Alvaro sudah diatas tubuh Vincent, bersiap untuk memberikan bogem mentah kembali. Vincent sudah terkapar tak berdaya di lantai, wajahnya babak belur.Elena berusaha bangkit, meskipun dia sangat membenci Vincent, dia tak mau melihat siapapun mati karenanya. Elena menahan tangan Alvaro.“Hentikan,” kata Elena, sembari menggelengkan kepalanya.Alvaro menoleh, melihat Elena yang terlihat lemas. Dia berdiri, lalu menatap Elena dengan cemas.“Bagaimana keadaanmu?” tanya Alvaro. Kedua tangannya dan netranya melihat seluruh tubuh Elena. Seolah memastikan bahwa wanita itu baik-baik saja.Elena mengangguk. “Aku ingin pulang,” kata Elena, suaranya lemah. “Jose bereskan sisanya.”“Baik Tuan.”Alvaro segera mengangkat tubuh Elena ala bridal style dan membawanya ke mobil. Dia perlahan menurunkan Elena ke jok penumpang. Lalu duduk di sebelahnya. Dia mengambil kotak obat

  • TAWANAN HASRAT SANG MAFIA   Bab 52 - Seribu Kali Lebih Baik

    Tetapi Elena memikirkan ancaman Vincent, meskipun sekarang ibunya dalam penjagaan anak buah Alvaro. Tetapi, Vincent orang yang licik. Dia bisa saja melakukan apapun untuk menyakiti ibunya. Tangan Elena terkepal. “Aku harus menemuinya, dan mengetahui apa maunya.”Elena melihat sekitarnya, Alvaro sudah pergi beberapa saat yang lalu. Bagaimana jika Vincent memaksanya ikut dengannya. Elena segera bangkit. Dia menuju dapur, dia mencari sesuatu yang bisa digunakan sebagai pelindung. “Sepertinya ini cukup,” kata Elena, tangannya menggenggam pisau dapur kecil. Lalu dia kembali ke kamar dan menyimpan pisau itu di tasnya. Dia membawa tas itu bersamanya, dan pergi keluar untuk menemui Vincent. Tidak perlu waktu lama, Elena sudah sampai di alamat yang diberikan Vincent padanya. Di depannya sebuah rumah makan mewah yang tidak jauh dari kawasan Penthouse Alvaro. Elena tetap waspada, dia kenal betul watak suaminya itu. Elena masuk ke rumah makan itu, dia melihat sekitar. Hanya ada beberapa tam

  • TAWANAN HASRAT SANG MAFIA   Bab 51 - Apa Maumu?

    “Aku harus berpisah dulu, untuk itu,” batin Elena. Tetapi dia tak ingin memprovokasi pria disebelahnya. Karena itu, dia memilih diam. Selain itu, bayangan wajah Don yang terlihat sangat marah terus menghantui benaknya. Pria tua itu jelas kecewa setelah Alvaro menolak permintaannya untuk menikahi Delisa. Sejak meninggalkan rumah Don, Elena tak banyak bicara, bahkan setelah mereka sampai di gedung penthouse Alvaro. Alvaro, yang sejak tadi memperhatikan Elena, akhirnya tak tahan untuk bertanya. "Ada yang mengganggumu?" suaranya dalam, penuh ketertarikan. Elena tersentak saat merasakan sentuhan hangat di pundaknya. Dia menoleh, menatap pria itu dengan ragu. "Aku hanya kepikiran dengan ayahmu... apakah sikap kita tadi tidak membuatnya semakin sakit?" Alvaro menarik sudut bibirnya ke dalam, lalu memegang kedua pundak Elena dengan lembut. "Tenanglah, dia pasti baik-baik saja," katanya, seolah ingin menghapus keraguan dari mata Elena. "Syukurlah kalau begitu," gumam Elena pelan. Mereka

