Beranda / Romansa / Gairah Liar Mantan Suamiku / Layani Aku Seperti Dulu

Share

Layani Aku Seperti Dulu

Penulis: Mommykai22
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-28 17:25:19

Mungkin, seumur hidup, orang yang tidak mau Anna temui lagi adalah mantan suaminya.

Bukan karena Anna membenci pria itu, tapi Anna terlalu takut pada kemarahan dan kebencian pria itu padanya. Namun, takdir malah membawa Diego, mantan suami Anna berdiri tepat di hadapannya seperti ini.

"Bagaimana kabarmu, Bu Anna Wijaya?"

Suara Diego membuat Anna tersentak.

"D-Diego ...." lirih Anna dengan susah payah.

"Pak Diego!" Diego mengoreksi. "Jangan lupa kalau posisi kita sudah setara sekarang. Atau malah ... aku lebih tinggi?" Diego menyeringai.

Anna menahan napasnya sejenak dan ekspresi Anna benar-benar membuat Diego puas.

"Mengapa ekspresimu seperti sedang melihat hantu, Bu Anna? Kau pasti tidak berharap bertemu denganku lagi kan? Tapi nyatanya kita bertemu lagi."

Seringaian itu makin mengembang dengan tatapan yang tidak pernah lepas sedikit pun dari Anna.

"Jadi apa hidupmu lebih bahagia setelah membuang suami miskinmu yang tidak berguna ini dan menikah lagi dengan pria kaya?"

"Bahkan, kau menyingkirkan aku dengan cara yang sadis."

Ingatan Anna langsung melayang pada enam tahun yang lalu saat Diego ditangkap. Alih-alih membebaskan, Anna malah memberinya surat cerai.

"Mari kita bercerai! Aku tidak pernah benar-benar mencintai orang miskin sepertimu!" seru Anna dengan tega di kantor polisi.

Dan itu adalah pertemuan terakhir mereka karena Anna tidak pernah diijinkan lagi berhubungan dengan Diego.

Tubuh Anna bergidik saat Diego mulai melangkah mendekat.

"Kau ingat aku dipenjara selama tiga tahun kan?"

"Tiga tahun mungkin tidak terasa bagimu yang langsung menikah lagi dengan pria kaya dan hidup mewah, tapi tiga tahun terasa begitu menyiksa bagiku di dalam penjara."

"Bahkan, aku hampir mati berkali-kali karena menjadi bulan-bulanan narapidana yang lain. Aku dipukuli, dihina ...." Diego tertawa sinis. "Bahkan tubuhku ditato, kau mau melihatnya, hmm?"

Diego meneguk minumannya sambil kembali menyeringai. "Tapi ini miris sekali, menikah dengan pria kaya malah membuatmu bangkrut, sedangkan suami yang kau buang ini malah sekarang menjadi kaya."

"Takdir memang suka bermain-main, Bu Anna."

Diego terus berbicara, tapi Anna tidak bisa menanggapi satu patah kata pun. Rasa syoknya membuat bibirnya tertutup rapat dan suaranya tidak mau keluar.

Diego makin puas melihat ekspresi Anna dan Diego terus melangkah hingga pria itu tiba tepat di hadapan Anna. Diego sedikit membungkuk, menyejajarkan wajahnya dengan wajah Anna.

Tatapan mereka bertaut sejenak dan Anna menemukan tatapan yang berbeda di sana. Bukan lagi tatapan hangat seperti dulu, melainkan tatapan penuh kebencian.

"Tapi jangan khawatir! Jangan khawatir karena aku tetap bersamamu. Saat semua pengusaha tidak ada yang mau menjadi investor di perusahaan suamimu yang sudah tidak ada harapan itu, masih ada aku."

"Walaupun tentu saja ada syaratnya. Bukankah terlalu bodoh untuk mengeluarkan begitu banyak uang demi hal yang tidak pasti?"

Anna yang sempat mengalihkan tatapannya pun kembali menatap Diego.

"Itu ... bagaimana ...."

Anna kesulitan bicara, apa ia harus bertanya dulu bagaimana Diego bisa sukses? Atau Anna harus meminta maaf dulu karena hal menyakitkan yang Diego alami? Atau lebih baik Anna melarikan diri saja? Entahlah, Anna tidak bisa berpikir saat debar jantungnya mengentak kencang.

