Home / Romansa / Gairah Liar Mantan Suamiku / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Gairah Liar Mantan Suamiku: Chapter 1 - Chapter 10

158 Chapters

Bertemu Kembali

"Ibu Anda harus segera dioperasi untuk menyelamatkan nyawanya." Suara tegas sang dokter seketika membuat Anna menahan napasnya sejenak. Sudah satu tahun ini, Martha, ibu Anna menderita gagal ginjal sampai harus rutin cuci darah. Komplikasi membuat kondisinya terus memburuk hingga Martha harus terus menginap di rumah sakit beberapa bulan terakhir ini. Semua harta benda pun sudah dijual habis hingga Anna tidak tahu lagi harus mencari uang ke mana untuk biaya operasi yang selangit itu. "Itu ... apa harus sekarang, Dokter? Bisakah ditunda dulu? Aku masih belum punya uang. Bisakah diobati dulu seperti biasa saja?" Anna mencoba menawar. "Melihat kondisinya sekarang, kami khawatir jantungnya mendadak berhenti saat cuci darah ...." Lagi-lagi Anna menahan napasnya. Jantungnya seolah tertusuk oleh benda tumpul sampai ia sulit bernapas. Tanpa bisa dicegah, air mata Anna pun menetes merasakan bagaimana dunia bisa berputar dalam sekejap. Padahal dulu hidup Anna serba mewah. Lahir di keluar
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

Layani Aku Seperti Dulu

Mungkin, seumur hidup, orang yang tidak mau Anna temui lagi adalah mantan suaminya. Bukan karena Anna membenci pria itu, tapi Anna terlalu takut pada kemarahan dan kebencian pria itu padanya. Namun, takdir malah membawa Diego, mantan suami Anna berdiri tepat di hadapannya seperti ini. "Bagaimana kabarmu, Bu Anna Wijaya?"Suara Diego membuat Anna tersentak. "D-Diego ...." lirih Anna dengan susah payah. "Pak Diego!" Diego mengoreksi. "Jangan lupa kalau posisi kita sudah setara sekarang. Atau malah ... aku lebih tinggi?" Diego menyeringai. Anna menahan napasnya sejenak dan ekspresi Anna benar-benar membuat Diego puas. "Mengapa ekspresimu seperti sedang melihat hantu, Bu Anna? Kau pasti tidak berharap bertemu denganku lagi kan? Tapi nyatanya kita bertemu lagi."Seringaian itu makin mengembang dengan tatapan yang tidak pernah lepas sedikit pun dari Anna. "Jadi apa hidupmu lebih bahagia setelah membuang suami miskinmu yang tidak berguna ini dan menikah lagi dengan pria kaya?" "Bahka
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

Pembeli Mobilnya

Anna langsung meradang mendengar persyaratan kurang ajar dari Diego. Walaupun Anna butuh uang, tapi Anna punya harga diri dan Anna tidak akan membiarkan Diego menginjak-injak harga dirinya seperti itu. "Dasar kurang ajar! Berani sekali kau meminta hal seperti itu padaku, Diego?" kecam Anna. "Pak Diego!" Diego mengingatkan. "Bersikap sopanlah padaku!" "Baiklah, Pak Diego!" ulang Anna dengan penuh tekanan. "Tapi aku tidak akan pernah setuju dengan syaratmu!" Diego menaikkan alisnya. "Boleh aku tahu alasannya? Aku menyetujui semua poin yang perusahaanmu minta, sedangkan aku hanya mengajukan satu syarat dariku, apanya yang berat?" "Syaratmu sangat tidak bermoral dan aku menolaknya! Jadi tidak akan ada kesepakatan di antara kita! Permisi!" Anna mencengkeram berkas yang ia pegang dan ia pun buru-buru keluar dari sana dengan jantung yang masih berdebar tidak karuan. Anna menahan dirinya dan terus mengangkat dagunya angkuh sampai saat ia sudah duduk di mobilnya dan tangisannya pun mel
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

