Home / Romansa / Gairah Liar Mantan Suamiku / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Gairah Liar Mantan Suamiku : Chapter 21 - Chapter 30

48 Chapters

Kemiripan yang Tidak Disadari

"Uncle Ronaldo!" Suara anak laki-laki di hadapannya membuat Diego terdiam sejenak. Anak itu menatap ke arahnya, tapi nama yang dipanggil sama sekali bukan namanya. "Itu bolaku, Uncle!" seru Darren lagi sambil memamerkan deretan gigi putihnya. Diego yang sempat tertegun menatap bocah tampan itu pun mengernyit, sebelum ia melangkah mendekati anak itu sambil membawa bola di tangannya. Sungguh, sebenarnya Diego bisa saja langsung pergi. Diego yang dulu mungkin ramah dan menyukai anak-anak, tapi Diego yang sekarang tidak menyukai anak kecil. Diego juga tidak suka beramah tamah pada siapa pun. Namun, entah mengapa Diego memilih mendekati anak itu. "Kau memanggilku?" tanya Diego akhirnya saat ia sudah berdiri tidak jauh dari Darren. Bik Nim sendiri yang tegang langsung mendekati Darren dan memeluknya dari samping, takut kalau orang asing itu marah karena sudah terkena bola. "Ah, maaf, Pak. Tadi bolanya tidak sengaja terlempar begitu jauh sampai mengenai Anda. Maaf ya! Tolong jangan m
last updateLast Updated : 2024-12-11
Read more

Mencuri Ciuman

"Darren, Sayang! Anginnya kencang sekali. Untung Darren sudah kembali!" Anna langsung memeluk Darren bersamanya. Tadinya Jeremy berhasil membawa Anna untuk menjenguk Pak Chandra. Saat itu, Diego dan Jovan sudah pergi dari sana. Namun, Anna tidak tahan berlama-lama dan akhirnya pamit duluan dengan alasan melihat anaknya yang juga sakit. Jeremy terlihat kesal, tapi terpaksa mengijinkannya pergi, sedangkan Jeremy tetap di sana untuk mengambil hati beberapa orang penting. "Darren tidak suka angin kencang, Mama! Debu sama daunnya terbang semua!" seru Darren sambil terus menggosok hidungnya. "Iya, Mama tahu, Sayang," sahut Anna sambil memperhatikan kebiasaan Darren sejak kecil yang sangat mirip dengan seseorang. "Tapi jangan digosok terus hidungnya, Darren." "Tapi gatal, Mama! Debunya bikin hidung Darren gatal." "Iya, Sayang! Ayo kembali ke kamar saja!" Anna menggantikan Bik Nim mendorong kursi roda Darren lalu membantunya naik kembali ke ranjang. "Mama, tadi Darren ketemu Uncle
last updateLast Updated : 2024-12-12
Read more

Dering Ponsel yang Mendebarkan

Diego tidak bisa berhenti menatap Anna sepanjang rapat sore itu. Penampilan Anna yang selalu cantik membuat Diego selalu terpana, apalagi Anna memakai lipstik merahnya yang membuat penampilan wanita itu makin menantang. Namun, sialnya, mendadak Anna mengabaikannya dan jelas terlihat berusaha menjaga jarak dengannya. Diego tidak menyukainya. Dan semakin Anna acuh padanya, Diego semakin menginginkannya.Hingga saat mereka berjalan berkeliling perusahaan, Diego pun akhirnya mendapatkan kesempatan untuk mendekati Anna. Diego sengaja memisahkan dirinya dari rombongan dan pada saat yang tepat, Diego pun menarik wanitanya bersamanya. Anna langsung membelalak saat mengetahui siapa pria yang menariknya paksa dan menciumnya. Anna pun langsung memberontak dan mendorong dada pria itu. "Hmm, lepas ... Diego!" pekik Anna. Namun, Diego malah langsung menutup mulut Anna dengan tangan besarnya sampai Anna makin membelalak."Jangan bersuara atau suamimu akan mendengarnya, Anna," bisik Diego sambi
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

