Share

Pembeli Mobilnya

Penulis: Mommykai22
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-28 17:25:45

Anna langsung meradang mendengar persyaratan kurang ajar dari Diego.

Walaupun Anna butuh uang, tapi Anna punya harga diri dan Anna tidak akan membiarkan Diego menginjak-injak harga dirinya seperti itu.

"Dasar kurang ajar! Berani sekali kau meminta hal seperti itu padaku, Diego?" kecam Anna.

"Pak Diego!" Diego mengingatkan. "Bersikap sopanlah padaku!"

"Baiklah, Pak Diego!" ulang Anna dengan penuh tekanan. "Tapi aku tidak akan pernah setuju dengan syaratmu!"

Diego menaikkan alisnya. "Boleh aku tahu alasannya? Aku menyetujui semua poin yang perusahaanmu minta, sedangkan aku hanya mengajukan satu syarat dariku, apanya yang berat?"

"Syaratmu sangat tidak bermoral dan aku menolaknya! Jadi tidak akan ada kesepakatan di antara kita! Permisi!"

Anna mencengkeram berkas yang ia pegang dan ia pun buru-buru keluar dari sana dengan jantung yang masih berdebar tidak karuan.

Anna menahan dirinya dan terus mengangkat dagunya angkuh sampai saat ia sudah duduk di mobilnya dan tangisannya pun meledak di sana.

"Ya Tuhan! Diego! Mengapa aku harus kembali bertemu dengannya di saat keadaanku seperti ini? Dari sekian banyak orang, mengapa harus dia? Mengapa?"

Perasaan Anna campur aduk. Entah apa yang membuatnya lebih sedih. Kenangan masa lalu atau pelecehan yang Diego lakukan barusan. Anna pun hanya bisa menangis dan terus menangis sambil memeluk dirinya sendiri.

Sementara Diego hanya meneguk minuman di ruang kerjanya dengan seringaian yang tidak pernah hilang dari wajahnya.

"Kau bisa pergi sekarang. Tapi kau pasti akan kembali. Kita lihat saja nanti!" gumam Diego dengan penuh keyakinan.

Sementara itu, setibanya Anna di rumah, Anna langsung melaporkan kegagalannya. Anna tidak menceritakan yang sebenarnya agar Jeremy tidak tahu tentang Diego.

"Apa? Dia batal berinvestasi? Bagaimana bisa? Kau itu becus bekerja atau tidak sih, Anna?"

"Aku sudah bilang kami tidak sepakat, Jeremy. Dia punya banyak permintaan yang tidak bisa kita terima."

"Apa dia memintamu bunuh diri, hah? Tidak kan? Tidak ada permintaan yang tidak bisa kita terima asalkan dia mau berinvestasi di perusahaan kita, Anna."

"Jeremy, bukan seperti itu! Persyaratannya ... persyaratannya merugikan kita."

"Sejak kapan kau menjadi bodoh, Anna? Kita sekarang memang sudah rugi dan justru kita akan makin rugi kalau Global Jaya batal berinvestasi!" bentak Jeremy yang memang temperamen itu.

Anna pun mengembuskan napas panjangnya. Dibentak Jeremy adalah makanannya sehari-hari dan Anna sudah biasa menghadapinya.

"Aku akan mencari investor lain saja."

"Tidak! Beberapa perusahaan sudah kupelajari dan tidak ada yang sekuat Global Jaya! Jadi apa pun yang terjadi, dapatkan kerja sama itu atau ucapkan selamat tinggal pada ibumu!" ancam Jeremy.

Anna kembali meradang. Suasana hatinya sedang tidak baik untuk menanggapi ancaman Jeremy.

"Berhenti mengancamku, Jeremy! Sekalipun kau tidak mau membantu biaya perawatan ibuku sama sekali, tapi aku akan berusaha sendiri! Aku tidak akan menyerah, jadi jangan harap kau bisa mengucapkan selamat tinggal pada ibuku! Tidak akan!" geram Anna, sebelum ia keluar meninggalkan ruang kerja suaminya itu.

Jeremy yang tidak terima ditinggalkan pun terus berteriak kesal, tapi Anna tidak mau mendengar apa pun lagi dan ia juga tidak peduli apa pun.

Anna pun masih melangkah pergi saat ponselnya berbunyi dan Anna langsung mengangkatnya.