Direndahkan

"Hei, bukankah ini Anna Wijaya, anaknya Pak Wijaya yang terhormat, hah?" Suara seorang pria mendadak membuat Anna memalingkan tatapannya dari Diego.Diego sedang duduk sendirian di tengah sofa panjang diapit oleh dua pria yang membawa pasangannya masing-masing. Dan Anna mengenali salah satu pria yang bersama Diego. Namanya Kenny, pengusaha yang menjadi korban penipuan ayahnya Anna juga. Kenny dulu juga pernah mengejar Anna, tapi Anna selalu menolaknya. "Jadi orang yang menjual mobilnya padamu itu adalah Anna Wijaya ini, Pak Diego?" seru Kenny yang membuat Anna membelalak. Ini terlalu kebetulan Diego yang akan membeli mobil Anna. Terlalu kebetulan dan terlalu memalukan. "Apa kau kekurangan uang, hah? Kasihan sekali! Anna Wijaya yang dulu kaya sekarang jadi seperti ini." Kenny mencemooh. "Tapi keluarga kalian pantas mendapatkannya, Anna! Ayahmu itu sombong dan suka merendahkan orang lain! Merasa dirinya yang paling hebat, tapi ternyata tidak lebih dari seorang pencuri! Berapa banya
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

Mencicipi Lebih Dulu

"Kau benar-benar brengsek, Pak Diego!" Anna langsung mendorong Diego kasar sampai Kenny sontak ikut berdiri siaga dan menghampiri Anna. "Apa yang kau lakukan pada Pak Diego, hah? Kau tidak tahu siapa dia? Berani sekali kau, Anna!" "Kau dan dia sama-sama tidak sopannya!" geram Anna. Kenny tertawa kesal mendengarnya. "Memangnya apa yang Pak Diego minta, hah? Apa yang begitu susah kau turuti? Malahan seharusnya kau bersyukur kalau Pak Diego minta ditemani atau dilayani. Bahkan, aku juga tidak keberatan kalau kau mau melayaniku juga!" seru Kenny dengan menjijikkan sambil mencekal tangan Anna. "Akhh, lepaskan aku, Pak Kenny!" pekik Anna sambil menarik tangannya dari Kenny. "Jangan sok suci, Anna! Kau sudah di sini kan? Ayo kita bersenang-senang sebentar saja!" "Tidak! Lepaskan aku! Lepas!" pekik Anna lagi. Anna sempat menatap Diego, seolah meminta tolong pada pria itu, tapi Diego tetap diam di tempatnya, tanpa peduli apa pun. Anna makin kesal. Anna mengerahkan semu
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

Mungkinkah Lebih Bahagia?

Dengan cepat, Diego pun langsung melepaskan Anna dan menyambar ponsel itu. Diego mengangkat teleponnya melalui pengeras suara dan ia langsung mematung mendengar suara anak kecil di sana."Mama di mana? Cepat pulang, Mama!"Anna membelalak dan langsung berlari menyambar ponselnya. "Berikan padaku!"Diego yang masih mematung mendengar suara anak kecil memanggil Mama pun hanya bisa diam dan terus menatap Anna dengan tatapan penuh tanya.Diego memang pernah meminta anak buahnya memeriksa tentang Anna dan perusahaannya, tapi anak buahnya hanya melaporkan tentang perusahaan Anna dan tentang suaminya, Diego sama sekali tidak tahu bahwa Anna punya seorang anak."Halo, Sayang?" sapa Anna begitu ia mematikan pengeras suaranya.Suara Anna nampak melembut dan tatapannya pun menghangat saat berbicara di telepon."Mama, cepat pulang! Darren mau sama Mama," rengek seorang anak kecil di sana."Iya, Sayang, Mama pulang sekarang. Darren tunggu Mama ya.""Oke, Mama, jangan lama-lama ya!""Iya, Sayang.""
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

Menciummu Secara Tidak Langsung

Anna mengernyit dalam tidurnya pagi itu. Cahaya matahari terasa menyilaukan sampai Anna pun buru-buru membuka matanya. Dan benar saja hari sudah pagi. "Astaga, aku bangun kesiangan!" gumam Anna. Setiap pagi, Darren memang akan bersiap ke sekolah bersama pengasuhnya, lalu Anna yang akan mengantarnya ke sekolah. Anna pun menghela napas panjangnya yang masih begitu berat. Banyaknya masalah yang terjadi akhir-akhir ini membuat Anna begitu lelah, apalagi hari ini, Anna harus survey sekolah baru untuk Darren. Sudah dua tahun ini Darren bersekolah di sekolah internasional terbaik di kota itu. Sebagai orang kaya, tentu saja Anna merasa mampu memberikan pendidikan terbaik untuk Darren. Tapi itu dulu, sebelum tabungan Anna habis tidak bersisa. Anna pun terpaksa harus memindahkan Darren ke sekolah lain yang uang sekolahnya lebih murah tahun ajaran baru nanti. "Maafkan Mama, Sayang. Mama janji akan berusaha bagaimanapun caranya agar kau bisa sekolah di sekolah terbaik lagi. Mama hanya butuh
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

