Home / Romansa / TAWANAN HASRAT SANG MAFIA / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of TAWANAN HASRAT SANG MAFIA: Chapter 11 - Chapter 20

56 Chapters

Bab 11 - Biaya Operasi

Elena terbangun dari pingsan, dia mengerjapkan mata sesaat sembari mengingat apa yang telah terjadi padanya. Dia mengedarkan pandangan, mendapati dirinya berada di ruangan yang asing, dia bertanya-tanya. “Di mana aku?” tanyanya. Tetapi tak ada seorang pun bersamanya saat ini. Sehingga dia mengubah posisinya. “Au! Sakit,” keluh Elena, sambil memegang bagian belakang kepalanya. Dia melihat sisi kanan dan kirinya. Dia melihat kalender di atas nakas di sampingnya. Netra Elena membulat, saat membaca nama rumah sakit di kalender itu. “Ibu!” serunya. Sejak menjadi tawanan di Mansion Alvaro, dia belum pernah menjenguk ibunya sama sekali. Dia kembali melihat sekitar dengan cemas. Pria itu tak ada disini. Perlahan dia menurunkan kakinya ke lantai. Lalu berjalan ke arah pintu untuk melihat situasi. “Ini kesempatan,” gumamnya. Sebuah senyum terukir di bibirnya. Elena pun membuka pintu dan pergi. Di ruangan lain, Alvaro sedang menemui Dokter yang bertanggung jawab merawat Elena. “T
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more

Bab 12 - Lepaskan Pakaian!

“Jangan permainkan aku! Jika tidak membantu, kembalikan ponselku.”"Berapa biayanya?" tanya Alvaro tiba-tiba, suaranya tenang namun penuh intimidasi.Elena menatapnya ragu, bibirnya sedikit bergetar. "500 juta," jawabnya lirih, hampir tak terdengar."Aku bisa bantu," katanya santai.Mata Elena membulat. Sesaat dia punya harapan, tapi itu segera hilang saat melihat tatapan pria itu yang penuh arti. Dia tahu, Alvaro tidak mungkin membantu tanpa imbalan."Apa maumu?" tanya Elena, suaranya gemetar namun berusaha tegar.Alvaro menatapnya dengan tajam, lalu berjalan memutar. Dia menghentikan langkah tepat di belakang Elena. "Berhenti melawanku,” bisik pria itu di telinga Elena. “Turuti perintahku, tanpa kecuali!" lanjutnya.Netra Elena bergetar. Menurut pada pria ini, itu berarti menyerahkan dirinya secara sukarela. “Tidak!” jawab Elena, tegas. “Berikan ponsel saya!” Elena menengadahkan tangannya, di depan Alvaro. Alvaro tersenyum sinis lalu kembali ke kursi kebesarannya. Dia membuka laci
last updateLast Updated : 2025-01-15
Read more

Bab 13 - Janji Elena

Elena berdiri terpaku di tengah ruangan, tangannya gemetar saat meraih resleting gaun yang berada di punggungnya. Tubuhnya kaku, keringat dingin membasahi pelipisnya.Malu, takut, tapi Ini demi nyawa ibunya.Perlahan, dia menurunkan resleting gaunnya. Udara dingin segera menyentuh kulit punggungnya, membuatnya bergidik. Gaun itu mulai melorot dari bahunya, hingga akhirnya jatuh ke lantai, menumpuk di kakinya. Kini tubuhnya hanya tertutup pakaian dalam.Dia pejamkan matanya rapat-rapat, tak sanggup menatap pria yang kini berjalan mendekatinya. Nafasnya terdengar berat, hatinya berdebar kencang. Setiap langkah pria itu terdengar jelas.Dia tahu pria itu sudah berdiri di depannya, hanya berjarak beberapa inci darinya. Tangan Alvaro yang besar dan kuat terulur perlahan, menyentuh pipinya dengan lembut. Elena terkejut, namun tak berani membuka matanya. Dia hanya bisa berdiri di sana, dengan tubuh gemetar karena rasa takut menanti apa yang akan dilakukan Alvaro padanya.Jari-jari Alvaro ya
last updateLast Updated : 2025-01-15
Read more

