Pagi yang baru dimulai seperti biasanya, dengan rutinitas yang sudah tidak asing lagi. Nadia menyiapkan sarapan untuk keluarganya, sementara Indra bersiap-siap di kamar, mengganti pakaian kerjanya. Suasana di antara mereka masih sama—dingin, nyaris tak ada percakapan yang berarti. Namun, pagi ini, Nadia merasa ada sesuatu yang berbeda. Ada perasaan cemas yang menggelayuti hatinya sejak semalam, seolah-olah sesuatu yang buruk akan terjadi, meski ia tak tahu apa.Reza, dengan senyumnya yang ceria, duduk di meja makan sambil memainkan sendoknya, memanggil-manggil ayahnya, berharap mendapat perhatian yang lebih hangat. Tapi Indra tetap seperti biasanya, fokus pada ponselnya bahkan saat ia duduk di meja makan."Ayah, lihat! Aku gambar Ayah lagi kerja di kantor," seru Reza sambil menunjukkan kertas dengan gambar coretan sederhana yang penuh warna. Gambar itu memperlihatkan sosok seorang pria yang duduk di meja dengan komputer di depannya—gambaran polos dari seora
Read more