Namun, Anna berusaha tenang dan profesional dengan tidak membahas masa lalu lagi.

"Maksudku ... kami sudah mencantumkan semuanya di proposal. Kami ... akan berusaha mencapai target agar kau bisa mendapatkan timbal balik yang sesuai. Kami tidak mungkin membiarkan investor rugi ...."

Diego mengangguk dan menyela. "Tentu saja! Tapi itu tidak cukup untukku. Secara teori dan perhitungan pun kau tahu perusahaanmu mustahil bisa memenuhi target itu kan?"

"Tentu saja kami bisa! Kami sangat optimis kalau kami bisa bangkit lagi. Kau bisa melihat sendiri bagaimana masa jaya kami dulu ...."

Anna masih berbicara dengan cepat, tapi Diego sudah melangkah memutari tubuhnya sampai Anna pun menegang sendiri, apalagi saat Diego mendadak berhenti di belakangnya.

Anna menahan napasnya saat ia bisa merasakan deru napas Diego di tengkuknya, dada pria itu begitu dekat dan hampir menempel dengan punggungnya.

Satu tangan Diego perlahan diletakkan di paha samping Anna dan Anna pun membelalak saat merasakan tangan itu bergerak naik menyusup ke dalam rok span yang ia kenakan.

"Apa yang kau lakukan, Diego?" pekik Anna yang langsung membalikkan tubuhnya dan menatap Diego dengan marah.

Namun, Diego malah tersenyum menatap kemarahan wanita itu.

"Dengarkan aku, Bu Anna! Aku tidak mau berpanjang lebar. Aku akan dengan senang hati menyetujui proposal yang kau ajukan itu karena syarat dariku hanya satu."

Jantung Anna sudah berdebar kencang mendengarnya, apalagi sentuhan Diego barusan benar-benar membekas dan membuatnya merinding sendiri.

Bukan merinding karena berhasrat, tapi merinding karena sesuatu yang lain, ketakutan akan sesuatu yang tidak jelas dari mantan suaminya yang sekarang benar-benar sudah berubah itu.

Anna menelan salivanya. "Apa? Syarat apa itu?" tanya Anna memberanikan dirinya.

"Kalau kau benar-benar ingin menyelamatkan perusahaan suamimu ...."

Diego terdiam sejenak, sebelum ia melanjutkan ucapannya sambil menyeringai.

"Layani aku di ranjang lagi seperti saat kita masih suami istri!"

**

Bab terkait

  • Gairah Liar Mantan Suamiku    Pembeli Mobilnya

    Anna langsung meradang mendengar persyaratan kurang ajar dari Diego. Walaupun Anna butuh uang, tapi Anna punya harga diri dan Anna tidak akan membiarkan Diego menginjak-injak harga dirinya seperti itu. "Dasar kurang ajar! Berani sekali kau meminta hal seperti itu padaku, Diego?" kecam Anna. "Pak Diego!" Diego mengingatkan. "Bersikap sopanlah padaku!" "Baiklah, Pak Diego!" ulang Anna dengan penuh tekanan. "Tapi aku tidak akan pernah setuju dengan syaratmu!" Diego menaikkan alisnya. "Boleh aku tahu alasannya? Aku menyetujui semua poin yang perusahaanmu minta, sedangkan aku hanya mengajukan satu syarat dariku, apanya yang berat?" "Syaratmu sangat tidak bermoral dan aku menolaknya! Jadi tidak akan ada kesepakatan di antara kita! Permisi!" Anna mencengkeram berkas yang ia pegang dan ia pun buru-buru keluar dari sana dengan jantung yang masih berdebar tidak karuan. Anna menahan dirinya dan terus mengangkat dagunya angkuh sampai saat ia sudah duduk di mobilnya dan tangisannya pun mel

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Gairah Liar Mantan Suamiku    Direndahkan