Bekas Lipstik di Bajunya

Jeremy masih berusaha mendengarkan di mana suara dering ponsel berbunyi hingga ia pun sadar bahwa dering itu berasal dari ruangan supervisor yang kosong itu. Jeremy memicingkan matanya menatap pintu itu dan mendadak rasa penasarannya menyeruak. "Apa Anna di dalam? Apa yang dia lakukan di sana?" gumam Jeremy yang langsung melangkah mendekat dan bermaksud melihat langsung ke dalam ruangan. Anna sendiri sudah begitu tegang sampai ia langsung meraih ponselnya dan mematikan deringnya. "Diego, hentikan, Diego! Jeremy di luar, ah ...." "Sebentar lagi selesai, Anna." "Kau gila, Diego! Kau gila! Jeremy akan membuka pintunya!" Anna terus berusaha melepaskan diri dari Diego, tapi Diego menahannya. Jantung Anna pun memacu begitu kencang dengan tatapan yang terus mengarah pada gagang pintu, takut kalau Jeremy benar-benar akan membuka pintunya dan semua selesai. Jeremy pasti akan mengumpatinya habis-habisan, Jeremy akan membuang Anna dan keluarganya. Sementara Diego sendiri juga hanya berni
last updateLast Updated : 2024-12-14
Read more

Pria Misterius

Anna masih begitu tegang menatap bekas lipstiknya, tapi Diego terlihat begitu santai. Diego langsung melirik singkat ke arah bahunya dan tersenyum singkat, seolah ia sudah biasa dengan semua ketegangan seperti ini. "Ah, maaf, aku tidak sadar kemejaku kotor. Tapi ini memang bekas lipstik, Pak Jeremy." Anna makin tegang memikirkan apa yang akan Diego jawab. "Pasti dari wanita yang bersamaku tadi pagi, hanya saja, kita baru menyadarinya sekarang," imbuh Diego santai. Jeremy menaikkan alisnya. "Tadi pagi? Astaga! Benarkah tadi sudah ada bekasnya? Maaf aku yang berlebihan karena aku baru melihatnya sekarang. Tapi siapa wanita beruntung yang bisa bersama Anda begitu pagi, Pak Diego? Apa kekasih Anda?" Jeremy mendadak penasaran."Ayolah, kita sama-sama pria dewasa, Pak Jeremy," jawab Diego dengan tetap santai sampai Jeremy pun tergelak mendengarnya."Ya ampun, pembahasan tentang pria dewasa tidak pantas dibicarakan saat ini, tapi baiklah, aku mengerti, Pak Diego." "Aku akan mengganti ke
last updateLast Updated : 2024-12-15
Read more

Masuk Jebakan

"Hotel Blue Sky, kamar 889, jam 8 malam." Anna baru saja menyalakan kembali ponselnya dan ia langsung menahan napasnya saat ia membaca pesan Diego. Anna menggeram kesal dan ia memutuskan untuk menghapus pesan itu segera. "Aku tidak akan datang. Terserah kau mau menunggu sampai kapan! Sial!" geram Anna yang langsung menyimpan ponselnya. "Permisi, Bu Anna. Silakan, Bu Martha sudah bisa dijenguk." Tiba-tiba suara seorang suster membuatnya tersentak. Anna memang sudah berada di rumah sakit untuk melihat kondisi Martha malam itu. Bahkan, ia belum sempat pulang ke rumah sejak pertemuan dengan Diego selesai tadi. "Terima kasih, Suster!" sahut Anna akhirnya. Anna pun akhirnya masuk ke ICU untuk menemui Martha yang tampak lemas itu. Martha tidak perlu memakai ventilator, tapi Martha memakai bantuan masker oksigen. "Ibu ... maaf, aku baru ke sini lagi. Tadi ada urusan di kantor," seru Anna sambil menggenggam tangan Martha.Martha sendiri hanya menatap Anna dengan tatapan sayunya dan Ma
last updateLast Updated : 2024-12-15
Read more

Tubuh yang Memanas

Diego terus melirik jam tangannya. Jam sudah menunjukkan jam setengah sembilan malam, tapi Anna belum tiba. Sungguh, Diego tidak menyukai orang yang terlambat. Diego pun langsung menelepon Jovan yang sudah menunggu di lobby hotel. "Apa Anna sudah tiba?" "Belum ada tanda-tanda sampai sekarang, Pak." Diego memicingkan matanya dan entah mengapa perasaannya mengatakan Anna tidak akan datang malam ini. Ya, Diego mengenal Anna, wanita yang pernah sangat ia cintai dan mantan istrinya itu. Anna adalah wanita yang pemberani, berani bermain api dengan Diego dan berani menolak juga. Apalagi tadi Anna sudah bilang tidak yang berarti Anna akan nekat tidak datang malam ini. Diego pun menggeram kesal dengan pikirannya sendiri. "Pergilah dan cari di mana dia berada sekarang, Jovan! Apa yang membuatnya mengabaikan aku. Cari di rumah sakit tempat ibunya dirawat dulu karena dia memakai alasan itu tadi." "Baik, Pak." Jovan yang selalu tahu apa yang harus dilakukan pun langsung pergi un
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