"Anna, apa kau jadi mau menjual mobilmu?"

Teman Anna mempunyai dealer mobil. Anna pernah bertanya berapa harga mobilnya kalau ia menjualnya untuk biaya perawatan ibunya, tapi Anna masih ragu karena ia tidak punya kendaraan lain kalau mobilnya dijual.

"Eh, itu ...."

"Ada penawaran bagus, Anna. Ada seorang Bos yang mencari mobil second persis seperti mobilmu, bahkan tahunnya juga. Kalau kau menjualnya padaku, aku hanya akan membelinya dengan harga standar, tapi Bos ini bisa memberikan harga tinggi kalau kau mau menjual padanya."

"Benarkah? Bos siapa?"

"Temui dia nanti malam, Anna! Aku akan memberikan alamatnya."

"Tapi aku belum yakin untuk menjualnya, biar aku berpikir lagi dulu."

"Anna, dia mau menawar mobilnya dengan tiga kali lipat harga yang kuberikan waktu itu."

Anna membelalak mendengarnya. "Berapa? Tiga kali lipat?"

"Benar. Aku serius. Tapi dia mau bertemu dengan pemilik aslinya. Turuti saja, Anna! Temui dia nanti malam, kau tidak akan mendapatkan harga bagus yang seperti ini lagi, Anna!"

Anna bimbang. Anna membuka lagi semua tagihan yang harus ia bayar sendiri. Jeremy menolak membantu sepeser pun sebagai balasan karena ayah Anna sudah mencuri semuanya. 

Anna mengembuskan napas panjangnya dan menghitung semuanya, sebelum akhirnya, dengan sangat terpaksa, ia memutuskan untuk menjual mobilnya saja.

Anna pun memakai blouse sopan malam itu dan pergi ke sebuah tempat karaoke, tempat Bos yang mau membeli mobilnya berada. Namanya Jovan, Bos yang harus Anna temui di ruang VIP.

"Ck, mengapa harus ke tempat seperti ini? Tidak bisakah kami bertransaksi di tempat yang lebih normal?" gumam Anna sambil mencari di mana ruang VIP berada.

Seorang pria muda pun menyapa Anna di depan ruang VIP.

"Anda pasti Bu Anna yang menjual mobil, aku Jovan. Bosku sudah menunggu di dalam."

"Eh, Anda Pak Jovan? Lalu yang membeli mobilku ...."

"Bosku! Silakan masuk, Bu!"

Jovan membukakan pintu untuk Anna dan Anna langsung disambut suara musik yang menghentak. Bukan hanya itu, tapi suara beberapa pria juga terdengar sampai debaran jantung Anna pun memacu tidak terkendali.

"Mari, Bu! Bosku sudah menunggu!" seru Jovan yang lagi-lagi mempersilakan Anna masuk.

Anna menelan salivanya sejenak. Tempat seperti ini bukan tempat yang biasa ia datangi, tapi Anna mengangguk dan terpaksa melangkah masuk sambil mempertahankan wibawanya.

Namun, wibawa Anna seketika luntur saat tatapannya lagi-lagi bertemu dengan tatapan Diego yang entah bagaimana ada di sana.

**

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Halima Limah
diego itu cinta mati sama ana
goodnovel comment avatar
Etty Annisa
sangat menyukainyaaaaaa
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Gairah Liar Mantan Suamiku   Direndahkan

    "Hei, bukankah ini Anna Wijaya, anaknya Pak Wijaya yang terhormat, hah?" Suara seorang pria mendadak membuat Anna memalingkan tatapannya dari Diego.Diego sedang duduk sendirian di tengah sofa panjang diapit oleh dua pria yang membawa pasangannya masing-masing. Dan Anna mengenali salah satu pria yang bersama Diego. Namanya Kenny, pengusaha yang menjadi korban penipuan ayahnya Anna juga. Kenny dulu juga pernah mengejar Anna, tapi Anna selalu menolaknya. "Jadi orang yang menjual mobilnya padamu itu adalah Anna Wijaya ini, Pak Diego?" seru Kenny yang membuat Anna membelalak. Ini terlalu kebetulan Diego yang akan membeli mobil Anna. Terlalu kebetulan dan terlalu memalukan. "Apa kau kekurangan uang, hah? Kasihan sekali! Anna Wijaya yang dulu kaya sekarang jadi seperti ini." Kenny mencemooh. "Tapi keluarga kalian pantas mendapatkannya, Anna! Ayahmu itu sombong dan suka merendahkan orang lain! Merasa dirinya yang paling hebat, tapi ternyata tidak lebih dari seorang pencuri! Berapa banya