    "Hei, bukankah ini Anna Wijaya, anaknya Pak Wijaya yang terhormat, hah?" Suara seorang pria mendadak membuat Anna memalingkan tatapannya dari Diego.Diego sedang duduk sendirian di tengah sofa panjang diapit oleh dua pria yang membawa pasangannya masing-masing. Dan Anna mengenali salah satu pria yang bersama Diego. Namanya Kenny, pengusaha yang menjadi korban penipuan ayahnya Anna juga. Kenny dulu juga pernah mengejar Anna, tapi Anna selalu menolaknya. "Jadi orang yang menjual mobilnya padamu itu adalah Anna Wijaya ini, Pak Diego?" seru Kenny yang membuat Anna membelalak. Ini terlalu kebetulan Diego yang akan membeli mobil Anna. Terlalu kebetulan dan terlalu memalukan. "Apa kau kekurangan uang, hah? Kasihan sekali! Anna Wijaya yang dulu kaya sekarang jadi seperti ini." Kenny mencemooh. "Tapi keluarga kalian pantas mendapatkannya, Anna! Ayahmu itu sombong dan suka merendahkan orang lain! Merasa dirinya yang paling hebat, tapi ternyata tidak lebih dari seorang pencuri! Berapa banya

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Gairah Liar Mantan Suamiku    Memiliki Seorang Anak

    "Kau benar-benar brengsek, Pak Diego!" Anna langsung mendorong Diego kasar sampai Kenny sontak ikut berdiri siaga dan menghampiri Anna. "Apa yang kau lakukan pada Pak Diego, hah? Kau tidak tahu siapa dia? Berani sekali kau, Anna!" "Kau dan dia sama-sama tidak sopannya!" geram Anna. Kenny tertawa kesal mendengarnya. "Memangnya apa yang Pak Diego minta, hah? Apa yang begitu susah kau turuti? Malahan seharusnya kau bersyukur kalau Pak Diego minta ditemani atau dilayani. Bahkan, aku juga tidak keberatan kalau kau mau melayaniku juga!" seru Kenny dengan menjijikkan sambil mencekal tangan Anna. "Akhh, lepaskan aku, Pak Kenny!" pekik Anna sambil menarik tangannya dari Kenny. "Jangan sok suci, Anna! Kau sudah di sini kan? Ayo kita bersenang-senang sebentar saja!" "Tidak! Lepaskan aku! Lepas!" pekik Anna lagi. Anna sempat menatap Diego, seolah meminta tolong pada pria itu, tapi Diego tetap diam di tempatnya, tanpa peduli apa pun. Anna makin kesal. Anna mengerahkan semua tenagan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Gairah Liar Mantan Suamiku    Mungkinkah Lebih Bahagia?

    "Berhenti mengganggu Papa seperti tadi, Darren! Papa sedang menelepon!" Terdengar suara bentakan begitu Anna tiba di rumah dan tidak lama kemudian, suara isakan tertahan anak kecil juga ikut terdengar. Anna membelalak saat menyadari bahwa itu adalah suara Jeremy dan Darren. Anna pun langsung menghambur masuk ke rumah dan berlari menyelamatkan anaknya itu, anak kandungnya yang berumur lima tahun itu. "Mama!" "Darren, apa yang terjadi? Apa yang kau lakukan pada Darren, Jeremy?" bentak Anna kesal. Anna bisa terima Jeremy membentaknya atau menghinanya, tapi Anna tidak bisa terima kalau anaknya dikasari. Jeremy sendiri hanya tertawa kesal menatap Anna. "Akhirnya kau pulang juga, hmm? Pergi ke mana kau? Apa kau tidak tahu kalau anakmu dari tadi begitu ribut mencarimu dan begitu ribut menggangguku, hah? Kau malah enak-enakan keluyuran?" "Aku ada urusan, Jeremy! Dan urusanku itu tidak ada hubungannya denganmu!" "Oh, tidak ada hubungannya denganku? Dengar, Anna! Aku tidak suk

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Gairah Liar Mantan Suamiku    Menciummu Secara Tidak Langsung

