Pagi itu, udara terasa lebih dingin dari biasanya. Nadia bangun lebih awal, berharap bisa menikmati sedikit ketenangan sebelum hari yang berat dimulai lagi. Namun, di dalam dirinya, perasaan itu tetap sama: lelah, terjebak, dan bingung. Indra masih tertidur di sampingnya, wajahnya terlihat damai saat terlelap, sangat bertolak belakang dengan sikap dingin yang kerap ia tunjukkan ketika terjaga.Nadia berjalan pelan ke dapur, mencoba untuk tidak membuat suara. Di meja makan, ia duduk dengan secangkir teh hangat di tangannya, merenungkan apa yang harus dilakukan selanjutnya. Selama beberapa bulan terakhir, ia merasa dirinya semakin hilang. Indra, yang dulu penuh perhatian dan peduli, sekarang menjadi sosok yang begitu asing. Setiap kata yang keluar dari mulutnya terasa seperti pisau yang menusuk hati Nadia.Namun, ia tak ingin menyerah begitu saja. Ada Reza—anaknya yang menjadi alasan ia tetap bertahan selama ini. Nadia tahu betul, jika ia memutuskan untuk pergi, Re
Terakhir Diperbarui : 2024-11-18 Baca selengkapnya