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Gairah Liar Mantan Suamiku   Mencicipi Lebih Dulu

    "Kau benar-benar brengsek, Pak Diego!" Anna langsung mendorong Diego kasar sampai Kenny sontak ikut berdiri siaga dan menghampiri Anna. "Apa yang kau lakukan pada Pak Diego, hah? Kau tidak tahu siapa dia? Berani sekali kau, Anna!" "Kau dan dia sama-sama tidak sopannya!" geram Anna. Kenny tertawa kesal mendengarnya. "Memangnya apa yang Pak Diego minta, hah? Apa yang begitu susah kau turuti? Malahan seharusnya kau bersyukur kalau Pak Diego minta ditemani atau dilayani. Bahkan, aku juga tidak keberatan kalau kau mau melayaniku juga!" seru Kenny dengan menjijikkan sambil mencekal tangan Anna. "Akhh, lepaskan aku, Pak Kenny!" pekik Anna sambil menarik tangannya dari Kenny. "Jangan sok suci, Anna! Kau sudah di sini kan? Ayo kita bersenang-senang sebentar saja!" "Tidak! Lepaskan aku! Lepas!" pekik Anna lagi. Anna sempat menatap Diego, seolah meminta tolong pada pria itu, tapi Diego tetap diam di tempatnya, tanpa peduli apa pun. Anna makin kesal. Anna mengerahkan semu

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Gairah Liar Mantan Suamiku   Mungkinkah Lebih Bahagia?

    Dengan cepat, Diego pun langsung melepaskan Anna dan menyambar ponsel itu. Diego mengangkat teleponnya melalui pengeras suara dan ia langsung mematung mendengar suara anak kecil di sana."Mama di mana? Cepat pulang, Mama!"Anna membelalak dan langsung berlari menyambar ponselnya. "Berikan padaku!"Diego yang masih mematung mendengar suara anak kecil memanggil Mama pun hanya bisa diam dan terus menatap Anna dengan tatapan penuh tanya.Diego memang pernah meminta anak buahnya memeriksa tentang Anna dan perusahaannya, tapi anak buahnya hanya melaporkan tentang perusahaan Anna dan tentang suaminya, Diego sama sekali tidak tahu bahwa Anna punya seorang anak."Halo, Sayang?" sapa Anna begitu ia mematikan pengeras suaranya.Suara Anna nampak melembut dan tatapannya pun menghangat saat berbicara di telepon."Mama, cepat pulang! Darren mau sama Mama," rengek seorang anak kecil di sana."Iya, Sayang, Mama pulang sekarang. Darren tunggu Mama ya.""Oke, Mama, jangan lama-lama ya!""Iya, Sayang.""

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Gairah Liar Mantan Suamiku   Menciummu Secara Tidak Langsung

    Anna mengernyit dalam tidurnya pagi itu. Cahaya matahari terasa menyilaukan sampai Anna pun buru-buru membuka matanya. Dan benar saja hari sudah pagi. "Astaga, aku bangun kesiangan!" gumam Anna. Setiap pagi, Darren memang akan bersiap ke sekolah bersama pengasuhnya, lalu Anna yang akan mengantarnya ke sekolah. Anna pun menghela napas panjangnya yang masih begitu berat. Banyaknya masalah yang terjadi akhir-akhir ini membuat Anna begitu lelah, apalagi hari ini, Anna harus survey sekolah baru untuk Darren. Sudah dua tahun ini Darren bersekolah di sekolah internasional terbaik di kota itu. Sebagai orang kaya, tentu saja Anna merasa mampu memberikan pendidikan terbaik untuk Darren. Tapi itu dulu, sebelum tabungan Anna habis tidak bersisa. Anna pun terpaksa harus memindahkan Darren ke sekolah lain yang uang sekolahnya lebih murah tahun ajaran baru nanti. "Maafkan Mama, Sayang. Mama janji akan berusaha bagaimanapun caranya agar kau bisa sekolah di sekolah terbaik lagi. Mama hanya butuh