    Anna mengernyit dalam tidurnya pagi itu. Cahaya matahari terasa menyilaukan sampai Anna pun buru-buru membuka matanya. Dan benar saja hari sudah pagi. "Astaga, aku bangun kesiangan!" gumam Anna. Setiap pagi, Darren memang akan bersiap ke sekolah bersama pengasuhnya, lalu Anna yang akan mengantarnya ke sekolah. Anna pun menghela napas panjangnya yang masih begitu berat. Banyaknya masalah yang terjadi akhir-akhir ini membuat Anna begitu lelah, apalagi hari ini, Anna harus survey sekolah baru untuk Darren. Sudah dua tahun ini Darren bersekolah di sekolah internasional terbaik di kota itu. Sebagai orang kaya, tentu saja Anna merasa mampu memberikan pendidikan terbaik untuk Darren. Tapi itu dulu, sebelum tabungan Anna habis tidak bersisa. Anna pun terpaksa harus memindahkan Darren ke sekolah lain yang uang sekolahnya lebih murah tahun ajaran baru nanti. "Maafkan Mama, Sayang. Mama janji akan berusaha bagaimanapun caranya agar kau bisa sekolah di sekolah terbaik lagi. Mama hanya butuh

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Gairah Liar Mantan Suamiku    Kecelakaan Tidak Terduga

    Anna membelalak tegang melihat Diego mencecap bibirnya sendiri setelah minum dari gelas Anna, seolah pria itu benar-benar baru saja berciuman dengan Anna. "Well, ternyata aku lebih suka melakukannya langsung," seru Diego sambil meletakkan kembali gelasnya di hadapan Anna. Anna sampai menatap gelas kosong itu cukup lama dan sumpah, Anna tidak mau memakainya lagi. "Jadi, ini pertama kalinya aku bertemu dengan suamimu. Dia tampan, walaupun tidak lebih tampan dariku," seru Diego percaya diri. Namun, Anna malah bertanya yang lain. "Mengapa kau harus bertemu dengannya, Pak Diego? Bukankah aku sudah bilang tidak akan ada kesepakatan di antara kita? Mengapa kau harus ...." "Dia yang meneleponku duluan, bukan aku yang meminta bertemu dengannya. Lagipula apa kau pernah dengar ada investor yang mengemis, Bu Anna? Tidak kan? Aku yang punya uang, aku yang punya kuasa. Suamimu justru yang mengemis padaku!" Anna menelan salivanya mendengar nada merendahkan dari Diego. Namun, Anna bel

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-30
  • Gairah Liar Mantan Suamiku    Selamatkan Anakku!

    "Di sini senang! Di sana senang! Di mana-mana hatiku senang ...." "Di sini senang! Di sana senang! Di mana-mana hatiku senang ...." "Yeay!" Darren masih tertawa dan bertepuk tangan bersama teman-temannya di dalam bus sekolah. Mereka hampir tiba ke taman wisata yang akan menjadi lokasi belajar sekaligus bermain pagi itu saat mendadak bus sekolah mengalami gangguan mesin. Guru Darren yang masih berdiri di bus pun mendadak oleng saat sopir bus membanting setirnya. "Akhh, ada apa? Ada apa?" "Miss!" teriak anak-anak yang kaget saat mereka juga terbentur bangku mereka sendiri. "Anak-anak tidak apa? Tenang dulu semua! Tenang dulu!" Sang guru mencoba menenangkan, tapi mendadak bus melaju begitu ngebut dan bau sangit mulai tercium di sana. Dan detik selanjutnya, semua kejadiannya pun berlangsung begitu cepat saat bus oleng lalu melaju makin tidak terkendali. "Akhh, ada apa ini? Ada apa ini?" pekik para guru yang sampai terhentak di kursinya. Beberapa guru yang lain berusaha memeluk p

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • Gairah Liar Mantan Suamiku    Satu-Satunya Harapannya

    Kaki Anna rasanya langsung lemas tak bertulang melihat Darren di sana. Sekuat tenaga, Anna berlari mencegat suster yang mendorong ranjang Darren, lalu memeluk anaknya. "Darren! Ini Mama, Darren! Bangun, Darren! Ini Mama!" seru Anna dengan tubuhnya yang gemetar hebat. "Bu, mohon tenang! Kami harus segera membawa pasien!" "Tapi dia tidak apa kan, Suster? Dia akan selamat kan, Suster? Selamatkan anakku, Suster! Tolong, selamatkan anakku!" Anna merasa seperti seluruh dunia runtuh di hadapannya. Ia berpegangan pada sisi ranjang dorong dengan air mata yang mengalir deras. "Kami akan berusaha semampunya, permisi, Bu!" Suster pun kembali membawa Darren sampai Anna hanya bisa mundur dan menatap kepergian mereka dengan hati teriris. "Bu Anna! Bu Anna!" Terdengar suara Bik Nim dan saat Anna menoleh, Bik Nim pun menghambur ke dalam pelukannya. "Darren, Bu! Darren!" lirih Bik Nim begitu pilu. Menjadi pengasuh Darren sejak Darren masih bayi membuat Bik Nim sangat menyayangi Darre