  • TAWANAN HASRAT SANG MAFIA   Bab 50 - Menikahimu

    Elena melihat kontrak perjanjian yang ditawarkan Alvaro saat di Penthouse tadi. Tetapi hatinya masih sedikit ragu, dia mungkin akan bisa lepas dari genggaman Vincent tapi hidupnya akan terikat dengan pria di depannya sekarang entah sampai kapan. “Tanda tangani, dia tak akan mengganggumu lagi.” Nada bicara Alvaro terdengar memaksa, tetapi juga sangat serius. “Tapi…haruskah aku?” Elena mencoba mengatakan sesuatu tetapi sebelum dia menyelesaikan bicaranya, Alvaro berbicara. “Menikah denganku, sebagai imbalannya.” Kepala Alvaro mengangguk, seolah mengerti apa yang akan dia bicarakan. Elena terdiam, menatap kontrak di tangannya. Dia memikirkan segala yang mungkin bisa terjadi. Alvaro terlihat menghela napas, lalu berkata dengan nada dingin. “Aku pilihan terbaikmu.” Elena mengangkat wajahnya, menatap pria itu. “Kenapa kau begitu yakin?” Alvaro mencondongkan tubuhnya sedikit ke depan, menatap Elena tanpa ragu. “Aku bisa melindungimu dari Vincent.” Elena terdiam, merem

  • TAWANAN HASRAT SANG MAFIA   Bab 49 - Vincent Brengsek

    Elena menegang saat melihat layar ponselnya. Video call dari Vincent membuat nafasnya tercekat, tetapi yang benar-benar membuat darahnya membeku adalah pemandangan di balik layar. Vincent berdiri di kamar rumah sakit ibunya, jari-jarinya dengan santai menyentuh alat bantu pernapasan yang menopang hidup wanita itu. “Apa yang kau lakukan?!” suara Elena bergetar, panik. Vincent hanya menyeringai. "Kau tahu, Elena, aku bisa membuat semuanya berakhir sekarang juga," katanya santai, sementara jemarinya melayang di atas alat bantu itu, seolah siap mencabutnya kapan saja. Elena hendak berteriak, tetapi panggilan itu tiba-tiba terputus. Jantungnya seolah berhenti berdetak. Ia melompat dari tempat duduknya dengan napas terengah-engah. "Aku harus pergi!" Alvaro yang duduk di sofa, menatapnya tajam. "Ada apa?" “Vincent—dia—dia mengancam akan membunuh ibuku sekarang!” suara Elena nyaris putus asa. "Aku harus ke rumah sakit!" Tanpa banyak bertanya lagi, Alvaro berdiri. "Aku antar." Mereka be

  • TAWANAN HASRAT SANG MAFIA   Bab 48 - Menikah Denganku

    Siapa yang tidak kenal dengan kawasan elite di pusat kota ini. Kawasan bisnis di jantung kota yang letaknya sangat strategis, dekat dengan rumah sakit, perusahaan besar dan hunian prestige yang mewah. Dulu Elena ingin sekali tinggal di salah satu apartemen kawasan ini, karena dia tidak perlu jauh dari ibunya yang sedang dirawat di rumah sakit. Tetapi Vincent selalu menolak, bukan dengan alasan harga apartemen yang mahal. Tetapi lebih karena Vincent menganggap Elena tak pantas tinggal di sana. Tetapi hari ini dia bahkan menginjakkan kakinya di penthouse termahal di gedung ini karena Alvaro. Hal ini membuat Elena semakin menyadari kebodohannya selama ini. Karena selalu tulis melayani Vincent dengan harapan pria itu akan menganggapnya sebagai seorang istri. Tetapi ternyata, bagi Vincent, dia tak lebih dari barang dagangan yang bisa dilempar kesana kemari. Karena itu, tekadnya semakin bulat untuk berpisah dengan bajingan itu. “Silakan Nyonya Elena,” kata Jose. Elena tersadar dari lam

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status