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Gairah Liar Mantan Suamiku   Kecelakaan Tidak Terduga

    Anna membelalak tegang melihat Diego mencecap bibirnya sendiri setelah minum dari gelas Anna, seolah pria itu benar-benar baru saja berciuman dengan Anna. "Well, ternyata aku lebih suka melakukannya langsung," seru Diego sambil meletakkan kembali gelasnya di hadapan Anna. Anna sampai menatap gelas kosong itu cukup lama dan sumpah, Anna tidak mau memakainya lagi. "Jadi, ini pertama kalinya aku bertemu dengan suamimu. Dia tampan, walaupun tidak lebih tampan dariku," seru Diego percaya diri. Namun, Anna malah bertanya yang lain. "Mengapa kau harus bertemu dengannya, Pak Diego? Bukankah aku sudah bilang tidak akan ada kesepakatan di antara kita? Mengapa kau harus ...." "Dia yang meneleponku duluan, bukan aku yang meminta bertemu dengannya. Lagipula apa kau pernah dengar ada investor yang mengemis, Bu Anna? Tidak kan? Aku yang punya uang, aku yang punya kuasa. Suamimu justru yang mengemis padaku!" Anna menelan salivanya mendengar nada merendahkan dari Diego. Namun, Anna bel

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-30
  • Gairah Liar Mantan Suamiku   Selamatkan Anakku!

    "Di sini senang! Di sana senang! Di mana-mana hatiku senang ...." "Di sini senang! Di sana senang! Di mana-mana hatiku senang ...." "Yeay!" Darren masih tertawa dan bertepuk tangan bersama teman-temannya di dalam bus sekolah. Mereka hampir tiba ke taman wisata yang akan menjadi lokasi belajar sekaligus bermain pagi itu saat mendadak bus sekolah mengalami gangguan mesin. Guru Darren yang masih berdiri di bus pun mendadak oleng saat sopir bus membanting setirnya. "Akhh, ada apa? Ada apa?" "Miss!" teriak anak-anak yang kaget saat mereka juga terbentur bangku mereka sendiri. "Anak-anak tidak apa? Tenang dulu semua! Tenang dulu!" Sang guru mencoba menenangkan, tapi mendadak bus melaju begitu ngebut dan bau sangit mulai tercium di sana. Dan detik selanjutnya, semua kejadiannya pun berlangsung begitu cepat saat bus oleng lalu melaju makin tidak terkendali. "Akhh, ada apa ini? Ada apa ini?" pekik para guru yang sampai terhentak di kursinya. Beberapa guru yang lain berusaha memeluk p

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • Gairah Liar Mantan Suamiku   Satu-Satunya Harapannya

    Kaki Anna rasanya langsung lemas tak bertulang melihat Darren di sana. Sekuat tenaga, Anna berlari mencegat suster yang mendorong ranjang Darren, lalu memeluk anaknya. "Darren! Ini Mama, Darren! Bangun, Darren! Ini Mama!" seru Anna dengan tubuhnya yang gemetar hebat. "Bu, mohon tenang! Kami harus segera membawa pasien!" "Tapi dia tidak apa kan, Suster? Dia akan selamat kan, Suster? Selamatkan anakku, Suster! Tolong, selamatkan anakku!" Anna merasa seperti seluruh dunia runtuh di hadapannya. Ia berpegangan pada sisi ranjang dorong dengan air mata yang mengalir deras. "Kami akan berusaha semampunya, permisi, Bu!" Suster pun kembali membawa Darren sampai Anna hanya bisa mundur dan menatap kepergian mereka dengan hati teriris. "Bu Anna! Bu Anna!" Terdengar suara Bik Nim dan saat Anna menoleh, Bik Nim pun menghambur ke dalam pelukannya. "Darren, Bu! Darren!" lirih Bik Nim begitu pilu. Menjadi pengasuh Darren sejak Darren masih bayi membuat Bik Nim sangat menyayangi Darre

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • Gairah Liar Mantan Suamiku   Kesepakatan yang Menyakitkan