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02

Bab terbaru

  • Gairah Liar Mantan Suamiku    Makin Brutal

    "Apa itu, Anna? Apa yang kau sembunyikan dariku?" Jeremy melangkah mendekati Anna sampai Anna makin tegang sendiri. Buru-buru Anna menutup kembali lemarinya baru ia berhadapan dengan Jeremy. "Aku tidak menyembunyikan apa-apa." "Jangan bohong, Anna! Kalau kau tidak mau memberitahuku, aku bisa melihatnya sendiri!" Jeremy berniat membuka lemari Anna, tapi Anna menghalanginya. "Jangan membuat keributan, Jeremy! Darren sudah tidur!" "Kau pikir aku peduli? Kalau kau tidak mau aku membuat keributan, tunjukkan padaku sekarang!" Otak Anna pun berpikir cepat, sebelum akhirnya ia menjawab asal. "Itu hanya sisa perhiasan yang aku punya. Aku ... sedang menghitung sisa perhiasan yang bisa dijual untuk pengobatan ibuku," dusta Anna yang mendadak begitu lancar. Jeremy yang mendengarnya pun mendadak mengurungkan niatnya membuka lemari dan langsung memicingkan matanya. "Perhiasan? Jadi kau masih punya sisa perhiasan, tapi berpura-pura tidak punya apa-apa? Apa perhiasan itu juga yang kau jual

  • Gairah Liar Mantan Suamiku    Harta yang Disembunyikan

    "Mama, Uncle Ronaldo mana?""Uncle sudah janji mau main bola sama Darren kalau Darren keluar dari rumah sakit." "Darren mau main bola, Mama ...." Darren tidak berhenti mencari Diego saat akhirnya ia diijinkan pulang dari rumah sakit malam itu. Malahan, Darren sempat tidak mau pulang tadi karena ngotot mencari Diego yang diyakini masih menunggunya di rumah sakit, tapi Anna dan Bik Nim memaksanya pulang. Anna yang menyetir mobilnya sampai terus mengembuskan napas lelahnya. Bagaimana tidak lelah kalau setelah ditinggalkan Diego, Anna terus menangis. Bahkan, wajah Anna terasa tebal saat ini. Anna berharap bisa menenangkan hatinya dan ia berharap tidak akan mendengar apa pun tentang Diego dalam waktu dekat, tapi malah anaknya yang terus menyebut nama pria itu. "Tidak ada Uncle Ronaldo, Darren! Mama kan sudah bilang tidak ada!" geram Anna sambil menggertakkan giginya. "Tapi Darren mau sama Uncle Ronaldo. Mama sudah janji mau temani Darren cari Uncle. Darren mau cari Uncle ...." Menda

  • Gairah Liar Mantan Suamiku    Salah Paham

    Anna tidak pernah menyangka pada akhirnya Diego akan mengetahui tentang Darren. Anna tidak bisa menjelaskan debaran jantungnya yang menghentak tidak karuan saat ini dan tubuh Anna gemetar sampai ia tidak tahu harus menjawab bagaimana. "Aku ... aku ....""Apa menjawab iya atau tidak saja begitu sulit untukmu, Anna?" sela Diego tajam.Diego menatap Anna dengan tatapan mengerikan yang tidak bisa dijelaskan. Tatapannya penuh dengan kebencian, tapi Anna juga bisa melihat luka yang mendalam di sana. "Mungkin, dengan menyingkirkan aku, kau berpikir bisa menutupi kenyataan ini selamanya. Tapi takdir akhirnya membuatku melihat wanita seperti apa mantan istriku ini!" imbuh Diego penuh amarah tertahan. Anna sempat mengernyit, berusaha memahami maksud Diego. Namun, Diego kembali berbicara. "Selama pernikahan kita, aku hanya dianggap menantu sampah di rumahmu. Sampai suatu hari, ayahmu memintaku bekerja di perusahaan." "Aku mengira pada akhirnya dia bisa menerimaku, tapi ternyata itu hanyala