Bab 14 - Kompromi

Elena membeku, tubuhnya terasa berat. Kata-kata Jose masih menggema di telinganya, menyesakkan dada. Kejadian di kamar Alvaro beberapa jam lalu berputar di benaknya, menyisakan perasaan takut dan bingung. Tapi, tak ada waktu untuk menghindar. Pria itu menunggunya.“Baik, saya akan segera ke sana,” jawabnya pelan, mencoba menenangkan diri.Elena bangkit perlahan, menggenggam erat gaun tidur tipis yang membalut tubuhnya. Naluri ingin lari begitu kuat, tapi dia tahu itu mustahil. Dia sudah berjanji. Setelah menarik napas panjang, dia melangkah keluar dengan langkah ragu.Mansion terasa sunyi, langkah kakinya bergema di koridor panjang. Setiap detik serasa menekan. Di depan pintu kamar Alvaro, dia berhenti. Tangannya terulur, tapi gemetar saat hampir menyentuh gagang pintu.“Masuk,” suara Alvaro tiba-tiba terdengar dari dalam, membuatnya terkejut. Seolah pria itu tahu dia ada di sana.Elena mendorong pintu dengan hati-hati. Di dalam, Alvaro duduk santai di sofa. Kemeja putihnya terbuka di
last updateLast Updated : 2025-01-17
Read more

Bab 15 - Jadi Wanitaku

Elena bangun lebih pagi. Sengaja, dia memilih salah satu gaun yang dibelikan Alvaro. Pilihannya jatuh pada gaun berwarna krem dengan potongan yang pas di tubuhnya. Setelah memastikan penampilannya, Elena turun ke dapur. Para pelayan yang tengah sibuk menyiapkan sarapan langsung terkejut melihatnya.“Nyonya Elena, ada yang bisa kami bantu?” salah satu dari mereka bertanya, terlihat bingung dengan kehadiran Elena.“Tidak, Saya hanya akan membantu menyiapkan makanan Tuan,” jawab Elena dengan nada tenang.Pelayan-pelayan itu saling pandang dengan ragu. “Tapi, Nyonya, ini tugas kami. Anda tidak perlu repot-repot.”Elena hanya tersenyum tipis. “Tidak apa-apa. Saya ingin melakukannya sendiri.”Tanpa menunggu jawaban lagi, Elena mulai mengatur piring dan mempersiapkan hidangan untuk Alvaro. Meski beberapa pelayan mencoba membujuknya untuk berhenti, dia tetap bersikeras melanjutkan pekerjaannya. Tangannya cekatan menyusun makanan di atas meja makan dengan rapi.Tak lama kemudian, langkah berat
last updateLast Updated : 2025-01-17
Read more

Bab 16 - Dasar Wanita Jalang!

Elena keluar dari kamar mandi, dengan berbalut handuk. Dia mengendap-endap memastikan Alvaro tidak ada di kamar ini. Langkahnya terhenti ketika matanya jatuh pada sebuah gaun yang terhampar di atas tempat tidur. Gaun merah marun dengan desain mewah yang elegan. Potongan kerah berbentuk hati, bagian bawah menjuntai anggun dengan belahan tinggi di satu sisi. Di sampingnya, ada secarik kertas kecil. Pakai ini! -Alvaro Elena mendengus. Membaca tulisan itu, dia langsung tahu bahwa itu dari Alvaro. Dia mengangkat gaun itu, memeriksa detailnya. Tanpa sadar, sebuah senyuman kecil tersungging di bibirnya. Gaun ini indah, terlalu indah untuk ditolak. Setelah mengenakan gaun itu, Elena berdiri di depan cermin besar. Gaun tersebut membalut tubuhnya dengan sempurna, menonjolkan lekuk tubuhnya. Dia benar-benar tak menyangka, sebuah gaun mahal bisa mengubah dirinya menjadi terlihat begitu berbeda. Meski juga ada sedikit gugup ketika memikirkan reaksi Alvaro nanti. Saat sedang merapikan rambut,
last updateLast Updated : 2025-01-19
Read more

Bab 17 - Sentuh Aku

Elena tersenyum tipis, melihat ekspresi kekesalan yang tercetak jelas di wajah Delisa. sebenarnya dia tak ingin menyakiti siapapun, tetapi sikap dingin Delisa padanya, membuatnya kesal. Itu membuat Elena, sedikit memanfaatkan posisinya di pesta ini. “Elena, calon istri Alvaro,” kata Elena, sambil mengulurkan tangan ke Delisa. Elena sengaja membuat nadanya terdengar dibuat-buat, dia pun menunjukkan sikap sebagaimana dia bertindak seperti calon istri Alvaro yang sebenarnya. Bahkan wanita itu tak merasa risih saat mengalungkan kedua tangannya di leher Alvaro, menatap penuh cinta dengan senyum mesra pada pria yang selalu dia hindari itu. Sedangkan Alvaro, hanya menatap penuh arti, dengan senyum samar menikmati semua permainan yang dilakukan Elena. “Saya akan pergi, ambil minum, “ kata Delisa, mengabaikan uluran tangan Elena dan pergi. Elena berdecih, tetapi dia tersenyum puas karena merasa menang. Tingkah nakal Elena itu membuat Alvaro gemas, hingga memukul pantat wanita itu.
last updateLast Updated : 2025-01-19
Read more

Bab 18 - Obat Perangsang, Sialan!