    Anna melajukan mobilnya ke Global Jaya Group sore itu. Ya, Anna tahu Diego pasti bisa membantunya, walaupun jujur debar jantung Anna menghentak begitu kencang saat ini. Setelah direndahkan dan dilecehkan oleh Diego, setelah Anna begitu tegas menolak bantuan Diego, Anna tidak pernah menyangka scene seperti ini akan ada, Anna yang malah datang mencari pria itu. Namun, Anna sudah menyingkirkan semua harga dirinya. Bahkan, Anna sudah siap untuk direndahkan lagi atau bahkan ... dilecehkan. Anna sudah siap. Membayangkan wajah kesakitan Darren saat kecelakaan tadi dan membayangkan hal buruk yang akan menimpa Darren kalau anaknya itu tidak bisa dioperasi membuat Anna rela melakukan apa saja. Dengan langkah mantap, Anna pun akhirnya masuk ke gedung perusahaan itu. Tangannya gemetar menggenggam tasnya erat. Napasnya tersengal, bukan karena lelah, melainkan karena ketegangan yang begitu menusuk hati.Sampai akhirnya Anna tiba di meja resepsionis. "Selamat sore, ada yang bisa dibantu, Bu?"

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03

Bab terbaru

  • Gairah Liar Mantan Suamiku   Ingin Melayat

    "Sial! Aku tidak pernah tahu kalau Diego itu ternyata adalah mantan suami Anna! Bagaimana mungkin itu bisa terjadi, hah?" "Sejak awal Anna dan Diego sudah membodohi aku? Keduanya sudah saling mengenal dan memang benar berselingkuh di belakangku?" "Bahkan mereka punya anak ... sial! Darren itu anak Diego! Mengapa kau begitu bodoh dan tidak bisa mencari tahu tentang hal seperti itu, Bram!"Jeremy tidak berhenti berteriak kesal setelah Diego dan Anna pulang. Jeremy yang sudah dikembalikan ke selnya pun begitu emosi sampai menendang kaki Bram. Keduanya ditempatkan di satu sel yang sama, sel sementara di kantor polisi, tapi Jeremy sudah hampir gila sekarang. "Anna memukuli aku dan Diego brengsek itu membuat wajahku bengkak! Sial! Buatkan gugatan! Buatkan gugatan untuk perselingkuhan dan penipuan! Mereka menipuku! Mereka menipuku habis-habisan dan tertawa di atas penderitaanku!" Jeremy membentak pengacaranya yang saat ini juga sudah berdiri di depan selnya. "Maaf, Pak. Itu tidak bisa d

  • Gairah Liar Mantan Suamiku   Pengakuan Gentle

    "Hasil forensiknya sudah keluar. Dari tanda fisik yang telah diperiksa, dapat disimpulkan bahwa Bu Martha meninggal karena dicekik." Diego dan Anna akhirnya pergi ke rumah sakit menjelang malam itu dan hasil pemeriksaan forensik untuk penyebab utama kematian sudah keluar. "Selain itu, ada bekas darah di kuku Bu Martha yang menunjukkan Bu Martha sempat melakukan perlawanan. Kemungkinan darah tersebut adalah darah dari pelaku saat Bu Martha mencakar lengan sang pelaku," jelas sang dokter lagi. Seorang polisi yang menhandle kasus ini pun mengangguk dan menambahkan keterangannya. "Sesuai instruksi, kami juga langsung mencocokkan sidik jari yang ditemukan dengan sidik jari dari Pak Jeremy, hasilnya cocok. Pak Jeremy menolak melakukan tes DNA untuk darah di kuku Bu Martha, tapi bekas cakaran di lengan Pak Jeremy sudah bisa menjadi bukti kuat." "CCTV rumah sakit juga bisa membuktikan bahwa Pak Jeremy adalah orang terakhir yang keluar dari kamar Bu Martha setelah Bu Martha meninggal. Bu

