Keesokan paginya, Nadia duduk diam di pinggir ranjang, tatapannya tertuju pada pesan singkat yang ditinggalkan Indra. "Aku butuh waktu sendiri." Hanya empat kata, tetapi dampaknya begitu besar, menghantam hati Nadia seperti gelombang dingin. Waktu sendiri? Setelah malam yang berat dan percakapan yang menggantung, kini Indra malah memilih untuk menjauh. Hatinya mencelos.Nadia meremas kertas itu, lalu perlahan membuka jendela kamar, membiarkan udara pagi yang sejuk masuk. Langit Jakarta yang biasanya menjadi penghiburan, kini terasa kelabu di matanya. Sejenak, Nadia menatap ke luar, membiarkan pikirannya berlarian mencoba menemukan jawaban—apa yang harus ia lakukan selanjutnya.Reza masih terlelap di kamarnya. Wajah tenangnya tampak begitu polos dan damai, tidak menyadari badai emosi yang terjadi antara kedua orang tuanya. Nadia berdiri di depan pintu kamar anaknya, berusaha menenangkan diri, merapal doa agar bisa tetap kuat demi Reza. Ia tahu, apapun yang terjadi
Terakhir Diperbarui : 2024-11-11 Baca selengkapnya