Kecelakaan Tidak Terduga

Anna membelalak tegang melihat Diego mencecap bibirnya sendiri setelah minum dari gelas Anna, seolah pria itu benar-benar baru saja berciuman dengan Anna. "Well, ternyata aku lebih suka melakukannya langsung," seru Diego sambil meletakkan kembali gelasnya di hadapan Anna. Anna sampai menatap gelas kosong itu cukup lama dan sumpah, Anna tidak mau memakainya lagi. "Jadi, ini pertama kalinya aku bertemu dengan suamimu. Dia tampan, walaupun tidak lebih tampan dariku," seru Diego percaya diri. Namun, Anna malah bertanya yang lain. "Mengapa kau harus bertemu dengannya, Pak Diego? Bukankah aku sudah bilang tidak akan ada kesepakatan di antara kita? Mengapa kau harus ...." "Dia yang meneleponku duluan, bukan aku yang meminta bertemu dengannya. Lagipula apa kau pernah dengar ada investor yang mengemis, Bu Anna? Tidak kan? Aku yang punya uang, aku yang punya kuasa. Suamimu justru yang mengemis padaku!" Anna menelan salivanya mendengar nada merendahkan dari Diego. Namun, Anna bel
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

Selamatkan Anakku!

"Di sini senang! Di sana senang! Di mana-mana hatiku senang ...." "Di sini senang! Di sana senang! Di mana-mana hatiku senang ...." "Yeay!" Darren masih tertawa dan bertepuk tangan bersama teman-temannya di dalam bus sekolah. Mereka hampir tiba ke taman wisata yang akan menjadi lokasi belajar sekaligus bermain pagi itu saat mendadak bus sekolah mengalami gangguan mesin. Guru Darren yang masih berdiri di bus pun mendadak oleng saat sopir bus membanting setirnya. "Akhh, ada apa? Ada apa?" "Miss!" teriak anak-anak yang kaget saat mereka juga terbentur bangku mereka sendiri. "Anak-anak tidak apa? Tenang dulu semua! Tenang dulu!" Sang guru mencoba menenangkan, tapi mendadak bus melaju begitu ngebut dan bau sangit mulai tercium di sana. Dan detik selanjutnya, semua kejadiannya pun berlangsung begitu cepat saat bus oleng lalu melaju makin tidak terkendali. "Akhh, ada apa ini? Ada apa ini?" pekik para guru yang sampai terhentak di kursinya. Beberapa guru yang lain berusaha memeluk p
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

Satu-Satunya Harapannya

Kaki Anna rasanya langsung lemas tak bertulang melihat Darren di sana. Sekuat tenaga, Anna berlari mencegat suster yang mendorong ranjang Darren, lalu memeluk anaknya. "Darren! Ini Mama, Darren! Bangun, Darren! Ini Mama!" seru Anna dengan tubuhnya yang gemetar hebat. "Bu, mohon tenang! Kami harus segera membawa pasien!" "Tapi dia tidak apa kan, Suster? Dia akan selamat kan, Suster? Selamatkan anakku, Suster! Tolong, selamatkan anakku!" Anna merasa seperti seluruh dunia runtuh di hadapannya. Ia berpegangan pada sisi ranjang dorong dengan air mata yang mengalir deras. "Kami akan berusaha semampunya, permisi, Bu!" Suster pun kembali membawa Darren sampai Anna hanya bisa mundur dan menatap kepergian mereka dengan hati teriris. "Bu Anna! Bu Anna!" Terdengar suara Bik Nim dan saat Anna menoleh, Bik Nim pun menghambur ke dalam pelukannya. "Darren, Bu! Darren!" lirih Bik Nim begitu pilu. Menjadi pengasuh Darren sejak Darren masih bayi membuat Bik Nim sangat menyayangi Darre
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more
PREV
123456
...
16
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status