  • Gairah Liar Mantan Suamiku   Keluarga Bahagia

    Anna membuka matanya sambil mengernyit pagi itu. Tubuhnya terasa begitu lelah dan sakit semua. Anna kesulitan bergerak dan rasa di tenggorokannya begitu kering."Hmm, aku tertidur," gumam Anna. "Di mana ini?" Anna masih mengernyit menatap sekelilingnya yang begitu asing. Anna belum pernah ke apartemen Diego sebelumnya. "Akhh ...," rintih Anna saat ia bangkit duduk. Tidak ada siapa-siapa di samping Anna dan ia sendirian di kamar itu, tapi Anna bisa merasakan aroma parfum yang familiar di sana. Parfum yang biasa Diego pakai. "Ini pasti apartemennya. Hmm, kepalaku sakit sekali," gumam Anna lagi. Demam membuat tubuhnya terasa linu dan sakit di semua bagian. Namun, perlahan Anna bangkit dari ranjangnya dan ia langsung bisa mendengar suara ribut dari luar kamar. Suara ribut yang menyenangkan, suara tawa, dan suara teriakan sumringah anak kecil. Suara yang jarang ia dengar di rumah karena Darren tidak berani tertawa terlalu keras saat ada Jeremy. Suara itu pun membuat Anna penasaran d

  • Gairah Liar Mantan Suamiku   Dipanggil Papa

    Martha benar. Semua cerita Martha benar. Diego tidak pernah meragukannya. Hanya saja, barang berharga yang Diego temukan menegaskan kebenaran itu dan membuat Diego makin membenci dirinya yang begitu brengsek. "Maafkan aku, Anna! Maafkan aku! Aku bodoh! Aku sangat bodoh! Maafkan aku!" ucap Diego penuh penyesalan. Cukup lama Diego meredakan tangisannya, sebelum Diego menggantikan Anna baju. Diego menyeka tubuh Anna dengan kain hangat agar wanita itu merasa nyaman lalu memakaikan sepasang baju tidur yang hangat. Anna hanya membawa satu pasang baju tidur. Dua celana panjang dan beberapa atasan. Hanya itu yang ia bawa dalam pelariannya kali ini. "Besok kita akan belanja. Besok kita akan membeli banyak baju untukmu dan Darren," bisik Diego yang terus membelai kepala Anna sayang. Tidak lama kemudian, Anna mulai bergerak gelisah karena mimpi buruknya dan ia mulai mengigau. Namun, Diego langsung memeluk dan menenangkannya. Diego duduk bersandar di ranjang dan memeluk Anna begitu erat sa

  • Gairah Liar Mantan Suamiku   Menemukan Hadiahnya

    Anna tertidur.Anna tidak tahu kapan pastinya ia tertidur dan sudah berapa lama, tapi Anna hanya bisa merasakan linu di sekujur tubuhnya. Anna juga menggigil dan rasanya sama sekali tidak nyaman. "Kau demam, Anna!" Diego baru saja menghentikan mobilnya di parkiran apartemennya malam itu. Sebenarnya jarak antara rumah sakit dan apartemen tidak sejauh itu, tapi Diego memutar lagi arah mobilnya saat melihat Anna yang akhirnya tertidur. Diego ingin Anna bisa tidur lelap dulu agar Diego tinggal menggendongnya nanti, tapi ternyata Diego malah mendapati Anna yang demam. "Kau dengar aku, Anna? Bagaimana rasanya? Apa kita perlu ke rumah sakit lagi?" bisik Diego lembut, mencoba membangunkan Anna yang terlihat menggigil dan tidak nyaman. Namun, Anna menggeleng dan menarik Diego mendekat, berusaha mencari kehangatan karena ia sangat kedinginan. Diego yang masih duduk di mobilnya pun langsung bergerak cepat, membuka sabuk pengaman, turun dari mobil, dan akhirnya menggendong Anna naik ke apar

  • Gairah Liar Mantan Suamiku   Kita Akan Terus Bersama

    Diego benar-benar tersentak mendengar ucapan Anna sampai ia menoleh kaget. "Sial, Anna! Apa yang kau katakan, hah?" "Aku serius! Bukankah kau yang duluan menginginkan tubuhku untuk membayar hutang operasi Darren dan investasi di perusahaan Jeremy? Hanya itu yang aku punya. Aku tahu waktu itu aku sudah menolaknya, tapi aku menarik kembali ucapanku, bagaimana kalau kau memakaiku saja sampai kau puas?" Lagi-lagi Anna tertawa begitu frustasi sampai Diego pun menggenggam erat setirnya. Dengan geram, Diego membelokkan mobilnya ke pinggir jalan dan menghentikan mobilnya asal. Anna ikut tersentak. "Ada apa ini? Mengapa kita berhenti di sini? Aku harus menjemput Darren." Diego tidak menyahutinya, tapi Diego membuka sabun pengamannya dan menatap Anna. Diego menangkup wajah Anna dan menatapnya lekat-lekat. Wajah cantik itu masih belum benar-benar hidup. Kedua manik mata indah itu juga tidak menyala, hingga air mata Diego pun ikut menetes. Bukankah saat kita sedang bersedih, hal yang akan