Sang Penyelamat

"Bu Anna tidak ada di rumah sakit, Pak. Tapi menurut salah seorang anggota tim kita yang tadi pulang terlambat, Pak Kenny sempat datang ke kantor Pak Jeremy setelah Bu Anna pergi." "Entah apa yang mereka bicarakan di ruangan Pak Jeremy, tidak terlalu lama, karena kurang dari satu jam kemudian, Pak Jeremy mengantarkan Pak Kenny ke lobby sambil mengatakan bahwa istrinya akan datang malam ini." Jovan langsung melakukan tugasnya dan mencari dengan cepat sampai akhirnya ia mendapat info dari temannya yang tetap di kantor Jeremy sampai malam. Diego sendiri yang tadinya masih menunggu sambil meneguk winenya pun langsung menegang mendengar laporan itu. "Apa maksudmu, Jovan? Anna pergi menemui Kenny malam ini?" "Aku sedang meminta orang melacaknya ke beberapa tempat yang sering Pak Kenny kunjungi setiap malam, Pak." "Sial! Apa yang mau Kenny lakukan pada Anna?" geram Diego. Seketika ingatan malam itu pun terputar di otak Diego bagaimana saat Anna menendang Kenny dan Diego menahan Kenny
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

Sentuh Aku ....

Diego melajukan mobilnya begitu cepat setelah mengetahui posisi Kenny. Untungnya, hotel tempat ia berada tidak jauh dari posisi Kenny. Bahkan, Diego tidak mau menunggu Jovan dan memilih menyetir sendiri saking paniknya. Jovan pun langsung menyusul Diego bersama satu temannya. "Aku mau masuk!" seru Diego pada anak buah Kenny di depan ruang VIP. "Maaf, Pak. Anda tidak boleh masuk." "Aku tidak meminta ijin, tapi aku memaksa," geram Diego, sebelum ia langsung melayangkan tinjunya pada anak buah Kenny. Buk!"Akhh!" pekik anak buah Kenny yang sama sekali tidak siap. Diego pun berniat untuk langsung masuk, tapi dengan cepat, anak buah Kenny kembali menghadangnya. Kali ini, anak buah Kenny balik menyerang Diego, tapi Diego bergerak lebih cepat dan kembali menghajar pria itu. Diego yang dulu mungkin adalah pecinta damai, Diego yang dulu tidak pandai berkelahi, Diego yang miskin yang hanya mengandalkan kepintarannya dan hatinya yang luas untuk bertahan hidup. Namun, tiga tahun di penjar
last updateLast Updated : 2024-12-18
Read more

Aku Mencintaimu

"Apa ini, Anna? Apa yang terjadi padamu?" Diego mulai menatap serius pada Anna, tapi tatapan Anna sudah berkabut. Napas Anna tersengal dan ekspresi Anna tidak bisa dijelaskan. Sampai akhirnya Diego pun menyadari apa yang sedang terjadi pada Anna. "Sial! Mereka memberimu obat, hah?" Anna menggeleng. Diego terlalu banyak bicara dan Anna tidak bisa menjawabnya lagi. "Aku tidak tahu apa yang kau bicarakan, tapi aku membutuhkanmu, Diego ...," desah Anna lagi, sebelum Anna langsung menangkup pipi Diego dan menyambar bibir pria itu. "Tunggu, Anna!" Diego sempat mendorong bahu Anna dan menatapnya lagi. Namun, Anna tidak mau hanya saling bertatapan karena rasa di tubuh Anna sudah hampir meledak. Anna pun kembali menyatukan bibir mereka. Bibir Anna mendesak bibir Diego, menggigitinya, mencecapnya, memagutnya begitu dalam sampai akhirnya Diego menyerah. Diego pun melupakan semua kerugiannya dan melupakan apa pun. Bibir Anna terlalu manis untuk diabaikan hingga Diego pun membalas pagutan
last updateLast Updated : 2024-12-19
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status