  • Gairah Liar Mantan Suamiku    Fakta Tanggal Lahir

    "Apa Anda Papanya? Tolong isi data pasien dulu, Pak!" Darren akhirnya tiba di ruang UGD sebuah rumah sakit. Darren langsung ditangani dan Diego pun diminta mengisi data pasien karena memang Diego tiba duluan di sana. "Isi data pasiennya, Jovan!" "Baik, Pak!" Jovan segera pergi, sedangkan Diego sama sekali tidak beranjak dari bilik Darren. Diego terus mengamati ekspresi Darren yang tadi masih kaku, tapi sekarang sudah mulai tenang. Diego pun kembali lega. "Bagaimana kondisinya, Dokter?" "Jadi dia tersedak makanan, Pak?" "Ya, seperti bola-bola daging, aku tidak melihatnya dengan jelas, tapi memang cukup besar." Sang dokter mengangguk. "Dari pernapasannya, semua sudah normal. Untung saja pertolongan pertama bisa diberikan segera. Karena kalau terlambat, pasien akan kehabisan napas. Untuk sementara, kami akan memantaunya dan memastikan kondisinya stabil dulu, tapi tidak ada kondisi bahaya yang harus dikhawatirkan, Pak!" "Syukurlah, terima kasih, Dokter!" "Sama-sama! Per

  • Gairah Liar Mantan Suamiku    Menjadi Penyelamat Lagi

    Jantung Anna berdebar tidak karuan melihat Darren digendong oleh Bik Nim, apalagi tubuh Darren terlihat begitu kaku. "Darren! Darren, ada apa? Apa yang terjadi pada Darren?" Anna langsung menghambur ke arah Bik Nim. Bik Nim sendiri sudah jatuh berlutut di dekat pintu karena ia tidak kuat menggendong tubuh Darren yang menjadi begitu berat. "Darren tersedak, Bu! Darren tersedak dan tidak bisa bernapas!" sahut Bik Nim panik. Bik Nim berusaha menjelaskan, tapi suaranya putus-putus dan kalimatnya belepotan. Bik Nim sesenggukan dan terus memeluk Darren begitu sedih sampai semua orang makin panik melihatnya. Jeremy dan Diego sudah ikut berdiri dari kursinya. Diego masih mengernyit berusaha memahami kejadiannya, tapi Jeremy kembali emosi. "Tersedak? Hanya tersedak tapi kau begitu heboh! Dia sudah sering tersedak kan?" geram Jeremy yang langsung melangkah mendekat. Jeremy tidak melakukan apa pun dan mendadak diam menatap Darren yang terlihat seperti orang akan mati, tapi Jeremy juga tid

  • Gairah Liar Mantan Suamiku    Tersedak

    Darren langsung kaku melihat Jeremy dan Anna saling membentak. Biasanya Bik Nim akan membawa Darren pergi dari pertengkaran orang tuanya, tapi kali ini, Bik Nim sendiri sampai tidak berani berkutik karena ada tamu Jeremy di sana. Jeremy dan Anna pun masih saling melotot, tapi Jeremy segera menyadari keberadaan Diego dan menjaga sikapnya lagi. "Ah, astaga, aku lepas kendali. Maafkan aku lagi, Pak Diego! Tidak seharusnya Anda melihat ini." Jeremy berusaha untuk tersenyum. Anna sendiri masih menenangkan napasnya yang tersengal. Jeremy benar, tidak seharusnya Diego melihat ini atau Diego akan menjadikan ini sebagai alat untuk makin menekan Anna. "Maafkan aku juga! Kurasa ... aku akan membawa Darren ke kamarnya saja! Ayo, Sayang!" Anna buru-buru memeluk Darren bersamanya. "Biarkan Bik Nim yang membawanya, Anna! Kau tetap di sini!" titah Jeremy, sebelum Anna sempat melangkah lagi. Anna terdiam sejenak dengan emosi yang hampir meledak lagi. Tapi layaknya Jeremy, Anna pun menahan diriny