  • Gairah Liar Mantan Suamiku   Membayar Hutang dengan Tubuhnya

    "Anna sialan! Diego sialan! Brengsek semua!" Jeremy tidak berhenti mengumpat saat akhirnya ia terpaksa turun dari pesawat dan ikut dengan polisi. Namun, Jeremy tidak mau terlihat seperti seorang buronan dan ia ingin tetap terlihat terhormat. Jeremy pun berjanji tidak akan kabur, tapi ia menolak diborgol. Polisi mengijinkannya berjalan sendiri dengan pengawasan ketat karena ternyata di bawah pesawat sendiri sudah ada beberapa anggota polisi yang lain. "Berani sekali kalian memperlakukan aku seperti ini! Aku bukan penjahat!" "Silakan dijelaskan di kantor, Pak! Anda juga dipersilakan memanggil pengacara. Tapi selama proses penyelidikan, Anda tidak diijinkan pergi ke luar kota maupun luar negeri." Jeremy tidak banyak bicara lagi, tapi ia tidak berhenti mengirim pesan pada pengacaranya yang dengan cepat sudah menunggu di kantor polisi. Jeremy pikir malam itu ia akan langsung bebas dan pulang ke rumah, tapi sialnya, Martha brengsek itu sebelum meninggal sudah membuat banyak laporan me

  • Gairah Liar Mantan Suamiku   Ditangkap

    "Ibu, jangan khawatir, aku akan menegakkan keadilan itu untuk Ibu. Tenanglah, Ibu! Tenanglah!" "Aku tidak akan melepaskan Jeremy! Aku bersumpah, Ibu! Maafkan aku yang tidak ada di saat-saat terakhir Ibu! Maafkan aku!" Anna kembali memeluk jasad Martha. Bahkan, saat jasad Martha akan dibawa pergi pun Anna masih belum rela melepaskannya. Diego yang melihatnya pun menangkup bahu Anna dari belakang dan berusaha menenangkannya. "Anna, jasad Bu Martha harus segera dipindahkan." "Tidak, jangan pisahkan aku dengan ibuku! Tidak!" "Anna ...." "Aku masih mau bersamanya, aku belum puas bersamanya. Ibu ...." Anna masih menangis lirih, tapi Diego memeluknya dari belakang agar suster bisa memindahkan jasad Martha. "Lepaskan aku, Diego! Lepaskan! Ibu ...," lirih Anna lagi saat melihat jasad Martha akhirnya dibawa pergi dari sana. Bik Nim yang masih di luar kamar sambil menggendong Darren pun hanya bisa menatap sedih pada tubuh Martha yang sudah tertutup sampai ke kepala itu. Jasad Martha di

  • Gairah Liar Mantan Suamiku   Kematian yang Tidak Wajar

    "Sial! Apa yang terjadi di rumah, hah? Mengapa semuanya berantakan seperti ini?" bentak Jeremy penuh amarah. Jeremy akhirnya tiba di rumah setelah menyetir seperti kesetanan. Jeremy menyetir begitu cepat seolah takut akan tertangkap oleh siapa pun. Jantung Jeremy pun memacu tidak karuan karena ia baru saja membunuh Martha dengan tangannya sendiri, padahal biasanya Jeremy selalu menggunakan tangan orang lain kalau akan melakukan kecurangan atau kejahatan apa pun. Setibanya di rumah, bukannya makin tenang, jantung Jeremy malah makin tidak karuan mendengar Anna yang berhasil kabur dari rumah. Jeremy pun segera melihat rekaman CCTV rumah dan Jeremy marah luar biasa. "Dasar bodoh! Apa gunanya tubuhmu sebesar itu kalau mengalahkan seorang Diego saja tidak bisa, hah?" bentak Jeremy lagi. Jeremy melihat jelas bagaimana Diego menghajar Bram, sebelum Bram tumbang setelah dipukul Anna dengan guci mahal. "Sial! Guci itu mahal sekali! Sial! Bodoh semua! Bodoh! Pecat security bodoh itu juga!

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status