Elena menyelipkan tangannya ke belakang leher Alvaro, menariknya hingga jarak di antara mereka tak lagi ada. Dia mencium bibir Alvaro dengan penuh hasrat kembali, hingga membuat pria itu lupa akan janjinya. Alvaro memeluk Elena erat, membalas ciumannya dengan penuh intensitas. Saat Alvaro hendak melangkah lebih jauh menjelajah tubuh Elena, suara Jose terdengar dari luar. Alvaro tersentak, menghentikan aksinya. Dia menjauhkan wajahnya, menahan rintihan Elena yang masih menginginkannya. "Tuan, saya membawa dokter seperti yang Anda minta." Alvaro segera berdiri, dia mengatur napasnya, untuk meredam gejolak di dalam dirinya. Sesaat dia menatap Elena yang masih menggeliat gelisah, dengan desahan yang menggelitik hasrat Alvaro. “Shit!” Dia berjalan ke pintu dan membukanya dengan cepat. Jose berdiri bersama seorang pria berusia sekitar lima puluhan dengan jas putih, membawa tas medis kecil di tangannya. "Dokter akan memeriksa Nyonya Elena," jelas Jose. "Masuk," ujar Alvaro singka
last updateLast Updated : 2025-01-19
Read more

Bab 19 - Prasangka

“Elena! Buka sekarang!” Alvaro menggedor pintu kamar Elena keras. .Di dalam kamar, Elena duduk diam di tepi tempat tidur, memeluk lututnya. Gedoran semakin keras, membuatnya tak punya pilihan. Dengan napas bergetar, dia melangkah ke pintu dan membukanya perlahan.Begitu pintu terbuka, Alvaro langsung masuk, menutup pintu dengan keras. Dia berdiri tegak di depan Elena yang kembali duduk di tepi tempat tidur.“Apa maumu?” suara Alvaro dingin, kedua tangannya berkacak pinggang.“Aku hanya ingin sendiri,” jawab Elena, tidak berani menatapnya.“Sendiri?” ulang Alvaro mendekat, berdiri tepat di depannya.“Kenapa kau peduli?” balas Elena dengan nada bergetar.Alvaro menunduk sedikit, menatap Elena tajam. Netranya melirik ke atas meja, di mana telah tersaji makanan untuk Elena. “Keras kepala!” Olok Alvaro.“Ini semua karenamu! Kamu tidak bisa memegang u…” jawab Elena terputus. Karena sebelum Elena menyelesaikan kalimatnya, tanpa aba-aba, pria itu tiba-tiba menangkap wajah Elena dengan ke
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more

Bab 20 - Tak Seburuk itu

Elena duduk diam di kursi belakang mobil, sambil menatap jendela. Langit biru yang cerah dan hiruk-pikuk kota tidak cukup menarik perhatiannya. Pikirannya masih berputar pada kejadian semalam. Dia mencoba mengingat apapun yang bisa diingat, tentang kejadian semalam. Tetapi sekeras apapun dia mencoba, dia tak bisa mengaitkan potongan-potongan ingatan yang muncul di ingatannya itu. Meski dia tak yakin telah terjadi sesuatu, tapi kenapa Alvaro tak menjelaskannya dengan jelas. Sedangkan dirinya, sudah terlanjur panik dan menuduh pria itu. Siapapun pasti akan shock mendapati dirinya yang tak mengenakan sehelai benang pun dengan pria yang tertidur di sampingnya. Apalagi pria itu, selalu mengincar kesuciannya itu. “Apakah aku keterlaluan dengannya?” batin Elena, sambil menggigit ujung kuku. Dia melirik Jose yang sedang fokus menyetir. Sesuatu dalam hatinya mendorongnya untuk bertanya pada pria yang kini sedang fokus menyetir. barangkali, pria ini tahu sesuatu tentang kejadian semalam
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more
PREV
123456
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status