  • Gairah Liar Mantan Suamiku    Pertengkaran di Depan Matanya

    Anna membelalak begitu lebar melihat Darren memeluk Diego. Tubuh Darren cukup tinggi untuk anak berumur lima tahun, tapi Darren tetap hanya memeluk kaki pria itu dan sedikit pinggangnya. Tapi bagaimana bisa Darren begitu akrab dengan Diego? Bagaimana bisa? "Uncle Ronaldo!" seru Darren dengan wajah yang berbinar-binar. Diego sendiri sempat terdiam kaget saat mendadak Darren memeluknya. Scene seperti ini sama sekali tidak ada dalam bayangan Diego, tapi entah mengapa, rasanya hangat. Diego sempat tersenyum tipis, sebelum ia balas memeluk Darren singkat dan membelai kepala anak itu. "Uncle Ronaldo!" panggil Darren lagi sambil mendongak menatap Diego. "Darren! Kau Darren yang di rumah sakit itu kan?" Diego menunduk menatap wajah tampan Darren. Darren mengangguk antusias. "Akhirnya Darren ketemu lagi sama Uncle Ronaldo!" Tatapan Anna goyah. "Apa? Uncle Ronaldo itu Uncle ini?" tanya Anna dengan suara yang bergetar. "Iya, Mama. Ini Uncle Ronaldo yang main bola sama Darren di rumah sa

  • Gairah Liar Mantan Suamiku    Bertemu Uncle Ronaldo-nya

    "Sial! Apa yang kau lakukan, Anna?" geram Diego yang langsung memegangi bibirnya yang berdarah. Gigitan Anna cukup menyakitkan karena Anna melakukannya dengan sepenuh hati. Namun, Anna begitu puas melihatnya. "Kau pikir aku tidak berani melawanmu, hmm? Itulah yang akan kucing liar lakukan untuk melindungi dirinya," desis Anna. Belum sempat Diego menjawabnya lagi, tapi Jeremy sudah kembali ke ruang makan. "Maaf membuat Anda menunggu, Pak. Mengapa kau tidak mempersilakan Pak Diego duduk, Anna?" "Silakan duduk, Pak Diego!" seru Anna cepat. Diego sendiri hanya tertawa kesal, sebelum akhirnya ia duduk. Semua orang duduk di kursinya masing-masing dan Jeremy pun menyadari luka di bibir Diego. "Maaf, Pak, tapi apa bibir Anda terluka? Sepertinya tadi aku tidak melihat luka itu."Diego menyentuh bibirnya lagi sekilas sambil melirik Anna. "Sepertinya digigit serangga barusan. Aku juga baru menyadarinya," jawab Diego asal. "Serangga? Di dalam rumahku?" "Aku juga tidak yakin. Hanya saja,

  • Gairah Liar Mantan Suamiku    Kucing Liar

    "Cepat bereskan yang di sana!" "Yang di sana juga! Susun meja makannya yang benar!" "Ayo bekerja yang benar!" Jeremy terus memberikan perintah pada tiga orang pelayan untuk menyiapkan makanan dan membereskan ruang makan di rumahnya malam itu. Sekalipun Jeremy sudah bangkrut, tapi Jeremy adalah tipe orang yang harus dilayani. Jeremy yang dasarnya memang orang kaya juga harus tinggal di rumah yang bersih. Karena itulah, Jeremy masih mempertahankan tiga pelayannya, satu sopir, dan satu security di rumah.Jeremy bisa menggaji mereka. Bahkan, Bik Nim pun digaji oleh Jeremy. Namun, setiap kali Anna minta uang, Jeremy selalu bilang tidak punya uang. "Mama, siapa yang mau datang? Kok Papa sibuk dari tadi?" Darren yang sudah digandeng oleh Anna pun menatap ke arah para pelayan yang lalu lalang sejak tadi. "Teman Papa," sahut Anna singkat. Jantung Anna tidak berhenti berdebar kencang sejak Diego minta makan malam di rumah, apalagi alasannya adalah karena ingin mengenal anak Anna. Anna

DMCA.com Protection Status